Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliana Mulyani
Abstrak :
Sebelum terjadi krisis moneter yang melanda negara Indonesia, sebenarnya industri asuransi menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi premi asuransi yang terus meningkat. Sejak krisis moneter pertengahan Juli 1997 hingga saat ini (Juli 1999), kondisi perekonomian nasional masih belum pulih, ditambah lagi dengan akibat kerusuhan 13-14 Mei 1998, perusahaan asuransi di perkirakan harus membayar ganti kerugian kurang lebih Rp. 8 trilyun , yang harus ditanggung oleh perusahaan asuransi dan reasuransi, bailk lokal maupun asing (Bisnis Indonesia 7 Juni 1998). Kerugian itu terdiri atas kerugian fisik, gedung dan gangguan usaha. Bila perusahaan lokal harus menanggung 10% saja dari jumlah kerugian tersebut, maka akan menanggung Rp. 800 milyar. Padahal menurut data Ditjen Lembaga Keuangan, jumlah perusahaan asuransi kerugian di Indonesia mencapai 103 perusahaan, dimana hanya 51 yang memiliki modal 10 milyar rupiah, sedangkan 52 perusahaan lainnya berkisar antara 3 milyar rupiah sampai dengan 9 milyar rupiah. Ini berarti banyak perusahaan akan gulung tikar akibat menanggung kerugian. Selain ancaman kerugian yang dialami perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa banyak dirundung masalah. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar menyebabkan banyak pemegang polis dalam dollar yang membatalkan perjanjiannya dengan melakukan penarikan tunai. Pembatalan kontrak sepihak ini tentu sangat memberatkan perusahaan. Dalam hat ini ada dua tipe pemegang polis yang membatalkan perjanjiannya, yaitu mereka yang melakukan profit taking dan pemegang polls yang tidak mampu membayar premi akibat melonjaknya nilai tukar dollar. Perubahan besar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, terutama ditandai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi telah menimbulkan gejala globalisasi di berbagai bidang kehidupan. Arus investasi, industri, tehnologi informasi dan individual consumers menjadi global (Ohmae, 1995). Globalisasi merupakan proses yang tidak dapat dicegah dan pengaruhnya ternyata telah melanda perekonomian Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Toni Suganda
Abstrak :
Sumber penghasilan paling besar bagi perusahaan asuransi adalah melalui aktivitas investasi (investing activities) yang dapat dilakukan pada instrumen pasar modal seperti saham, deposito, obligasi, dan reksadana. Dan sumber modal yang dimiliki oleh perusahaan adalah lebih banyak diperoleh dari investasi yang ditanamkan oleh masyarakat. Untuk itu, di dalam melakukan investasi di pasar modal, investor sebaiknya mengetahui situasi pasar yang akan dimasuki secara umum. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi resiko kerugian yang mungkin akan terjadi, sebab kerugian kegiatan investasi memiliki hasil yang tidak pasti. Untuk dapat memaksimumkan profit dengan resiko yang seminimum mungkin maka investor membentuk suatu portfolio, dengan mengalokasikan investasi mereka ke beberapa instrumen investasi seperti saham, deposito, obligasi, dan reksadana dalam jangka waktu tertentu dengan diikuti strategi investasi untuk membentuk suatu portfolio yang efektif. Selain itu investor juga ingin memiliki kepastian bahwa modal yang mereka miliki dalam bentuk cash dapat bertahan secara likuid. Pendekatan yang umum digunakan dalam membentuk dan mengelola portfolio investasi adalah pendekatan yang ditemukan oleh Markowitz. Dengan teorinya yang dikenal dengan teori diversifikasi maka resiko investasi dapat diminimumkan dengan menggabungkan beberapa instrumen investasi yang memiliki korelasi yang negatif. Sehingga bila suatu kondisi terjadi maka suatu instrumen investasi akan turun sementara instrumen investasi lainnya akan naik sehingga secara keseluruhan efeknya dapat diminimalkan. Portfolio Markowitz ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahan utamanya adalah portfolio ini hanya berguna dalam meminimumkan resiko dan mempertahankan nilai investasi secara nominal dan tidak secara real. Artinya daya beli dari uang yang diinvestasikan belum tentu sama setelah jangka waktu tertentu. Di sisi lain, kelebihan utamanya adalah portfolio mudah dibentuk agar sesuai dengan karakteristik investasi yang diinginkan dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan metode efficient