Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dima Lintya Siti Karima Zahra
"Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai tanggal 1 Januari 2014 merupakan bentuk transformasi sekaligus reformasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, instalasi farmasi dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya secara berkelanjutan sehingga pelayanan kefarmasian dapat menjadi efisien dan efektif dalam biaya. Lean merupakan sebuah sistem manajemen yang sepenuhnya berfokus pada efisiensi, dengan tujuan mengurangi biaya, siklus waktu layanan dan persediaan. Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2016 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan dengan titik fokus pada alur proses resep obat non puyer, menggunakan metode action research dengan melakukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menggunakan konsep lean diketahui bahwa waktu proses untuk pengerjaan resep obat non puyer lebih besar dari waktu tempo yang ada. Hal ini menunjukkan instalasi farmasi rawat jalan belum mampu memenuhi kebutuhan pasien, adanya kekurangan jumlah sumber daya manusia pada shift siang, diperlukan tambahan sumber daya pendukung untuk membantu kelancaran pelayanan serta perlu dilakukan desain ulang pada alur proses pengerjaan resep obat non puyer. Desain baru tersebut dapat menghasilkan peningkatan persentase aktivitas value added sebanyak 22,73% yaitu dari 35,89% menjadi 58,62%. Untuk menjamin alur proses pelayanan baru dapat berjalan secara konsisten dan berkelanjutan, diusulkan ide perbaikan yang dibagi kedalam tiga tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

The National Health Insurance which was launched on January 1, 2014, is a form of transformation and reformation of health services in Indonesia. In implementation of the JKN, Hospital Pharmacy Installation is forced to improve its quality service sustainably in order to achieve cost effective and efficient service. Lean is a management system that fully focuses on effiency with the objectives to reduce stock, service cycle time and cost. Research was conducted on outpatient pharmacy installation service at Anna Medika Bekasi Hospital in April to May 2016. It focuses on prescription process flow of non-pulvis medicine using action research method with qualitative and quantitative approach. Lean concepts has been applied in this research.
The result shows that the cycle time required for processing prescription of non-pulvis medicine is longer than the takt time. It indicates that outpatient pharmacy installation service is unable to fullfil the patient demand, there is lack of human resources on day shift, additional resources are required to support the service and process flow of nonpulvis medicine needs to be redesigned. This new design could result to increment 22.73% of value added activities from 35,89% to 58,62% To ensure the new process flow runs consistently and sustainably, some improvements, which are divided into short, medium and long term, are suggested.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seavhira Dianmurdedi
"

Praktik Kerja Profesi Apoteker di RS Pusat Pertamina, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, dan Apotek Atrika Periode Bulan Juli-Oktober 2019


Internship at Pusat Pertamina Hospital, Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan, and Atrika Apotek Period July-October 2019

