Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Syamsu Rosid
"Suatu kajian tentang kemungkinan adanya struktur patahan dengan menggunakan data gravitasi telah dilakukan. Parameter struktur patahan dua dimensi dengan bidang permukaan horizontal dapat ditentukan secara langsung dengan menggunakan Metoda Interpretasi Langsung Struktur Patahan Dua Dimensi dimana Metoda Kontinuasi Keatas sangat dominan berperan. Metoda ini telah diterapkan pads data anomaly Bouguer daerah Sumatra Utara di sekitar Danau Toba yang meliputi wilayah 1° - 4° Lintang Utara dan 97° - 100° Bujur Timur. Dari lima buah profil yang dibuat memotong daerah penelitian, diperoleh hasil tiga bush patahanlsesar jenis gravity (normal fault) dengan kedalaman kurang dari lima kilometer, ketebalan sekitar satu kilometer dan kontras rapat massa berkisar 0.2 gr/cc."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Fransisca
"Patahan merupakan bentukan struktural sekunder yang dapat juga dijumpai berdampingan dengan lipatan dan dome. Pemahaman orientasi struktur patahan yang mempengaruhi pembentukan, perpindahan dan sebagai perangkap potensial reservoir hidrokarbon sangat penting didalam reservoir management. Dalam penelitian ini, volume atribute shaded relief dan horizon attribute: dip, Azimuth dan curvature akan digunakan untuk mengamati deformasi struktural pada Formasi Tensleep. Shaded relief merupakan kombinasi atribute dip dan azimuth yang ditampilkan melalui metoda illuminasi topografi semu tiga dimensi. Illuminasi pada shaded relief yang terlihat seperti sinar matahari yang mengenai permukaan kering (refleksi difusi) terlihat kasar ataupun tampak seperti sinar yang mengenai permukaan basah, tampak halus dan shiny (refleksi specular). Exaggerasi Vertikal merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk menampilkan undulasi struktural yang tidak tampak jelas akan tampak jadi lebih kontras. Shaded relief dapat di blending menggunakan volume atribute lainnya untuk analisa struktural maupun stratigrafi suatu daerah. Atribut horizon dip dan Azimuth merupakan bentuk attribute permukaan turunan pertama. Dip dihitung dari perubahan arctangent dari suatu slope, sedangkan azimuth arah penurunan dip yang dihitung dari utara sebenarnya. Perubahan nilai dip atau azimuth yang signifikan, dalam penelitian ini dapat diamati dan terbukti menunjukkan adanya lineasi patahan. Attribut horizon curvature merupakan bentuk atribut permukaan turunan kedua dan merupakan suatu metoda pengukuran bentukan reflektor. Pada analisa curvature, geometri permukaan terlipat digambarkan sebagai bentukan quadratic tiga dimensi yang merepresentasikan fungsi dari nilai relative most positive curvature (Kpos) dan most negative curvature (Kneg). Nilai Kpos dan Kneg positive mengindikasikan suatu dome, bila nilai kpos dan kneg nol maka mengindikasikan bidang datar dan bila Kpos dan Kneg bernilai negative akan mengindikasikan lembah. Sebelum melakukan perhitungan curvature menggunakan persamaan Roberts. Penggunaan filter weighted equally smooth direkomendasikan sebelum melakukan perhitungan attribute curvature (most positive, most negative, strike, dip, dan contour curvature) menggunakan persamaan Roberts. Filter weighted equally smooth merupakan faktor kritikal untuk menampilkan undulasi permukaan dengan skala kecil (lineasi patahan, artifact processing) maupun yang lebih besar (lipatan, popup block). Tampilan curvature dengan pemilihan warna dan setting range warna yang tepat dapat menampilkan undulasi struktural dengan lebih baik. Dalam studi ini juga dilakukan modifikasi beberapa koefisien dan parameter input atibute curvature dan hasil akhirnya dibandingkan dengan hasil yang didapat dari metode Roberts. Atribute curvature merupakan alat yang sangat sensitive untuk mendeliniasi undulasi permukaan yang mungkin berasosiasi dengan deformasi struktural geologi maupun artifact processing.

