Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawan Prayoga
"Tesis ini membahas tenlang studi strukturasi lerhadap musik indie di Jakarta. Secara khusus, penelitian ini melihat struktur dominasi induslri musik major label dan bagaimana produksi/rcproduksi sistem nilai pada musik indie tersebut_ Pcnclilian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis kritis. Dengan menggunakan pendekatan sosiokulluml, penelitian ini memakai teori strukturasi Anthony Giddens. Hasil penelitian menemukan bahwa sistem nilai yang dibangun oleh musik indie merupakan suatu relasi oposisi terhadap sistem nilai musik major label. Sistem nilai pamungkas milik musik indie yang tidak dapat disentuh oleh kapitalis adalah free culture."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riomanadona Mayastiardy Putra
"Konstruksi identitas musisi independent atau yang lebih dikenal dengan musisi indie, merupakan bentuk idealisme seorang musisi yang ingin menciptakan musik dengan gaya bermusik mereka sendiri. Gaya bermusik yang khas ini kemudian dituangkan dalam bentuk karya musik, yang memilki banyak unsur dari karya-karya gabungan para idola dari sang musisi tersebut. Seringkali karya-karya musisi indie berbeda dengan pakem musik pop pada umumnya. Idealisme yang bebas nilai ekonomi serta memiliki filosofi untuk menciptakan kenyamanan untuk diri sendiri merupakan bentuk ekspresi diri, menjadi identitas dari musisi indie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana identitas sebagai seorang musisi indie terinternalisasi terhadap jenis musik yang mereka ciptakan, bagaimana pula musisi tersebut melakukan pertimbangan dan penilaian terhadap musik yang menginspirasinya (objektivasi), dan bagaimana musisi tersebut menerima pengalaman sebagai bentuk eksternalisasi identitas sebagai seorang musisi indie. Dengan menggunakan pisau analisis teori konstruksi realitas sosial yang dicetuskan Berger dan Luckman, serta didukung dengan konsep identitas, media sosial, dan musik indie, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan paradigma konstruktivisme. Penggalian data yang dilakukan berdasarkan wawancara mendalam dengan para musisi yang berpartisipasi pada akun YouTube Sounds From The Corner. Pada Hasil penelitian ini menggambarkan internalisasi dari keluarga, teman-teman sekolah, peer group yang berjalan beriringan dengan terpaan dari media. Disini peneliti menemukan bahwa proses eksternalisasi yang terjadi secara berulang di media sosial, ternyata mempercepat konstruksi identitas diri mereka sebagai musisi indie.

The identity construction of independent musicians or better known as indie musicians is a form of idealism for a musician who wants to create music with their own musical style. This distinctive musical style is then expressed in the form of musical works, which have many elements from the combined works of the musician's idols. Often the works of indie musicians differ from the standards of pop music in general. Idealism that is free from economic values and has a philosophy of creating comfort for oneself is a form of self-expression, this has become the identity of indie musicians. This study aims to determine how the identity as an indie musician is internalized to the type of music they create, how the musicians consider and assess the music that inspires them (objectivation), and how the musician accepts the experience as a form of externalization of identity as an indie musician. By using the analysis knife of social reality construction theory coined by Berger and Luckman, and supported by the concept of identity, social media, and indie music, this research is a qualitative research that uses the constructivism paradigm. Data mining was carried out based on in-depth interviews with participating musicians on the YouTube Sounds From The Corner account. The results of this study describe the internalization of family, school friends, peer groups that go hand in hand with exposure from the media. Here the researchers found that the externalization process that occurred repeatedly on social media actually accelerated the construction of their identity as indie musicians."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahransyah
"ABSTRAK
Penggunaan internet sebagai media promosi dan interaksi saat ini meningkat secara drastis, sama halnya dengan yang terjadi pada bentuk promosi dan interaksi terhadap karya musik. Salah satunya pengembangan musik independen yang bersifat bebas, mandiri, dan tidak bergantung dengan sebuah label musik. Namun kelemahan pengembangan musik independen adalah adanya keterbatasan dana untuk melakukan promosi albumnya di pasaran. Oleh sebab itu, banyak musisi indie yang menggunakan media internet sebagai media promosi karyanya, salah satunya melalui media sosial. Beberapa situs internet dan media sosial menyediakan layanan yang memungkinkan musisi indie untuk menyebarkan informasi dari karyanya kepada masyarakat dalam bentuk foto maupun video, salah satunya adalah Instagram. Dua Drum merupakan kelompok musik (band) independen yang memanfaatkan Instagram sebagai sarana promosi dan menjalin interaksi dengan para penggemarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana serta dampak dari promosi melalui Instagram yang dilakukan oleh Dua Drum terhadap karya mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Dua Drum secara gencar membagikan konten musik dan aktif melibatkan penggemarnya yang membuat karya mereka semakin popular, sehingga penggunaan media sosial Instagram cukup efektif dalam meningkatkan popularitas nama dan karya maupun interaksi di antara musisi independen dengan para penggemarnya.