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhana Kinanah
"Training Matrix merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membantu penyusunan program pelatihan personel perusahaan. Adanya penyusunan matriks tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya personel yang terkualifikasi. Selain itu, dilakukan juga evaluasi terhadap program pelatihan yang telah dilakukan menggunakan training need analysis (TNA) yang memuat daftar pelatihan setiap personel beserta realisasinya. Terdapat dua tujuan dalam penyusunan laporan ini yaitu untuk memberikan topik pelatihan sesuai dengan posisi pekerjaan melalui training matrix sehingga pelatihan dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran dan mengetahui persentase pemenuhan pelatihan setiap personel perusahaan melalui realisasi TNA. Penyusunan training matrix dilakukan dengan memperbarui daftar SOP pelatihan yang terdapat dalam matriks dan memasukkan rating profisiensi pelatihannya. Terdapat beberapa pembaruan yang dilakukan dalam penyusunan, yaitu adanya prosedur dan modul baru yang diusulkan untuk job role tertentu serta perubahan judul SOP lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sementara itu, penyusunan TNA dilakukan dengan menghitung realisasi pelatihan yang dilakukan personel perusahaan dibandingkan dengan kebutuhannya. Persentase yang didapatkan bervariasi, namun dapat diketahui bahwa semua personel telah mengikuti program pelatihan sesuai dengan posisi pekerjaannya.
Proses pengadaan persediaan farmasi merupakan sebuah tahapan yang penting karena menentukan terjaminnya ketersediaan obat yang dapat mempengaruhi kualitas standar serta mutu yang ditetapkan. Proses ini tidak lepas dari pengaturan biaya yang dibutuhkan untuk membeli persediaan dan keuntungan yang didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap laba dan biaya yang dikeluarkan oleh apotek. Metode yang digunakan yaitu analisis ABC pareto nilai investasi yang dikombinasi dengan metode FSN (Fast-Slow-Non Moving) berdasarkan Turnover Ratio (TOR). Terdapat 12 jenis obat golongan bebas dan 13 jenis obat golongan keras bermerek yang termasuk dalam kelompok pareto A-fast moving. Kelompok obat ini bernilai tinggi dan memiliki frekuensi perputaran yang cukup besar sehingga perlu adanya pengelolaan yang baik untuk mencegah terjadinya kekosongan stok kelompok ini di apotek.

The training matrix is one of the tools used to assist the company's personnel training program preparation. This matrix is expected to support the realization of qualified personnel. In addition, an evaluation of the training program has been fulfilled using training need analysis (TNA) which contains a list of training for each person and their realization date. There are two objectives in this report i.e. to provide training topics according to job role through a training matrix so they can run effectively and to determine the percentage of training fulfillment for each personnel through TNA realization. There have been several updates in the training matrix including the new procedures and modules proposed for certain job roles, also the changes to the newest SOP titles. Meanwhile, the TNA realization has been completed by calculating the total training each personnel has undergone compared to their needs. The percentages obtained vary however, all the personnel has attended training programs according to their job role.
Pharmaceutical supplies procurement is a crucial step. It ensures drug availability in store which can affect the established quality standards. This process cannot be separated from the cost required to purchase supplies and the profits. This study aims to determine a significant inventory group affecting costs and profits. The method used is ABC Pareto investment value analysis combined with FSN (Fast-Slow-Non Moving) based on Turnover Ratio (ToR). There are 12 types of over-the-counter drugs and 13 types of branded prescription drugs included in the Pareto A fast-moving group. This group has high value and a fairly large turnover frequency, so there needs to be good management to prevent vacancies in this group's supply.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afaf Amma Lahilla
"Praktik kerja profesi apoteker adalah suatu kegiatan yang dilakukan di akhir perkuliahan profesi apoteker yang menunjang mahasiswa untuk terjun ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dalam kegiatan ini, calon apoteker (mahasiswa) mendapat gambaran langsung mengenai apa saja tugas dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan seorang apoteker di suatu instansi seperti industri farmasi, rumah sakit, puskesmas, perusahaan besar farmasi (PBF), serta apotek. Dalam suatu industri farmasi, apoteker dapat berperan pada departemen Quality Control, dimana apoteker bertugas menjamin bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi aman, bermutu, dan memenuhi spesifikasi. Di apotek, seorang apoteker berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan seperti memberikan pelayanan informasi obat hingga konseling. Apoteker juga bertugas untuk memberikan edukasi mengenai swamedikasi kepada para pelanggan apotek. Tidak hanya pelayanan kesehatan saja, seorang apoteker di apotek juga memiliki peran managerial, mulai dari pengadaan obat hingga pemusnahan obat di apotek. Dalam suatu PBF, peranan apoteker adalah sebagai Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Sebagai seorang APJ, apoteker memiliki kewajiban untuk memastikan seluruh kegiatan distribusi mengikuti peraturan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selama praktik kerja di PBF PT Anugerah Pharmindo Lestari, selain mempelajari peranan seorang APJ, mahasiswa juga mendapat kesembatan untuk membuat suatu inovasi yang nantinya dapat diterapkan dalam distribusi obat dan alat kesehatan. Dari hasil praktik kerja ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan praktik kerja profesi apoteker ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama seorang calon apoteker yang telah siap untuk memasuki dunia kerja. Penulis mendapat berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman yang menarik dari kegiatan praktik kerja ini.

