Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Blum, Mark
San Francisco: Chronicle Books, 1998
R 595.7 BLU b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dordrecht: Springer, 2005
632.6 INS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Berenbaum, May R.
Reading, Mass.: Addison-Wesley, 1995
595.7 BER b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dubuque: Iowa: Kendall/Hunt, 1991
595.7 IMM II (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dubuque: Iowa: Kendall/Hunt, 1991
595.7 IMM II (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, 1989
R 595.703 ENS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada survei ini telah dikumpulkan sejumlah sampel tinja untuk pemeriksaan terhadap cacing yang ditularkan melalui tanah dan terhadap Protozoa pada anak kelas tiga sekolah dasar. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian program penanggulangan cacing yang ditularkan melalui tanah. Ketiga sekolah berlokasidi dua pulau yaiut Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, yang termasuk sekelompok pulau dekat pantai Utara Jakarta. Sekolah-sekolah ini belum pernah ikut serta dengan kegiatan program penanggulangan S-TH. Untuk pemeriksaan digunakan cara semi kuantitatif Kato sediaan tebal dan cara sediaan langsung dengan larutan yodium 2%. Empat spesies cacing dan lima spesies Protozoa telah ditemukan pada 101 sampel tinja. Infeksi Ascaris dan Tichuris ditemukan sebanyak 68.8% atau lebih. Infeksi cacing tambang hanya ditemukan di satu sekolah (2.9%). Telur Hymenolepis nana ditemukan pada satu sampel. Diantara 101 sample ini ditemukan 5% Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli, sedangkan 2% Endolimax nana ditemukan pada 2.0% diantara sampel tinja ini. Tercata prevalensi tinggi untuk Blastocystis hominis (36.0%) dan Giardia lamblia (30.0%). Kebanyakan infeksi Ascaris termasuk infeksi ringan di SD I (69.0%) dan tidak ditemukan infeksi berat di SD ini. Kebanyakan infeksi di SD II dan III merupakan infeksi sedang yaitu untuk masing masing sekolah 51.4 dan 81.8%. Di SD II dan III juga ditemukan infeksi berat yaitu untuk masing masing sekolah 11.4 dan 5.8 %. Telur Ascaris yang dibuahi ditemukan pada 93.1%, 100% dan 95.5% berturut-turut di SD I , II dan III. Diantara 86 sampel yang positif 96.5% sampel mengandung telur yang dibuahi, sedangkan pada 3.5% sampel ditemukan telur yang tidak dibuahi. Prevalensi infeksi Ascaris dan Trichuris dapat diduga sebelumnya mengingat derajat hygiene lingkungan dan sanitasi yang rendah di daerah ini. Diantara infeksi Protozoa spesies yang dominan adalah B. hominis danG. lamblia.
Stool samples were collected and examined for soil-transmitted helminthic and protozoal infection in the first grade of three
primary schools, located on Pulau Panggang and Pulau Pramuka, which are parts of a group of islands not far from the north
coast of Jakarta. The stool examinations were part of activities during a control program on soil-transmitted helminthic
infections. The schools have never participated with control programs on soil-transmitted helminthiases. For the examination
of the samples a semi-quantitative Kato thick smear method was used and the direct smear with a 2% iodine solution. Four
intestinal helminth species and five protozoa species were found in a total of 101 stool samples. Ascaris and Trichuris
infections were found in 68.8% or more. Hookworm infection was only found in one school (2.9%). Eggs of Hymenolepis
nana were detected in one sample. Cysts of Entamoeba histolytica and Entamoeba coli were both found in 5.0% of the
samples, whereas Endolimax nana was recovered from 2.0% of the samples. High prevalence rates were detected for
Blastocystis hominis (36.0%) and for Giardia lamblia it was 30.0%. Most of the Ascaris infections were categorized as light
infections at School I (69.0%) and not a single heavy infection were found in this school. In School II and III most of the
infections were moderate i.e. respectively 51.4 and 81.8%. Also in Schools II and III heavy infections were detected,
respectively 11.4 and 5.8%. Fertilized Ascaris eggs were detected in 93.1%, 100% and 95.5% at School I, II and III respectively.
As a whole among 86 positive samples 96.5% were recorded as samples with fertilized eggs, whereas 3.5% contained
unfertilized eggs. The high prevalences of Ascaris and Trichuris infections in this area could be expected due to the low
level of environmental hygiene and sanitation. Among the protozoal infections B. hominis and G. lamblia were the
dominant species."
Yayasan Kusuma Buana ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rofik Sofyan
"Tesis ini membahas tentang pemaknaan koleksi serangga dari sudut pandang ethno-entomologi, serta komunikasi yang digunakan dalam penyampaian pemaknaan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Museum Zoologicum Bogorinse pada bulan Januari sampai Juni 2010. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemaknaan terhadap 25 jenis koleksi serangga Museum Zoologicum Bogoriense. Komunikasi yang dilakukan adalah dengan pameran dan kegiatan edukatif. Teori pendidikan yang digunakan di museum adalah didactic expository. Penambahan teori pendidikan discovery sangat cocok untuk MZB yang memiliki kekhususan sebagai museum pengetahuan. Kegiatan edukatif yang dilakukan adalah bimbingan keliling museum, ceramah, pemutaran slide/ film/video, bimbingan karya tulis, dan pelatihan-pelatihan.

