Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asnah
Abstrak :
Dana Sehat merupakan salah satu bentuk operasional JPKM, dimana pesertanya relatif kecil dan berasal dari kemampuan ekonomi masyarakat lemah. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti yang diharapkan Kabupaten Lampung Barat memliki 6 kecamatan. Diantara kecamatan tersebut hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Sumber Jaya yang menjalankan program ini dengan cakupan peserta 6010 jiwa pada tahun 1998 yang cenderung berkurang pada periode berikutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan Dana Sehat JPKM di Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung. Penelitian dilakukan di 10 desa wilayah kerja Puskesmas Surnber Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan jumlah sampel 181 responden Variabel Independen terbagi dalam 3 kelompok faktor. Variabel tersebut adalah perdisposing (pendidikan, pengetahuan, persepsi, kebiasaan berobat ke sarana kesehatan), enabling (pendapatan pengeluaran kelengkapan sarana yankes,jarak tempuh ke sarana pelayanan kesehatan, sosialisasi), reinforcing (perilaku pejabat dan komitmen pejabat). Hasil penelitian menunjukkan hanya 35,4% peserta yang melanjutkan kepesertaannya sementara 64,6 tidak melanjutkan,Diantara 10 variabel yang diuji,hanya 5 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kesinambungan kepesertaan Dana Sehat JPKM. Variabel tersebut adalah pendidikan (p~,006),pengetahuan (p = 0,000),persepsi (p=0,000),sosialisasi (p =0,014) dan perilaku petugas (p =0,017).Diantara variabel yang bermakna tersebut,yang paling berpengaruh adalah variabel persepsi dengan odd ratio 6,925. Dengan melihat rendahnya proporsi peserta yang melanjutkan kepesertaanya, maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ini merupakan hal yang serius yang harus ditangani secara proporsional. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, disarankan untuk melanjutkan program ini karena bermanfaat bagi masyarakat, dengan membuat model yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Disamping itu juga disarankan kepada peneliti lain untuk menambah variabel besarnya iuran dan kemampuan ekonomi masyarakat.
Factors Related to Membership Continuation of Health Fund in West Lampung Regency, Lampung Province.Health fund is a form of community financing with relatively small participants of low economic people. Previous research showed that this program could not running well as have been expected. West Lampung Regency have 6 sub districts. Among them, only one sub district has health fund program with coverage of 6010 participants in 1998 which tcnd' to decrease in 1999. The purpose of this research is to know factors related to the continuation of membership of health fund in West Lampung Regency, Lampung Province. The research was conducted in 10 villages of Public Health Center Area of Sumber Jaya. This was a survey research with samples of 181 respondents. Independent variables were divided into three categories. They were predisposing (education, knowledge, perception, the use of health care), enabling (family income, sufficiency of health care facilities, the distance to health care, socialization), and rein forcing (health provider's behavior, commitment ofpolicy maker). Dependent variable was the membership continuation between 1998 and 1999 of health fund. The result of this research showed that only 35,4 % participants continuation membership while 65,6 % did not. Among independent variables tested, only 5 variables have significant correlation with continuation of membership of health fund. Those variables were education (p~,006), knowledge (p=0,000), perception (p=0,000), socialization (p=0,014) and health provider's behavior (0,017). The most dominant variable were perception with Odd Ratio=6,925. Based on the low proportion of continuation it could be concluded that this is a serious problem in the future development of community financing. Considering the result of this research it was suggested to sustain this program because it is beneficial to the community as well as made a model according to the condition of the community. It was also recommended to the next researcher to add independent variables such as contribution (premi) and the ability to pay of the community.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Basyaruddin
Abstrak :
Biaya pelayanan kesehatan setiap tahun selalu meningkat, dengan porsi pembiayaan obat yang cukup tinggi. Efisiensi dalam bidang pelayanan obat diharapkan dapat mengurangi peningkatan biaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Didalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan, obat menyerap dana lebih kurang 49% dan berdasarkan data tiga tahun terakhir biaya obat cenderung meningkat setiap tahun. Khusus untuk obat rawat inap di rumah sakit efisiensi biaya obat. mungkin dapat dilaksanakan dengan penerapan sistem unit dose dispensing Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M.A. Hanafiah S.M. Batusangkar sudah melaksanakan sistem distribusi obat rawat inap dengan sistem unit dose dispensing. Untuk mengetahui apakah sistem distribusi obat rawat inap dengan sistem unit dose dispensing dapat menghemat biaya obat, maka dilakukan studi evaluasi terhadap penerapan sistem unit dose dispensing di rumah sakit tersebut. Data penelitian ini diperoleh dart pengamatan biaya obat pasien rawat inap sebelum dan sesudah dilaksanakannya sistem unit dose dispensing. Dan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem distribusi unit dose (unit dose dispensing) dapat menghemat biaya obat rawat inap dan disarankan bahwa sistem distribusi obat dosis unit layak untuk diteruskan dan untuk mendapatkan basil yang optimal perlu disertai adanya pengomatan yang rasional. Daftar bacaan : 18 (1989 - 200p )
