Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This paper presents a preliminary effort to analyze the relationship between the region creation (pemekaran) and the regional inequality. Using the variation in the human development index (HDI) that has been widely accepted as a measure of human development, this paper confirmed that pemekaran or creation of new regions have caused regional inequality becoming more severe..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Quartatma, RA Danang P. author
"Dari Iaporan penyelenggaraan workshop penyusunan kurikuluml
silabus dan pedoman evaluasi program pemagangan ke Jepang,peser1a yang
dinyaiakan gagal dinyatakan cukup tinggi (7-10%) dan ada keoenderungan
meningkat. Kegagalan peserta disebabkan karena kemampuan befoahasa
Jepang yang masih kurang sehingga peserta magang dipulangkan dari jepang
sebelum waktunya belajar selesai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeiahui hubungan antara
variabel nilai ukuran 'kecerdasan/IQ peserta latihan program pemagangan,
percakapan menggunakan bahasa Jepang di Iuar kelas aiau di asrama,
pelaksanaan pekerjaan rumah, pelaksanaan test harian dan jumlah penggunaan
buku terhadap kemampuan berbahasa Jepang. Analisisa dalam penelitian ini
dilakukan berdasarkan kemampuan berbahasa Jepang peserta. Indikator dari kemampuan berbahasa Jepang adalah nilai akhir pra pemberangkatan peserta
magang ke Jepang. Jumlah populasi yang terpilih adalah peserta magang ke
Jepang angkatan sembilan puluh sembilan, di Balai Latihan lnstruktur dan
Pengembangan Cevest Bekasi dengan a!asan angkatan sembilan puluh sembilan
adalah angkatan yang terbaru saat penelrtian ini dilakukan.
Analisisis data yang digunakan dalam penelitian ini model regresi
berganda dengan metode stepwise menggunakan program statistik SPSS 10.1.
Guna mengetahui gambaran umum di gunakan deskriptif statlk mengenai mean,
standar deviasi dan nilai minimum dan maximum.
Untuk memberikan gambaran hubungan atau korelasi digunakan nilai
koefiosien korelasi. Sedangkan nilai koefisien detenninasi R2 menunjukkan varian
dari Y yang dijelaskan oleh semua variabel prediktor. Perubahan dari nilai
koefisien determinasi menggambarkan perubahan varian dari setiap variabel
prediktor terhadap variannya dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat.
Secara umum hasil peneiitian ini menjelaskan bahwa nilai ukur
kecerdasanIIQ, percakapan menggunakan bahasa Jepang di Iuar kelas, pekerjaan
rumah, test harian dan jumlah penggunaan buku temyata mempunyai pengamh
terhadap kemampuan berbahasa Jepang. Untuk nilai ukur kecerdasan temyata
mempunyai pengamh yang paling besar dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa Jepang"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Economic gap between regions and issue of ACFTA have been an interesting study presently when those two issues are being linked with the role KUMKM ( Cooperative and small medium enterprise). Many people expect KUMKM to take an active role in facing the existing condition as an economic actor. With the expansion of UKMK to different region and the expected ACFTA countries, the strategis needed to be done: (a) Increasing to motivation of KUMKM to be more pro active in rising more effort to develop varius businesses based on the existing potential, (b) Providing the management with thw latest knowledge about the competitive an cooperation strategies, (c) Conducting a network and marketing expansion to the region or countries involved in ACFTA, (d) Implementing ab active involvement of KUMKM by the goverment in order to deal with various economic activities in an integrated manner with the other sector. Thus there will be a power obtained to overcome the economic disparity between regions in Indonesia, as well as to confront with the oppression of the global economy."
