Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yamato Satria Dharma
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Yashinta Maharani
Abstrak :
Tidur sangat diperlukan untuk proses penyembuhan, dimana gangguan tidur pasca pembedahan merupakan masalah yang penting untuk dipertimbangkan dalam program peningkatan pemulihan nyeri dan status fungsional pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien fraktur ekstremitas bawah pasca pembedahan Open Reduction Internal Fixation (ORIF) yang menjalani rawat inap. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini meliputi nyeri, penggunaan obat-obatan, stress dan kecemasan, fatigue, dan lingkungan ruang perawatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik asosiatif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan pada 55 responden menggunakan metode consecutive sampling di ruang rawat inap bedah. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien fraktur ekstremitas bawah pasca pembedahan O RIF yang menjalani rawat inap adalah nyeri (p=0.002) dan lingkungan ruang perawatan (p=0.032), dimana nyeri merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas tidur pasien (p) 0.004; Odd Ratio (OR) 28,482 (95% CI: 2,842-285,491). Penelitian ini merekomendasikan penggunaan manajemen nyeri yang efektif sehingga kualitas tidur pasien dapat terpenuhi. ......Sleep is indispensable for the healing process, where postoperative sleep disturbance are an important issue to consider in programs to improve patients postoperative pain and functional status. This study aims to identify factors that affecting sleep quality in patients with lower limb fractures post Open Reduction Internal Fixation surgery undergoing hospitalization. Those factors are pain, medications used, stress and anxiety, fatigue, and ward environment. This study using analitic assosiative design with Cross Sectional approach. 55 respondents were selected with consecutive sampling from surgical ward. The Results showed, factors that affecting sleep quality in patients with post-surgical lower limb fractures undergoing hospitalization are pain (p=0.002) and ward environment (p=0.032), where pain was considered as the most significant factor that affecting patients sleep quality with (p) 0.004; Odd Ratio (OR) 28,482 (95% CI: 2,842-285,491). This study recommends that the use of effective pain management are needed to improve patients sleep quality.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faraniara
Abstrak :
ABSTRAK
Perasaan takut akan jatuh dan penurunan status fungsional sering dialami pada pasien fraktur ekstremitas bawah yang telah menjalani pembedahan. Edukasi yang tepat diikuti dengan latihan ambulasi pada pasien pascapembedahan diperlukan untuk dapat meningkatkan status fungsional dan keyakinan pasien untuk melakukan ambulasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan ambulasi terhadap fall efficacy dan status fungsional pada pasien pascapembedahan ORIF ekstremitas bawah. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pre test and post test without control group. Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 33 responden dengan consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fall efficacy dan status fungsional antara sebelum dan setelah dilakukan edukasi dan latihan ambulasi (p value < 0,001). Penelitian ini menyimpulkan terdapat perbedaan nilai fall efficacy dan status fungsional setelah diberikan intervensi edukasi dengan latihan ambulasi
ABSTRACT
Fear of falling and decreasing functional status are often experienced in patients with lower limb fractures who have undergone surgery. Appropriate education followed by ambulation training in postsurgery patients is needed to be able to increase the functional status and confidence of patients to carry out early ambulation. This study aims to determine the effect of education and ambulation training on fall efficacy and functional status in postsurgery patients with lower extremity ORIF. The design of this study was a quassy experimental with a pre test and post test design without control group. The sample size in this study was 33 respondents with consecutive sampling. The results of this study indicate that there are differences in fall efficacy and functional status between before and after education and ambulation training (p value <0.001). This study concluded that there were differences in fall efficacy and functional status after being given educational intervention with ambulation training
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanyfer Claudia Fetris
Abstrak :
Fraktur merupakan salah satu gangguan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan keterbatasan fisik dalam bergerak dan beraktivitas. Tn. BP mengalami fraktur humerus sinistra sejak dua minggu lalu dan direncanakan tindakan open reduction internal fixation (ORIF) pada 28/4/2022. Pasien dikelola oleh penulis sejak pra ORIF (26/4/2022) hingga dipulangkan pada 30/4/2022. Kondisi post ORIF, pasien masih merasa nyeri dan mengalami keterbatasan gerak ekstremitas atas sinistra. Oleh karena itu ditegakkan masalah keperawatan berupa nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, dan gangguan integritas kulit. Pasien dilakukan latihan range of motion (ROM) untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik yang dialaminya dengan tujuan meningkatkan pergerakan sendi dan mencegah komplikasi paska bedah. Latihan ROM pada ekstremitas atas sinistra khususnya pergelangan dan jari-jari tangan dilakukan sejak pasien masuk ruang perawatan, sedangkan pada sendi siku dilakukan H1 post ORIF. Latihan ROM dilakukan selama 5 hari dengan frekuensi latihan 3 kali sehari, durasi 10 menit, dan 5 kali pengulangan. Selanjutnya dilakukan pengukuran gerakan fleksi sendi siku sesuai batas toleransi pasien menggunakan alat ukur goniometri. Karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM post ORIF yang dilakukan selama 2 hari terbukti efektif meningkatkan derajat rentang gerak sendi siku pasien hingga 70o dengan ROM aktif dan menjadi 90o dengan ROM pasif. Selain itu, pasien mengatakan mampu menggerakan sendi siku sebesar 100o dengan ROM aktif maupun pasif saat dilakukan follow up kondisi pasien setelah dipulangkan (H6 Post ORIF). Implikasi karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM pada pasien fraktur post ORIF perlu dilakukan dengan rutin agar mencapai hasil yang maksimal serta diperlukan keterlibatan aktif perawat dalam menginisasi latihan ROM pada pasien. ......fractured his left humerus 2 weeks ago and is planning open reduction internal fixation (ORIF) on 28/4/2022. The patient was managed by the authors from pre ORIF (26/4/2022) until he was discharged on 30/4/2022. Post-ORIF condition, the patient still feels pain and limitation of motion in the left upper extremity. Therefore, nursing problems are defined in the form of acute pain, impaired physical mobility, and impaired skin integrity. The patient underwent a range of motion (ROM) exercise to overcome the impaired physical mobility he experienced to improve joint movement and prevent postoperative complications. ROM exercises on the left upper extremity, especially the wrist and fingers, were carried out since the patient entered the treatment room, while the elbow joint was performed H1 after ORIF. ROM exercises were performed for 5 days with a frequency of 3 times a day, a duration of 10 minutes, and 5 repetitions. Furthermore, the measurement of elbow joint flexion movement according to the patient's tolerance limit was carried out using a goniometric measuring instrument. The results showed that post-ORIF ROM exercise for 2 days was proven to be effective in increasing the degree of range of motion of the patient's elbow joint up to 70o with active ROM and up to 90o with passive ROM. In addition, the patient said he could move the elbow joint by 100o with active or passive ROM when monitoring the patient's condition was carried out after H6 Post ORIF. The implication of this scientific work shows that ROM exercises in post-ORIF fracture patients need to be carried out routinely to achieve maximum results and the active involvement of nurses in initiating ROM exercises in patients is required.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library