Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar belakang: Untuk menilai kegunaan dari kuesioner Gastro-esophageal Reflux Disease (GERD) pada diagnosis GERD, untuk memvalidasi kuesioner GERD yang ditulis dalam bahasa Indonesia, dan untuk mengevaluasi reabilitas dari kuesioner GERD yang ditujukan untuk pasien GERD yang berbahasa Indonesia (Studi Virginia).
Metode: Studi ini menggunakan survei yang bersifat prospektif pada 40 pasien yang terdiagnosis GERD berdasarkan pemeriksaan endoskopi di 3 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, dan Surabaya) dari 15 Januari sampai dengan 15 Mei 2009. Pasien diminta untuk melengkapi kuesioner GERD dan dinilai validitas dan reliabilitas dari kuesioner tersebut.
Hasil: Persentase responden yang melaporkan gejala selama 4-7 hari adalah sebagai berikut: 67.5% mengalami rasa seperti terbakar di bagian belakang tulang dada (heartburn); 65.0% merasa isi lambung (cairan atau makanan) naik ke arah kerongkongan atau mulut (regurgitasi); 70% merasa nyeri pada bagian tengah perut atas; 57.5% mengalami rasa mual; 62.5% mengalami kesulitan tidur yang dikarenakan heartburn dan / atau regurgitasi; dan 62.5% meminum obat tambahan untuk heartburn dan / atau regurgitasi selain dari apa yang telah dianjurkan woleh dokter. Nilai alpha Cronbach adalah 0.834, yang menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner GERD yang berbahasa Indonesia adalah valid dan reliabel untuk pasien GERD Indonesia.
Kesimpulan: Studi ini mencapai tujuan utamanya dan menunjukkan bahwa kuesioner GERD memiliki validitas dan reliabilitas yang baik untuk digunakan pada pasien GERD yang berbahasa Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian DIAMOND, yang menunjukkan bahwa kuesioner GERD dapat digunakan untuk mendiagnosis GERD pada gejala awal yang dilaporkan. (Med J Indones 2011; 20:125-30).

Abstract
Background: The aims of this study were to test the usefulness of the Gastro-esophageal Refl ux Disease Questionnaire (GERDQ) in the diagnosis of GERD, to validate the GERDQ written in Indonesian language, and to evaluate the reliability of the GERDQ for use in Indonesian-speaking GERD patients (Virginia study).
Methods: This was a prospective survey of 40 patients diagnosed with GERD, based on an endoscopic examination, in 3 cities in Indonesia (Jakarta, Bandung, and Surabaya) from 15 January to 15 May 2009. Patients were asked to complete the GERDQ, and the validity and reliability of the questionnaire were assessed.
Results: The percentages of respondents who reported symptoms lasting 4â??7 days were as follows: 68% had a burning sensation behind the breastbone (heartburn); 65% had stomach content (fl uid) move upwards to the throat or mouth (regurgitation); 70% had a pain in the centre of the upper abdomen; 58% had nausea; 63% had diffi culty sleeping because of the heartburn and/or regurgitation; and 63% took additional medication for heartburn and/or regurgitation. Cronbachâ??s alpha was 0.83, indicating that all of the questions in the Indonesian-language GERDQ are valid and reliable for Indonesian GERD patients.
Conclusions: This study achieved the primary objectives and showed that the GERDQ is valid and reliable for use with Indonesian-speaking GERD patients. The results were consistent with those of the DIAMOND study, which showed that the GERDQ can be used to diagnose GERD on the basis of the reported symptoms. (Med J Indones 2011; 20:125-30)"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tarisa Ilma Humaira
"Tuntutan akademik seringkali membuat mahasiswa mengalami stres. Diyakini bahwa salah satu dampak dari stres akademik adalah GERD, sementara strategi koping merupakan cara mahasiswa mengatasi stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stres akademik terhadap Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan strategi koping sebagai moderator pada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Partisipan yang terkumpul mencapai 202, namun yang dapat diolah hanya 183 partisipan. Data dianalisis dengan PROCESS Hayes. Hasil penelitian (p = 0.004) menunjukkan bahwa emotion-focused coping memoderasi pengaruh stres akademik terhadap GERD. Sementara itu, kedua jenis strategi koping lainnya tidak menunjukkan interaksi yang signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk memahami penggunaan strategi koping yang efektif untuk meregulasi stres akademik, sehingga juga memperlemah pengaruhnya terhadap GERD. Saran untuk penelitian lanjutan adalah penggunaan teknik sampling yang lebih terkontrol, sehingga partisipan bisa lebih representatif.

