Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Garrett, Gill
London: Macmillan, 1983
618.970 231 GAR h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Chotimah
Abstrak :
Masa lansia merupakan periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, adalah masa di mana seseorang dapat melakukan penilaian terhadap makna kehidupannya dengan mengevaluasi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-tahap perkembangan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan munculnya kepuasan atau ketidakpuasan terhadap kehidupan yang dialami individu lansia. Havighurst menyatakan bahwa kepuasan hidup adalah kriteria utama dari successful aging (dalam Schroots, 1993). Di lain pihak, Linda George dan Elizabeth Clipp (dalam Turner & Helms, 1997) menyimpulkan bahwa salah satu hal penting yang berkaitan dengan successful aging adalah bahwa tingkat kepuasan hidup cenderung stabil sepanjang waktu. Dengan demikian untuk melihat kepuasan hidup seseorang dapat dilakukan dengan menganalisa perjalanan hidupnya sejak kecil hingga masa lansia. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan suatu analisa terhadap perkembangan lansia untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang memberikan kontribusi pencapaian successful aging seseorang. Teori psikososial Erikson dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini karena Erikson juga mengemukakan pentingnya kepuasan dan penemuan makna hidup yang disebutnya dengan integrity, selain itu tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson merupakan model teori kepribadian sepanjang rentang kehidupan yang paling berpengaruh (Van Manen & Whitbourne, 1997).

Penelitian dilakukan secara kualitalif dengan menggunakan teknik wawancara pada tiga subyek dengan rentang usia '70 - 79 tahun, yang secara obyektif dikategorikan mencapai succesfull aging, yaitu kesehatan fisik baik, ada jaminan keamanan finansial, serta berperan aktif dan terlibat dalam kegiatan di masyarakat.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa lansia yang mencapai successful aging mengalami kepuasan dalam hidupnya, mencakup kepuasan subyek terhadap kehidupan keluarganya, kegiatan yang dilakukannya serta kepuasan akan pencapaian pribadi yang telah diraihnya, seperti karir dan tujuan hidup. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa adanya hal-hal seperti significant others, keyakinan terhadap Tuhan, kemampuan penyesuaian diri., dan tingkat aktivitas yang dilakukan banyak memberikan pengaruh terhadap kemampuan subyek dalam menemukan makna hidup dan menerima keadaan dirinya sehingga terdapat kepuasan dalam hidupnya.

Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain hendaknya penelitian dilakukan pada jumlah subyek yang lebih banyak dan dari latar belakang kebudayaan yang lebih bervariasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cox, Harold
New Jersey: Prentice-Hall, 1984
612.67 COX l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koller, Marvin R
New York: Random House, 1968
301.435 KOL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budi Wahyuni Rahardjo
Jakarta: UI-Press, 2001
PGB 0444
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Mickey, Stanley
Philadelphia: Davis, 1999
610.73 MIC g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Columbia University Press, 1962
305.2 INT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mariska Hendraely
Abstrak :
ABSTRAK
Perkawinan merupakan bentuk hubungan interpersonal antara pria dan wanita yang sifatnya paling intim, sangat berbeda dengan bentuk-bentuk hubungan interpersonal lainnya dan cenderung dipertahankan (Argyle & Henderson, 1985). Pada dasarnya Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam menganut asas monogami, walaupun demikian perkawinan poligami diperbolehkan sebagai suatu pengecualian. Pengecualian diperbolehkannya poligami disertai dengan adanya batasan-batasan yang berat berupa syarat-syarat dan tujuan yang mendesak (Thalib, 1986). Setiap perkawinan baik monogami ataupun poligami tidak mungkin akan selalu berjalan mulus tanpa menghadapi suatu masalah perkawinan apapun. Bentuk perkawinan poligami adalah suatu bentuk keluarga yang lebih besar, segala hak dan kewajiban dalam perkawinan harus dijalankan untuk dua keluarga Hal ini dapat menjelaskan bahwa masalah yang akan timbul dalam perkawinan akan lebih banyak. Potensi masalah akan lebih besar bila perkawinan berlanjut hingga pria yang berpoligami menginjak lanjut usia Hal ini karena pada saat lanjut usia secara alamiah terjadi penurunan dalam berbagai kemampuan sementara kewajiban yang harus dipenuhi tetap. Penurunan yang paling jelas terutama pada kemampuan fisik yang kemudian ikut mempengaruhi perkembangan kognitif, emosi dan sosialnya (Bee, 1996). Hal ini akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi segala kewajiban menjadi menurun. Sedangkan saat ini populasi lanjut