Pharmaceutical Student Internship is a program carried out at the end of the pharmacist profession study that supports students to enter the real world of work. In this program, prospective pharmacists (students) will have a real experience of what are the duties and obligations of a pharmacist, as well as other activities carried out by a pharmacist in an institution such as the pharmaceutical industry, hospitals, health centres, the pharmaceutical distributors, and pharmacies. In the pharmaceutical industry, pharmacists have a role in the Quality Control department, where pharmacists are assigned with ensuring the safety of the raw materials and packaging materials used in the manufacture of pharmaceutical preparations are in quality and meet the specifications. In a pharmacy, a pharmacist acts as a provider of health services such as providing drug information services and counselling. Pharmacists are also responsible for providing education about self-medication to pharmacy customers. Not only health services, but a pharmacist in a pharmacy also has a managerial role, ranging from drug procurement to drug destruction at the pharmacy. In a pharmaceutical distributor, pharmacists must ensure that all distribution activities comply with Good Drug Distribution (GDB). During the internship at PT Anugerah Pharmindo Lestari (a pharmaceutical distributor), apart from studying the role of a pharmacist, students also had the opportunity to create an innovation that could later be applied in the distribution of drugs and medical devices. From the results of this internship, the author can conclude that this Pharmaceutical Student Internship program is very beneficial for students, especially a prospective pharmacist who is ready to enter the real work environment. The author got various knowledge and many interesting experiences from this internship program."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Devina
"Menurut Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020, Pedagang Besar Farmasi atau distributor farmasi wajib menerapkan prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan memiliki sertifikat CDOB. Salah satu bab dalam CDOB membahas tentang aspek ketentuan khusus produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP) yang merupakan produk farmasi yang sensitif terhadap temperatur sehingga penyimpanan dan pengirimannya memerlukan kontrol temperatur terus menerus untuk menjamin agar karakteristik, stabilitas, khasiat dan keamanan produk tidak berubah. Untuk menjaga kualitas produk rantai dingin yang didistribusikan sesuai dengan CDOB, maka diperlukan salah satu fasilitas berupa Chest Freezer yang digunakan untuk menyimpan ice pack yang digunakan untuk menjaga suhu produk rantai dingin saat pengiriman. Penelitian ini dibuat untuk melakukan pengujian kualifikasi operasional pada salah satu Chest Freezer yang ada di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk untuk memastikan freezer tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan berdasarkan protokol kualifikasi operasional dan dapat digunakan untuk menyimpan ice pack. Penelitian dilakukan dengan pengujian dan pengamatan kualifikasi operasional Chest Freezer AB-1200-T-X ID.P04 sesuai dengan protokol yang berlaku. Pengujian terdiri atas beberapa prosedur yaitu menyalakan dan mematikan daya, pengaturan suhu, distribusi dingin pada keadaan kosong dan operasi defrost. Setelah pengujian, hasil didokumentasikan dan diolah ke tabel dan grafik Microsoft Excel untuk melihat distribusi temperatur freezer dan keberterimaannya. Penelitian menunjukkan hasil memenuhi kriteria penerimaan.
According to BPOM Regulation Number 6 of 2020, Pharmaceutical Wholesalers or pharmaceutical distributors are required to implement Good Distribution Practice (GDP) principles and possess a GDP certificate. One chapter within GDP discusses specific provisions for Cold Chain Products (CCPs), which are pharmaceutical products sensitive to temperature, necessitating continuous temperature control during storage and transportation to ensure that product characteristics, stability, efficacy, and safety remain unchanged. To maintain the quality of distributed Cold Chain Products in accordance with GDP, facilities such as a Chest Freezer are required to store ice packs used to maintain the temperature of the products during transportation. This research was conducted to perform operational qualification testing on one of the Chest Freezers at PT. Enseval Putera Megatrading Tbk to ensure that the freezer meets specified requirements based on operational qualification protocols and can be used to store ice packs. The study involved testing and observing the operational qualification of the Chest Freezer AB-1200-T-X ID.P04 according to applicable protocols. Testing procedures included powering on and off, temperature setting, cold distribution in empty condition, and defrost operation. After testing, results were documented and processed into tables and graphs using Microsoft Excel to assess freezer temperature distribution and acceptance criteria. The research findings indicate that the results meet acceptance criteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lathifah Noor Amir
"Industri farmasi merupakan sarana untuk memproduksi sediaan farmasi yang memiliki berbagai fungsi yang berhubungan langsung dengan tubuh manusia untuk menunjang kesehatan manusia. Proses pembuatan yang dilakukan dalam industri farmasi harus disertai dengan pengawasan dan pemastian mutu. Tindakan pemastian mutu dalam suatu industri farmasi diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk menjamin masyarakat memperoleh obat yang bermutu tinggi sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya, upaya menjaga mutu secara konsisten dan dapat diandalkan telah dilaksanakan dengan penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Apoteker sangat berperan penting dalam penerapan CPOB di industri farmasi. Industri faramsi harus memiliki minimal 3 orang Apoteker yang bertanggung jawab dalam bidang produksi, pemastian mutu (QA), dan pengawasan mutu (QC). Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri farmasi merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja dan pemahaman yang lebih mendalam tentang seluruh kegiatan pembuatan obat yang memenuhi persyaratan quality, efficacy, dan safety serta memahami tugas dan fungsi apoteker dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di industri farmasi.

