Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh Imam Subuhi
Abstrak :
Tesis ini membahasefektivitaspeningkatan kemampuan menulis teks deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X di SMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015-2016.Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (1995). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain eksperimental pre-test post-test control group design. Analisis data kuantitatif mengggunakan bantuan piranti lunak SPSS v.22. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskriptif. ......This thesis discusses the increase in the ability to write descriptive textsin a class where the teacher implemented Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Cooperative Learning atSMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan academic year 2015-2016. This implementation follows Slavin?s (1995) theory of cooperative learning.This research uses quantitative and qualitative methodswith the experimental pre-test post-test control group design. The quantitative data were analyzed using SPSS v.22. software. The research findings indicate that the cooperative learning model can effectively improve the students?ability to write descriptive texts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Saripuspita
Abstrak :
Kegiatan instruksional yang terjadi di sekolah umumnya dimulai dengan guru menerangkan materi yang ada dalam buku pelajaran kepada siswa di depan kelas. Materi sebenarnya tersedia dan dapat dibaca sendiri oleh siswapada buku pelajaran. Namun di kelas siswa dapat mendengerakan penjelasannya dari guru. Walaupun beberapa guru memberikan tambahan informasi yang relevan dengan materi yang dibahas, namun kebanyakan guru hanya menerangkan apa-apa yang terdapat dalam buku pelajaran. Sementara yang dilakukan siswa adalah belajar pasif, yaitu hanya mendengarkan penjelasan guru. Pada kegiatan belajar seperti ini guru menyuapi pengetahuan pada siswa. Tes evaluasi belajar hanya membutuhkan kemampuan mengingat dari siswa untuk mengeluarkan kembali pengetahuan yang telah didapatnya. Kemampuan mengingat adealah kemampuan kognitif yang ditekankan dari pendidikan sekolah. Pengetahuan memang seharusnya mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah yang mungkin dihadapi dalam kehidupannya. Namun kenyataannya tidak setiap masalah mempunyai jawaban pemecahan langsung, apalagi sudah mempunyai jawaban yang tersedia. Siswa sendirilah yang harus menentukan pemecahannya, memilih pengetahuan mana yang relevan untuk digunakan, menghubungkannya dengan masalah, dll. Singkatnya siswa membutuhkan kemampuan berpikir lebih tinggi, yang lebih baik dari hanya kemampuan mengingat atau menghafal. Sekolah sebaiknya mengajarkan kemampuan berpikir pada siswa. Thomas (1998) menyatakan bahwa tahapan atas dari hirarki proses kognitif mencerminkan kemampuan higher order thinking. Hirarki proses kognitif yang paling luas diterima dalam dunia pendidikan adalah taksonomi kognitif Bloom yang sebenarnya adalah taksonomi hasil belajar. Taksonomi ini terdiri dari enam tahap, mengurutkan kemampuan sederhana dan konkret hingga yang kompleks dan lebih abstrak. Keenam tahap ini secara berurutan adalah tahap pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analilsa, sintesa, dan evaluasi. Tahap aplikasi hingga evaluasi mencerminkan kemampuan higher order thinking (Thomas, 1998). Cara meningkatkan kemampuan higher order thinking melalui pengajaran dalam kelas adalah menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, mengikutsertakan siswa dalam kegiatan yang memacu kemampuan ini, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing kemampuan higher order thinking. Salah satu kegiatan yang memacu kemampuan berpikir seperti ini adalah Cooperative Leaming. Cooperative Leaming (CL) adalah suatu metode alternatif dari kondisi pengajaran kelas secara tradisional yang menggunakan kelompok kecil sehinga siswa dapat bekerja sama untuk saling memaksimalkan pembelajaran masingmasing (Johnson & Johnson, 1987). Pada penelitian ini, peneliti mendesain suatu program belajar CL untuk melatihkan higher order thinking siswa, namun karena keterbatasan waktu sehingga hanya bertujuan meningkatkan kemampuan Aplikasi. Kemampuan aplikasi sendiri terdiri dari lima tahap, yaitu merestruktur masalah, mengklasifikasikan masalah, menentukan abstraksi, menggunakan abstraksi, dan menyatakan solusi. CL mempunyai beberapa macam metode. Program pembelajaran pada penelitian ini mengacu pada salah satu metodenya, yaitu Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu individual accountability, imbalan kelompok (group reward), dan adanya kesempatan yang sama bagi tiap siswa untuk bisa berprestasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Pada tingkatan pendidikan lanjutan akan semakin banyak pengetahuan yang akan didapat siswa di sekolah. Ada baiknya jika sejak masa Sekolah Dasar siswa diajarkan untuk dapat menggunakan kemampuan yang didapatnya, sehingga tidak menganggap pengetahuan itu hanya sesuatu yang harus dipelajari dan dihafalkan untuk menghadapi ujian sekolah semata. Program pembelajaran ini meliputi enam sesi belajar STAD yang akan dilakukan selama tiga minggu. Setelah dua kali sesi belajar, subyek mengikuti kuis. Sebelum program ini berlangsung, perlu diadakan kegiatan uji coba untuk membiasakan siswa dengan metode belajar kelompok yang benar-benar menekankan peran aktif mereka. Pretest dan Posttest juga diberikan untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. Semua subyek dalam penelitian ini menunjukan adanya perkembangan positif, walau tiap subyek menunjukan kemajuan yang berbeda-beda. Berbeda dalam jenis kemampuannya, dan juga dalam kualitas.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Afifah