frontier Markowitz, bobot optimum investasi PT Asuransi Ramayana, Tbk terdapat pada saham (0.0080), obligasi (0.7904), dan reksadana (0.2016). Sedangkan pada kinerja portofolio aktual, perusahaan lebih mengutamakan faktor keamanan pada investasinya, yaitu dengan memberikan bobot yang besar pada deposito (0.9157). Tingkat return bulanan yang dihasilkan oleh metode Markowitz (1.1738%) relatif lebih besar daripada total portofolio aktual (1.0668%), dengan selisih return sebesar 0.1070% setiap bulannya. Karena terdapat perbedaan antara portfolio PT Ramayana dengan portfolio indeks pasar maka yang akan digunakan adalah portfolio PT Ramayana yang menggunakan metode efficient Frontier Markowitz. Reward to variability PT Ramayana (0.8714) lebih tinggi daripada reward to variability indeks pasar (0.7355). Untuk meningkatkan kinerja portfolio PT Asuransi Ramayana, Tbk pada masa-masa yang akan datang maka sebaiknya proporsi investasi pada instrumen deposito dapat dialihkan kepada instrumen obligasi dan instrumen reksadana yang memiliki return yang lebih tinggi dan resiko (standard deviasi) yang relatif kecil. Jenis obligasi yang dimiliki PT Asuransi Ramayana saat ini hanya satu jenis, sementara reward to variability ratio yang dihasilkan obligasi cukup tinggi, untuk itu pada masa-masa yang akan datang sebaiknya PT Asuransi Ramayana menambah emiten obligasinya. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) pasal 7 KMK 481 / KMK 017 / 1999 untuk industri asuransi kerugian di Indonesia mengenai Pembobotan Investasi maka Metode Efficient Frontier Markowitz dapat diterapkan dalam pengelolaan investasi PT Ramayana, Tbk karena masih termasuk dalam ketentuan yang berlaku.
The most value for insurance company's income is by investing activities which is conducted in capital market instruments such as stocks, fixed deposits, bonds and mutual funds. In other side, capital source that owned by the company is being reached mostly by investment that is invested by public (investor). Therefore, if the investor is investing on capital market, they should know first about the market situation in generally. Acknowledge of this circumstance is a key to anticipate the loss which is can be happened, this is because of uncertainty loss result in investment activity. For maximizing the profit with minimum risk, the investor build a portfolio that allocate their investment into several investment instruments such as stocks, fixed deposit, bonds and mutual funds in certain term which is followed by investment strategy to make an effective portfolio. Besides of that, the investor also need a certainty for their cash capital can stand as a liquid. The common approach that is used in making and managing the investment portfolio is a theory which is found by Markowitz. The theory is known as `Diversification Theory. By using this theory, the investment risk can be minimized by combining several investment instruments which are having a negative correlation. Then if there is a condition happened, while an investment instrument will decrease, in the opposite side, other investment instruments will increase. So, in cumulative the total effects can be minimized. The Markowitz Portfolio has some strengthens and weaknesses. The main weakness is the portfolio can be only used in minimizing the risk and maintaining the investment value as nominal and not for real. It means that the buying power from the investment money is not same after several times longer. In other side, the main strengthen is easily to build a portfolio which has same investment characteristics with the demanded and the purpose there are going to be achieved. In term of Markowitz's efficient frontier method, optimum proportion of PT. Asuransi Ramayana,Tbk investment diversifies into stocks (0.0080), bonds (0.7904) and mutual funds (02016). Meanwhile, in actual portfolio, the company prefers the secure factor for their investment. Therefore, they distribute the most proportion into deposits (0.9157). Monthly return rate that is provided by Markowitz's method (1.1738%) is better than total actual portfolio (1.0668%), with difference of return is about 0.1.70% in each month. In case of difference between PT. Asuransi Ramayana's portfolio and market portfolio, so then we are using PT. Asuransi Ramayana's portfolio which uses Markowitz's