Academic demands often cause students to experience stress. It is believed that one of the impacts of academic stress is GERD, while coping strategies are the way students deal with that stress. This study aims to analyze the effect of academic stress on Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) with coping strategies as a moderator among students. The method used is a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires. The collected participants reached 202, but only 183 participants could be processed. The data were analyzed using PROCESS Hayes. The results of the study (p = 0.004) showed that emotion-focused coping moderates the effect of academic stress on GERD. Meanwhile, the other two types of coping strategies did not show significant interactions. This study contributes to understanding the effective use of coping strategies to regulate academic stress, thereby weakening its impact on GERD. Suggestions for further research include using more controlled sampling techniques so that participants can be more representative."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Kusuma
"Lingkungan perkuliahan yang memiliki berbagai tuntutan berdampak terhadap kualitas tidur mahasiswa dalam menghadapi tuntutan akademis. Berbagai negara telah merekam prevalensi kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa di seluruh dunia. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa stres akademik memiliki dampak negatif terhadap kualitas tidur. Tidak hanya kualitas tidur, jalur pencernaan dapat terdampak oleh stress akademik. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) ditemukan dapat memperburuk kualitas tidur. Selain itu, GERD dapat terdampak oleh stres sehingga gejala memburuk. Ditambah lagi, prevalensi GERD di Indonesia kian meningkat dari 14% hingga 24% dalam rentang waktu 3 tahun. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran GERD sebagai mediator antara stres akademik dan kualitas tidur. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis mediasi PROCESS Model 4. Jumlah partisipan keseluruhan adalah 201 mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia (75,62% perempuan) dengan rentang usia 18-25 tahun. Ketiga variabel diukur menggunakan Perceived Academic Stress Scale (stres akademik), Pittsburgh Sleep Quality Index (kualitas tidur), dan GERD Questionnaire (GERD). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa stress akademik memprediksi kualitas tidur secara signifikan tanpa perantara GERD sebagai mediator (β = 0,033, SE = 0,033, CI [LLCI = -0,0011 – ULCI = 0,0116]). Maka, dibutuhkan variabel lain sebagai mediator terhadap hubungan stres akademik terhadap kualitas tidur.

The student environment, with its various demands, impacts sleep quality as an effort to deal with academic demands. Various countries have recorded the prevalence of poor sleep quality among students worldwide. Several studies have found that academic stress negatively affects sleep quality. Not only does it impact sleep quality, but the digestive tract can also be affected by academic stress. Gastroesophageal reflux disease (GERD) has been found to worsen sleep quality. Moreover, GERD can be exacerbated by stress, making its symptoms worse. Additionally, the prevalence of GERD in Indonesia has increased from 14% to 24% over a span of 3 years. Thus, this research aims to examine the role of GERD as a mediator between academic stress and sleep quality. This research uses a quantitative research type with the mediation analysis technique PROCESS Model 4. The total number of participants is 201 university students in Indonesia (75,62% women) with an age range of 18-25 years. The three variables were measured using the Perceived Academic Stress Scale (academic stress), the Pittsburgh Sleep Quality Index (sleep quality), and the GERD Questionnaire (GERD). The mediation analysis results show that academic stress significantly predicted sleep quality without GERD as a mediator (β = 0,033, SE = 0,033, CI [LLCI = -0,0011 – ULCI = 0,0116]). Therefore, another mediator variable is needed in the relationship between academic stress and quality of sleep."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library