Abstrak :
Jenis penelitian ini adalah action research. Penelitian ini membahas bagaimana support group berperan dalam mendorong motivasi belajar siswa/i kelas XII SMA X. Pendekatan ini menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi pendekatan konseling dalam menangani masalah belajar remaja di sekolah. Evaluasi dilakukan terhadap lima orang sasaran penelitian. Tiga orang di antaranya menyadari rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi. Kesadaran akan masalah membuat ketiganya terlibat dengan baik dalam kelompok dan merasakan manfaat dari keberadaannya. Sebaliknya, dua orang lainnya tidak menganggap rendahnya motivasi belajar sebagai masalah yang perlu diatasi sehingga keduanya kurang terlibat dalam kelompok dan tidak merasakan manfaat dari keberadaannya. ......This research is action research. This study discusses how support groups play a role in encouraging student motivation. This approach became an alternative to complete counseling approach in dealing with adolescent learning in school. After running the program, an evaluation conducted on five students as the object of study. Three of them realize low learning motivation as a problem that needs to be addressed. Awareness of the problem made all those three students are involved in a group and got the benefit from its existence. While two others, they don?t consider the low learning motivation as a problem so that they are less involved in the group and they don?t get benefit from its existence.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Fokus penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi remaja. Pada usia remaja, kawan memiliki peran penting terhadap kehidupan remaja. Populasi penelitian yang dipilih yaitu alumni siswa-siswi SMAN 38 Jakarta lulusan tahun 2011 dengan sampel sebanyak 73 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial kawan sebaya dengan motivasi berprestasi dengan korelasi keeratan sedang. ......This research is a quantitative research with descriptive design. This research focus on how the relationship between peer social support with adolescent achievement motivation. At the age of adolescent, peers have major role on their lives. This study population are students who recently graduated from SMAN 38 Jakarta which graduated in 2011. Sample of this research is 73 respondents. The results showed that there is a positive correlation between peer social support with achievement motivation with correlation strength is moderate.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
F.A. Triatmoko H.S.
Abstrak :
Penelitian ini membahas peran diskusi online (dalam jaringan/daring) asinkronus yang menerapkan kerangka kerja community of inquiry (CoI) pada keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kerangka kerja CoI dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis mahasiswa, serta melihat hubungan social presence, cognitive presence, dan teaching presence dengan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian kuasi eksperimental yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini dilakukan pada 45 mahasiswa angkatan 2014 dan 2 pengajar dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang mengikuti Mata Ajar Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT B). Proses pembelajaran MPKT sendiri diselenggarakan secara tatap muka dan daring. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kelompok eksperimen yang diajarkan CoI tidak mendapatkan skor berpikir kritis yang lebih besar dari kelompok kontrol yang tidak diajarkan CoI. Penelitian juga menunjukkan bahwa skor berpikir kritis memiliki hubungan dengan elemen-elemen dalam CoI meski tidak signifikan.
The focus of this study is to test the community of inquiry (CoI) framework on critical thinking skill development and investigates the relation between social presence, cognitive presence, and teaching presence and critical thinking. The study is conducted using quasi experimental design, which combines quantitative and qualitative approach. The participants are 45 first year students (2014) from the Faculty of Pharmacy in Universitas Indonesia, enrolled in character building course (MPKT B). The courses itself is delivered through blended mode, between face to face and online environment. is The participants are grouped into experimental group of 23 students and the control group of 22 students. The study also involed facilitators in each classes. The study exhibit the fact that the students in the experimental group do not have higher critical thinking score compared to the students of the control group. In addition to that, the critical thinking scores are related to the CoI elements, although these results are not significant.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bush, Gail
Abstrak :
The School Buddy System shows you how to dive in headfirst and come out with a truly collaborative learning environment where the goal is student success.
