Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Basyir
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Program Gema Assalam termasuk hambatan-hambatan dan upaya untuk mengatasinya. Program Gema Assalam muncul karena belum ada kebijakan yang melihatkan wanga masyarakat dalam perencanaan untuk masa depannya (perencanaan dan bawah/bottom up planning) serta merupakan pengembangan lebih lanjut dan program pembangunan gampong masa sebelumnya dalam penanggulangan kemiskinan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka Mukim Bano terpilih menjadi tempat dilaksanakannya Program Gema Assalam di Kabupaten Simeulue. Program Gema Aasalam merupakan program pemberdayaan masyarakat, yang dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan masyarakat agar mampu mengatasi permasalahan hidup sehingga mereka keluar dan lilitan kemiskinan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang melalui proses studi lapangan, wawancara dengan informan, dan pengamatan secara langsung di lapangan. Sementara itu terhadap pemilihan informan dilakukan secara Snowball Sampling, dengan lingkup informan yang mencakup Camat Simeulue Tengah / aparat pemerintahan Mukim Bano,Petugas lapangan,Tokoh masyarakat, Masyarakat kelompok sasaran,LSM Monitoring. Hasil penelitian ini dianalisis dengan mengaitkan kemiskinan, pembangunan daerah, pengembangan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan kebijakan Program Gema Assalam. Dari hasil peneiitian dapat dilihat bahwa proses pemberdayaan masyarakat dalam program ini dilakukan melalui beberapa tahap dari sosialisasi sampai dengan tahap pelaksanaan kegiatan, belum mencakup tahap pengendalian dan pelestarian kegiatan. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program mulai terlihat sejak perencanaan kegiatan sampai pelaksanaan. Petugas yang terlibat langsung dilapangan adalah Fasilitator Mukim (FM) dan lmum Mukim yang berperan untuk melakukan pendampingan dan memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan warga masyarakat sebagai anggota kelompok penerima dana bergulir. Pelaksanaan program Gema Assalam mencakup kegiatan, Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif, Pembangunan Sarana dan Prasarana, dan Penguatan Kelembagaan Mukim. Mengingat dana yang tersedia terbatas maka kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dilaksanakan berupa bantuan dana bergulir dengan penyertaan modal usaha penangkapan ikan/udangPenyertaan modal budi daya ikan/udang di air payau (tambak rakyat). Pelaksanaan proses pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam suatu kelompok berdasarkan kesamaan mata pencaharian. Pembentukan kelompok ini dilakukan untuk mempermudah proses pemberdayaan kepada warga masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukkan proses pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Program Gema Assalam sesuai dengan petunjuk teknis operasional Gema Assalam, namun terdapat beberapa hambatan dan kendala, pertama. Kondisi Geografis Mukim Bano yang memiliki topografi yang berbukit-bukit dan terletak di daerah yang terpencil di pinggir laut. kedua, Perilaku masyarakat, yang belum terbiasa disatukan dalam suatu kelompok kerja. Selama ini mereka bekerja terbiasa sendiri, ketiga, sumber daya masyarakat yang rendah yang berdampak sulitnya mereka memahami penjelasan yang disampaikan oleh Fasilitator dan masih ada sebahagian yang tidak Iancar menggunakan bahasa Indonesia. Keempat, Iemahnya fungsi koordinasi antar sesama pelaku program. Kendala dan hambatan ini diharapkan menjadi perhatian dan semua pihak yang terkait, dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan pelaksanaan program pada masa yang akan datang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivanlee Anandar
Abstrak :
Poros Maritim yang dicanangkan oleh pemerintah seharusnya menjadikan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai halaman depan Indonesia. Namun, kondisi yang terjadi ialah pulau-pulau kecil di Indonesia hampir nyaris tak terjamah dari segi pembangunan karena negara fokus pada wilayah daratan pulau besar yang padat penduduk. Kondisi tersebut dapat terlihat dari pelayanan masyarakat pulau kecil yang jauh dari standar di sektor kesehatan, pendidikan, transportasi, dan aspek yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat. Perbedaan cara pandang ini menimbulkan intervensi yang justru berpotensi merugikan masyarakat pulau. Hal ini terjadi pada Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) yang tengah disusun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu daerah yang mendapat dampak dari implementasi RZWP3K ini ialah Pulau Pari, gugusan Kepulauan Seribu akan dijadikan pulau pariwisata yang tidak melibatkan masyarakat. Sedangkan, lebih dari 300 kepala keluarga di Pulau Pari mayoritas bekerja sebagai nelayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan melalui RZWP3K tidak serta merta menjawab persoalan ruang di pulau kecil, sebab ada ketidakkonsistenan dan ketidaktegasan, serta dimensi kesejahteraan sosial yang terabaikan baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk mengelola dan memanfaatkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. ......The maritime axis launched by the government should make the coast and small islands on the front page of Indonesia. However, the condition that occurs is that small islands in Indonesia are almost untouched in terms of development because the country focuses on large and densely populated mainland islands. This condition can be seen from the services of small island communities that are far from standard in the health, education, transportation, and aspects related to community needs. So far, the state's attention to small islands is under the auspices of Law Number 1 of 2014, revision of Law Number 27 of 2007 concerning Management of Coastal Areas and Small Islands. In small island management, there are often many debates, from an economic, geopolitical, to sociocultural perspective. This difference in perspective has led to interventions that have the potential to harm island communities. This is the case with the Coastal Zone and Small Islands Zoning Plan (RZWP3K) which is being drafted by the DKI Jakarta Provincial Government. One of the areas affected by the implementation of the RZWP3K is Pari Island, a group of Thousand Islands which will be turned into a tourism island that does not involve the community. Meanwhile, more than 300 households on Pari Island mostly work as fishermen. This research uses a qualitative approach, with a descriptive type of research. The results of this study indicate that the implementation of policies through RZWP3K does not necessarily address the problem of space on small islands because there are inconsistencies and indecisiveness, as well as neglected dimensions of social welfare from both the central and regional governments to manage and utilize coastal areas and small islands.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Akmalia
Abstrak :
Skripsi ini mengkaji migrasi di kalangan nelayan Indramayu ke wilayah perkotaan Cilincing, Jakarta Utara. Migrasi desa kota di kalangan nelayan Indramayu menjadi fokus utama penelitian ini karena kehidupan nelayan yang kerap dinamis selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang memiliki sumber daya laut melimpah demi mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak. Namun yang terjadi pada temuan lapangan saya kali ini, kepergian nelayan dari Indramayu ke Cilincing tidak didasari oleh wilayah penangkapan ikan. Migrasi yang terjadi di kalangan nelayan Indramayu ke Cilincing didasari oleh keunggulan yang dimiliki kota sebagai peluang untuk menaikan taraf hidup nelayan Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat dengan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari nelayan di Cilincing.
This study examines the permanent migration of Indramayu fishermen to the urban area of Cilincing, North Jakarta. It is often assumed that migration happens in areas with rich natural resources as an attempt to increase the accumulated number of fish captured by the fishermen. But, from what I have found in this study, fish has nothing to do with the migration of Indramayu fishermen to Cilincing. Rather, it is based upon the premise that urban areas offer opportunity to improve the life quality of Indramayu fishermen. The method used in this research is a qualitative research method with techniques such as indepth interview and observation participation in the daily activities of fisherman in Cilincing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assas Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan wilayah laut yang luas sangat rentan mengalami tindak kejahatan illegal fishing. Badan Keamanan Laut Bakamla dibantu dengan TNI Angkatan Laut dan Polisi Air memiliki tugas yang sangat berat dalam mengamankan wilayah kelautan Republik Indonesia. Dalam usaha pengamanan laut Republik Indonesia lembaga-lembaga tersebut di atas masih memiliki kendala, yaitu mengalami kekurangan fasilitas penunjang dalam proses penegakan hukum wilayah laut. Dengan jumlah armada kapal patroli yang sangat sedikit itu tentu keberadaannya sangat tidak seimbang dengan jumlah wilayah yang harus diamankan. Pada artikel ini penulis berusaha melihat serta memberi pilihan alternatif dalam bidang pengawasan dan pengamanan wilayah kelautan Republik Indonesia berbentuk drone yang dikendalikan tanpa awak. Selain itu penulis juga menggunakan Routine Activity Theory dalam melihat fenomena illegal fishing dan berusaha menemukan kerentanan yang nantinya akan dicoba digantikan oleh drone sebagai guardian.