ABSTRACT
The use of the internet as a media for promotion and interaction is currently increasing drastically, as is the case with the forms of promotion and interaction with musical works. One of them is the development of independent music that is free, independent, and does not depend on a music label. However the weakness of independent music development is that there are limited funds to promote their albums on the market. Therefore, many independent musicians use internet media as a media for promoting their work, one of which is through social media. Some internet sites and social medias provide services that allow independent musicians to disseminate information of their work to the public in the form of photos and videos, one of which is Instagram. Dua Drum is an independent music group that uses Instagram as a means of promotion and interacts with its fans. The purpose of this study was to find out how and the impact of Instagram promotions carried out by Dua Drum on their work. The research method used is descriptive qualitative with data collection technique through observation. The results obtained from this study are that Dua Drum intensively distributes music content and actively engages fans who make their work more popular, so the use of Instagram is quite effective in increasing the popularity of names or musical works and interactions between independent musicians and their fans.

"
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Geminia A.R.
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa alur komunikasi pemasaran berbasis komunitas yang dilakukan oleh kelompok musik indie. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Metode ini dipilih karcna studi kasus merupakan strategi yang cocok untuk penclitian yang bcrfokus pada fenomena kontemporcr di dalam konteks kehidupan nyata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan komunitas yang baik akan melahirkan anggota- anggota yang setia. Yang dalam konteks ini, mereka tidak hanya menjadi pelanggan, namun juga akan bertindak sebagai pelaku pemasaran. Oleh karena itu, kelompok musik indie hendaknya menjaga dan memperhatikan kebutuhan anggota komunitas supaya tercipta anggota-anggota setia yang akan mendukung kesuksesan.

This research is aim to analyze marketing communication based on community process that used by indie label musician. This research using qualitative approachment wih case study method. The reason to using this method is because its a qualified method for reseacrh that focus on contemporary phenomenon in real life. The result of this research shows that good attention to community, wills produce a loyal member. In this context, they are not only a consumer but also can be a marketer. So thai indie label musician should take care and give proportional attention to their member, to produce a loyal member that will support their success, from member consumption and also by marketing things they done."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Karin Khairana
"Perspektif kapitalis budaya mengasumsikan bahwa kebebasan kreativitas musisi dibatasi oleh logika industri yang berorientasi mencari keuntungan, oleh karena itu penelitian sebelumnya mengidentifikasi musisi indie bawah tanah bernegosiasi dengan perusahaan rekaman arus utama untuk mempromosikan subkultur yang berbeda dari genre dominan. Tulisan akademis ini bertujuan untuk memahami taktik grup musik indie bawah tanah “Efek Rumah Kaca”, sebagai negosiasi terhadap musik arus utama dominan dan sebagai produksi budaya DIY yang kreatif/ inovatif, untuk bertahan dalam industri musik kapitalis. Dengan menggunakan metode analisis tematik konten, bentuk negosiasi yang terjadi diidentifikasi melalui representasi teks khususnya lirik lagu dari karya musik Efek Rumah Kaca. Hasil analisis memperlihatkan bahwa Efek Rumah Kaca menegosiasikan musik arus utama dengan mengadopsi praktik dan simbol dari industri musik populer, ke dalam tindakan alternatif mereka sendiri yang otonom serta kreatif/ inovatif. Bentuk negosiasi juga ditemukan dalam lagu-lagu bergenre indie pop mereka, yang dalam liriknya menyuarakan kepedulian terhadap isu sosial-politik, moral, agama, dan budaya, sebagai kritik terhadap institusi dominan di masyarakat serta industri musik populer arus utama yang kapitalis. Guna bertahan dalam industri musik kapitalis, grup musik indie bawah tanah ini menciptakan ruang khusus (niche space) dengan memaksimalkan capital dan arena (field) yang dikuasai untuk produksi budaya DIY yang mementingkan estetika, serta memanfaatkan sekaligus mengklaim legitimasi/ otoritas budaya setempat.

The cultural capitalist perspective assumes that musicians' freedom of creativity is limited by the industrial logic of profit laden, hence previous studies identified underground indie musicians negotiate with the mainstream recording company to promote a distinct subculture from the dominant genre. This academic paper aims to understand the tactics employed by underground indie music group “Efek Rumah Kaca”, as a form of negotiation between dominant mainstream music and indie musicians which represent creative/innovative DIY cultural production, to survive in the capitalist music industry. Employing thematic content analysis method, the findings suggest the form of negotiation that was occured could be identified through text representation, especially the song lyrics of the musical product of Efek Rumah Kaca. Moreover, Efek Rumah Kaca negotiates with mainstream music by adopting practices and symbols of the popular music industry, into their own autonomous and creative/innovative alternative acts. The form of negotiation is also found in their indie pop songs, which in the lyrics express concern for socio-political, moral, religious and cultural issues, as a critique of the dominant institutions in society and the capitalist mainstream popular music industry. In order to survive in the capitalist music industry, this underground indie music group creates a niche space by maximizing their capital and field for the production of DIY culture that emphasizes aesthetics, as well as utilizing and claiming the legitimacy/authority of local culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Razan Syarif
"Penelitian ini berfokus pada promosi musik musisi indie pada masa pandemi Covid-19, dimana para musisi indie harus menyesuaikan strategi promosi mereka dengan menggunakan media digital sebagai platform utama aktivitas promosi. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan masyarakat dalam menciptakan, mendengarkan, dan menghadiri aktivitas yang berkaitan dengan musik. Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mengetahui bagaimana musisi indie mengimplementasikan transmedia storytelling untuk mempromosikan musik mereka, maka studi ini akan dilakukan untuk melakukan investigasi terhadap cara musisi indie mengubah cara mempromosikan musik mereka pada masa pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk melakukan penyesuaian terhadap storytelling mereka. Data akan dikumpulkan melalui analisis konten dari jurnal akademik relevan yang membahas promosi musik indie pada masa pandemi Covid-19. Penemuan utama dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa musisi indie mengalihkan platform promosi musik mereka menuju media digital, hal tersebut memungkinkan mereka untuk melakukan interaksi dengan para penonton. Secara keseluruhan, musisi indie melakukan penyesuaian dalam penerapan transmedia storytelling untuk mempromosikan musik mereka selama pandemi Covid-19. Akibat pandemi Covid-19, musisi independen terpaksa untuk menggunakan channel media digital untuk menyebarkan materi promosi yang dapat membantu mereka mencapai target penonton yang ditentukan.

