Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noor Diani
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik bertujuan untuk mencegah luka kaki secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitan descriptive correlational dengan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 orang. Hasil analisis Chi Square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 (p=0,040). Faktor pengetahuan memiliki peluang 2,38 kali untuk melakukan praktik perawatan kaki. Direkomendasikan untuk perlunya dikembangkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki dan pemeriksaan kaki.
ABSTRACT
Primary prevention in management of diabetic foot is to prevent foot injuries. This study aimed to determine the correlation between knowledge and practice of foot care in the type 2 diabetic patients in South Kalimantan. This study was a descriptive correlational research with cross sectional design and recruited 106 samples. Chi Square analysis results showed a significant correlation between knowledge and practice of foot care in the type 2 diabetic patients (p = 0.04). Factor of knowledge had chance 2,38 times on performing practice of foot care. This study recommended the important of development of health education about foot care and foot examination.
2013
T32594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Aisyah
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis seumur hidup yang dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik yang dapat dipicu oleh kepatuhan yang rendah dalam melakukan perawatan kaki diabetik, sehingga memerlukan suatu strategi untuk meningkatkan kepatuhan tersebut dengan memberikan edukasi kelompok. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas program edukasi kelompok terhadap kepatuhan melakukan perawatan kaki pada pasien DMT2. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group, masingmasing kelompok terdiri dari 19 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan kepatuhan dalam melakukan perawatan kaki pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dimana pada kelompok perlakuan memiliki kepatuhan yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol setelah diberikan edukasi kelompok (p=0,032). Metode edukasi kelompok ini dapat digunakan sebagai alternatif metode edukasi untuk pasien DMT2 oleh perawat yang bertugas di ruang rawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a longlife chronic disease that can cause complications in a several of body systems. One of the most common complications is diabetic foot ulcers which induced by non-adherence of foot care, therefore it requires a strategy to improve adherence by means group education program. This study aimed to identify the effectiveness of group education program to foot care adherence among type 2 diabetic patients. The study design was a quasy experimental pre-post test with control group, consisted of 19 respondents for each group, recruited uses consecutive sampling. The result of the Chi Square analysis showed there was significant difference on foot care adherence in the control group and the treatment group, whereas in the treatment group indicated higher adherence compared with the control group after given group education program (p = 0.032). This group educational method can be used as an alternative method of education for T2DM patients to improve the quality of nursing care.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
Abstrak :
ABSTrAK
Penyakit ulkus diabetikum menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, lama menderita ulkus diabetikum, depresi, nyeri, koping, dukungan sosial dan kondisi luka. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisis regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu penghasilan depresi dan nyeri. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.000). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.
ABSTRACT
Diabetic ulcer can decline in physical function and psychological impact on quality of life. This study aims to examine the factors that affect the quality of life of diabetic ulcer patients. The independent variables in this study were age, gender, education, income, long suffering from diabetic ulcers, depression, pain, coping, social support and wound conditions. This research used analytic correlation with cross-sectional design. Samples in this research there were 100 respondents. In the multiple linear regression analysis obtained 3 variables that affect the quality of life of the income depression and pain. The results obtained further depression as factors most related quality of life (p = 0.000). Based on that nurses need early detection of depression experienced by patients and providing health education.
2013
T35361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
Abstrak :
Penyakit ulkus diabetikum menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, lama menderita ulkus diabetikum, depresi, nyeri, koping, dukungan sosial dan kondisi luka. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisis regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu penghasilan depresi dan nyeri. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.000). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.
