Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parwatri Wahjono
"Penelitian ini merupakan penelitian folklor humanitis, yaitu penelitian dari sudut pandang peneliti yang berlatar belakang ilmu bahasa dan kesusasteraan, yang kemudian memperdalam ilmu folklor.
Definisi Hakikat Permainan Nini Thowok: sebuah folklor Jawa, berupa suatu permainan ritual magis yang berbentuk teater murni tradisional, dapat merupakan hiburan, bersifat Kejawen, mitis, serta shamanistis, yang pada umumnya diadakan waktu terang bulan purnama, malam Selasa atau Jum'at Kliwon, dengan tujuan memohon perlindungan untuk keselamatan desa, anak-anak dan sawah, sebagai pembayar nadar, menanyakan nasib ataupun obat penyakit dan juga untuk memohon hujan.
Secara semiotis permainan Nini Thowok adalah sebuah folklor Jawa yang berupa suatu ritus inisiasi, bersifat mitis, magis, Kejawen, sebagai hiburan, untuk menanyakan obat, membayar nadar, memohon perlindungan dan memohon hujan.
Dari strukturnya, Nini Thowok adalah sebuah bentuk teater murni Jawa tradisional, suatu ritus magis dengan permainan sebagai sarananya, dengan tahap-tahap rites inisiasi dan permainan hiburan.
Desa Banyumudal merupakan daerah pegunungan kapur yang memiliki banyak mata air, sebagai pemasok air minum daerah Gombong-Kebumen.
Penduduk 3466 jiwa, 36 % melek huruf, sebagai petani dan pemantik batu. Beragama Islam Kejawen dengan kepercayaan ancestor worship, dan pemujaan batu lingga, pada setiap hari Kliwon dan bila hendak mengadakan hajat. Masih melestarikan sistem pengetahuan tentang hari baik untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pertanian dan upacara daur hidup. Peranan Islam di sini mengukuhkan unsur Kejawen. Kesenian yang masih hidup adalah ebleg (kuda lumping), ketoprak dan cowongan.
Permainan cowongan (dahulu) khusus untuk memohon hujan. Merupakan permainan ritual magis dengan tahapan-tahapan:
a. Ernst (serius), yang bersifat sakral, ialah suatu ritus inisiasi pada ancestor worship pada pembuangan boneka (tahap separation), marge (peralihan), dengan . makna pendewasaan: pada penyemayaman boneka di tempat keramat (bumf Gana bathan) di bawah pohon beringin, dan agregation (pengembalian ke masyarakat): pada pengambilan boneka dan permainan di arena; serta ritus untuk motion hujan dengan mendatangkan bidadari Nini Thowok (Ni Cowong).
b. Spel (hiburan, permainan), yang bersifat profan, ialah endem-endeman, yaitu mabuk-mabukan non alkoholik, bersifat hiburan dan juga mediamik (sebagai sarana permediuman dari dukun cowong untuk memintakan obat dan berkah bagi yang memerlukan).
Sampai kini cowongan dapat survive karena memiliki fungsi sosial dan lingkungan hidup. Fungsi tersebut agak mengalami sedikit pergeseran nilai dari fungsi ritual (sakral)-nya, yaitu menjadi lebih banyak berfungsi permainan (hiburan, profan). Dengan demikian fungsi Permainan Ritual Magis Nini Thowok sebagai sebuah folklor jawa adalah sebagai ritus, hiburan, dan pengesahan pranata (fungsi sosial dan lingkungan hidup).
Permainan ritual magis Nini Thowok akan dapat hidup terus selama masih mengemban fungsi dalam masyarakat pendukungnya, atau bila dijadikan aset pariwisata."
1993
D417
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninuk Irawati Kleden Probonegoro
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996
792.095 9 NIN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suseno
"
ABSTRAK
Dalam khasanah kesusastaan Jawa, cerita pendek merupakan genre sastra yang dapat dikatakan masih baru. Istilah yang lazim digunakan untuk cerita pendek berbahasa Jawa adalah crita cekak atau biasa ditulis dengan cerkak. Kelahirannnya didukung penuh oleh majalah yang menjadi wahana tersiarnya jenis sastra ini dalam masyarakat Indonesia, khususnya di antara penutur Bahasa Jawa.
Jenis sastra yang satu ini diperkirakan telah ada sejak tahun 1930 walaupun belum secara eksplisit disebut cerkak. Cerita-cerita yang diangkat dalam cerkak, kebanyakan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kisah percintaan muda-mudi. Bahkan diketahui dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ratna Indriani, bahwa 50% cerkak yang dihasilkan pada yahun 1988 di Yogyakarta, memiliki ciri-ciri tersebut.