Faults are secondary structures that are often associated with folds and domes. It is important to understand fault systems for reservoir management because they affect hydrocarbon development, migration, and traps. In this study, a seismic shaded relief volume attribute and horizon attributes, including dip, azimuth, and curvature, are used to delineate the structural deformation of the Tensleep Formation. Seismic shaded relief combines reflection dip and azimuth attributes through illumination methods to produce displays that resemble illuminated apparent 3D topography. The shaded relief technique employs illumination models that make the apparent topography appear either dry (diffuse reflectivity) or wet (specular reflectivity). Vertical exaggeration is an important parameter, as it enhances subtle apparent topography. Seismic shaded relief is particularly effective for structural analysis and stratigraphic analysis when blended with the original seismic data or another attribute volume. Dip and azimuth horizon attributes are based on first derivative?s of the horizon surface. Dip is the arctangent of the slope, while azimuth is the down-dip direction of the slope with respect to true north or other reference direction. Abrupt changes in dip and azimuth values, as observed in this study, indicate fault lineation. Horizon curvature attributes are based on second derivatives of the horizon surface, and are measures of surface shapes. The geometry of a fold in the surface can be described as 3D quadratic shapes that are quantified by two functions, the most positive curvature (Kpos) and the most negative curvature (Kneg). Both curvatures are positive for a dome shape, they are both zero for a flat plane, and they are both negative for a bowl. It is recommended to apply weighted equally smooth filter before computing curvature attributes using Roberts?s equations (most positive, most negative, strike, dip, and contour curvature). Weighted equally smooth filter is critical to display small scale surface undulations (faults lineation, acquisition or processing artifact), and larger scale undulations (folding, popup blocks). Effective presentation of curvature attributes requires using proper colors and color ranges to display the structural undulations clearly. In this study, some input parameters and coefficients in the curvature equations were modified to compute the curvature attributes and compare them with attributes derived using Roberts?s method. Curvature attributes are found to be sensitive tools for delineating surface undulations, which are associated with geologic structure or with artifacts of data acquisition or processing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amora Devi Larasati
"Ditemukannya keberadaan manifestasi panas bumi berupa sumber air panas dan fumarole di wilayah Gunung Api Seulawah Agam, serta adanya upaya pemerintah dalam mengembangkan energi alternatif, mendorong dilakukannya kegiatan penelitian guna mengetahui keberadaan dan sebaran struktur geologi di daerah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan metode gravitasi dengan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative yang berguna sebagai penguat dugaan awal terkait keadaan bawah permukaan daerah penelitian. Data gravitasi yang digunakan berasal dari data satelit GGMplus. Hasil penelitian berhasil mengidentifikasikan sebanyak 7 struktur geologi berupa patahan dengan 1 (satu) sesar yang diduga berperan dalam mengontrol keberadaan manifestasi. Hasil ini selanjutnya dapat dikorelasikan dengan kenampakan di daerah penelitian guna dilakukannya tahap penelitian lebih lanjut.

