Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Meriati Elisabet Magdalena
"Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas pada tulang femur. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan dan pengalaman sensori akibat dari kerusakan jaringan yang potensial maupun aktual. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat klien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Penulis melakukan analisis literature review terkait masalah keperawatan pada klien Close Fracture Shaft Femur Dextra. Hasil analisis pada 11 literatur review yang melakukan relaksasi nafas dalam didapatkan bahwa nafas dalam mempengaruhi proses otonom dan nyeri  sehingga dapat membantu menstabilkan tekanan darah, denyut jantung, meningkatkan ventilasi paru dan kadar oksigen dalam darah, juga mampu untuk menurunkan tingkat stress baik secara emosional maupun fisik seperti menurunkan kecemasan dan tingkat nyeri. Dapat disimpulkan bahwa intervensi nafas dalam dinilai cukup efektif untuk mengelola rasa nyeri pada pasien close fracture shaft femur dextra. Sebagai rekomendasi, perawat dapat memberikan edukasi dan melatih tehnik nafas dalam yang benar sejak klien masih diruang rawat sebelum tindakan operasi.

Femur fracture is a discontinuity of the femur.  In patient with fracture, pain is a common nursing problem.  Pain is an unpleasant emotional experience and a sensory experience resulting from potential or actual tissue damage. Pain in fractures is acute and predictable. However, it makes the client uncomfortable and interferes with activities. This paper  conducted a literature review analysis related to nursing problems in Dextra's Close Fracture Shaft Femur client.  The results of the analysis on 11 literature reviews that perform deep breath relaxation found that deep breath affects autonomic processes and pain. Therefore, it helps to stabilize blood pressure, heart rate, increase pulmonary ventilation and oxygen levels in the blood, and also reduce stress levels both emotionally and physically such as reducing anxiety and pain levels. As conclusion, the deep breath intervention is effective to manage pain in patients with close fracture shaft of the right femur.  As a recommendation, nurses can provide education and practice for proper deep breathing techniques to client since admitted before the surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Hani Megasari
"Tirah baring dan imobilisasi berkepanjangan pada pasien fraktur dengan riwayat stroke meningkatkan risiko komplikasi muskuloskeletal dan disfungsi neurologis yang dapat menghambat proses pemulihan. Salah satu intervensi keperawatan yang efektif untuk mencegah komplikasi akibat tirah baring pada pasien fraktur dengan riwayat stroke adalah rehabilitasi mobilisasi dini. Penelitian ini menganalisis seorang laki-laki berusia 71 tahun dengan fraktur intertrochanteric femur dextra dengan dan hemiparesis akibat stroke, setelah menjalani prosedur bipolar hemiarthroplasty long stem cemented. Untuk mengurangi risiko komplikasi pasca pembedahan fraktur, seperti penurunan massa otot, kontraktur sendi, trombosis vena dalam (DVT), pneumonia, cedera tekanan, intervensi mobilisasi dini dapat diterapkan. Pola mobilisasi dini yang digunakan mencakup range of motion (ROM) pasif pada sisi tubuh yang sehat dengan mempertahankan imobilisasi pada sisi fraktur, yang didokumentasikan oleh perawat selama pemberian asuhan. Intervensi dilaksanakan selama 6 hari, dimulai dari pasien pindah rawat inap setelah step down (ICU) hingga pasien pulang. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam kekuatan otot secara keseluruhan dalam waktu yang singkat. Tanda vital pasien tetap stabil, tetapi pemantauan terhadap tanda-tanda kelelahan dan peningkatan nyeri tetap diperlukan selama pelaksanaan mobilisasi dini. Berdasarkan temuan, penerapan ROM pasif secara bertahap pada pasien fraktur dengan riwayat stroke dapat meningkatkan mobilisasi sendi dan fleksibilitas otot, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama.

Bed rest and prolonged immobilization in fracture patients with a history of stroke increase the risk of musculoskeletal complications and neurological dysfunction that can hinder the recovery process. One effective nursing intervention to prevent complications due to bed rest in fracture patients with a history of stroke is early mobility rehabilitation. This study analyses a 71-year-old man with an intertrochanteric fracture of the dextra femur with hemiparesis due to stroke, after undergoing a long stem cemented bipolar hemiarthroplasty procedure. To reduce the risk of complications after fracture surgery, such as decreased muscle mass, joint contracture, deep vein thrombosis (DVT), pneumonia, pressure injury, early mobilization interventions can be applied. The early mobilization pattern used included passive range of motion (ROM) on the healthy side of the body while maintaining immobilization on the fracture side, which was documented by the nurse during care delivery. The intervention was implemented for 6 days, starting from the patient's inpatient transfer after step down (ICU) until the patient was discharged. The evaluation results showed that there was no significant change in overall muscle strength in a short period of time. The patient's vital signs remained stable, but monitoring for signs of fatigue and increased pain was required during the implementation of early mobilization. Based on the findings, the gradual application of passive ROM in patients with fractures of the lower extremity is recommended. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library