EKOBIS 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis Kuznets proses mengenai ekspansi pendidikan dan juga menganalisa kurva pendidikan Kuznets dengan menggunakan panel data dari tahun 1996 sampai dengan 2011 dan menerapkan metode regresi panel. Dari proses Kuznets, dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia mengikuti proses Kuznets. Dari hasil panel regresi, koefisien dari Educ memiliki tanda yang diharapkan dan signifikan pada tingkat 1% di kedua model. Koefisien dari Educ2 positif dan signifikan di 1%. Dengan kata lain, kesenjangan pendidikan tampaknya telah menurun seiring dengan semakin luasnya kesempatan pendidikan di Indonesia. Untuk Kuznets ekspenditur, ditemukan bahwa hubungan antara kesenjangan pengeluaran dan pendidikan tidak mengikuti pola kurva U terbalik. Hal ini ditandai dengan nilai dari koefisien Educ dan duc2 masing-masing negatif dan positif.

This research attempt to examine the Kuznets process for education expansion and try to observe the educational Kuznets curve by using panel regression data from 1996 to 2011 and implement panel regression method. From the construction of Kuznets process for educational expansion, we may conclude that Kuznets process for education is experienced in Indonesia with overall inequality reaches the maximum when the share of higher education group is 67.5 per cent. From the panel regression, the coefficient of Educ has an expected sign and is significant at the 1% significance level in both models. In other words, educational inequality appears to have been declining with educational expansion in Indonesia. The coefficient of Educ2 is positive and significant at the 1% significance level, indicating that there is a level of education where educational inequality is the minimum. For expenditure Kuznets, we found that the relationship between expenditure inequality and education does not follow the inverse-U shape. It is signed by negative and positive coefficients of Educ and Educ respectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Clarissa
"Kesenjangan sosial serta krisis empati sebagai isu dalam film “Kleingeld” merupakan hal yang lekat dengan masyarakat urban. Dalam filmnya, Marc-Andreas Bochert menampilkan tokoh Hoffmann dan seorang pengemis yang memiliki perbedaan kondisi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori semiotika film Christian Metz dan konsep mentalitas urban Georg Simmel untuk menganalisis keterkaitan kehidupan urban perkotaan dengan kesenjangan sosial serta krisis empati yang digambarkan melalui adegan dalam film. Hasilnya adalah daerah urban perkotaan yang elite dan modern masih belum lepas dari isu kesenjangan sosial. Selain itu, karakteristik Hoffmann sebagai masyarakat urban yang individualis, rasional, dan materialis akhirnya menimbulkan krisis empati sehingga tidak dapat membangun hubungan yang baik dengan pengemis.

The issues of social inequality and the crisis of empathy in the film “Kleingeld” are closely related to urban society. In his film, Marc-Andreas Bochert featured Hoffmann and a beggar with different social conditions. This study used qualitative method with Christian Metz's semiotics of the cinema theory and Georg Simmel’s concept of urban mentality to analyze the relationship between urban life with social inequality and the crisis of empathy that portrayed through scenes in the film. The result of this study indicated that elite and modern urban areas are still not free from the issue of social inequality. In addition, Hoffmann's characteristics as an individualist, rational, and materialist eventually lead to a crisis of empathy and thus could not establish good relationships with the beggar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayang
"Menurut Kantor Statistik Federal (Destatis), Produk Nasional Bruto (PDB) Jerman meningkat pada tahun 2019. Peningkatan tersebut menandakan bahwa perekonomian Jerman telah tumbuh selama sepuluh tahun berturut-turut. Meskipun meningkat secara substansial, pendapatan nasional tersebut justru didistribusikan lebih tidak merata daripada tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya kesenjangan antara masyarakat kelas atas dan bawah di Jerman semakin melebar dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu film yang menampilkan isu kesenjangan sosial adalah Isi & Ossi (2020). Isu kesenjangan sosial digambarkan melalui perbedaan bentuk kehidupan tokoh keluarga Isi yang berasal dari kelas sosial atas dan keluarga Ossi yang berasal dari kalangan sosial bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode analisis semiotika film Christian Metz, serta pendekatan reflektif teori representasi Stuart Hall. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa representasi kesenjangan sosial dalam film Isi & Ossi (2020) digambarkan melalui perbedaan gaya hidup dan pendapatan. Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari kesenjangan sosial digambarkan melalui tindakan kriminalitas, kemiskinan, dan konflik sosial.