Frontier Efficient Method. Reward to variability of PT. Asuransi Ramayana (0.8714) is higher than reward to variability of market index (0.7355). In future, for increasing PT. Asuransi Ramayana' portfolio, it will be better if investment's proportion in fixed deposits can be replaced by bonds and mutual funds which is having higher return and lower risk (deviation standard). Nowadays, PT. Asuransi Ramayana only deploys into a single type of bond. Meanwhile, in the above mention, we are calculating and finding the result of reward to variability ratio that produced by bonds is quite higher. Hence, PT. Asuransi Ramayana, Tbk is better to add their bond's emittent in the next investment strategy. Regarding on Ministry of Finance (MOF) Statement, article of 7, 4891KMK101719999 for Indonesian Loss Insurance Industry about investment proportion, the Markowitz Efficient Frontier Method can be implemented in PT. Asuransi Ramayana's investment strategy, in fact that the method is under the rule of MOF Statement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yuly Indarto
Abstrak :
Dalam prinsip bisnis asuransi dikenal adanya istilah "hukum bilangan besar", dimana jika perusahaan asuransi telah berhasil mencapainya maka telah dicapai pula skala ekonomis dalam pengoperasian perusahaan yang merupakan syarat mutlak untuk dapat bertahan (survive) dalam persaingan di industri yang makin ketat. Dalam tugas karya akhir ini, penulis berusaha memetakan evolusi persaingan lengkap dengan tekanan dan kekuatan persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan pemimpin pasar (lop ten firms) di industri asuransi kerugian di Indonesia selama kurun waktu periode 2000-2004, serta dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan yang sating bersaing memperebutkan `kue' premi, dengan mengambil dua pairs competitor sebagai unit analisis. Untuk kepentingan analisis, terlebih dahulu akan dikemukakan secara teoritis pengertian dan konsep lingkungan usaha dan persaingan, serta profil perkembangan industri dan bisnis asuransi di Indonesia. Selanjutnya penulis melakukan analisis terhadap evolusi persaingan (competitive pressure), dan dampaknya terhadap profitabilitas, dengan menggunakan alat analisis "pressure map" dan rasio-rasio keuangan sebagai alat pengukuran profitabilitas. Berdasarkan analisis atas evolusi persaingan ditemukan bahwa ekskalasi persaingan di antara para pemimpin pasar (top ten firms) di industri asuransi kerugian mulai meningkat sejak tahun 2003, dimana di pasar yang terkonsentrasi (concentrated market) ini persaingan memperebutkan `kue' premi telah menjadi issue yang critical di tier 1 (top ten firms) ini. Sementara economies of scale dan likuiditas adalah critical issue di industri asuransi kerugian pada umumnya, khususnya di asuransi kerugian menengah dan kecil, dimana pasarnya terfragmentasi (fragmented market), dengan masing-masing perusahaan mengisi ceruk pasar (niche) yang mostly captive market di sektor korporasi. Berdasarkan analisis spesifik atas persaingan dengan mengambil dua pairs competitor sebagai unit analisis, dapat disimpulkan bahwa persaingan (baik direct maupun indirect competition) memperebutkan "kue" premi telah berdampak secara langsung terhadap revenue growth (pertumbuhan premi bruto) dan profitabilitas perusahaan dari kegiatan operasi (underwriting margin) masing-masing perusahaan yang bersaing. Adapun dampak persaingan terhadap profitabilitas ini tidaklah bijaksana untuk digeneralisasi, namun demikian cukup relevan untuk disimpulkan baliwa perusahaan dengan kekutan pressure yang tinggi di pasar cenderung mempunyai tingkat pertumbuhan premi dan profitabilitas yang tinggi dengan trend meningkat, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya lag time, dan demikian pula sebaliknya. Sebagai penutup, untuk dapat bertahan dan bahkan memenangkan persaingan di tengah kancah persaingan yang ketat di industri asuransi kerugian dewasa ini, hat utama dan krusial yang hares diperhatikan dalam pengelolaan bisnis asuransi adalah pengelolaan risiko yang baik, prudent underwriting, pemilihan portofolio bisnis yang tepat, serta pelayanan terhadap pengajuan klaim yang responsif dan profesional, dengan tidak henti-hentinya melakukan continuous improvement untuk menyediakan produk dan service yang inovatif dan bernilai tambah bagi tertanggung.