usia semakin meningkat sebagai akibat keberhasilan pembangunan yang didukung oleh kemajuan ilmu dan teknologi serta pelayanan kesehatan. Peningkatan jumlah lanjut usia ini menunjukkan usia harapan hidup yang semakin meningkat. Perkawinan poligami yang berlanjut sampai lanjut usia pun tampaknya akan semakin meningkat. Walaupun Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam yang membatasi peluang untuk berpoligami cukup ketat, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak terlalu menghalangi orang-orang untuk menikahi lebih dari seorang istri. Menurut Steinberg & Silverberg (dalam Davidson & Moore, 1996) masa lanjut usia merupakan masa keemasan bagi pasangan suami-istri dalam menjalani perkawinannya, karena pada masa ini pasangan suami-istri akan lebih banyak menghabiskan waktunya dalam keluarga dan menjalani kegiatan bersama pasangan hidupnya Walaupun demikian setiap suami-istri tidak dapat menghindari potensi timbulnya masalah akibat proses penuaan yang bersifat menurun. Tentunya bagi pria yang berpoligami potensi masalah yang dihadapi akan lebih besar karena tetap harus memenuhi segala kewajiban pada dua keluarga. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini ingin diperoleh gambaran masalah yang dihadapi pria yang berpoligami menginjak lanjut usia, dengan mengacu pada faktorfaktor yang mempengaruhi seseorang untuk berpoligami, perbedaan masalah poligami yang dialami sebelum dan sesudah lanjut usia serta faktor-faktor yang berperan membantu mengatasi masalah poligami. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif serta menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi untuk mengumpulkan data. Subyek penelitian terdiri dari lima orang pria lanjut usia yang berpoligami sebelum menginjak lanjut usia. Setelah data selesai dikumpulkan, dilakukan analisa secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran masalah pria yang berpoligami menginjak lanjut usia Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mendorong seorang pria untuk berpoligami adalah keinginan untuk mempunyai keturunan, jatuh cinta pada wanita lain, menolong calon istri kedua dan ada ketidakcocokkan dengan istri pertama Hasil lain menunjukkan umumnya pada setiap subyek ditemukan masalah dari perkawinan poligaminya sebelum lanjut usia. Sesudah lanjut usia masalah tersebut sebagian besar terus berlanjut, tetapi ada pula masalah yang selesai atau baru timbul sesudah lanjut usia Secara umum masalah poligami sebelum lanjut usia adalah masalah komunikasi, masalah keadilan dan tanggung jawab, masalah ekonomi dan masalah kondisi fisik istri pertama Sesudah lanjut usia masalah poligami yang timbul berkaitan dengan penurunan kondisi fisik subyek penelitian. Sedangkan faktor-faktor yang membantu mengatasi masalah yang timbul akibat poligami adalah mendekatkan diri pada agama, menyibukkan diri dengan pekerjaan, melakukan meditasi, memahami kondisi istri, kehadiran anak dan hubungan yang baik antara kedua istri. Hasil tambahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah manfaat poligami yang dirasakan setiap subyek, gambaran perasaan setiap subyek dalam menjalani poligaminya selama ini dan saran yang diberikan setiap subyek untuk generasi selanjutnya yang ingin berpoligami. Hal-hal yang cukup menarik untuk didiskusikan dalam penelitian ini adalah faktor yang mendorong seorang pria berpoligami dihubungkan dengan teori Nasir (1976), masalah-masalah poligami dihubungkan dengan teori Nasir (1976), partisipasi kelima subyek penelitian yang sudah menginjak lanjut usia dihubungkan dengan dua teori partisipasi lanjut usia dalam lingkungan sosialnya, yaitu dari Cumming & Henry (dalam Tumer & Helms, 1995) serta dari Maddox (dalam Santrock, 1992), kedekatan pada agama setelah lanjut usia dihubungkan dengan teori Koening, Georgen & Siegler (dalam Perlmutter & Hall, 1992), subyek yang menghadapi masalah terberat, pembuktian teori Landis & Landis (1970) tentang beberapa bidang utama yang membutuhkan penyesuaian diri pada pasangan perkawinan serta waktu yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian dalam berbagai bidang kehidupan perkawinan, manfaat poligami dihubungkan dengan teori Aj-Jahrani (1996) dan terakhir berhubungan dengan pembagian tempat tinggal untuk dua orang istri. Saran untuk penelitian lanjutan meliputi menambah wawancara mendalam terhadap pihak istri, dapat pula masalah poligami dibandingkan dengan pria yang menikahi lebih dari dua istri dan menambah jumlah subyek agar memperoleh gambaran yang lebih lengkap. Saran praktis pada penelitian ini lebih ditujukan pada pria yang bermaksud untuk berpoligami agar mendapatkan masukan tentang gambaran masalah poligami yang mungkin akan ditemui.
1999
S2911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lueckenotte, Annette G.
St. Louis: Mosby Elsevier, 1996
618.970 231 LUE g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>