The Industrial pharmacy is a facility for producing the pharmaceutical products which have a variety of functions to support human health. The manufacturing process in the industrial pharmacy should be accompanied by quality control and quality assurance. Measures of quality assurance in a pharmaceutical industry with the certainty required to obtain a high level of confidence, so that the resulting product will always meet the requirements that have been set. Therefore, to ensure people get the medicine of high quality in accordance with the requirements and intended use, efforts to maintain the quality consistently and reliably has been implemented by the application of Good Manufacturing Practice (GMP). Pharmacists play an important role in the implementation of GMP. Industrial pharmacy must have at least 3 people Pharmacists who are responsible for the production, quality assurance (QA) and quality control (QC). Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) in the pharmaceutical industry is one tool for prospective student pharmacists to gain work experience and a deeper understanding of the whole activity of making drugs that meet the requirements of quality, efficacy and safety as well as understand the duties and functions of the pharmacist in the implementation of activities those in the pharmaceutical industry."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaningtyas Nurifahmi
"Rumah Sakit merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Standar pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi yang dipimpin oleh seorang apoteker sebagai penanggung jawab. Selain itu juga dibutuhkan sumber daya kefarmasian lainnya yang memiliki potensi dalam meningkatkan pelayanan kefarmasian yang beorientasi pada keselamatan pasien. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, mahasiswa mendapatkan ilmu mengenai manajemen administrasi serta standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Mahasiswa juga mempelajari dan menganalisa secara khusus mengenai dosis regimen terapi antiretroviral pada pasien HIV anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Hospital is one of the health services for the community. Standard pharmaceutical services held in the hospital pharmacy installation led by a pharmacist in charge. It also required the resources of other pharmacist that has the potential to improve pharmaceutical services are oriented on patient safety. In the implementation of the Praktek Kerja Profesi (PKPA) at Harapan Kita Womens and Childrens Hospital, students gain knowledge about the management of administration and standard pharmaceutical services at the Hospital. Students also study and analyze the particulars of dose regimens of antiretroviral therapy in HIV children patients at Harapan Kita Womens and Childrens Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library