Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amatul Firdausa Nasa
Abstrak :
Keyakinan memengaruhi pemahaman dan reaksi keluarga terhadap kesulitan yang dihadapi dan kemampuan mereka untuk mengatasinya (Patterson, 2002). Salah satu keyakinan yang ada dalam keluarga adalah optimisme (Warter, 2009). Menurut Taylor dkk (2010), optimisme merupakan sumber psikologis bagi keluarga dalam menghadapi kesulitan, terutama keluarga yang menghadapi kemiskinan. Optimisme dipandang sebagai karakteristik yang dapat meningkatkan fungsi resiliensi (Taylor dkk, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resiliensi keluarga dan optimisme pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini melibatkan sebanyak 247 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dengan mengisi kuesioner resiliensi keluarga dan optimisme. Resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Walsh (2012) yaitu Walsh Family Resiliensce-Questionnaire (WFRQ). Sedangkan optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi keluarga dan optimisme mempunyai korelasi positif yang signifikan (r = 0.331, p = 0.000). Selain itu, melalui hasil analisis tambahan juga ditemukan perbedaan mean resiliensi keluarga yang signifikan pada struktur keluarga (orangtua lengkap dan orangtua tunggal) dan juga perbedaan mean optimisme yang signifikan pada aspek pekerjaan ibu. ......Belief are thougt to impact how family understands and respond to exposure the risk of adversity and ability to protect themselves (Patterson, 2002). Optimism is one of belief in family (Warter, 2009). According to Taylor et al (2010), optimism is a psychological resource for families faced adversity, especially families living in poverty. Optimism is a characteristic that may promote resilient functioning (Taylor dkk, 2010). This research was conducted to investigate the correlation between family resilience and optimism among college students from families living in poverty. This study involved 247 Bidikmisi scholarship students by filling out the questionnaire family resilience and optimism. Family resilience was measured by Walsh Family Resilience-Questionnaire (WFRQ) constructed by Walsh (2012). While optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver and Bridges (1994). The results showed that family resilience and optimism has a significant positive correlation (r = 0.331, p = 0.000). In addition, through the results of additional analysis also found that were significant mean differences of family resilience on family structure (two parents and single parents) and also significant mean differences of optimism on maternal occupation aspect.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Putri Kurniati Rosalina
Abstrak :
Resiliensi keluarga menjelaskan mengenai proses keluarga dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi sebagai satu kesatuan yang fungsional.Walsh (2003) membuat suatu model bagi resiliensi keluarga yang di dalamnya dijelaskan mengenai tiga proses kunci yang dianggap berkontribusi terdap resiliensi keluarga : sistem kepercayaan keluarga, pola organisasi keluarga, dan proses komunikasi di dalam keluarga. Penelitian ini ingin melihat kontribusi spiritualitas dan religiusitas yang merupakan bagian dari sistem kepercayaan keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin. Penelitian dilakukan pada 356 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ), Spirituality Attitude and Involvement List (SAIL) dan Religious Commitment Inventory-10 (RCI-10). Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruh spiritualitas dan religiusitas terhadap resiliensi keluarga. Selain itu ditemukan korelasi yang signifikan antara resiliensi keluarga dengan besar keluarga dan keutuhan orangtua. Selain itu resiliensi, spiritualitas dan religiusitas berkorelasi secara signifikan dengan keikutsertaan anggota keluarga dalam kelompok agama. Penelitian ini juga membuktikan bahwa spiritualitas memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan religiusitas dalam pengembangan resiliensi keluarga. ...... Family resilience refers to coping and adaptation processes in the family as a functional unit (Walsh, 2006). There is a model of family resilience based on Walsh (2003) consist three key processes: family believe system, organizational pattern, communication processes. This research aims to know spirituality and religiosity?s contribution, part of family belief system, on family resilience of college students with poor family background. Total participant are 356 college students who receive Bidikmisi scholarship. There are three scales, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ), Spirituality Attitude and Involvement List (SAIL) and Religious Commitment Inventory-10 (RCI-10). This research concludes that there is effect of spirituality and religiosity in family resilience.There is significant correlation between family resilience and family structure and marital condition. Family resilience, spirituality and religiosity also has significant correlation with family member?s participation in a religious group. This research shows that spirituality has a bigger effect than religiosity in family resilience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Hikmanurina
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan optimisme pada ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autistik. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif kepada 37 orang ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autistik. Keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur Family Assessment Device (FAD) yang dibuat berdasarkan teori The McMaster Model of Family Functioning. Terdapat enam dimensi yang mengukur keberfungsian keluarga, yaitu dimensi penyelesaian masalah, komunikasi, peran, responsivitas afektif, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku (Epstein, dkk., 2003). Sedangkan variabel Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan optimisme pada ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektum autistik. Artinya, keberfungsian keluarga yang efektif tidak selalu diikuti oleh tingginga optimisme pada Ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autistik.