According to the Federal Statistical Office (Destatis), Germany's gross domestic product increased in 2019. It signifies that the economy of German has grown for the tenth year in a row. Despite a substantial increase, the national income was distributed more unequally than in previous years. As a result, the gap between the upper and lower classes in Germany has widened in recent years. A film that depicts the issue of social inequality is Isi & Ossi (2020). The issue of social inequality is illustrated through the differences in the lives of the Isi family from the upper class and the Ossi family from the lower class. This research uses qualitative methods and semiotic theory by Christian Metz as analysis, as well as reflective approaches to Stuart Hall's representation theory. The results showed that the representation of social inequality in the film Isi & Ossi (2020) is described through differences in lifestyle and income. While, the impact of social inequality is seen in criminality, poverty, and social conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Annabel Tio Prisca
"Ketimpangan antar gender merupakan isu yang terus terjadi di masyarakat. Salah satu penyebab ketimpangan antar gender dalam dunia kerja adalah parenthood penalty, yaitu penurunan karir setelah seseorang memiliki anak dan menjadi orang tua. Hal ini lebih umum terjadi pada ibu yang kemudian dikenal sebagai motherhood penalty. Sebaliknya, ayah seringkali mengalami percepatan karir setelah mempunyai anak yang kemudian disebut sebagai fatherhood premium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat parenthood penalty di Indonesia, membandingkan tingkat penalty atau premium yang dialami oleh ayah dan ibu, serta menganalisis lebih lanjut pengaruh dari berbagai karakteristik, seperti pendidikan, keberadaan kakek-nenek, karakteristik pekerjaan, karakteristik tempat tinggal, dan usia anak terhadap tingkat parenthood penalty. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kernel Propensity Score Matching Difference-in-Difference (Kernel PSM-DiD) dengan menggunakan data IFLS gelombang 4 dan 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua di Indonesia secara umum mengalami parenthood penalty berupa perolehan tingkat pendapatan dan jam kerja yang lebih rendah. Jika dibandingkan antar gender, motherhood penalty cenderung lebih tinggi. Berkaitan dengan fatherhood premium, penelitian ini menunjukkan bahwa ayah di Indonesia tidak mengalami hal tersebut. Lebih dari itu, tingkat parenthood penalty bervariasi pada orang tua, ayah, dan ibu yang memiliki karakteristik yang berbeda.

Gender inequality, especially in workplace has been an ongoing issue in the society. One of the causes of this issue is parenthood penalty, which captures a declining trend in career after someone has children and becomes a parent. This tends to be faced by mothers, which is known as motherhood penalty. On the other hand, fathers often experience career acceleration after having children, which is then referred to as fatherhood premium. This research aims to analyze the level of parenthood penalty in Indonesia, compare the level of penalty or premium experienced by fathers and mothers, and further analyze the influence of various characteristics, such as education, the presence of grandparents, job characteristics, residence characteristics, and children's age on level of parenthood penalty. The method used in this research is Kernel Propensity Score Matching Difference-in-Difference (Kernel PSM-DiD) with IFLS wave 4 and 5 as the data source. The results of this study show that parents in Indonesia generally experience a parenthood penalty in the form of lower income levels and lower working hours. When compared between genders, the penalty experienced by mothers tends to be higher. Regarding fatherhood premium, this research shows that fathers in Indonesia do not experience it. Moreover, the level of parenthood penalty varies among parents, fathers, and mothers who have different characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moraze, Charles
Paris: Unesco, 1979
303.4 MOR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Diananto
"Masalah ketimpangan pendapatan masyarakat yang semakin besar terjadi pada era desentralisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dana perimbangan (DBH, DAU, DAK) terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat di 33 provinsi tahun 2006-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DBH, DAU, dan rasio belanja APBD terhadap PDRB meningkatkan ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah secara signifikan. Sedangkan DAK menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah secara signifikan. Sementara itu tingkat partisipasi sekolah di level universitas dan konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB meningkatkan ketimpangan, namun tidak signifikan dalam mempengaruhi ketimpangan pendapatan masyarakat. Sedangkan tingkat partisipasi sekolah di level SMU menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat namun tidak signifikan.