Principles in insurance business recognized the word `law of large numbers' as the main prerequisite to survive in this highly competitive industry. In this writing, we are trying to draw the competitive evolution using mapping technique, completed with competitive forces and pressures faced by top ten firms in the general insurance industry in Indonesia during the analysis period of 2000-2004. We are also trying to find the relationship between the competitive pressure and the impact to the financial performance, in terms of profitability and revenue growth of those competing firms, using two-pair competitors as the unit analysis. For the analysis purposes, first of all we begin with theoretical understanding of market and competition concept, and gain some understanding about the progress of the business. Further, we do some analysis of competitive pressure and the impact to profitability of the competing firms, using "pressure maps" and financial ratios as the measurement tools. Based on the analysis of competitive evolution for the top ten firms in general insurance industry in Indonesia during 2000-2004, we have found that the competitive escalation has been increased significantly since 2003, where the concentrated market among the top ten firms of the industry has driven the competitive pressure into the most critical issue for these first tier. Meanwhile, the economies of scale and liquidity have become the most critical issues among the second and third tier of the industry, whereas the market was fragmented. Based on the specific analysis of competition using two-pair competitors as our unit analysis, we have come to the conclusion that the competition (either direct or indirect) have been resulted in direct impact to revenue growth and operating profitability (underwriting margin) of the competing firms. While the impact cannot be clearly generalized, however it is still quite relevant to conclude that firm with high forces to pressure tend to have high degree of revenue growth and profitability, with an upward trend, even though lag time sometimes occur, and vice versa. As an ending of this writing, we recommend all firms in the industry to remain competitive in the marketplace, thus the good management of the business, including prudent underwriting, proper selection of the company's business portfolio in the multi market competition, and professional claim service is really a must, while maintaining a continuous improvement of innovative product and service to enhance the added value to customers.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aradita Syah Kameswara
Abstrak :
Pada prinsipnya asuransi merupakan himpunan dana dari suatu populasi untuk dimanfaatkan membiayai sejumlah kecil dari populasi tersebut apabila sedang jatuh sakit. Jaminan asuransi kesehatan merupakan sumber dana potensial yang dapat digalang untuk pemeliharaan masyarakat. Pemanfaatkan jasa asuransi didalam pembayaran pasien baik rawat jalan maupun rawat inap juga dilaksanakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Di RSIA Hermina Jatinegara, yang paling berpotensi menghasilkan piutang paling banyak dari segi nominal adalah piutang rawat inap asuransi dan perusahaan. Jumlah piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan asuransi dan perusahaan di RSIA Hermina Jatinegara mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005 (Rp.48.942.938 3 Rp.116.072.250). Presentase piutang tak tertagih terhadap total tagihan asuransi dan perusahaan pada tahun 2004 dan tahun 2005 adalah sebesar 1,30%, dan 1,07%. Berarti jugs terjadi peningkatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat pengembangan yang pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi pada bagian bagian terkait, wawancara mendalam dengan para informan serta pengumpulan dokumen-dokumen pendukung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa efektifitas penagihan piutang rawat inap pada jaminan asuransi dan perusahaan sehingga dapat menurunkan jumlah piutang tak tertagih dan meningkatkan pendapatan rumah sakit pada tahun 2005. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan sistem I.P.O. yaitu Input, Process dan Output. Melalui hasil penelitian ini diharapkan adanya perbaikan pada manajemen piutang yang akhirnya akan berdampak pada optimalisasi penagihan piutang rumah sakit. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah pelaksana di beberapa tahap siklus piutang dirasa kurang memadai. Begitu juga mengenai sarana pendukung untuk melaksanakan proses siklus piutang antara lain komputer, telepon, line telepon, faksimili dan ruangan kerja_ Selain itu kebijakan tentang periode penagihan belum ditetapkan, juga mengenai isi kontrak perjanjian kerjasama antara pihak rumah sakit dengan pihak asuransi dan perusahaan juga belum sepenuhnya dilaksanakan (punishmentldenda 2% bila debitur tidak melunasi kewajibannya dalam 30 hari). Pada akhir penelitian ini direkomendasikan perlunya diadakan diklat atau sosialisasiyang lebih sering pada bagian informasi, koordinasi yang lebih balk antara bagian terkait, pengadaan sarana yang lebih baik serta ketegasan dalam menjalankan perjanjian isi kontrak dengan pihak ketiga.