ABSTRACT
Indonesia as an archipelagic country with long coastline and wide sea area is very susceptible to illegal fishing. Marine Security Agency Bakamla assisted by the Navy and Water Police has a very heavy duty in securing the maritime territory of the Republic of Indonesia. In the efforts of marine security of the Republic of Indonesia the institutions mentioned above still have constraints, that is experiencing lack of supporting facilities in law enforcement process of sea area. With a very small number of fleets of patrol boats it is certainly very unbalanced with the number of areas to be secured. In this article the author seeks to see and provide alternative options in the field of surveillance and security of the Republic of Indonesia marine region with umanned drone. In addition, the author also uses Routine Activity Theory in looking at the phenomenon of illegal fishing and trying to find a vulnerability that will be attempted replaced by the drone as guardian.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wiwin Primantika
Abstrak :
Indonesia adalah negara maritim yang berarti memiliki sumber daya di bidang perikanan dan kelautan yang melimpah. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi alam di industri kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Pangandaran, karena Pangandaran merupakan daerah pesisir yang berada di sebelah selatan Jawa Barat sehingga memiliki garis pantai yang cukup panjang yaitu 91 Km. Meskipun Pangandaran memiliki potensi alam di bidang kelautan dan perikanan yang cukup melimpah, tetapi masih banyak nelayan yang berada dibawah garis kemiskinan, sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup nelayan di Kabupaten Pangandaran. Kualitas hidup dapat diukur secara objektif maupun subjektif, namun penelitian ini mengukur kualitas hidup nelayan secara subjektif yang berpusat pada penilaian/perspektif individu nelayan pada beberapa aspek mengenai kondisi hidupnya. Bahasan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kualitas hidup subjektif nelayan dan melihat hubunganya dengan modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi terhadap kualitas hidup subjektif nelayan di Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi somers’d yang dianalisis melalui SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang mencakup empat instrumen yaitu, instrumen kualitas hidup subjektif, modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 245 nelayan yang menjadi kepala keluarga. Hasil dari penemuan ini mengungkapkan bahwa modal sosial memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kualitas subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.449 (sedang), untuk variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kualitas hidup subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.462 (sedang), dan variabel resiliensi memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap kualitas hidup subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.520 (sedang). Hasil pengukuran uji resiko diketahui bahwa variabel dengan resiko tertinggi mempengaruhi kualitas hidup subjektif yaitu variabel resiliensi yang memiliki kemungkinan 19.8 kali terjadinya kualitas hidup subjektif buruk. ......Indonesia is a maritime country, meaning it has abundant fisheries and marine resources. One area in Indonesia with natural potential in the marine and fisheries industry is Pangandaran Regency. Pangandaran Regency is a coastal area south of West Java, with a long coastline of 91 km. Even though Pangandaran has great natural potential in the marine and fisheries sector, many fishermen are still below the poverty line, so this will affect the quality of life of fishermen in Pangandaran Regency. Quality of life can be measured objectively or subjectively. However, this research measures the quality of life of fishermen subjectively, centered on the assessment/perspective of individual fishermen on several aspects of their living conditions. The discussion of this study is to look at the subjective quality of life of fishermen and see its relationship with social capital, social support, and resilience. Therefore, this study aims to describe and analyze the effect of social capital, social support, and resilience on fishermen's subjective quality of life in the Pangandaran Regency. This study uses a quantitative method with survey data collection techniques. The data analysis technique used was the Somers'd correlation technique which was analyzed through SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Data collection was carried out by distributing questionnaires that included four instruments: subjective quality of life instrument, social capital, social support, and resilience. This study's respondents were 245 fishermen who were heads of families. The results of this finding reveal that social capital has a significant and positive relationship to subjective quality with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.449 (moderate); for the variable social support, it has a significant and positive relationship to subjective quality of life with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.462 (moderate). The resilience variable has a significant and positive relationship to subjective quality of life with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.520 (moderate). The results of the risk test measurement are known that the variable with the highest risk of affecting the subjective quality of life is the resilience variable which has 19.8 times the possibility of poor subjective quality of life.xv,