Diabetic ulcer can decline in physical function and psychological impact on quality of life. This study aims to examine the factors that affect the quality of life of diabetic ulcer patients. The independent variables in this study were age, gender, education, income, long suffering from diabetic ulcers, depression, pain, coping, social support and wound conditions. This research used analytic correlation with cross-sectional design. Samples in this research there were 100 respondents. In the multiple linear regression analysis obtained 3 variables that affect the quality of life of the income depression and pain. The results obtained further depression as factors most related quality of life (p = 0.000). Based on that nurses need early detection of depression experienced by patients and providing health education.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Asmorohadi
Abstrak :
ABSTRACT
Penyembuhan ulkus diabetikum sering mengalami keterlambatan karena menurunnya imunitas, inflamasi, dan infeksi. Penurunan infeksi dapat dilakukan dengan perawatan luka dengan menggunakan irigasi tekanan tinggi (10-15psi). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas alat irigasi artrihpi terhadap penyembuhan ulkus diabetikum di RS Pemerintah Jawa Tengah. Jenis Penelitian ini adalah uji klinis acak terkontrol dengan desain penelitian menggunakan cross over design dan randomisasi blok dalam menentukan sampel. Jumlah sampel ada 64, yang terdiri dari 32 kelompok perlakuan dan 32 kelompok kontrol. Intervensi dilakukan selama 6 hari dan dilakukan secara terus menerus. Penilaian penyembuhan ulkus diabetikum dilakukan setiap 3 hari sekali. Hasil penelitian terdapat penurunan skoring penyembuhan yang bermakna sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok. Tidak terdapat perbedaan skoring penyembuhan yang bermakna setelah intervensi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun rerata selisih skoring penyembuhan kelompok yang menggunakan alat artrihpi lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok yang menggunakan alat spuit 12cc. Penelitian ini merekomendasikan bahwa artrihpi dapat menjadi salah satu solusi untuk melakukan irigasi tekanan tinggi yang sesuai untuk membantu mempercepat penyembuhan ulkus diabetikum.
ABSTRACT
The healing process of diabetic ulcer is often impeded by inflammation, infection, and decreased immune state. A high pressure irrigation (10-15 psi) may be used to control the infection level. This research was designed to identify the effectiveness of artrihpi irrigation device towards diabetic ulcers in public hospitals in the Central Java. This research is a randomized control trial with cross over design. Sixty four subjects were selected using block randomization technique, and were divided into control and intervention group. The intervention was given in 6 days along with wound healing evaluation in every 3 days. The results demonstrated that there was difference decrease scoring healing a significant after treatment, even though the difference scoring healing between both groups was not statistically significant. However, it mean difference was found that in the intervention artrihpi the wound healing was better than the spuit. These results illustrates the artrihpi may be solution of using high pressure irrigation to help healing process diabetic ulcers.
2013
T38669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Indrayati
Abstrak :
Telehealth nursing adalah layanan berbasis teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempermudah komunikasi antara pasien dan perawat dalam merawat luka terutama pada saat kondisi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas telehealth nursing terhadap penyembuhan ulkus kaki diabetik. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 46 orang diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Kelompok eksperimen diberikan telehealth nursing yang berisi kombinasi edukasi dan monitoring perawatan luka mandiri dan kelompok kontrol diberikan edukasi dan perawatan luka secara langsung di klinik luka. Penyembuhan luka diukur dengan menggunakan Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telehealth nursing memiliki efektifitas yang signifikan yaitu sebesar p=0,873 (α>0.05) pada proses penyembuhan luka. telehealth nursing adalah pilihan terbaik dalam merawat ulkus kaki diabetik pada pasien yang mengalami kesulitan atau dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk perawatan luka secara langsung ke layanan kesehatan. ......Telehealth nursing as an information technology-based service is expected to be a means to facilitate communication between patients and nurses in caring for wounds, especially during the COVID-19 pandemic. This study aims to identify the effectiveness of telehealth nursing in healing diabetic foot ulcers.This study was a quasi-experimental with a pre-post test with a control group. The study was conducted on 46 people using consecutive sampling. The intervention group was given telehealth nursing which contained a combination of education and self manage wound care monitoring and the control group was given education and wound care at the wound clinic. Wound healing was measured using the Bates Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). The results showed that telehealth nursing had significant effectiveness of p=0.873 (α>0.05) in the wound healing process. telehealth nursing is the best choice in treating diabetic foot ulcers in patients who have difficulty or with conditions that do not allow direct wound care to health services.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Budi Kristanto