The discovery of geothermal manifestations in the form of hot springs and fumaroles in Seulawah Agam Volcano area, as well as the government's efforts to develop alternative energy, have encouraged research activities to determine the existence and distribution of geological structures in the area. This activity was carried out by utilizing the gravity method with derivative analysis in the form of First Horizontal Derivative and Second Vertical Derivative which are useful as reinforcement of initial assumptions regarding the subsurface conditions in the study area. The gravity data used comes from the GGMplus satellite data. The results of the study succeeded in identifying as many as 7 geological structures in the form of faults with 1 (one) fault which is thought to play a role in controlling the presence of manifestations. These results can then be correlated with the appearance in the study area for further research."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Annisa
"Sesar Lembang dikategorikan sebagai sesar aktif dengan laju pergerakan 3-4 mm/tahun. Pergerakan sesar aktif dapat memicu terjadinya gempa bumi, yang dapat membahayakan penduduk yang tinggal sekitarnya. Bandung Barat merupakan salah satu daerah yang cukup padat penduduk, karenanya keberadaan Sesar Lembang ini berpotensi menimbulkan suatu bencana. Untuk meminimalisir efek bencana maka dilakukan karakterisasi Sesar Lembang dan identifikasi potensi bahaya Sesar Lembang. Penelitian ini menggunakan data satelit gravitasi (GGMPlus). Proses pengolahan data awal dilakukan dengan menjalankan upward continuation untuk menghasilkan peta CBA menjadi beberapa kedalaman, dan dilakukan proses SVD. Data slicing diambil dari peta SVD. Metode MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) digunakan untuk mengetahui karakteristik Sesar Lembang. Hasil slicing yang didapatkan terdapat 18 patahan dengan besar dan arah dip yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan 2D forward yang bertujuan untuk mendapatkan model lapisan bawah permukaan agar kita dapat mengetahui potensi rawan bencana pada daerah penelitian. Dari hasil model bawah permukaan diketahui terdapat empat jenis estimasi batuan penyusun bawah permukan, yaitu tufa pasir dengan estimasi densitas sebesar 1.8 gr/cc, tufa batuapung dengan estimasi densitas 1.85 gr/cc, breksi lava dengan estimasi densitas sebesar 2.68 gr/cc, dan batu gamping massif dengan estimasi densitas sebesar 2.7 gr/cc.

The Lembang Fault is categorized as an active fault with a movement rate of 3-4 mm/year. The movement of active faults can trigger earthquakes, which can endanger the people living in the vicinity. West Bandung is one of the areas that is quite densely populated, therefore the existence of the Lembang Fault’s has the potential to cause a disaster. To minimize the effects of the disaster, the Lembang Fault characterization and identification of the potential hazards of the Lembang Fault were carried out. This study uses satellite gravity data (GGMPlus). The initial data processing is carried out by running upward continuation to produce a CBA into several depths, and the SVD. The slicing is taken from the SVD. The MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) method is used to determine the characteristics of the Lembang Fault. The slicing obtained are 18 faults with dip varying modeling is carried out forward which aims to obtain a model of the subsurface layer so that we can find out the disaster-prone potential in the research area. From the results of the subsurface model, it is known that there are four types of estimated subsurface rocks, namely sand tuff with an estimated density of 1.8 gr/cc, pumice tuff with an estimated density of 1.85 gr/cc, lava breccia with an estimated density of 2.68 gr/cc, and massive limestone with an estimated density of 2.7 g/cc."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Uniek Kartika
"[ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi sebuah patahan dengan metode Ant-tracking, penelitian ini dilakukan karena identifikasi sebuah patahan bukanlah perkara yang mudah. Pada penelitian ini data yang diolah dan dimodelkan adalah data dari lapangan Gulf of Mexico. Dipilihnya metode attribut ant-tracking karena telah terbukti dapat memudahkan dalam menganalisa sebuah patahan. Sebelum proses Ant-tracking dilakukan terlebih dahulu dilakukan proses Seismic Conditioning dengan Structural Smoothing agar diperoleh data yang baik serta untuk mereduksi noise-noise yang tidak diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan segmentasi patahan yaitu patahan mayor sejumlah dua buah serta delapan patahan minor. Patahan ini dapat terjadi juga terkait dengan struktur pada lapangan Gulf of Mexico yang merupakan endapan dari kumpulan lapisan terrigenous miring yang menebal ke arah teluk. Struktur yang diciptakan oleh sejarah panjang tektonik gravitasi ( sesar tumbuh ) yang saling berpengaruh terhadap endapan garam dan batulumpur overpressured. Perkembangan luas dari endapan - endapan overpressured meningkatkan produktivitas dari potensi reservoir.

