Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vellyana Gustika
Abstrak :
Pembiayaan pelayanan kesehatan pasien COVID-19 di rumah sakit dapat di klaimkan kepada Kementerian Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 di RSUD Matraman dan perbandingannya dengan tarif Kementerian Kesehatan. Desain penelitian ini adalah penelitian operasional dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Variabel penelitian meliputi jenis kelamin, usia, diagnosa, komorbid pasien, dan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan. Kemudian dilakukan analisis perbandingan biaya pelayanan pasien di rumah sakit dan tarif Kementerian Kesehatan. Biaya pelayanan pasien COVID-19 ditinjau berdasarkan perspektif rumah sakit (health provider) dengan melihat komponen tagihan biaya konsultasi, bmhp, obat, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang. Dari 84 berkas tagihan pasien didapatkan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 yang terbesar adalah Suspek COVID-19 dengan komorbid (Rp. 654.331) dan yang terkecil pada Terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbid (Rp. 330.817). Komponen biaya terbesar adalah biaya tindakan medis dan penunjang (77%). Terdapat perbedaan rata-rata biaya yang signifikan antara variable usia, jenis kelamin, diagnosa, komorbid terhadap biaya pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 (p <0.005). Selisih antara biaya pelayanan dengan tarif kementerian kesehatan terbesar adalah pada suspek COVID-19 dengan komorbid (-) Rp. 208.069/Pasien, Evaluasi biaya pada pelayanan pasien COVID-19 sangat perlukan untuk meningkatkan kendali mutu dan kendali biaya di rumah sakit. ......The cost of health services for COVID-19 patients in hospitals can be claimed to the Ministry of Health. This study aims to analyze the cost of outpatient services for COVID-19 at RSUD Matraman and its comparison with the Ministry of Health's rates. The design of this research is operational research by collecting quantitative and qualitative data. The research variables included gender, age, diagnosis, patient comorbidities, and the average cost of outpatient services. Then performed a comparative analysis of the cost of patient care at the hospital and the Ministry of Health rates. Covid-19 patient service costs are reviewed from the perspective of the hospital (health provider) by looking at the components of the bill for consultation fees, consumable medical cost, drugs, medical actions and supporting examinations. From 84 patient bill files, the largest average cost of outpatient services for COVID-19 was Suspect COVID-19 with comorbid (Rp. 654,331) and the smallest was Confirmed COVID-19 with comorbid (Rp. 330,817). The largest cost component was the cost of medical and supporting actions (77%). There was a significant difference in the average cost between age, sex, diagnosis, and comorbid variables on the cost of outpatient services for COVID-19 (p <0.005). The biggest difference between the service fee and the Ministry of Health's tariff is the suspected COVID-19 with comorbid (-) Rp. 208.069 / Patient, Evaluation of costs on COVID-19 patient services is urgently needed to improve quality control and cost control in hospitals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendryk Kasienjer
Abstrak :
Dengan pendekatan kualitatif, tesis ini menggambarkan Pelaksanaan Subsidi Langsung Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja. Kesimpulan penelitian ini adalah kebiajakn subsidi langsung pelayanan kesehatan belum dapat dipahami terutama stakeholder pelaksana kebijakan. Peningkatan pelayanan kesehatan hanya sebatas fasilitas sarana dan prasarana. Faktor penghambat pelaksanaan subsidi langsung pelayanan kesehatan diantaranya: sumber daya manusia, komunikasi, isi kebijakan, koordinasi antar sektoral, dan anggaran kesehatan. ......With a qualitative approach, this thesis describes the implementation of Direct Subsidy Health Service District Health Clinics Koja. The conclusion of this study is kebiajakn direct subsidy of health care can not be understood primarily stakeholder policy implementers. Improvement of health services was limited infrastructure facilities. Factors inhibiting the implementation of direct subsidy of health care such as: human resources, communications, policy content, intersectoral coordination, and health budgets.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriningsih
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungan mutu fungsional layanan kesehatan dan minat pasien kembali menggunakan layanan rawat inap RSIA Buah Hati tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan kuantitatitf Penilaian Mutu fimgsional layanan diukur berdasarkan dimensi servqual yang disesuaikarf dengan keadaan di RSIA Buah Hati. Dari penelitian didapatkan bahwa secara statistik ada hubungan bermakna antara mutu iimgsional layanan rawat inap RSIA Buah hati dengan minat pasien kernbali, dengan dimensi assurance dan responsiveness sebagai variabel dominan dan variabel penganjur sebagai variabcl perancu _ Faktor yang memiliki nilai kepuasan pasien terendah adalah perawat menunnm posisi dan cara menyusukan bayi, perawat memastikan pelaksanaan IMD, petugas mempromosikan asi ekslusiil petugas tidak membuat pasien menunggu terlalu lama, petugas memiliki sikap yang bersahabat dan murah senyurn, petugas memberikan penjelasan yang dibutuhkan pasien, kejelasan informasi pemakaian atau kegunaan obat oleh petugas, dan keluhan pasien diberikan tanggapan, sehingga perlu ditingkatkan ketrampilan petugas untuk menangani masalah yang dihadapi pasien dan berorientasi terhadap pelanggan. Kata Kunci: Mutu iimgsional Layanan Kesehatan, Minat Pasien kembali menggunakan layanan rawat inap
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33927
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avira Tri Cahyani
Abstrak :
Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap orang dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan program JKN, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan pada tingkat pertama (Menteri Kesehatan RI, 2013). Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yaitu klinik pratama. Fasilitas tingkat pertama dapat melayani program yang dibentuk oleh BPJS, yaitu Program Rujuk Balik (PRB). klinik pratama memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan medik dasar termasuk pelayanan rujuk balik peserta jaminan kesehatan nasional. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, Klinik Pratama Avi Medika yang berada di Jl. Villa Nusa Indah 5, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor 16968 dinyatakan layak untuk didirikan sebagai apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kata Kunci: Klinik, Pelanggan,Digitalisasi. ......Health is a basic right for everyone and all citizens are entitled to health services. In implementing the JKN program, BPJS Kesehatan cooperates with health service facilities at the first level (Menteri Kesehatan RI, 2013). One of the first-level health service facilities that can cooperate with BPJS Kesehatan is the pratama clinic. The first level facility can serve the program established by BPJS, namely the Referral Program (PRB). Pratama clinics have an important role in providing basic medical services, including referral services for participants of the national health insurance. Based on the results of the analysis that has been carried out, the Avi Medika Pratama Clinic, which is located on Jl. Villa Nusa Indah 5, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor 16968 was declared eligible to be established as a pharmacy in collaboration with BPJS Health. Keywords: Clinic, Customer, Digitalization
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veney, James E.
New Jersey : Prentice-Hall, 1989
362.1 VEN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library