Chicago: [American Library association, American Library association], 2003
e20436232
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Mariam
Abstrak :
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dalam menghadapai tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah merespon melalui proses penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan visi PNJ menjadi politeknik berkelas dunia pada tahun 2029. Faktanya, PNJ melakukan inovasi melalui kurikulum berbasis KKNI dan kebutuhan industri, penelitian berorientasi pada HAKI dan paten, pengabdian berbasis pada pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan pendidikan inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus. Collaborative knowledge creation (CKC) yang terjadi dalam organisasi digunakan dalam menjawab “the right knowledge” untuk “the right people” pada “the right time”. Merujuk pada Alvarez (2012) penerapan CKC di dalam organisasi merupakan syarat agar bertahan di dalam persaingan global. Sedangkan Du Chatenier et.al., (2009) menggambarkan empat tahapan implementasi CKC, yaitu : (1) externalizing and sharing, (2) interpreting and analyzing, (3) negotiating and revising dan (4) combining and creating. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pembelajaran yang partisipatif berdasarkan budaya di dalam kerangka suatu sistem terbuka yang rumit dan kompleks berbentuk human activity systems (HAS) pada organisasi Politeknik melalui konsep CKC dengan pendekatan dual imperative systems yang menggunakan soft systems methodology (SSM) serta meminjam PNJ sebagai laboratorium untuk kepentingan research interest dan problem solving. Dalam research interest, SSM hanya dilakukan sampai tahap keenam dan penerapan CKC di PNJ memiliki karakteristik yang sama dengan ciri dan keunggulan Politeknik sebagai pendidikan tinggi vokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan empat tahapan dalam CKC (externalizing and sharing, interpreting and analyzing, negotiating and revising, dan combining and creating) digunakan dalam proses penyusunan dan pengembangan model pendidikan tinggi vokasi dan mendukung peningkatan kualitas pelaksanaan Tri Dharma PT. Penelitian ini melibatkan aktor yang berwenang dan berkompeten, dimulai dari tingkat individu, kelompok, organisasi dan antar organisasi Politeknik. Penerapan setiap tahapan CKC dalam proses penyusunan dan pengembangan model pendidikan tinggi vokasi memerlukan kontribusi peran dari setiap individu (Direktur, Pudir, Kajur, KPS, Kepala Unit dan dosen), kelompok (Pimpinan PNJ, Pimpinan Jurusan, Pimpinan Unit), organisasi (PNJ) dan antar organisasi (Forum Direktur Politeknik, wakil dari Dikti, dunia industri serta asosiasi profesi). PNJ memainkan peran penting melalui penyempurnaan kelembagaan yang didukung kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas lulusan dan mutu pembelajaran, memperkuat daya inovasi, kerja sama dengan dunia industri, pemerintah dan institusi lainnya. ......In facing the challenges of globalization and information technology, State Polytechnic of Jakarta ( PNJ ) has responded by implementation of the Tri Dharma of Higher Education with PNJ vision become a world-class polytechnic in 2029. In fact, PNJ innovation is done through standard curriculum needs of the industry, the number of research oriented, intellectual property rights and patents, devotion based on community development and the implementation of inclusive education for students with special needs. Collaborative knowledge creation ( CKC ) is happening in the organization used to answer "the right knowledge" to "the right people" at "the right time". Referring to Alvarez ( 2012) application of the CKC in the organization is a requirement in order to survive in the global competition. While Du Chaternier et al, (2009 ) describes four stages of implementation CKC: (1) externalizing and sharing, (2) analyzing and interpreting, (3) negotiating and revising, and (4) combining and creating. The purpose of this study is aimed to analyze the learning process in a participatory of CKC and based culture within the framework of an open complicated and complex form of human activity systems (HAS) at the Polytechnic organization with dual imperative systems approach that use soft systems methodology (SSM) and borrow PNJ as a laboratory for the benefit of research interests and problem solving. In the research of interest, SSM only done until the sixth stage and the application of the CKC in PNJ has the same characteristics with the characteristics and advantages of the Polytechnic as higher vocational education. The results showed that all four stages in CKC (externalizing and sharing, analyzing and interpreting, negotiating and revising, and combining and creating) used in the formulation and development of higher vocational education models and support the implementation of quality improvement “Tri Dharma” of higher education. Research involving actors and competent authorities, starting from the level of the individual, group, organizational and inter-organizational Polytechnic. CKC application of each stage in the process of drafting and development of higher vocational education model requires the contribution of each individual role ( Director, Vice Director , Head of Department, Head of Unit and Lecturer ), group (Director and Vice Director, Head of Department, Head of Unit), organization (PNJ) and inter organizational ( Polytechnic Director 's Forum, representatives of Higher Education: Ministry of Education and Culture, industries and professional associations ). In the face of globalization and helping to improve the nation's competitiveness, PNJ have an important role through institutional improvements and supported by government policies, improve the quality of the graduates, the quality of learning and teaching process, strengthen innovation and do collaboration with industries, gevernment and other institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1908
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schmuck, Richardo
Dubuqe: WM. C. Brown company publisher , 1983
371.39 SCH g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Lie
Jakarta: Grasindo, 2002
371.1 ANI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hogan, Christine
Melbourne: Eruditions Publishing, 1999
378.179 HOG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>