The problem of income inequality occurred greater in the era of decentralization. This study aimed to determine the effect of equalization funds (DBH, DAU, DAK) against income inequality in 33 provinces in 2006-2013. The results showed that DBH, DAU, and the ratio of budget expenditures to the GRDP increased income inequality in the region significantly. DAK decreased income inequality in the region significantly. The rate of enrollment at the university level and the mining sector's contribution to the GRDP increased income inequalities, but not significant. While enrollment in the high school level decreased income inequality but not significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Patria
"This study investigates the relationship between ICT adoption ratio and income inequality. While the majority studies explain the impact of ICT on income inequality via labour market, this study offers a different perspective on this relationship. Fast growing ICT, in terms of ICT-based company and ICT users influence almost every human aspect nowadays. This might also influence the income structure in society, not only the employment income, but also the household income, because some studies show that there are certain types of incomes that can be acquired by means of ICT. However, these types of incomes are not covered in employment income, such as property income, consumer surplus, etc. Thus, this study seeks to show the impact of ICT on income inequality via household income channel. In addition, Indonesia has the largest internet economy in the world, valued at roughly 27 billion US dollars. Moreover, internet adoption in Indonesia increased remarkably from approximately 30% in 2012 to become 45% in 2016. These facts demonstrate the considerable impact of ICT on the lives and income of people in Indonesia. By using panel data regression, this paper shows an inverted U-shape relationship between ICT adoption and income inequality. Low ICT adoption will increase income inequality until a certain turning point, whereby higher ICT adoption will reduce income inequality in society. The first difference of the Gini coefficient with respect to the ICT adoption shows that the turning point relating to average adoption ratio of mobile phone, computer, and internet is 25%; while there is an average adoption ratio of 17% for computer and internet. Therefore, it is important for government as the policy maker to make sure that ICT adoption ratio is more than the turning point so ICT can give positive impact on income equality.

Studi ini menginvestigasi hubungan antara rasio adopsi TIK dan ketimpangan pendapatan. Ketika mayoritas studi menjelaskan pengaruh TIK terhadap ketimpangan pendapatan melalui pasar tenaga kerja, studi ini menawarkan sebuah perspektif yang berbeda atas hubungan ini. Perkembangan TIK yang sangat cepat, dalam hal perusahaan berbasis TIK dan pengguna TIK, mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini juga mungkin mempengaruhi struktur pendapatan di masyarakat, tidak hanya pendapatan pegawai, tetapi juga pendapatan rumah tangga, karena beberapa studi menunjukkan terdapat beberapa tipe pendapatan yang dapat diperoleh dengan keberadaan TIK. Akan tetapi, pendapatan tipe ini tidak termasuk dalam pendapatan pegawai, seperti pendapatan properti, surplus konsumen, dan sebagainya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh TIK terhadap ketimpangan pendapatan melalui saluran pendapatan rumah tangga. Sebagai tambahan, Indonesia memiliki ekonomi internet terbesar di dunia dengan nilai sekitar 27 triliun dollar Amerika. Selanjutnya, tingkat adopsi internet di Indonesia meningkat signifikan dari sekitar tiga puluh persen pada 2012 menjadi 45 persen pada tahun 2016. Kenyataan ini menyiratkan pengaruh yang kuat dari adopsi TIK terhadap kehidupan dan pendapatan masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan regresi data panel, tulisan ini menunjukkan sebuah hubungan berupa inverted-U antara adopsi TIK dengan ketimpangan pendapatan. Adopsi TIK pada tingkat rendah akan meningkatkan ketimpangan pendapatan sampai pada satu titik balik, dimana peningkatan adopsi TIK akan menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat. Turunan pertama dari koefisian Gini terhadap tingkat adopsi TIK menunjukkan titik balik rata-rata tingkat adopsi mobile phone, computer, dan internet berada pada level 25%; tetapi berada pada tingkat 17% untuk rata-rata tingkat adopsi komputer dan internet. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa tingkat adopsi TIK di masyarakat telah melewati titik balik tersebut sehingga adopsi TIK dapat memberi pengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>