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kodir Jaelani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Tangkap PUMP PT tahun 2012 terhadap pendapatan nelayan kabupaten Belitung dan menilai kinerja program tersebut. Analisis terhadap pendapatan digunakan metode selisih dalam selisih serta regresi linier berganda. Untuk menganalisis kinerja digunakan metode Importance-Performance Analysis IPA. Hasil analisis menunjukkan bahwa program PUMP meningkatkan rata-rata pendapatan nelayan penerima bantuan sebesar Rp 394.380,00/bulan pada tahun 2016. Sedangkan dari analisis regresi menunjukkan bahwa bantuan PUMP, modal melaut dan pengalaman nelayan berdampak positif signifikan terhadap pendapatan nelayan. Akan tetapi, dari temuan penelitian ini sepertinya bantuan PUMP PT tidak berdampak besar terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Beberapa kinerja program masih perlu ditingkatkan agar berjalan lebih baik. ...... This study aims to analyze the impact of The Mina Rural Business Development Program of Capture Fishery PUMP PT 2012 against the fishermen's income and program's performance. The impact on the fishermen's income, analyzed by difference in difference method and multiple linear regression. The Program's performance analyzed by The Importance Performance Analysis IPA method. The result showed that the Program has increasing average of the fishermen's income Rp 394,380.00 month in 2016. While the regression analysis showed that the PUMP PT aid, fishing capital and fishing experience has a significant positive impact on the fishermen's income. However, from this study the PUMP PT seem does not have a major impact on increasing fishermen's income. Some of the program's performance needs to be improved for better result.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Feryandes
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kesejahteraan nelayan di Palabuhanratu dengan melihat bagaimana bentuk pola hubungan patron-klien yang ada pada masyarakat nelayan di Palabuhanatu dan bagaimana hubungan patron-klien tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan nelayan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hubungan patron-klien pada masyarakat nelayan di Palabuhanratu terjadi di antara Bakul, Taweu, dan Nelayan Buruh dan posisi Nelayan Buruh lebih cenderung sebagai Klien dan berada di bawah Patron. Selain itu, ditemukan fakta bahwa Taweu dahulunya adalah seorang Nelayan Buruh. Hal ini menujukkan bahwa hubungan patron-klien pada masyarakat Nelayan Palabuhanratu tidak hanya beraspek negatif tetapi juga positif.
ABSTRACT
This thesis discusses about the welfare of fishermen in Palabuhanratu, see how the shape of pattern of patron client relationships that exist in fishing communities in Palabuhanratu, how the patron client relationship can affect welfare of fishermen. This study is qualitative research, using descriptive analysis design. The study concluded, the patron client relationship in the fishing community of Palabuhanratu occurred between Bakul, Taweu, Fishermen Workers. Fishermen Workers are more likely position as client, under Patron. In addition there is fact, the former of Taweu is Fishermen Workers. Patron client relationships in the fishing community of Palabuhanratu not only negative but also have positive aspect.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Kamiludin
Abstrak :

Fenomena perbedaan tingkat perekonomian pada masyarakat Indonesia sering kita jumpai, perbedaan perkenomian ini juga terlihat pada masyarakat nelayan. Perbedaan perekonomian tersebut menjadikan nelayan menjadi anggota masyarakat yang tertinggal dan memiliki kesenjangan penghidupan pada sosial masyarakat perbedaan ekonomi tampak baik dalam lingkunan desa nelayan itu sendiri baik juga dalam lingkungan masyarakat secara umum. Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian adalah pola keberlanjutan mata pencaharian nelayan di Desa Sangrawayang Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini memfokuskan pada pola keberlanjutan mata pencaharian yang didasarkan oleh Sustainable Livelihood Approach atas kepemilikan aset para nelayan. Penelitian mengenai Sustainable Livelihood Approach selalu berikaitan dengan aset modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial, dan modal fisik Dalam menganailis pola keberlanjutan mata pencaharian nelayan Desa Sangrawayang Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, peneliti menerapkan Analysis Coastal Livelihood Sustainability (CSLA), atau analisis keberlanjutan mata pencaharian. Metode analisis ini digunakan untuk melakukan penilaian secara objektif dalam menentukan keberlanjutan mata pencaharian nelaya Desa Sangrawayang.

