Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Bernadeth Ophelia Ruth
"Isu antara remaja dan seksualitas ditampilkan pada film asal Prancis dengan judul Jeune et Jolie. Film ini mengangkat kisah seorang gadis remaja dalam menemukan dirinya melalui pengalaman seksualitas dengan menjadi pelacur. Salah satu hal yang menonjol pada film ini yaitu pembagian film dengan musim yang diiringi dengan lagu-lagu Françoise Hardy sebagai soundtrack film. Untuk memahami perjalanan seksualitas tokoh akan dilakukan pengkajian film dengan menggunakan teori kajian film oleh Boggs dan Petrie (2018) terkait strategi naratif dan sinematografis. Kajian mengenai segi naratif akan disempurnakan dengan teori strukturalisme milik A.J. Greimas dalam menganalisis penokohan serta alur cerita. Kemudian, untuk memahami soundtrack akan digunakan konsep musik dalam film oleh Kathryn Kalinak (2010). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi signifikansi soundtrack film dalam merepresentasikan perjalanan seksualitas tokoh utama. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara soundtrack, musim, dan aspek naratif dalam mengkonstruksi keseluruhan film. Pilihan lagu Hardy sebagai soundtrack merupakan representasi dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjalanan seksualitas tokoh utama. L’amour d’un garçon merupakan representasi dari tokoh Felix, À quoi ça sert ? merupakan representasi dari tokoh Georges, Première rencontre representasi dari tokoh Alex, dan Je suis moi merupakan representasi tokoh Isabelle.
The French film Jeune et Jolie addresses the complexity of adolescent transition period through the depiction of a young girl’s exploration of her own sexuality by engaging in prostitution. This film stands out due to its organization into segments representing different seasons, accompanied by songs by Françoise Hardy as the film’s soundtrack. To analyze the character’s sexual journey, the study of this film will employ the theories of Boggs and Petrie (2018) on narrative and cinematographic strategies. The analysis of the narrative aspect will be enhanced using A.J. Greimas’s structuralism theory, which examines characterization and storyline. Furthermore, Kathryn Kalinak's concept of music in films (2010) will be utilized to have deeper comprehension about the role of the soundtrack. The objective of this research is to explore the significance of film soundtracks in representing the main character’s sexual exploration. The findings of this study highlight the interplay between the soundtrack, seasonal segments, and narrative elements in constructing the overall film. The selection of Hardy’s songs as the soundtrack serves as a representation of the characters involved in the main character’s sexual journey. For example, L’amour d’un garçon represents the character Felix, À quoi ça sert ? represents Georges, Première rencontre represents Alex, and Je suis moi represents Isabelle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Iyolla
"Penelitian ini mengeksplorasi hukum mengenai pembatasan dan pengesampingan hak cipta terkait soundtrack film yang diumumkan secara digital, dengan perbandingan antara hukum Indonesia dan Amerika Serikat. Setelah implementasi Perjanjian TRIPS yang menetapkan standar minimum untuk perlindungan kekayaan intelektual secara global, masing-masing negara memiliki fleksibilitas sehingga tingkat perlindungannya bervariasi. Di Indonesia, hukum hak cipta utamanya diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Penelitian ini mendalami hak ekonomi dan hak moral sebagaimana diatur dalam undang-undang Indonesia, dan membandingkannya dengan kerangka hukum Amerika. Studi ini meneliti bagaimana format digital mempengaruhi penegakan dan pembatasan hak-hak tersebut, dengan mempertimbangkan konvensi internasional seperti Konvensi Bern dan TRIPS. Melalui analisis data doktrinal dan non-doktrinal, termasuk ketentuan undang-undang, yurisprudensi, dan wawancara dengan pemangku kepentingan, penelitian ini mengidentifikasi perbedaan kunci dalam batasan perlindungan dan pengesampingan hak cipta terhadap
soundtrack film yang diumumkan secara digital. Temuan ini menyoroti tantangan dan potensi reformasi yang diperlukan untuk menyelaraskan undang-undang hak cipta, memastikan perlindungan yang lebih baik dan keseimbangan antara hak pencipta tanpa membatasi akses publik di era digital saat ini. Analisis perbandingan ini bertujuan untuk berkontribusi pada pemahaman teoritis dan penerapan praktis hukum hak cipta dalam sarana digital.
This study explores the legal nuances of copyright limitations and waivers concerning digitally announced film soundtracks, comparing Indonesian and United States laws. Following the implementation of the TRIPS Agreement, which set minimum standards for intellectual property protection globally, individual countries retain flexibility, leading to varying levels of protection. In Indonesia, copyright law is primarily governed by Law No. 28 of 2014 on Copyrights. This research delves into economic and moral rights as outlined in Indonesian legislation, contrasting these with the American framework. It examines how digital formats affect the enforcement and limitation of these rights, considering international conventions like the Berne Convention and TRIPS. By analyzing both doctrinal and empirical data, including statutory provisions, case law, and stakeholder interviews, the study identifies key differences in how copyright protection towards film sountracks that are digitally announced is limited and waived. The findings highlight the challenges and potential reforms needed to harmonize copyright laws, ensuring better protection and balance between creators' rights and public access in the digital era. This comparative analysis aims to contribute to the theoretical understanding and practical application of copyright law in digital media."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library