Principally insurance is the fund collection from a population in order to be used in costing a few amounts from such population if getting illness. Healthy insurance guarantee is a potential fund source that can be collected in order to maintain the society. The using of insurance service in paying of patient both out-patient or in-patient also be executed in Hermina Jatinegara Hospital. In Hermina Jatinegara Hospital. the most potential in producing receivable is from in-patient of insurance and company. In-patient bad-debt of insurance and company in Herrnina Jatinegara Hospital increase from 2004 to 2005 (Rp.48.942.938 - Rp.116.072.250). Percentage of bad-debt to total collectible amount in-patient of insurance and company of 2004 and 2005 is about 1,30%, and 1,07%. It means, increasing too. This research named qualitative descriptive research that have development characteristic which its data collection using observation in related department, in-depth interview with the informan and supporting documents collections. The goal of this research is to analize the effectiveness of in-patient insurance collection, so it can decrease bad-debt and increase the income of hospital in 2006. The method used in this research is I.P.O. approach system namely Input, Process and Output. By this result of research be hoped there is repairing in receivable management and finally, it have an effect into hospital collecting optimalizalion. The result of this research is known that the staff amount in some ciclus collection be felt less suitable. it is also about supporting tools in order to execute ciclus collection process which are computer. telephone, phone line, faximile and room. Beside that the policy about collection period that have not decided yet. also about cooperation agrement contract contain between hospital side and insurance and company side is not executed (punishment about 2% if the debitor is not pay their obligation in 30 days). In the end of this research recommended the importance of training education event or socialization that more frequent into information department, more better coordination between related department, the better supply of supporting tools and also the clearness in operating the contract contain agreement with the third party.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvernia Kurniartha
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan kesadaran berasuransi. di negara lain. Penilaian ini terutama jika dilihat dari sudut pandang tingkat penetrasi industri untuk pasar nasional nasabah individual. Hal ini menyebabkan perkembangan industri asuransi di Indonesia, khususnya asuransi syariah belum begitu signifikan. Padahal kita tahu bahwa potensi pasar industri asuransi syariah untuk berkembang di Indonesia sangat besar, mengingat mayoritas (80%) penduduk Indonesia beragama Islam. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memilih asuransi syariah dan variabel bebasnya terdiri dari faktor kebutuhan akan asuransi, faktor kepercayaan terhadap asuransi, faktor syariah, faktor ekonomis dan faktor produk. Metodologi penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan model regresi logistik (model logit). Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menyebutkan bahwa mayoritas peserta asuransi adalah berjenis kelamin pria, berusia antara 26 sampai dengan 35 tahun, berpendidikan tinggi (Sarjana), bekerja sebagai pegawai Swasta dan berpenghasilan antara Rp L500.000 sampai dengan hampir Rp 3.000.000 per bulan. Sedangkan hasil analisis regresi logistik menyebutkan bahwa peluang responder untuk memilih asuransi syariah adalah sebesar 61,8 %. Dan kelompok masyarakat yang potensial untuk memilih asuransi syariah adalah kelompok masyarakat yang tingkat kebutuhannya akan asuransi tinggi dan sangat perduli terhadap sistem syariah.
ABSTRACT
Compared with other countries, Indonesian people insurance awareness is still in the low rate. Mainly.from penetration the industry point of view for individual costumer in national market. This leads to sharia insurance development, which is not significant enough. Indonesia has a big potential market for sharia insurance as 80% of its people are moslem. The dependent variable in this research is the people who choose sharia insurance. And the independent variable consists of insurance needs factor, trust factor, sharia factor, economics factor and product factor. Research method used is descriptive method and quantitative analysis with logistic regression method. The description analysis conclude that most of insurance client are male, between 26 - 35 years of age, high educated (SI), working as private employee, and has a range of RpI,500,000 - 3,000,000 salary per month. The logistic regression analysis concludes that respondent probability to choose sharia insurance is 6.8%. And group it potential market is a citizen who has a high need of insurance and sharia system awareness.