Pala tahun 1995, terbit sebuah antologi cerkak yang berjudul Kumpulan Crita Cerkak Ratu (KCCR) yang dapat dikatakan berbeda dengan cerkak-cerkak lainnya. KCCR, tidak lagi membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan percintaan muda-mudi. Hal ini membuat KCCR memiliki keunikan tersendiri daripada cerkak lainnya. Selain itu juga, cerkak-cerkak yang terdapat dalam KCCR memiliki banyak sindiran yang berupa kritik moral. Untuk itulah analisis terhadap struktur faktual di dalam skripsi ini, dilakukan untuk mengungkapkan keberadaan kritik moral."
1998
S11430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini berisi beberapa catatan yang disusun pada tahun 1923 oleh M.O.S. Muliadiharja (Moeliadiardja), seorang guru sekolah Kristen di Jombang. Teks memuat uraian tentang beberapa pertunjukan rakyat yang ada di daerahJombang, Khususnya tentang ludrug (h.4-10), lerok (h.10-15), jaran kepang (15-20), dan gendruwon (barongan), serta jepaplok (20-22). Uraian meliputi masalah sejarah keagamaan, cerita yang dipergelarkan, musik, perlengkapan, dan lain-lain sebagainya. Menurut keterangan dari pengarang, informasi yang disajikannya, sebagian dipetik dari Pustakaraja Purwa dan sebagian lagi dari narasumber yang dianggap mengerti tentang masalah yang diteliti. Tidak disebutkan lebih lanjut tentang keberadaan naskah-naskah babon tersebut. Pigeaud beberapa kalimenyebutkan informasi Muliadiharja ini dalam karyanya tentang pertunjukan rakyat di Jawa (1938: 198-199). Pigeud/Panti Boedaja (?) nampaknya memperoleh catatan Muliadiharja ini dari Dr. H. Kraemer. Naskah kemudian dibuat alih aksara ketik sebanyak empat eksemplar, pada tahun 1938. Selain tersimpan di koleksi FSUI ini, tiga salinan sisanya tidak diketahui keberadaannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
ST.3-A 22.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah ini berisi beberapa jawaban pertanyaan tentang srandhul, semacam pertunjukan rakyat yang populer di wilayah Wuryantara, Wanagiri, antara tahun 1925-1931. Pertunjukan ini,yang dimainkan oleh 8 orang lelaki (sebagian berperan sebagai wanita) dengan iringan bendhe, kendhang dan terbang, bertokohkan Pak Ganyong (Arya Tandurun, putra raja Pajajaran, dan Bok Kenya, Putri dari Cempa yang dinikahinya. Naskah ditulis tangan oleh M. Prawirapranata, seorang carik di Pulutan Kulon. Wuryantara,pada tahun 1931. Prawirapranata menyusun catatan ini sebagai jawaban atas pertanyan tertulis yang diajukan Pigeaud (atau staf?) dalam rangka penelitian tentang pertunjukan rakyat untuk bukunya Javanese Volksvertoningen (Betavia: Volkslectuur, 1938). Contoh survey atau daftar pertanyan yang diajukan Pigeau kepada para pakar dan narasumber,lihat FSUI/ST.13, h.1-4. NAma Prawirapranata sendiri tidak disebutkan dalam buku Pigeaud. Keterangan tentang pertunjukan srandhul pada umumnya,lihat ibid, 279-281 (&281); sedangkan tentang topengan di daerah Wuryantara,lihat h.83-84 (&73). Naskah tulisan tangan tersebut kemudian dibuat salinan ketik oleh petugas Panti Boedaja (lihat ST.4a. h.24-31) pada tahun 1931."
[[Place of publication not identified], [Place of publication not identified]]: [[publisher not identified], [publisher not identified]], [date of publication not identified]
ST.4 -A 22.05a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Bagian awalteks (h.1-23) merupakan salinan ketik dari sebuah naskah induk yang tidak diketahui sumbernya, sedangkan untuk h.24-31 menyalinan dari naskah ST.4. Penyalinan dibuat oleh staf Pigeaud (Panti Boedaja?) pada tahun 1931."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
ST.4a-A 22.05b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), 1999
R 792.09598 DIR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini adalah buku panduan pertunjukan langendriya (musik dan sandiwara) di astana Pakualaman, dengan lakon Damarwulan. Pertunjukan ini dalam rangka perkawinan BRA. Koossabandinah dengan Ir. R.M. Koesoemaningrat pada hari Selasa (malam) 11 November 1932."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0109-ST 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Chong, Chur-hon, 1959-
Soul: Aiseum, 2009
KOR 895.720 9 CHO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anwari
Jakarta: LP3ES, 1999
899.221 7 ANW i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>