Pada penelitian pola mata pencharian nelayan Desa Sangrawayang, Kecamatan Kabupaten Sukabumi, ditemukan penggolongan nelayan berdasarkan alat tangkap di bagi menjadi 3 golongan yaitu golongan nelayah buruh , nelayan perorangan, dan nelayan juragan dimana jumlah mayoritas golongan nelayan berada pada golongan nelayan buruh dapat dilihat terdapat ketidak merataan kepemilikan alat tangkap.asil penelitian pola mata pencaharian nelayan ini pihak yang paling diuntungkan adalah nelayan dengan golongan nelayan juragan. Ketimpangan sosial ekonomi terlihat sangat jelas pada Desa Sangrawayang Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Hal mendasar dalam kepemilikan aset yang menyebabkan ketimpangan sosial-ekonomi kebanyakan besar berada pada aset fisik dan aset keuangan.


The phenomenon of economic level differences in Indonesian people we often encounter, this economic difference is also seen in fishing communities. These economic differences make fishermen become members of the community who are left behind and have livelihood gaps in the social community economic differences appear to be good in the circle of fishing villages themselves as well as in the general community environment. In this study, which will be the focus of research is the pattern of sustainability of fishermen's livelihoods in Sangrawayang Village, Sukabumi Regency. This research focuses on the pattern of sustainability of livelihoods based on the Sustainable Livelihood Approach for the ownership of assets of fishermen. Research on the Sustainable Livelihood Approach has always been related to human capital assets, natural capital, social capital, financial capital, and physical capital. In analyzing the patterns of sustainable livelihood of Sangrawayang Village, Simpenan Subdistrict, Sukabumi Regency, researchers applied Sustainable Livelihood Approach (SLA), or analysis of livelihood sustainability. This analysis method is used to make an objective assessment in determining the sustainability of the livelihoods of the village of Sangrawayang Village.

In the study of the eye patterns of fishermen in Sangrawayang Village, District of Sukabumi District, it was found that the classification of fishermen based on fishing gear was divided into 3 groups, namely laborers, individual fishermen and skipper fishermen where the majority of fishermen belonged to the fishermen group. ownership of fishing gear. The results of this research on fishermen's livelihood patterns are those who benefit most from fishermen with skipper fishermen. Socio-economic inequality is very clear in Sangrawayang Village, Ciemas District, Sukabumi Regency. The basic thing in asset ownership which causes socio-economic inequality is mostly in physical assets and financial assets.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Firdaus
Abstrak :
Indonesia memiliki laut yang besar dan memiliki ikan yang banyak namun para nelayan belum bisa menyediakan ikan yang segar sehingga harga hasil tangkapannya menjadi murah dan menyebabkan nelayan tidak mendapat penghasilan yang cukup. Hal ini dikarenakan tidak semua nelayan paham cara pengolahan pasca panen. Ikan adalah bahan makanan yang mudah busuk. Penyebabnya adalah adanya aktivitas mikroorganisme yang bekerja di dalam tubuh ikan sehingga peneliti ingin melihat pemanfaatan NaOCl yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme agar ikan tidak cepat busuk dan kesegaran ikan  dapat terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan zat NaOCl dalam proses pendinginan ikan. Metode yang digunakan adalah metode observasi selama 27 hari. Penelitian ini dilakukan yaitu melihat perbedaan ikan dalam penyimpanan (pendinginan) ikan yang menggunakan NaOCl dan tanpa NaOCl. Hasil penelitian menunjukkan ikan tanpa NaOCl dikatakan busuk pada hari ke 21 sedangkan ikan dengan NaOCl masih dikatakan baik atau belum mengalami pembusukan. Kesimpulannya adalah NaOCl memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah nelayan.
