Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyoman Fian Varian Jaya Sukarta
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai Putusan Banding Tentang Sengketa Kewajaran Harga atas Kompensasi Penggunaan Aset Tak Berwujud (Studi Kasus PT. L’Oreal Indonesia, PT. Ford Motor Indonesia dan PT. Chuhatsu Indonesia). Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam usaha Wajib Pajak untuk membuktikan kewajaran dari nilai kompensasi atas penggunaan aset tak berwujud idealnya mengacu kepada ketentuan-ketentuan sebagaimana telah diatur dalam OECD Transfer Pricing Guidelines sebagai International Best Practice, maka dari itu disarankan kepada wajib pajak untuk menggunakan ketentuan-ketentuan tersebut sebagai acuan dalam usahanya untuk membuktikan penerapan prinsip Kewajaran dan kelaziman usaha (Arm‘s Length Principle).
ABSTRACT
This paper discusses the Appeal Ruling upon the Arm’s Length application of the use of Intangible Assets (A Case Study of PT. L'Oreal Indonesia, PT. Ford Motor Indonesia and PT. Chuhatsu Indonesia). This paper drafted using qualitative study with descriptive research method. The results of this paper concluded that the taxpayer, in their attempt to prove the arm’s length application of compensation for the use of intangible assets within their transaction should ideally refer to the provisions as stipulated in the OECD Transfer Pricing Guidelines as International Best Practice, therefore it is advisable for taxpayers to use the method within these provisions as a reference in their attempt to prove the application of the Arm’s Length principle.
2013
T39010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Res Hanifah
Abstrak :
Penentuan metode harga transfer yang tepat merupakan salah satu langkah penting dalam penerapan Arm’s Length Principle. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Metode CUP atas transaksi pemanfaatan intangible property oleh PT X dalam pengujian arm’s length principle, ditinjau dari teori Arm’s Length Principle, Intangible Property, dan CUP Method. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur dan studi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode CUP untuk pengujian arm’s length principle atas pemanfaatan intangible property PT X telah dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian metode CUP dengan transaksi serta langkah pengujian arm’s length principle untuk transaksi intangibles berdasarkan regulasi. Metode CUP menjadi metode yang paling sesuai karena pengujian bersifat direct ke tarif royalti sehingga menghasilkan analisis yang andal, namun kekurangannya adalah tidak dapat memperoleh agreement yang benar-benar sebanding. Selain itu, dalam TP Doc yang dibuat oleh PT X ditemukan potensi akan memunculkan isu terkait pengujian eksistensi know-how berupa pemberian pelatihan karyawan yang berpotensi dianggap bukan termasuk klasifikasi know-how melainkan sebagai jasa, serta penggunaan data pembanding dengan beragam base yang tidak dilakukan penyesuaian kesebandingan oleh PT X. ......The determination of the most appropriate method is one of the important steps in the application of the arm’s length principle. This study aims to analyze the application of the CUP Method for the use of intangible property by PT X in arm's length principle testing, reviews it from Arm's Length Principle, Intangible Property, and CUP Method. This study used a qualitative approach with field studies data collection techniques and literature study. The results showed that the application of the CUP method for the use of intangible PT X has been done by paying attention to the suitability of the CUP method with transaction and arm’s length principle testing step for intangibles transaction based on the regulations. The CUP method is the most appropriate because the analysis directly to the royalty rate is resulting in a reliable analysis. But the drawback is that isn’t being able to obtain a truly comparable agreement. Besides, in TP Doc PT X, the researcher found the potential will raise the issue related to existence of know-how in the form of providing employee training that’s potentially be considered not including the classification of know-how but as a service, and the use of comparative data with different bases that are not adjusted in comparability analysis by PT X.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hubbard, Douglas W.
Abstrak :
Now updated with new measurement methods and new examples, How to Measure Anything shows managers how to inform themselves in order to make less risky, more profitable business decisions This insightful and eloquent book will show you how to measure those things in your own business, government agency or other organization that, until now, you may have considered ""immeasurable,"" including customer satisfaction, organizational flexibility, technology risk, and technology ROI. Adds new measurement methods, showing how they can be applied to a variety of areas such as risk management and custom.