Implementing a Unit Dose Dispensing System to Inpatient with Health Insurance in Prof. Dr. M.A. Hanafiah S .M. Hospital, Batusangkar. Health services cost with a high proportion of drug cost increases every years. An efficiency in drug services may reduce the totality health services cost raising. Drug inpatient cost with health insurance is about 49 % and according to the last three years data, drug cost inclined increasing each years. Efficiency in drug cost can be done by implementing the unit dose dispensing system especially for inpatient drugs in hospital. Prof. Dr.M.A. Hanafiah S.M. Hospital in Batusangkar has implemented the unit dose dispensing system for distribution inpatient drug system. An evaluation study has been conducted to find out whether distribution inpatient drugs system with unit dose dispensing can thrifty the drug cost, in that hospital. The data was collected from observing the inpatient drug cost before and after the unit dose dispensing system was implement. The conclusion of this study is that implementing unit dose dispensing can thrifty inpatient drug cost and it is suggested to continue this system. More ever, rational drug use has to be followed to get the optimum result. Bibliography : 18 (1989 - 2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Polisman
Abstrak :
Salah satu upaya pemerintah untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat adalah dengan dikembangkannya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. Bagi pegawai negeri, jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut berbentuk Asuransi wajib Kesehatan. Dalam hal ini perlu diadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan sejumlah faktor pemanfaatan kartu Askes oleh peserta wajib PT. ASKES dengan upaya mendapatkan pengobatan rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi tahun 2002. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang. Sedangkan responden yang diteliti adalah sebanyak 110 orang. Faktor-faktor yang diteliti dikategorikan atas pertama faktor predisposing yang terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, pangkat/golongan, suku/keturunan, agama/kepercayaan, status pekerjaan, status pendidikan, pengetahuan. Kedua faktor enabling terdiri dari jarak ke Puskesmas dan kepesertaan asuransi lain. Faktor yang ketiga faktor need yaitu persepsi keseriusan penyakit. Secara statistik, penelitian ini menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran secara deskriptif. Analisis bivariat dengan uji chi square digunakan untuk melihat bagaimana hubungan diantara faktor-faktor yang ada pada peserta wajib PT. ASKES dengan pemanfaatan kartu Askes. Sedangkan analisis multivariat berfungsi untuk menemukan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu Askes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu Askes adalah umur, pangkat/golongan, status pendidikan, status pekerjaan, jarak ke Puskesmas, kepesertaan asuransi, dan faktor need. Dari hasil analisis multivariat ketujuh variabel tersebut, ternyata variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan kartu Askes adalah umur, status pekerjaan dan faktor need. Sedangkan variabel yang paling berhubungan dengan pemanfaatan kartu Askes adalah variabel umur. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dianjurkan antara lain, pertama PT. Askes hendaknya mengkaji ulang pemanfaatan kartu Askes khususnya bagi peserta yang usia lanjut (manula). Kedua PT. ASKES hendaknya menyediakan Poliklinik yang memadai bagi peserta yang usia lanjut (manula).
Some Factors Related to ASKES Card Usage by Compulsory in Obtaining Mobile Care Treatment at the Public Health Service of South Jambi Sub district in Jambi Municipality in 2002 One of government attempts of keeping public health care is developing public health insurance. For the governmental officers, this insurance is given in the form of health compulsory insurance. In the respect, there should be a research aimed at obtaining a description on relationship between ASKES card usage factors by its compulsory holders and their attempts of getting mobile health care at South Jambi Sub district Public Health Service (PHS) in Jambi Municipality in 2001. This research uses cross sectional design. Its respondents are 110. The factors studied in this research are classified into predisposing, enabling and need factor. The first includes age, sex, marital status, social stratification, race/descendant, customs/belief, occupation status, education status, and knowledge. The second consists of distance to PHS and other insurance membership. While the third is perception on disease fatality. Statistically, this research uses univariate, bivariate and multivariate analyses. Univariat analysis is used to perceive description. Bivariate analysis with chi square trial is applied to see how is the relationship between available factors of PT. ASKES compulsory members and their ASKES card usage. On the other hand, multivariate analysis is functioned to find the most dominant factor related to ASKES card usage. The research result show that variables related to ASKES card usage are age, social stratification, education status, distance to PHS, other insurance membership and need. Based on multivariate analysis, the factors related to ASKES card usage are age, occupation status and need. On the other hand, the most related factor is age. As the result, there are some suggestions, for example the first is that PT ASKES should evaluated ASKES card usage particularly by elder people. The second is that PT. ASKES should provide proper medical clinic for elder people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Margriet Tibuludji
Abstrak :