;Compared with other countries, Indonesian people insurance awareness is still in the low rate. Mainly.from penetration the industry point of view for individual costumer in national market. This leads to sharia insurance development, which is not significant enough. Indonesia has a big potential market for sharia insurance as 80% of its people are moslem. The dependent variable in this research is the people who choose sharia insurance. And the independent variable consists of insurance needs factor, trust factor, sharia factor, economics factor and product factor. Research method used is descriptive method and quantitative analysis with logistic regression method. The description analysis conclude that most of insurance client are male, between 26 - 35 years of age, high educated (SI), working as private employee, and has a range of RpI,500,000 - 3,000,000 salary per month. The logistic regression analysis concludes that respondent probability to choose sharia insurance is 6.8%. And group it potential market is a citizen who has a high need of insurance and sharia system awareness.
2007
T20821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Seri
Abstrak :
ABSTRAK
Faktor- faktor yang berhubungan dengan drop out nya peserta dari Bapel JPKM sangat penting untuk diteliti secara mendalam, karena perusahaan asuransi termasuk Bapel JPKM hanya dapat hidup dan berkembang jika ada peserta. Bahkan, Bapei JPKi\1 harus berupaya menambah jurnlah dan mempertahankan peserta yang ada sedemikian rupa sehingga hukum yang berlaku dalam bisnis asuransi Jhe law of large number dapat terpenuhi. Disamping itu, JPKM mesti membenahi upaya kebijakan pembiayaan kesehatan yang selama ini belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Padahal praupaya itu mempunyai implikasi yang luas terhadap akses golongan masyarakat tertentu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang selayaknya dan telah dimasyarakatkan hampir 20 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan peserta JPKM Jasma Angsana Singkawang menjadi drop out (DO). Oleh karenanya dipilih jenis penelitian kualitatif melalui Wawancara mendalam dan Fokus Grup Diskusi (FGD). Wawancara mendalam dilakukan terhadap 11 orang informan kunci, terdiri dari Direktur Bapel JPKM Jasma Angsana beserta 2 orang kolektor, Direktur RSUD Abdul Azis Singkawang beserta .2 orang perawat, Pimpinan Puskesmas dan 2 orang staf, Wakil Ketua Badan Pembina dan 1 orang staf Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. FGD dilakukan terhadap 45 orang peserta JPKM yang terdiri dari 3 kelompok peserta yang DO dan 3 kelompok pese.rta yang tidak DO. tiap kelompok FGD terdiri dari 7 sampai 8 orang peserta.

Analisis data menghasilkan beberapa hasil penelitian. Pertama, pengetahuan peserta tentang hak dan kewajibannya sangat rendah. Kedua Sikap peserta terhadap sistim gotong royong dalam pembiayaan kesehatan cukup 'baik, namun hal ini tidak dengan sendirinya mendorong peserta untuk rnempertahankan kepesertaannya. Ketiga, hilangnya kepercayaan sebagian pesena terhadap Bapel JPKM Jasma Angsana. Keempat, adanya kolektor yang tidak disiplin. Kelima, tingginya biaya perawatan di RS dan rendahnya penggantian dari Bapel Jasma Angsana. Keenam, tidak dimanfaatkannya Puskesmas Pembantu dalam pelayanan kesehatan bagi peserta. JPKM. Ketujuh, tidak adanya penyuluhan terhadap peserta aktif, dan kedelapan, pengamh teman/keluarga mempakan faktor-faktor yang menyebabkan peserta Bapel JPKM Jasma Angsana Singkawang menjadi drop out.