Hoboken, New Jersey: Wiley, 2014
657.7 HUB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Martha Prawati
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tata kelola perusahaan terhadap hubungan antara diskresi akuntansi yang diberikan kepada manajemen dan penurunan nilai goodwill. Sampel penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang mencatat nilai goodwill dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Pengujian dengan metode regresi logit dan tobit menghasilkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik memperkuat hubungan antara faktor ekonomi perusahaan dan intensitas pelaporan kerugian penurunan nilai goodwill. Serta tata kelola perusahaan yang lemah memperkuat hubungan antara insentif kontrak manajemen dan nilai kerugian penurunan nilai goodwill.
ABSTRACT This research is aimed to identify the effect of corporate governance on the associations between accounting discretion and goodwill impairment. The sample used in this research are non financial companies which report value of goodwill and listed in Indonesia rsquo s Stock Exchange IDX for the period of 2011 2015. By logit and tobit regression analysis, this research finds that stronger governance strengthens associations between economic factors and goodwill impairment loss. This study also finds that weaker governance strengthens assocations between contracting incentives and goodwill impairment loss.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelita Shanti Rachmawati
Abstrak :
Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aktiva tetap tak berwujud (intangible assets) terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2010, dengan total jumlah observasi sebanyak 532 perusahaan manufaktur (134 perusahaan pada tahun 2007, 135 perusahaan pada tahun 2008, 131 perusahaan pada tahun 2009, 132 perusahaan pada tahun 2010). Penelitian ini mengunakan model statistik Altman Z-Score untuk mengindentifikasi kondisi financial distress pada suatu perusahaan dan menggunakan pendekatan regresi linier majemuk dalam menganalisis hubungan antar variabel. Hingga saat ini terdapat tiga model statistik Altman Z-Score yaitu, Z-Score terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa saham (public); Z-Score terhadap perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar pada bursa saham (private); dan Z-Score terhadap perusahaaan non-manufacturing yang terdaftar pada bursa saham. Penelitian ini sendiri akan menggunakan metode Altaman Z-Score terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa saham. Penelitian ini mengadopsi model penelitian yang dikembangkan oleh Dr. Zane Swanson (2010) untuk memeriksa hubungan intangible assets dengan financial distress. Dalam penelitiannya, Dr. Swanson menyatakan bahwa lemahnya intangible assets menunjukan bahwa perusahaan tidak menciptakan peluang masa depan (not creating future opportunities) dan yang terburuk dapat menunjukan perusahaan akan rentan mengalami financial distress. Penelitian ini menemukan bahwa risiko kebangkrutan memiliki hubungan yang positif dengan financial distress yang terlihat dalam nilai Z-score, sehingga perusahaan yang tidak memiliki intangible assets cenderung memiliki risiko financial distress (ZScore rendah) pada penelitian ini.
This research examined the effects of intangible assets to financial distress in the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from the year 2007-2010, with the total number observations 532 manufacturing company (134 company in 2007, 135 company in 2008, 131 company in 2009, 132 company in 2010). This research used Altman Z-Score statistical models to identify the condition of financial distress in company and Multiple Linear Regression approach to analyze the relationship among variables. Until now there are three statistical models of Altman Z-Score; Z-Score for manufacturing firms listed on stock exchange market (public); Z-Score for manufacturing firms that are not listed on stock excange market (private); and Z-Score for non manufacturing firms listed on stock exchange market. This research used the Altman Z-Score model for manufacturing company listed on stock exchange market. This research adopted model research developed by Dr. Zane Swanson (2010), to examine the relationship of intangible assets with financial distress. In his research, Dr. Swanson stated that the lack of intangible assets will show that firms are not creating future opportunities and at the worst may be subject to financial distress. This study found that the risk of bankruptcy has a positive relation with financial distress which can be seen in the Z-Score. The result of this reseeacrh stated that the firms which has no intangible assets tend to have a risk of financial distress (lower Z-Score).