ABSTRACT
The study has been to detect a fault with ant-tracking method. This research conducted to identify a fault is not an easy matter. This research data is processed and modeled from the Gulf of Mexico field data. Ant-tracking attribute method was chosen because it has proven to be easier to analyze a fault. Before the ant-tracking implemented, seismic conditioning process with structural smoothing applied first, in order to obtain good data as well as to reduce unwanted noises. The reseach show fault segmentation results, two major faults and eight minor faults. This fault can also occur related to the subsurface structure Gulf of Mexico which is a collection of layers of terrigenous sediment thickened tilted the bay. Structure created by a long history of tectonic gravity (growth faults) that affect the salt domes and the overpressured shale. Comprehensive development of overpressured sediments increases the productivity of the reservoir potential, The study has been to detect a fault with ant-tracking method. This research conducted to identify a fault is not an easy matter. This research data is processed and modeled from the Gulf of Mexico field data. Ant-tracking attribute method was chosen because it has proven to be easier to analyze a fault. Before the ant-tracking implemented, seismic conditioning process with structural smoothing applied first, in order to obtain good data as well as to reduce unwanted noises. The reseach show fault segmentation results, two major faults and eight minor faults. This fault can also occur related to the subsurface structure Gulf of Mexico which is a collection of layers of terrigenous sediment thickened tilted the bay. Structure created by a long history of tectonic gravity (growth faults) that affect the salt domes and the overpressured shale. Comprehensive development of overpressured sediments increases the productivity of the reservoir potential]"
2015
T43769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Radya Saputro
"Sesar Muria-Kebumen dan Pamanukan-Cilacap merupakan dua buah sesar regional yang berada di Pulau Jawa. Kedua sesar ini diduga menyebabkan indentasi struktur di bagian utara dan selatan Jawa Tengah. Kedua sesar ini memiliki arah yang berlawanan. Sesar Muria-Kebumen berarah barat daya – timur laut dan Sesar Pamanukan- Cilacap berarah tenggara – barat laut. Pada penelitian ini, akan dilakukan pengolahan data gravitasi satelit untuk menemukan indikasi keberadaan dari kedua sesar ini. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan untuk bisa menyelidiki tentang jenis dari oblique yang muncul di sepanjang kedua sesar geser ini. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan data gravitasi satelit Topex yang merupakan sebuah satelit penelitian yang merupakan hasil kerja sama antara NASA dan CNES. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat adanya indikasi keberadaan dua buah sesar geser yang saling berlawanan arah di sekitar area Jawa Tengah. Ditemukan sebuah sesar yang memiliki arah barat daya – timur laut dengan sudut 53 derajat dan juga sesar yang memiliki arah tenggara – barat laut dengan sudut 46 derajat. Indikasi ini ditunjukkan dari adanya beberapa area yang menunjukkan adanya kontras nilai anomali gravitasi. Selain itu, ditemukan juga bahwa terdapat adanya oblique naik yang terletak di sekitar area pertemuan dari kedua sesar berdasarkan hasil analisis nilai First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD).

The Muria-Kebumen and Pamanukan-Cilacap faults are two regional faults located on Java Island. These two faults are suspected to have caused an indentation of structures in the north and south of Central Java. These two faults have opposite directions where the Muria-Kebumen fault runs southwest - northeast and the Pamanukan- Cilacap fault runs northwest - southeast. In this research, satellite gravity data will be processed to find a new perspective on the existence of these two faults. In addition, this research is also expected to investigate the existence of obliques that appear on these two shear faults. This research will be conducted using the Topex satellite gravity data, which is a research satellite from a collaboration between NASA and CNES. The results of this research show that there are indications of an existence for two shear faults which has an opposite direction located around the Central Java area. One fault has a southwest - northeast direction with an angle of 53 degrees and the other fault has a Southeast - northwest direction with an angle of 46 degrees. This indication is shown from the existence of several areas that show a contrast of value in gravity anomaly. In addition, it is also found that there is a normal oblique located around the meeting area of the two faults based on the analysis of First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library