Oleh karena itu, ada berbagai saran yang mesti dikemukakan. Pertama, Bapel Jasma Angsana disarankan untuk mengadakan feasibility study guna mencari angka yang tepat dalam menetapkan premi yang ideal, melakukan pelatihan dan pembinaan bagi kolektor, mengadakan pembinaan dan penyuluhan kepada peserta, memanfaatkan Puskesmas pembantu secara optimal dalam memberikari pelayanan kesehatan terhadap peserta JPKM. Kedua, Pemerintah daerah setempat hams mengupayakan subsidi terhadap premi, sehingga tidak memberatkan peserta. Ketiga, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas hams memberikan pembinaan kepada peserta aktif Keempat, peneliti lanjut hendaknya mempelajari kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengikuti program JPKlvl. Kelima, Departemen Kesehatan Pusat hams meningkatkan kemampuan dan keahlian petugas pelaksana kesehatan di lapangan.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yualita Widyadhari
Abstrak :
ABSTRAK
Komisaris Independen bertanggung jawb atas diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik dengan pemberdayaan Dewan Komisaris agar melakukan tugas pengawsan serta memberikan nasihat kepada Direksi secara efektif sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan.

Adapun kendala bagi Komisaris Independen dalam perusahaan perasuransian dalam melaksanakan fungsinya adalah dimungkinkan terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) antara pemegang saham Perusahaan Asuransi dengan Kepentingan Pemegang Polis yang mana Komisaris Independen harus selalu mendahulukan kepentingan Pemegang Polis sehingga ada jaminan bagi perlindungan hak Pemegang Polis.

Namun dalam prakteknya hal tersebut belum dapat dilaksanakan secara penuh, yang mana masih terjadi timbulnya kerugian pada pemegang polis karena keberpihakan Komisaris Independen kepada Pemegang Saham ditempat yang bersangkutan bekerja.

Oleh karena itu dipandan perlu untuk melakukan pengawasan kepada pelaksanakan tugas dan tanggung jawab Komisaris Independen Perusahaan Asuransi, disamping perlunya evaluasi kembali sistim pengangkatan Komisaris Independen agar Komisaris Independen yang diangkat dapat memenuhi harapan perusahaan dalam rangka Good Corporate Governance.
ABSTRACT
An Independent Commisioner is responsible for the application of good company management principlas by empowering the Board of Commisioners to carry out their task of supervision and to give advice to the Board of Directors effetively so as to be able to give added value to the company.

An obstacle for an Independent Commisioner in an insurance company in fulfilling his function is the possible accurrance of conflict of interest between the Shareholders of the Insurance Company and the Policy Holders, and the Independent Commisioners always has to prioritize the intereset of the Policy Holders so as to guarantee that the right of Policy Holders is protected.

However, in practicy this cannot as yet be fully carried out since losses continue to be suffered by the Policy Holders due to partiality of Independent Commisioners in favour of the Shareholders at place where they are employed.

Therefore, it is decmed neccessary to anpervise the implementation of the task and responsibility of Independent Commisioners of Insurance Companies as well as to reevaluate the appoinment system of Independent Commisioners in order that the appointed Indenpendent Commisioners will be able to realize the hopes of the company within the framework of Good Corporate Governance.