Indonesia has a large sea and has a lot of fish but the fishermen have not been able to provide fresh fish so the price of the catch becomes cheap and causes fishermen not to earn enough. This is because not all fishermen understand the way of post-harvest processing. Fish is a perishable food ingredient. The reason is the activity of microorganisms that work in the body of the fish so researchers want to see the Utilization of NaOCl which is able to kill microorganisms so that the fish do not rot quickly and the freshness of the fish can be maintained. The purpose of this study was to determine the effect of using NaOCl substances in the process of cooling fish. The method used is the observation method for 27 days. This research was conducted by looking at the differences in fish in the storage (cooling) of fish using NaOCl and without NaOCl. The results showed that fish without NaOCl were said to rot on day 21 while fish with NaOCl were still said to be good or had not experienced decay. he conclusion is that NaOCl has the potential to increase the added value of fishermen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Djakaria
Abstrak :
Kapal merupakan salah satu alat transportasi laut yang sering digunakan oleh para nelayan, dilihat pada tahun 2018 terdapat 2,6 juta nelayan yang ada di Indonesia. jumlah nelayan yang sengat banyak tersebut di antaranya memiliki kesulitan dalam melakukan pembuatan kapal ikan dengan model streamline, dikarenakan tidak adanya alat bending, mahalnya alat-alat, serta langkanya material kayu. Kapal pelat datar ini menjadikan salah satu opsi untuk mengatasi masalah tersebut, kapal tersebut dibuat dengan menggunakan konstruksi bentuk lambung yang disederhanakan tanpa adanya proses bending. Namun dengan dibuatnya kapal pelat datar ini tentunya nilai hambatan kapal ikan tersebut akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan kapal ikan konvensional akan tetapi memiliki kelebihan yaitu konstruksi lambung yang lebih sederhana, biaya yang lebih murah, dan mempermudah para nelayan dalam proses pembuatan dan perbaikan. Oleh karena itu dibuatlah 3 model jenis kapal ikan pelat datar dengan variasi lebar chine yaitu 1 m, 1,5 m, 2 m dan pada tiap kondisi pembebanan yaitu kondisi 1 saat kapal ingin berangkat, kondisi 2 saat muatan paling berat dan kondisi 3 saat kapal pulang. Model dan variasi tersebut akan dilakukan pengujian hambatan kapal ikan dengan bantuan aplikasi. Pengujian hambatan kapal ikan dilakukan pada kecepatan 6-10 knot yang dilakukan pada tiap model dan tiap kondisi. Proses pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model kapal pelat datar yang memiliki nilai hambatan yang paling kecil di antara lainya. Hasil simulasi menemukan bahwa kapal ikan pelat datar bahwa model kapal 1 dengan lebar chine 1 m memiliki nilai hambatan paling kecil di antara model lainya yaitu sebesar 3514,2 N pada kecepatan 10 Knot......Ships are one of the sea transportation tools that are often used by fishermen, seen in 2018 there were 2.6 million fishermen in Indonesia. A number of fishermen who are stinging a lot them have difficulties in making fishing boats with a streamlined, due to the absence of bending, expensive tools, and the scarcity of wood materials. This flat plate ship is one option to overcome this problem, the ship is made using a simplified hull construction without any bending. However, with the construction of this flat plate ship, of course, the resistance value of the fishing vessel will be greater than that of a conventional fishing vessel, but it has the advantages of simpler hull construction, lower costs, and easier for fishermen in the manufacturing and repair process. Therefore, 3 models of flat plate fishing vessels were made with variations in chine width, namely 1 m, 1.5 m, and 2 m and for each loading condition, namely condition 1 when the ship wanted to depart, condition 2 when the cargo was the heaviest and condition 3 when the ship go home. These models and variations will be tested for fishing vessel resistance with the help of applications. The fishing vessel resistance test was carried out at a speed of 6-10 knots which was carried out on each model and in each condition. This testing process is carried out in order to get a flat plate ship model that has the smallest resistance value among others. The simulation results found that the flat plate fishing vessel model 1 with a chine width of 1 m has the smallest resistance value among other models, which is 3514.2 N at a speed of 10 knots.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>