Alokasi pembiayaan kesehatan di Indonesia termasuk kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Keadaan ini diperberat lagi dengan adanya krisis ekonomi berkepanjangan yang menyebabkan makin tingginya beban pemerintah. Hal ini mendorong upaya mobilisasi dana masyarakat dan swasta terutama melalui sistem asuransi kesehatan dalam upaya pengendalian biaya kesehatan. PT. ASKES Indonesia sebagai salah satu pelaku dalam jasa perasuransian di Indonesia saat ini tidak lagi hanya menyediakan paket layanan bagi PNS, pensiunan ABRI beserta keluarga, namun juga bagi karyawan BUMN dan Swasta. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain cross sectional yang mencoba menggambarkan dan menganalisa faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan demand perusahaan terhadap asuransi kesehatan komersial PT. ASKES Indonesia di Wilayah Jakarta Pusat tahun 200l yang diasumsikan dapat diwakili oleh pengambil keputusan dalam perusahaan. Dari 32 perusahaan yang menjadi target pemasaran PT. ASKES pada tahun 2001, sebanyak 7 perusahaan (21.9%) ada demand atau membeli produk yang ditawarkan sedangkan 25 perusahaan (78.1%) tidak ada demand atau tidak membeli produk yang ditawarkan. Adapun faktor-faktor yang secara statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan demand pengambil keputusan perusahaan terhadap asuransi kesehatan komersial PT. ASKES yaitu paket jaminan, pelayanan dan karakteristik perusahaan. Dan uji multivariat diperoleh variabel paket jaminan sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan demand pengambil keputusan perusahaan terhadap asuransi kesehatan yang ditawarkan PT. ASKES pada tahun 2001. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas sehingga disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis menggunakan variabel bebas lain untuk dapat menghasilkan model demand kelompok terhadap asuransi kesehatan yang lebih mendekati kesempurnaan.
Fund allocation for health sector in Indonesia is relatively low compared to other countries in Asia region. This condition even worse due to the long economic crisis whereby government's burden more multifaceted. This situation has also encouraged mobilizing public and private funds especially through health insurance's system as well as control the health expenditure. PT. ASKES Indonesia as a player in insurance services in Indonesia provides not only benefit package for the government employee, retired armies and their family, but also for BUMN and private company employees. This research is an analytical survey with cross sectional design aimed to describe and to analyze the factors related to demand for commercial health insurance from PT. ASKES Indonesia, using unit analysis company's decision makers in Central Jakarta. Out of 32 companies that become marketing's target of PT. ASKES in year 2001, 7 company's decision makers (21.9%) demanded or they bought the product offered, whereas 25 decision makers (78.1%) have no demand or they didn't buy the product. The result of statistical analysis showed that the company's characteristics, services and benefit are the independent variables that have significant relation with demand for health insurance. From multivariate analysis, benefit package is the most dominant factor in relation to the demand of health insurance offered by PT. ASKES in year 2001. Variables used in this research are still limited; it is suggested for the other researchers to perform such research using other independent variable to answer what are other factors that may influence demand for health insurance package.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Meutia Nada
Abstrak :
Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan upaya pemerintah untuk mencapai target MDGs serta mempercepat akselerasi AKI dan AKB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Jampersal pada ibu bersalin. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain cross sectional, dilakukan bulan April - mei 2013. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 95. Hasil penelitian mengambarkan 76.8% ibu bersalin telah memanfaatkan Jampersal dengan faktor-faktor yang berhubungan adalah paritas (p value 0,001 : OR 19,34), dukungan suami/keluarga (p value 0,001; OR :5.97), sikap (p value 0,009; OR :4,6), pengetahuan (p value 0,012 ; OR: 4,35), dan pendidikan (p value 0.037; OR:3,17). Dengan demikian untuk perencanaan sasaran penerima Jampersal di tahun mendatang dapat mengunakan distribusi penduduk berdasarkan usia produktif.; ...... In labour assurance (Jampersal) is a Goverment way out to get MDGs goal and to get accelaration for maternal and infant mortality rate. The goal of this reasearch for knowing factors associated with Jampersal utilization by maternal. This study be an quantitative reasearch with cross sectional research design, conducted from April to May 2013 in public health center at Tebet. Sampling tehnicque used simple random sampling with a sample size of 95. The result of this study described 76.8% maternity are using Jampersal, with related factors are maternal frequencies (paritas) with p value 0,001; OR 19,34, family support with p value 0,001; OR :5.97, attitude with p value 0,009; OR :4,6, knowledge with p value 0,012; OR: 4,35, and education with p value 0.037; OR:3,17. Paritas is the most factor associated with the Jampersal utilization by maternal. Thus for planning objectives in the coming year Jampersal recipient can use the distribution of population by productive age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Achmad Subianto
Jakarta: Taspen , 2004
368.382 ACH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah Thabrany
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 1999
368.382 HAS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastomo
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 2005
368.382 SUL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
IDP Bagus Supratman
Depok: D3 AKK FKM UI, 1999
368.42 BAG a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>