Abstrak :
Latar Belakang: DM merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia, dengan 15-25% pasien akan berkomplikasi menjadi DFU. Data pada tahun 2003 di RSCM menunjukkan bahwa angka kematian akibat DFU adalah 16% dan angka amputasi mencapai 25%. Hingga saat ini belum terdapat strategi tatalaksana DFU yang efektif karena patogenesis molekular yang menyebabkan kegagalan penyembuhan luka masih belum sepenuhnya dipahami. Selain itu pengendalian kadar glukosa darah dalam pengobatan DFU masih belum jelas dan menjadi perdebatan dalam berbagai studi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan HbA1c dan GDS dengan faktor angiogenesis HIF-1α, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tata laksana yang tepat untuk pasien DFU. Metode: Desain penelitian potong lintang. Subjek penelitian pasien DFU yang berobat ke RSCM, diambil data dasar (jenis kelamin dan usia), pemeriksaan klinis (TB, BB, dan IMT), pemeriksaan laboratorium (GDS, HbA1c). HIF-1α diperiksa dari sampel biopsi jaringan luka DFU saat operasi debridemen dan amputasi dengan pemeriksaan ELISA. Data dilakukan uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, dilanjutkan uji korelasi Spearman. Pengaruh variabel perancu dianalisa dengan uji mann whitney dan tes regresi linear sederhana. Hasil: Terdapat 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan pemeriksaan kadar HiF1α dari sampel jaringan biopsi. Data karakteristik didapatkan hasil kelompok dominan perempuan (54.7%) dengan usia rerata 55.7 ± 10.4 tahun, IMT median 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesitas 34.6%), dan komorbid anemia (84.3%). Karakteristik laboratorium, GDS median 220 (14-705)mg/dL dengan kelompok kondisi hiperglikemik >200 mg/dL sebanyak 54.7%. HbA1c median 7.7(4.1-13.7)% dengan kelompok kontrol gula darah buruk HbA1c >6.5% sebanyak 85.8%. Tidak didapatkan korelasi bermakna antara GDS dengan HIF-1α p 0.523(p>0.05). Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara HbA1c dengan HIF-1α p 0.792(p>0.05). Didapatkan variable perancu yang bermakna pada kondisi derajat luka DFU p 0.03 (p< 0,05). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik HbA1c atau GDS tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kadar HiF-1α. Variabel perancu kondisi derajat luka DFU berpengaruh secara signifikan terhadap ekspresi HIF-1α ......Background: DM is one of the leading causes of morbidity and mortality in the world, with 15-25% of patients developing complications of DFU. Results data in 2003 at the RSCM showed that the mortality rate from DFU was 16% and the amputation rate was 25%. There is no effective DFU management strategy because the molecular pathogenesis that causes wound healing failure is still not fully understood. In addition, the control of blood glucose levels in the treatment of DFU is still unclear and has been debated in various studies. Objective: This study aims to analyze the relationship between HbA1c and GDS with the angiogenesis factor HIF-1α, so that it can be used as a basis for appropriate management of DFU patients. Methods: The research design was cross sectional. Body mass index, comorbid disease status were recorded. The laboratory parameters GDS, HbA1c and HiF-1a expression examined in the laboratory. Test the normality data by the Saphiro-Wilk test and the Kolmogorov Smirnov test, followed by the Spearman correlation test. The effect of confounding variables was analyzed by Mann Whitney test and simple linear regression test. Results: There were 64 patients who met the inclusion criteria and were examined for HiF1α levels from biopsy tissue samples. Characteristic data showed that the dominant group was female (54.7%) with a mean age of 55.7 ± 10.4 years, median BMI 24.9 kg/m² (overweight 48.2%, obesity 34.6%), and comorbid anemia (84.3%). Laboratory characteristics, the median GDS of 220 (14-705)mg/dL with the hyperglycemic condition group >200 mg/dL as much as 54.7%. The median HbA1c was 7.7(4.1-13.7)% with the bad blood sugar control group HbA1c >6.5% as much as 85.8%. There was no significant correlation between GDS and HIF-1α p 0.523 (p>0.05). There was no significant correlation between HbA1c and HIF-1α p 0.792 (p>0.05). A significant confounding variable was found in the condition of the degree of wound DFU p 0.03 (p < 0.05). Conclusion:The results of this study showed that neither HbA1c nor GDS had a significant correlation with HiF-1α . The confounding variable of DFU wound degree had a significant effect on the expression of HIF-1α
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di seluruh negara di dunia, dan terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapt berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes. Jenis penelitian ini adalah non eksperimentalkorelasional dengan desain cross sectional. Jumlah responden dalam pemelitian ini adalah 45. Hasil analisis bivariat didapatkan perawatan kaki (p=0.003) dan pemilihan dan pemakaian alas kaki (p=0.008) berhubungan dengan risiko ulkus kaki diabetes. Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa perawatan kaki berhubungan dengan risiko ulkus dengan p<0.05 (p=0.013). Diabetisi dengan perawatan kaki yang baik berpeluang untuk mencegah risiko ulkus kaki diabetes sebesr 14 kali dibandingkan dengan diabetisi yang perawatan kakinya buruk.
