Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurhalisah
"Dalam diskusi mengenai gender, terdapat perbedaan konsep di masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Sebagian memaknai gender sebagai hal yang tetap, laki-laki dengan maskulin dan perempuan dengan feminin. Sedangkan Judith Butler mendefinisikan gender sebagai suatu tindakan oleh seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga gender tersebut terbentuk, atau gender itu adalah performatif. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performativitas gender yang dilakukan oleh tokoh utama Makoto Hanaoka dalam anime Senpai wa Otokonoko. Dengan menggunakan teori performativitas gender oleh Butler, penelitian ini menganalisis bagaimana Makoto memainkan peran feminin dan maskulin sehingga membentuk identitas gendernya. Metode yang digunakan yaitu analisis sinematografi, yang tidak hanya berfokus pada teknik shot, tetapi juga memperhatikan elemen visual lainnya dan analisis teks juga berfungsi untuk mendukung proses analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Makoto menampilkan performativitas gender yang dinamis melalui ucapan serta tindakan-tindakannya. Makoto lebih cenderung menampilkan performa gender ke arah aspek feminin yang membuat dia akhirnya menemukan identitas dirinya dan memberikan pemahaman yang subversif terhadap konstruksi gender, yaitu bahwa mengekspresikan gender yang tidak sesuai dengan stereotip gender yang berlaku di masyarakat itu tidak apa-apa.

In the discussions about gender, there are different concepts in societies from all over the world. Some interpret gender as a fixed thing, men with masculine and women with feminine. Meanwhile, Judith Butler defines gender as an action by someone that is done repeatedly so that gender is formed, or gender is performative. Thus, this study aims to examine the gender performativity performed by the main character Makoto Hanaoka in the anime Senpai wa Otokonoko. Using Butler's theory of gender performativity, this research analyzes how Makoto plays feminine and masculine roles to form his gender identity. The method used is cinematographic analysis, which not only focuses on shot techniques, but also pays attention to other visual elements and text analysis also serves to support the analysis process. The findings indicate that Makoto displays dynamic gender performativity through his words and actions. Makoto is more likely to display gender performance towards the feminine aspect that makes him finally find his identity and provide a subversive understanding of gender construction, namely that it is okay to express gender that does not match the gender stereotypes prevailing in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Pringganti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas standar ganda moralitas masyarakat terhadap pedofilia
perempuan yang dikritik dalam novel Tampa. Tokoh utama yang sekaligus narator
dalam Tampa mendekonstruksi wacana gender melalui penokohannya sebagai
seorang pedofil perempuan. Penjelasan Butler mengenai gender sebagai tindak
performativitas digunakan sebagai kerangka teori analisis strategi manipulasi
femininitas tokoh utama sebagai bentuk dari mengimitasi ?yang imitasi? yang
dijadikan strategi tak hanya untuk memenuhi hasrat seksual tokoh utama tapi juga
untuk memanipulasi masyarakat. Analisis terhadap konsistensi narasi narator
menggunakan konsep unreliable narrator yang dikemukakan oleh Booth dan
dikembangkan oleh NĂ¼nning. Kesimpulan yang didapat adalah narator tidak berjarak
dengan norma implied author atau wacana naratif teks sehingga dapat disimpulkan
bahwa narator yang juga berperan sebagai tokoh utama hadir sebagai subyek
lingustik yang dapat dipercaya untuk menarasikan kenyataan teks. Berdasarkan hasil
penemuan dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama berhasil bermain
di simbol dan tanda-tanda femininitas untuk kemudian mengimitasinya.

ABSTRACT
This thesis discusses society?s double standard in response to female pedophilia issue
criticized in Tampa. Its main character, who also takes role as the narrator, deconstructs
gender discourse through her characterizations as a female pedophile. Butler?s explanation
about gender as a performative act is used as a theoretical framework to analyze main
character?s strategies in fulfilling her sexual desire towards 14-year-old boys.
Manipulation of femininity as a form of imitating? the imitation? is taken as a strategy,
not only to fulfill main character?s sexual desire, but also to manipulate society. Moreover,
analysis against the consistency of narration uses unreliable narrator concept, proposed by
Booth and developed by NĂ¼nning. The results show that the narrator has no distance
with implied author?s norm or text?s narrative discourse. Thus, it can be concluded
that the narrator is present as a linguistic subject who is capable of narrating the
text?s reality. According to the findings, the main character manages to play with
symbol and femininity signs to later imitate them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library