Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Yunita
Abstrak :

Konstipasi fungsional merupakan salah satu gangguan saluran cerna fungsional yang cukup sering ditemukan pada bayi dengan prevalensi 0,7% - 29,6%. Tidak jarang ibu membawa bayinya ke dokter karena gangguan buang air besar. Indonesia juga merupakan sebuah negara multikultur dan memiliki populasi yang beragam. Pengetahuan dan perilaku ibu mengenai konstipasi fungsional juga masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi konstipasi fungsional serta tingkat pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional juga faktor-faktor yang memengaruhinya. Data pada penelitian ini didapat dari kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seratus ibu yang telah dipilih secara acak yang melahirkan atau berkunjung ke Poliklinik Anak RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat antara masing-masing faktor terhadap pengetahuan atau perilaku ibu. Peneliti mendapatkan 51 dari 100 bayi (51%) mengalami gangguan buang air besar dan 24 diantaranya (24%) terdiagnosis konstipasi fungsional berdasarkan Kriteria Roma IV. Nilai median untuk pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional secara berurutan adalah 10 dan 12 dari nilai maksimal 12 dan 14. Peneliti tidak menemukan hubungan bermakna antara faktor usia ibu, pendidikan ibu, status sosioekonomi keluarga, dan jumlah anak dengan pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional. 


Functional constipation is one of functional gastrointestinal disorders that has high prevalence in baby with prevalence 0,7% - 29,6%. Mothers often bring their children to the practicer because of the defecation problems. In another side, Indonesia is a multicultural country that has different kinds of population. Information about mothers’ knowledge and therapeutic approach to functional constipation are still limited. Aim of this research is to discover the prevalence of functional constipation and mothers’ knowledge and theurapeutic approach to functional constipation with the related factors. The data is collected from online questionnaire that distributed to a hundred mothers that have been randomly selected from those who gave birth or visit children polyclinic. Researcher is using bivariate analysis to analyze each variable to knowledge and therapeutic approach. Researcher gets 51 from 100 baby (51%) have defecation problem and 24 among them (24%) diagnosed with functional constipation due to Rome Criteria IV. Median of mothers’ knowledge and therapeutic approach is 10 and 12 with maximum score is 12 and 14 respectively. There are no significant relationship between mothers’ and education, family sosioeconomic status, and number of children with mothers’ knowledge and therapeutic approach to functional constipation. 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadholirrahman Naufal Raditya
Abstrak :
Latar belakang: Cedera gastrointestinal akut seringkali terjadi secara sekunder terhadap penyakit kritis, namun penilaiannya tidak rutin dilaksanakan. Penilaian gagal organ pada pasien anak yang banyak digunakan di Indonesia adalah skor PELOD-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat cedera gastrointestinal akut dengan gagal organ yang dinilai berdasarkan skor PELOD-2 pada pasien anak sakit kritis. Metode: Studi potong lintang dengan data sekunder dari rekam medik pasien anak dengan cedera gastrointestinal akut di PICU RSCM dari bulan September 2019-September 2020. Derajat cedera gastrointestinal akut dinilai menggunakan kriteria AGI grading system, sedangkan gagal organ dinilai menggunakan skor PELOD-2. Uji statistic Chi Square, Kruskal Wallis dan Mann-Whitney dilakukan menggunakan aplikasi SPSS IBM versi 20. Hasil: Didapatkan 25 sampel dengan median skor PELOD-2 pada derajat satu sebesar 1 (0-5), dua sebesar 1 (0-9), tiga sebesar 9 (n=1), dan empat sebesar 9 (7-11). Hasil Uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik (P= 0,004) dan terdapat peningkatan skor PELOD-2 pada derajat yang lebih tinggi. Selain itu hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan antara derajat cedera gastrointestinal akut dengan mortalitas pasien (P= 0,014). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara derajat cedera gastrointestinal akut dengan skor PELOD-2 dan luaran mortalitas pada pasien anak sakit kritis. ......Background: Acute gastrointestinal injury can be secondary to critical illness, however it is not often assessed. The instrument used to assess organ dysfunction in children is Pediatric Logistic Organ Dysfunction-2 (PELOD-2) Score. This study aims to explain association between AGI grade and organ dysfunction using PELOD-2 in critically ill pediatric patients. Methods: This is a cross-sectional study with data collected from medical records of pediatric patients with AGI in PICU of Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, starting from September 2019 to 2020. Patients were classified based on AGI grade. The severity of organ dysfunction was measured using PELOD-2. Data were analysed with Chi Square, Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test using SPSS IBM version 20. Results: From 25 included pediatric patients, median of PELOD-2 score in AGI grade 1, 2, 3 were 1, 1, 9 respectively. There is only one sample of AGI grade 3, therefore the median of PELOD-2 score cannot be calculated.. Kurskal-Wallis test showed significant association (P: 0.004) with higher PELOD-2 score in more severe AGI grade. Chi Square test also showed significant association (P= 0,014) with higher mortality rate in more sever AGI grade. Conclusion: There is significant association between AGI grade with PELOD-2 score and mortality rate in critically ill pediatric patients
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library