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is one of chronic diseases that exist in all countries in the world and keep growing significantly from year to year. Long term complication from diabetes, both micro vascular and macro vascular, can cause insufficiently blood supply to hills which can culminate to ulcer infection and will end with an amputation.

The purpose of this research is to know the relationship between foot care and ulcer risk of diabetes foot. This research design is non experimental- corelational with sectional cross design. In this research, there are 45 respondents. Based on Bivariate analysis, it is known that foot care (p=0.003) and footwear choice and usage (p=0.008). Multivariate analysis showed that foot care related to ulcer risk with p<0.05 (p=0.013). People with diabetes who get good foot care have chance to prevent diabetes foot ulcer risk 14 times compared with people with diabetes who get poor foot care.
2012
T31066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Diani
Abstrak :
Upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik bertujuan untuk mencegah luka kaki secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 orang. Hasil analisis Chi Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 (p= 0,04; α= 0,05). Faktor pengetahuan memiliki peluang 2,38 kali untuk melakukan praktik perawatan kaki. Perlu dikembangkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki dan pemeriksaan kaki.

Clients? Knowledge on Type 2 Diabetes Influence Practice of Foot Care. Primary prevention in diabetic foot management of is to prevent foot injuries. This study aimed to determine the correlation between knowledge and practice of foot care in type 2 diabetes patients in South Kalimantan. This study employed a descriptive correlation research with cross sectional design. A number of 106 samples was recruited. The results of chi Square analysis showed a significant correlation between knowledge and practice of foot care in the type 2 diabetes patients (p= 0.04; α= 0.05). Knowledge factor had chance of 2.38 times on performing practice of foot care. This study suggest the importan of development of health education about foot care and foot examination.
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Iswanti Afelya
Abstrak :
Penderita Ulkus Kaki Diabetik (UKD) memiliki risiko potensial terjadinya kasus berulang, rehospitalisasi dan amputasi. Diperkirakan 50% dari UKD dan amputasi dapat dicegah dengan mengidentifikasi kaki yang berisiko dan menerapkan strategi pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi UKD berulang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang yang dipilih secara consecutive sampling dari tiga rumah sakit di Makassar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, lama menderita DM, riwayat ulkus, lokasi ulkus, HbA1C, penyakit penyerta, pengetahuan perawatan kaki, kemampuan perawatan kaki, neuropati sensorik, deformitas kaki dan ABI (p<0.05) dengan frekuensi UKD berulang pada pasien DM di Makassar. Namun tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga (p<0.102) dengan frekuensi UKD berulang. Analisis menggunakan Multiple Linier Regresion diperoleh lima faktor yang paling dominan mempengaruhi UKD yaitu usia, HbA1C, perawatan kaki, dukungan keluarga dan penyakit penyerta dengan p<0.05. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi UKD berulang dan memaksimalkan kontrol glikemik, perawatan kaki teratur, peningkatan dukungan keluarga, dan kontrol penyakit penyerta pada pasien kelompok usia dewasa tengah dan lanjut usia untuk mencegah UKD berulang. ......Patients with Diabetic Foot Ulcer (DFU) have a potential risk for recurrence, rehospitalized and amputation. It is estimated that 50% of DFU and amputation can be prevented by identifying of foot risk and implementing prevention strategies. This study aimed to identify influencing factors of DFU's recurrence. This study used cross-sectional design with the 96 samples selected consecutively at three different hospitals in Makassar. Bivariate analysis showed that there were relationship between age, duration of diabetes mellitus, ulcers history, ulcers location, HbA1C, comorbidities, foot care knowledge, foot care ability, sensory neuropathy, foot deformities and ABI with DFU's recurrence frequency in patients with DM in Makassar (p<0.05). However, there was no significant relationship between family support with DFU's recurrence frequency (p= 0.102). Analysis result of Multiple Linear Regresion found the most dominant influencing factors of DFU's recurrence were age, HbA1C, foot care, family support, and comorbidities. This study recommends that nurses need to identify the influencing factors of DFU's recurrence and motivate the patient to increase routine glycemic control, regular foot care, increase family support and control of comorbidities in middle adult and elderly patients to prevent DFU's recurrence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>