This thesis explains insect collection interpretation from the ethno-entomology view and methodology to communicate the interpretation. This research is descriptive one using a qualitative approach. This research is conducted in Museum Zoologicum Bogoriense in January until June 2010. During this research, this research is conducted for the insect collection stored in Museum Zoologicum Bogoriense and has successfully interpreted 25 specimens. Beside of implementing the didactic expositor, the museum should also apply discovery because of its role as science museum. Several seucative activities conducted in the museum are lecturing, slide and movie shows, scientific writing supervising, and trainings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27880
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Pratama
"ABSTRAK
Kawasan Kampus Univesitas Indonesia merupakan habitat alami bagi tumbuhan Amorphophallus variabilis Bl. Pengamatan dilakukan di 6 (enam) lokasi di Kawasan Universitas Indonesia untuk mengetahui pola penyerbukan (polinasi) dan populasi A.
variabilis Bl. Berdasarkan hasil penelitian, penyerbukan A. variabilis terjadi 3 hari setelah mekarnya spatha pada perbungaan. Polinasi kemudian diikuti dengan fase pematangan buah yang terjadi selama 15 hari. Serangga yang berperan sebagai penyerbuk antara lain dari suku Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, dan Tachinidae. Terdapat hubungan antara morfologi perbungaan dengan jumlah individu
serangga yang berkunjung. Pola sebaran populasi A. variabilis di 6 (enam) lokasi penelitian menunjukkan pola yang mengelompok. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan karakter morfologi A. variabilis. Dominansi berkisar antara 0.01--0.06 frekuensi antara 0.2--0.4, dan jumlah individu / m2 berkisar antara 0.13--0.2 . Tinggi tumbuhan berkisar antara 5.2--160 cm dengan diameter 0.05--2.3 cm dengan berbagai variasi morfologi pada bagian perbungaan seperti osmofor, spatha, dan petiolus.

ABSTRACT
University of Indonesia Campus area is a natural habitat for Amorphophallus variabilis Bl. Observations were carried out in 6 locations in the Area, University of Indonesia to find out the pattern of pollination (pollination) and population of A. variabilis Bl. Based on the results of research, pollination A. variabilis occurred 3 days after blooming spatha on the inflorescence. Pollination followed by fruit
ripening phase that occurred during the 15 days. Insects that act as pollinators, such as from the tribe of Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, and Tachinidae. There is a relationship between the morphology of the inflorescence with the number of individuals visiting insects. A. variabilis population distribution pattern in 6 (six)
locations showed a clumped pattern. There was no significant effect between site and morphological characteristics of A. variabilis. Dominance ranged from 0,01 to 0.06, frequencies between 0.2 - 0.4, and the number of individuals / m2 ranged between 0.13--0.12. Plants high ranged from 5.2 - 160 cm with a diameter of 0.05 - 2.3 cm
with a variety of inflorescence morphology in sections like osmophores, spathes, and petioles."
Universitas Indonesia, 2011
S1458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hadiyatun Nabawi
"Tulisan ini akan menjelaskan pemahaman akan ruang arsitektur yang didasarkan pada pengetahuan akan cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan tempat mereka tinggal. Cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan membentuk interaksi tersebut disebut sebagai stigmergy, yang merupakan bentuk interaksi hewan-hewan yang dimediasi. Pembahasan akan diawali dengan penjelasan akan fenomena stigmergy yang terkait dengan proses interaksi hewan dan lingkungan bertinggalnya yang meninggalkan berbagai bentuk jejak. Tulisan ini berargumen bahwa proses terjadinya stigmergy dapat menjadi basis pengembangan suatu program ruang arsitektur. Proses penulisan ini membahas scenario proses stigmergy pada beberapa koloni hewan serangga yang berbasis tiga komponen utama dari stigmergy, yaitu Agent, Medium dan Traces. Penulisan yang dilakukan berfokus pada bagaimana stigmergy yang merupakan proses alam memperlihatkan suatu interaksi antara agent pada suatu medium yang akhirnya akan meninggalkan traces. Temuan akan mekanisme interaksi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan programming arsitektur berbasis interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan dalam suatu sistem ekologi. Pengembangan desain dengan menggunakan metode stigmergy ini ditujukan untuk hewan yakni insect dan memanfaatkan mekanisme sosial dari Insect dalam menyusun programming dan spasialnya. Dimana metode stigmergy ini menghasilkan mekanisme atau sistem-sitem yang dapat dikembangkan dalam perancangan arsitektur insect dalam menyuburkan tanah.

This paper explores the understanding of architectural spaces driven by the knowledge that animals communicate by modifying the environment in which they live. The way animals communicate by modifying the environment forms an interaction is referred to as stigmergy, a mediated form of animals interaction. The paper elaborates the process of stigmergy, in which animal colonies communicate with their living environment and leave different kinds of spatial traces. The paper argues that the stigmergy process can be potentially used as the basis of architectural programming. This writing explores multiple scenarios of the process of stigmergy in several insect colonies, highlighting the mechanism of stigmergy that is driven by three main components of stigmergy, namely Agent, Medium, and Traces. The writing focuses on how in stigmergy the agent interacts within a particular medium and creates traces in spaces. Findings on such mechanism of interaction are expected to inform architectural programming that is based on the interaction between humans, animals, and the environment as integrated ecological systems. The development of design using the stigmergy method is used for animals, namely insects, and utilizes the social mechanisms of insects in composing programming and spatial. This stigmergy method produces mechanisms or systems that can be developed in the design of insect architecture in fertilizing the soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>