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nurkhalisha
Abstrak :
ABSTRAK
Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak dapat dilihat atau diukur secara fisik. Meskipun mereka tdak memiliki karakteristik fisik, aset tidak berwujud memiliki nilai karena keuntungan yang mereka berikan untuk bisnis. Makalah ini menganalisis model penilaian aset tidak berwujud yang dapat digunakan untuk menilai aset tidak berwujud: nama merk dan penelitian pengembangan aset. Nilai aset-aset ini dapat ditingkatkan atau diturunkan, berdasarkan hasil dari proses pengadilan. Jika suatu perusahaan mengeluarkan biaya hukum untuk berhasil mempertahankan aset tidak berwujud, biaya-biaya tersebut dikapitalisasi dan meningkatkan nilai tidak berwujud. Di sisi lain, jika sebuah perusahaan tidak berhasil dalam mempertahankan aset tidak berwujud, yang tidak berwujud itu tidak berharga dan perusahaan diharuskan untuk menghapusnya. Dalam hal ini, saya memeriksa semua kejadian bedasarkan Australian Accounting Standards Board AASB 138 Intangible Assets sebagaimana diterbitkan dan diubah oleh International Accounting Standards Board IASB .
ABSTRACT
Intangible assets are assets that cannot be seen or physically measured. Although they have no physical characteristics, intangible assets have value because of the advantage they provide to a business. This paper analysed valuation model of intangible assets that can be used to value intangible assets: brand name and research development assets. The value of these assets can be increased or decreased, based on the outcomes of court proceedings. If a company incurs legal costs to successfully defend an intangible asset, those costs are capitalised and increase the value of the intangible. On the other hand, if a company is unsuccessful in defending an intangible asset, the intangible is worthless and the company is required to write it off. In this case, I examine the event based on Australian Accounting Standards Board AASB 138 Intangible Assets as issued and amended by the International Accounting Standards Board IASB .
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Mohamad Harharah
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah ini adalah tentang studi kasus untuk menganalisis aset tidak berwujud, di mana saya mewakili firma akuntansi menasihati Snow Protek Ltd untuk kepatuhannya dengan AASB 138 Aset Tak Berwujud, yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi masa lalu dan saat ini dari aset tidak berwujud. Hasilnya termasuk dianalisis pada nilai yang sesuai dari setiap aset tidak berwujud pada 30 Juni 2016 berdasarkan dasar pengukuran yang tepat model biaya, model revaluasi atau jumlah terpulihkan dan diskusi tentang amortisasi. Pembahasan juga termasuk komentar tentang perlakuan akuntansi masa lalu yang dijelaskan di atas yang tidak konsisten dengan AASB 138, dengan pengobatan yang tepat yang seharusnya diadopsi.
ABSTRACT
This paper is about a case study to analyse an intangible asset, where I represent the accounting firm advising Snow Protek Ltd as to its compliance with AASB 138 Intangible Assets, relating to the past and current accounting treatment of the intangible assets. The result includes an analysed on the appropriate value of each intangible asset at 30 June 2016 based on the appropriate basis of measurement cost model, revaluation model or recoverable amount and discussion on amortization. The discussion is also including comments on any past accounting treatment described above that are not consistent with AASB 138, with the appropriate treatment that should have been adopted.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jose Ferguson Sangap Tua
Abstrak :
ABSTRAK
Snow Protek adalah sebuah perusahaan yang telah melakukan penelitian dan pengembangan untuk krim wajah dan material untuk membuat jaket ski. Snow Protek juga membeli sebuah merek topi bernama Snowsafe. Sebagai entitas yang wajib membuat laporan keuangan, Snow Protek diharuskan membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan dari Australian Accounting Standard Board AASB . Tesis ini akan menganalisa aktiva tidak berwujud milik Snow Protek dengan cara menganali sasetiap biaya yang terjadi dalam penelitian dan pengembangan dan menentukan biaya mana yang dapat diakui sebagai aktiva tidak berwujud dan biaya mana yang diakui sebagai pengeluaran. Penurunan nilai dari Snowsafe juga akan di demonstrasikan dalam tesis ini dengan cara membandingkan nilai buku dengan nilai yang dapat kembali.
