Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap lanjut usia. Keterlantaran yang disandang lanjut usia membutuhkan perhatian karena berbagai kemunduran dan ketidakberdayaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar lanjut usia yang harus dipenuhi guna menjamin kesejahteraan hidupnya agar lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dalam suasana yang diliputi rasa aman, terpenuhi kebutuhan hidupnya sehingga lanjut usia dapat menikmati sisa hidupnya dengan tenang. Lanjut usia terlantar yang tidak mempunyai rumah dan tidak ada yang mau memberikan tempat tinggal apabila tidak mendapatkan pelayanan sosial bisa bertambah parah kondisi keterlantarannya, pekerja sosial dibutuhkan untuk meminimalisir keterlantaran. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu Panti Wredha Budhi Dharma dengan pertimbangan di panti ini dalam memberikan pelayanan telah melibatkan pekerja sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan terdiri dari lanjut usia, petugas dan pekerja sosial yang memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial berperan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia, dengan berbagai peran yang dilakukan menjadikan lanjut usia dapat menerima kondisi dirinya sebagai bagian keluarga besar panti sehingga dapat menikmati hari tuanya dengan tenang dalam suasana sejahtera yang diliputi rasa aman terpenuhi kebutuhan hidupnya serta mendapatkan kepuasan secara psikologis dengan adanya pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial dan juga seluruh aparat panti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan kepada Kementerian Sosial untuk memberikan perhatian dan dukungan terhadap pekerja sosial di panti karena meskipun tidak berlatar belakang pendidikan pekerjaan sosial namun kenyataannya melaksanakan pekerjaan sosial dalam tugasnya. Dukungan dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kepada pekerja sosial guna meningkatkan kapasitasnya yang akan berdampak dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial yang erat kaitannya dengan nilai kemanusiaan."
JPKSY 14:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Egalita Azzahra
"Latar Belakang
Overactive bladder (OAB) adalah kondisi medis yang menyebabkan keinginan untuk buang air kecil yang sering dan mendadak. Gangguan ini cukup umum ditemukan dan dapat menurunkan kualitas hidup, terutama pada populasi lansia. Meskipun terdapat berbagai pilihan terapi OAB, efek samping dari pengobatan farmakologis sering menyebabkan penghentian terapi. Asuhan mandiri akupresur dapat menjadi alternatif yang efektif. Namun, perlu diketahui bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai terapi ini, masih belum banyak diketahui oleh masyarakat, termasuk di kalangan lansia. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional yang dilakukan di Panti Werdha Wisma Mulia, Jakarta, pada bulan September-Oktober 2024. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 42 lansia menggunakan kuesioner yang mencakup Overactive Bladder Symptom Score (OABSS) dan penilaian tingkat pengetahuan mengenai terapi akupresur.
Hasil
Sebanyak 61,9% lansia mengalami overactive bladder, dengan 33,3% di antaranya termasuk kategori OAB ringan dan 28,6% termasuk kategori OAB sedang. Tidak ditemukan kasus OAB berat. Selain itu, tingkat pengetahuan mengenai terapi akupresur di kalangan lansia cukup bervariasi, dengan mayoritas memiliki pengetahuan yang baik. Kesimpulan
Proporsi OAB pada lansia di panti jompo wilayah Jakarta cukup tinggi. Tingkat pengetahuan lansia mengenai terapi akupresur sudah cukup baik. Namun, pengetahuan ini masih bisa ditingkatkan untuk memaksimalkan penggunaan terapi akupresur sebagai terapi alternatif yang potensial untuk mengelola gejala OAB secara sederhana dan tanpa efek samping yang signifikan.

Introduction
Overactive bladder (OAB) is a medical condition characterized by frequent and sudden urges to urinate. This condition is relatively common and can significantly reduce the quality of life, particularly in the elderly population. Although there are various treatment options for OAB, the side effects of pharmacological treatments often lead to discontinuation. Self-care through acupressure may be an effective alternative. However, public knowledge of this therapy, especially among the elderly, needs to be assessed. Method
This descriptive study with a cross-sectional design was conducted at Panti Werdha Wisma Mulia, Jakarta, during September-October 2024. Data were collected through interviews with 42 elderly individuals using questionnaires that included the Overactive Bladder Symptom Score (OABSS) and an assessment of their knowledge about acupressure therapy.
Results
A total of 61.9% of the elderly had overactive bladder, with 33.3% categorized as having mild OAB and 28.6% as having moderate OAB. No severe OAB cases were found. In addition, the level of knowledge about acupressure therapy among the elderly varied, with the majority showing good knowledge.
Conclusion
The proportion of OAB among the elderly in a nursing home in Jakarta is relatively high. The elderly's knowledge of acupressure therapy is generally good but could be further improved to maximize the use of acupressure as a potential alternative therapy to manage OAB symptoms with minimum side effects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tateki Yoga Tursilarini
"ABSTRAK
Transisi demografi, dari tingkat kelahiran tinggi menjadi rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Gejala tersebut juga terjadi di Indonesia, angka kemiskinan di Indonesia yang tinggi, menyebabkan lansia terlantar dan rawan terlantar cukup tinggi. Permasalahan ketelantaran menjadi prioritas dalam pembangunan kesejahteraan sosial melalui program ASLUT (asistensi lanjut usia terlantar). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi penerima manfaat, implementasi program, dan pendampingan lanjut usia terlantar. Sumber data adalah lansia penerima manfaat, anggota keluarga, pendamping, aparat desa, aparat pos, dinas sosial. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan FGD, data analisis secara deskriptif kualitatif. Program ASLUT dirasakan kemanfaatan bagi lansia terlantar, meskipun bantuan sosial belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan hidup. Intervensi pendamping belum semua terlibat langsung atau beraktivitas dalam membantu lansia menjalani kehidupan sehari-hari. Intervensi sosial baru sebatas mendampingi dalam menerima bantuan dan memberi penyuluhan penggunaan bantuan. DIrekomendasikan, kementerian sosial memberi bantuan sosial sesuai dengan kondisi lansia, untuk meningkatkan kinerja pendamping agar mendapatkan bimbingan teknik lanjut, sehingga kinerja lebih optimal."
Yogyakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2016
360 MIPKS 40:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library