Abstract
This research was conducted to find the correlation between family functioning and optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child. This research was conducted by quantitative methods to 37 mothers with autistic spectrum disorder?s child. Family functioning measured using modification instrument named family assessment device (FAD) which is made based on The McMaster Model of Family Functioning. There are 6 dimensions that measure family functioning, the dimensions are: problem solving, communication, roles, affective responsiveness, affective involvement, and behavior control (Epstein, dkk., 2003). Optimism was measured using modification instrument named life orientation test revised (LOT) which has been developed by Scheier, Carver, and Bridges (1994). The result of this research show that there is no significant correlation between family functioning and optimism among mothers with autism spectrum disorder?s child. The result means that the higher effectiveness of family functioning not always followed by higher optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child.
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Thesa Ladian
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai hubungan modal sosial dan ketahanan keluarga nelayan di Pulau Panggang, Kep. Seribu, DKI Jakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Latar belakang penelitian ini adalah  kerentanan masyarakat nelayan terhadap kemiskinan karena banyaknya keterbatasan serta ketergantungannya terhadap alam. Penelitian ini terkait dengan kesejahteraan keluarga nelayan yang dikaji dari cakupan sistem sosial terkecil yakni ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini mendukung literatur yang menyatakan bahwa terdapat hubungan modal sosial dan ketahanan keluarga. Modal sosial yang ada pada masyarakat nelayan umumnya tertanam dalam komunitas nelayan sehingga dapat menjadi modal bagi keluarga nelayan untuk mempertahankan kehidupannya dari kerentanan dan kemiskinan.
This research discusses about the social capital and resilience of fisherman families on Pulau Panggang, Kep. Seribu, DKI Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The background of this research is the vulnerability of fishing communities to poverty because of the many limitations and dependence on nature. This research is related to the welfare of the fishermens family studied from the smallest social system coverage, namely family resilience. The results of this study support the literature which states that there is a relationship between social capital and family resilience. The social capital that exists in fishing communities is generally embedded in the fishing community so that it can become a capital for the fishermen's family to sustain their lives from vulnerability and poverty.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gibson, Lindsay C.
Abstrak :

ABSTRACT
If you grew up with an emotionally immature, unavailable, or selfish parent, you may have lingering feelings of anger, loneliness, betrayal, or abandonment. You may recall your childhood as a time when your emotional needs were not met, when your feelings were dismissed, or when you took on adult levels of responsibility in an effort to compensate for your parent{OCLCbr#92}s behavior. These wounds can be healed, and you can move forward in your life. In this breakthrough book, clinical psychologist Lindsay Gibson exposes the destructive nature of parents who are emotionally immature or unavailable. You will see how these parents create a sense of neglect, and discover ways to heal from the pain and confusion caused by your childhood. By freeing yourself from your parents emotional immaturity, you can recover your true nature, control how you react to them, and avoid disappointment. Finally, you'll learn how to create positive, new relationships so you can build a better life
Oakland, CA: New Harbinger Publications, 2015
616.89 GIB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library