This paper focuses on indie musicians, in music promotion during the COVID-19 pandemic, which makes indie musicians adjust their promotion strategy and utilize digital media as the platform for all of their music promotion activities. Previous research shows COVID-19 pandemic changed people's behavior on create, listen, and attend music activities. This research aims to know how indie musicians implement transmedia storytelling to promote their music during the COVID-19 pandemic. This study seeks to investigate how independent musicians changed their promotion tactics during the COVID-19 pandemic in order to adjust their storytelling. The data are collected through content analysis from relevant academic journals that discuss indie music promotion during the COVID-19 pandemic. The main findings show that indie musician switches their promotion platform to digital media to promote their music, which also allows them to interact with the audience. Overall, indie musicians adjust how they employ transmedia storytelling to promote their music throughout the COVID-19 pandemic. Due to the pandemic, independent musicians are compelled to use digital media channels to share marketing materials that will help them reach their target audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shindy Rachmawati
"Pertumbuhan penggunaan internet yang begitu cepat telah mendorong lahirnya berbagai gaya hidup baru dalam kehidupan masyarakat dunia. Salah satunya adalah penggunaan media sosial. Media sosial adalah suatu media elektronik dimana para partisipannya dapat membuat, mempublikasi, mengontrol, mengkritik, menilai, dan berinteraksi dalam konten online yang memungkinkan terbentuknya berbagai interaksi seperti mengikuti (following), mengirim atau membagikan post (sharing), menyukai (liking), dan lain sebagainya.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh interaksi di media sosial terhadap keterikatan emosi (emotional attachment), kualitas hubungan dengan brand (brand relationship quality), serta word of mouth (WOM) dengan studi kasus pada Musisi Indie dalam negeri Indonesia, yaitu musisi berjalur independen atau non-labeled yang secara mandiri menggunakan sumber daya pribadi mulai dari produksi hingga distribusi dan pemasaran musiknya, serta memanfaatkan media sosial sebagai branding tools mereka.
Desain penelitian ini merupakan penelitian konklusif-deskriptif. Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang menyukai karya-karya musik Musisi Indie dalam negeri, mengunjungi official account Musisi Indie favorit mereka minimal satu kali dalam waktu sebulan terakhir. Dengan menggunakan metode judgemental sampling dan snowball sampling, sebanyak 205 responden berhasil didapatkan melalui penyebaran kuesioner secara online, dengan metode pengolahan data dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi di media sosial di official account Musisi Indie dalam negeri mempengaruhi emotional attachment, emotional attachment mempengaruhi brand relationship quality, emotional attachment mempengaruhi word of mouth, serta brand relationship quality mempengaruhi word of mouth. Sedangkan, interaksi di media sosial tersebut tidak mempengaruhi brand relationship quality.

The reapid growth of internet creates many new trends and lifestyle changes in worldwide society. One of them is social media usage. Social media is an electronic where participants can produce, publish, control, critique, rank, and interact with online content which allow the creation of any interaction such as following, sharing, liking, and so on.
This study was conducted to analyze the effect of social media interaction on emotional attachment, brand relationship quality, and word of mouth with case study of Local Indie musicians in Indonesia, who are independent or nonlabeled musician, using their own resources of fund and tools since the process of music production until distribution and marketing of their music, and also using social media as their branding tools.
Design of this research is a conclusivedescriptive research. The respondents are the fans of Local Indie musicians and visit the official account of their favorite Local Indie musicians at least once in the last one month. The researcher used judgemental and snowball as sampling method and got 205 respondents from online questionnaire, by using Structural Equation Modeling (SEM) for processing the data.
The result shows that social media interaction on official accounts of Local Indie musicians has effect on emotional attachment, emotional attachment has effect on brand relationship quality, emotional attachment has effect on word of mouth, and brand relationship quality has effect on word of mouth. But, social media interaction has no effect on brand relationship quality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library