2012
T31073
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Allan Saputra
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 73/ 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian yang mengatur mengenai permodalan perusahaan asuransi. Tujuan pemerintah mengeluarkan PP ini adalah untuk memperkuat sektor asuransi. Pennodalan dinilai pemerintah adalah faktor yang mendorong pertumbuhan industri asurnnsi Indonesia dalam menghadapi kondisi persaingan dalam globalisasi. Ada banyak faktor yang mernpengaruhi pertumbnban industri asuransi Indonesia. Selain pertumbuhan ekonomi, industri asuransi Indonesia juga dipengaruhi oleh Premi Bruto, jumlah Perusahaan Asuransi, Laba/Rugi Perusahaan Asuransi dan Permodalan Perusahaan, Perusahaan asuransi nasional masih kurang bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang masuk ke pasar asuransi di Indonesia. Selain kalah bersaing dalam hal permodalan, masalah­ masalah yang muncul dalam pasar asuransi di Indonesia semakin menghambat pertumbuhan industri asuransi seperti perang tarif yang terjadi, jumlah perusahaan asuransi yang terlalu banyak dan kurangnya dukungan kebijakan pemerintah terhadap perusahaan asuransi nasional yang bermodal kecil. Hasilnya, dalam waktu singkat, industri asuransi asing mampu menguasai pasar asuransi di Indonesia dengan mencatat pertumbuhan penetrasi asuransi yang sudah melampaui industri asuransi nasional. Meskipun kebijakan permodalan sudah terpenuhi, namun modal bukan satu-satuuya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan industri asuransi dan menjamin kuatnya perusahaan asuransi mengbadapi persaingan dengan asuransi asing di Indonesia. ......This research outlines the government policy (Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 73/ 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian) that regulates the minimum equity that insurance company must fulfill. The purpose of this regulation is to strengthen the insurance industries sector. Government point out that equity was a factor that pushes insurance industries growth to face the global competition circumstances, Many factors influenced the Indonesian insurance industries growth. As well as economic growth, Indonesian insurance industries growth was influence by insurance gross premium, number of insurance company, company's lost/profit and company?s equity. There is small effort of insurance private national company to compete the foreign insurance company under the joint venture company that penetrates insurance market in Indonesia. Besides the lack of contend in equity problems that arise in Indonesian insurance market has give credit to avert the growth of insurance industries, in example, tariff competitionbig amount of insurance company and lack of government support for insurance company that have small amount of equity. The result, joint venture company has been able to control the Indonesian insurance market with a good record of insurance penetration that overcome the level of private national company has achieve. Even though the level of minimum equity was fulfills, equity was not the only factor that influenced the insurance growth and guaranteed that private national insurance company was strong enough to face the joint venture company in Indonesian insurance market industries.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T20904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cik Anny Murdiyanti
Abstrak :
Dalam setiap hubungan hukum terlibat beberapa pihak. Masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang telah diatur dalam perjanjian yang mereka buat dan sepakati bersama. Setiap perjanjian yang dibuat tersebut harus di taati oleh pihak-pihak yang terlibat dan ada konsekwensi hukumnya apabila dilanggar. Karena Negara Republik Indonesia merupakan negara yang herd sarkan atas hukum maka setiap persoalan yang menyangkut pelaks anaan hak dan kewajiban para warga negara harus berdasarka n atas hokum yang berlaku. Demikian pula halnya dengan perjanjian yang dibuat antara seorang anggauta masya rakat dengan perusahaan asuransi. Perjanjian asuransi mempunyai tujuan mengalihkan resiko yang di hadapi seseorang yang di timbulkan oleh peristiwa-peristiwa yang tidak di harapkan terjadi kepada orang lain ( perusahaan asuransi) yang bersedia untuk mengganti kerugian. Di mana dalam perjanjian tersebut para pihak saling memberikan prestasinya. Tertanggung berkewajiban membayar premi kepada penanggung dan. Penanggung berkewajiban untuk membayar ganti rugi apabila peristiwa tak tentu tersebut terjadi. Dalam perjanjian asuransi mengatur secara jelas hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu penanggung dan tertanggung, agar tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Dengan demikian tujuan dari hukum untuk menciptakan keadilan dan keseimbangan dalam masyarakat dapat terlaksana.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S20332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palgunadi
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Bidanq Usaha Pialang Asuransi setelah dikeluarkannya beberapa Deregulasi oleh Pemerintah. Adapun Deregulasi yang dibahas pada penulisan ini ialah : PakDes 1988, Undang-undang No.2 tahun 1992, Peraturan Pemerintah No.73 tahun 1992, Keputusan Menteri Keuangan No. 226 tahun 1993. Metode penelitian yang dlgunakan dalam pembahasan ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan informasi dari text book, artikel dsb sedangkan penelitian lapangan dilakukan majalah, dilakukan dengan PT X, mengadakan Wawancara terhadap pejabat-pejabat di perusahaan Asuransi, serta instansi dari penelitian tersebut yang menggunakan yang Model terkait. Porter, penulis menyimpulkan bahwa Deregulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah menimbulkan beberapa peluang baru bagi bidang usaha Pialang Asuransi. Namun deregulasi tersebut belum dapat menghilangkan/mengurangi berbagai hambatan yang ada dalam Industri Pialang Asuransi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>