ABSTRACT
Snow Protek company has been doing a research and development project for Face Cream and New Fabric for ski jackets. Snow Protek also purchased a successful brand of sun hats called Snowsafe. As a reporting entity, Snow Protek Ltd is required to comply with all accounting standards. This assignment explain how Snow Protek should report its intangible asset in financial statement according to Australian Accounting Standard Board AASB . This report will analyse the measurement of intangible asset by determining which costs are required to be classified as an expense and which qualified to be capitalised as an intangible asset. The impairment for Snowsafe will also be demonstrated in this report by comparing the carrying amount of Snowsafe with its recoverable amount.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nila Saraswati
Abstrak :
ABSTRAK
Snow Protek Ltd adalah perusahaan kecil dengan proyek penelitian yang mengharapkan pertumbuhan cepat selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Perusahaan ini sedang melakukan penelitian dan pengembangan krim wajah dan material untuk membuat jaket ski. Sebagai entitas pelaporan, Snow Protek Ltd wajib mematuhi semua standar akuntansi serta membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan dari Australian Accounting Standard Board AASB . Tesis ini akan menentukan biaya mana yang dapat diakui sebagai aktiva tidak berwujud dan biaya mana yang diakui sebagai pengeluaran dengan cara menganalisa setiap biaya yang terjadi dalam penelitian dan pengembangan. Perbandingan nilai buku dengan nilai yang dapat kembali akan mendemonstrasikan penurunan nilai di brand Snowsafe.
Snow Protek Ltd is a small company with research projects that expect rapid growth over the next five to ten years. The company is conducting research and development of face creams and materials for making ski jackets. As a reporting entity, Snow Protek Ltd must comply with all accounting standards and make financial reports in accordance with the provisions of the Australian Accounting Standard Board AASB . This thesis will determine which costs can be recognized as intangible assets and which costs are recognized as expenses by analyzing any costs incurred in research and development. Comparison of book values with values that can return will demonstrate a decrease in value in Snowsafe.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Djefris
Abstrak :
Intangible assets atau a!ctiva tidak berwujud adalah elemen kunci dalam perekonomian yang berbasis ilmu pengetabuan dan merupakan sumber daya yang panting bagi keunggulan daya saing bisnis perusabaan. Perusabaan-perusabaan yang mempergunakan asset-aset intelektual yang tinggi seeara substansial, merupakan pelaku dalarn bisnis modem yang dikenal sebagai modem economy. Saat ini, di negara-negara maju, faktor-faktor produksi yang paling penting telah beralih kepada se.suatu yang tidak kasat mata (invisible). Faktor-faktor tersebut adalah Intangible assets yang juga sering disebut sebagai intellectual assets atau intangibles, diantaranya : brand, reputation, trademarks, software, R&D, patent. SDM skills, strategy, process quality, supplier and customer relationship, dan lain-lain. Aset-aset tidak berwujud ini memberikan kontribusi sangat besar bagi peningkatan daya saing perusahaan dalam industri. Pengenaan royalty fee telah menjadi hal yang umum digunakan oleb perusabaan yang mentransfer intangible property-nya kepada perusabaan lain tanpa memandang pihak ketiga, anak perusabaan atau afiliasinya. Bagi otoritas pajak, penting untuk memfokuskan perhatiannya terhadap intangible asset dan menghendaki perusabaan-perusahaan tersebut mengenaksn royalti kepada anak perusaltaannya atas penggunaan intangible property mereka dengan arm's length principle. Perusahaan· perusabaan multinasional dalam rangka meminimalkan hehan pajak seeara grup usaba cenderung melakukan tax planning, terkait dengan aliran pengenaan royalti atas penggunaan merck oleh semua anak perusahaan dan afiliasinya yang tersebar di beberapa negara dengan jenis perlakuan pajak yang berbeda-hoda pula. Perencanaan tentang negara domisili yang paling efektif dan efisien bagi portofolio sering merupakan faktor penting. Dari analisis yang dilakukan terbadap vmiabel-vmiabel yang menentukan daya redam regulasi pajak Indonesia terbadap praktek transfer pricing atas intangible property, disimpulkan sebagai berikut: (a) Indonesia belum memiliki peraturan yang memberikan perhatian kbnsus terhadap intangible property. Hanya terdapat aturan berupa dafta! aktiva tidak berwujud atau kbnsusnya intangible property yang berl
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25277
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>