Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiyanti Ekaputri
"Karya sastra tidak hanya berfungsi untuk menghibur, melainkan dapat dijadikan sebagai sarana penyampaian kritik sosial. Dalam jurnal ini penulis membahas, kritik sosial dalam Novel Kani Kosen karya Kobayashi Takiji melalui tokoh bernama Mandor Asakawa, juga terhadap tindak eksploitasi buruh dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Masalah yang dibahas adalah bentuk eksploitasi buruh yang dilakukan Mandor Asakawa dan kritik sosialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk eksplotasi buruh oleh Mandor Asakawa dan kritik sosial dari perbuatan tersebut. Berdasarkan teori eksploitasi buruh Karl Marx, dapat disimpulkan bahwa tokoh Mandor Asakawa melakukan banyak tindak eksploitasi dan penggambaran perilaku eksploitasi tersebut adalah bentuk kritik sosial yang disampaikan Kobayashi Takiji selaku pengarang.

Literature is written not only to entertain readers, but also can be used as a tool to convey social criticism. This paper deals with social crticism which being portrayed by Mandor Asakawa's behaviour in the novel Kani Kosen written by Kobayashi Takiji. This study aims to describe labour exploitation performed by Mandor Asakawa and the social criticism from it. The data taken from original text of the Kani Kosen novel written in Japanese and Indonesian. Using theory about labour exploitation by Karl Marx and social criticism also with data analysis, Mandor Asakawa performed many labour exploitation and Kobayashi Takiji as Kani Kosen's author delivers his social criticism with Mandor Asakawa's behaviour."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maulida Salamah
"Artikel ini membahas unsur kritik sosial yang terkandung dalam novel satir berjudul 吾輩は猫である/Wagahai wa Neko dearu/Saya Kucing karya Natsume Soseki. Soseki memberikan gambaran kondisi masyarakat pada masa Restorasi Meiji dan pandangannya. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitis. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kritik Natsume Soseki terhadap kondisi sosial pada saat itu yang terkandung dalam novel Wagahai wa Neko dearu.

The focus of this article is the social critics from a satire novel by Natsume Soseki entitled Wagahai wa Neko dearu I Am A Cat. Soseki described Japanese community in Meiji Restoration era and his viewpoint about the social phenomenon. This article is using qualitative method with analytical descriptive. The purpose of this article is to understand Natsume Soseki rsquo s critics upon social condition from that time that is described in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Eka Savitri
"ABSTRAK
Aksi teror yang terjadi di New York pada 11 September 2001 memberikan dampak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dampak sosial. Pascaperistiwa 9/11, di Amerika terjadi diskriminasi terhadap imigran Timur Tengah dan Muslim-Amerika yang berujung pada tindakan kejahatan yang didasari oleh kebencian hate crimes . Diskriminasi ini terjadi karena proses ldquo;othering rdquo; yang membuat Amerika tidak memandang imigran Timur Tengah dan Muslim-Amerika sebagai bagian dari mereka, tetapi sebagai ancaman. Asano Atsuko, seorang penulis yang berasal dari Jepang, mengangkat ldquo;othering rdquo; tersebut di dalam novelnya yang berjudul NO.6. Di dalam Novel NO.6, Kota Ideal NO.6 menganggap perkampungan kumuh Nishi Burokku sebagai ldquo;other, rdquo; sehingga kota itu membangun sebuah dinding yang memisahkan keduanya. Asano tidak hanya mengangkat tema mengenai ldquo;othering rdquo; pasca aksi teror 9/11, tetapi juga menyampaikan pandangannya mengenai solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengakhiri ldquo;othering, rdquo; yaitu dengan menghancurkan dinding pemisah tersebut, baik yang berbentuk fisik di dalam Novel NO.6 maupun dinding imajiner antara Amerika dengan Imigran Timur Tengah dan Muslim-Amerika. Dengan begitu, kedua pihak dapat hidup berdampingan sebagai warga negara yang sama.
ABSTRACT
The terrorist attacks that took place in New York on September 11, 2001 had an impact on various aspects of life, such as the social impact. After the 9 11 attack, discrimination against Middle East immigrants and Muslim Americans in United States led to the act of crime that is based on hatred hate crimes . This discrimination occurs because of the othering process that prevents Americans from viewing Middle East immigrants and Muslim American as a part of them, but rather as a threat. Asano Atsuko, a Japanese writer, raised this othering issue in her novel, titled NO.6. In NO.6, The Ideal City NO.6 considers the slum of Nishi Burokku as other, so the city state builds a wall that separates the two. Asano not only raised the topic of this othering practice but also conveyed her view of a possible solution to prevent and end this othering process by destroying the wall, both the physical one in the NO.6 and the imaginary one between Americans and Middle East Immigrants and Muslim Americans. That way, both parties can coexist as equal citizens. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Iswaradana
"Skripsi ini membahas bagaimana gagasan Machiavellianisme direpresentasikan
oleh tokoh Oda Nobunaga di dalam novel Shinsho Taikoki. Dengan menggunakan
teori politik yang ditulis oleh Niccolo Machiavelli di dalam bukunya “Il Principe”,
penulis mengkaji novel Shinsho Taikoki dengan pendekatan intrinsik, yakni
analisis tokoh. Analisis menunjukkan bahwa Nobunaga memiliki gambaran yang
mencerminkan penguasa ideal menurut Machiavelli. Penguasa ideal menurut
Machiavelli adalah penguasa militer yang mampu berjuang untuk kekuasaan
dengan cara baik maupun cara kejam.

This thesis explain how the concept of Machiavellianism is represented by
character Oda Nobunaga in Shinsho Taikoki. By using political theory that were
written by Niccolo Machiavelli in his book "Il Principe", writer examined Shinsho
Taikoki with intrinsic approach, the analysis of figure. Analysis shows that
Nobunaga has representations that reflects the ideal ruler according to Machiavelli.
Machiavelli's ideal ruler is military ruler who able to struggling with good way
and also cruelty."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celia Alyani Nuraisyah
"ABSTRAK
Penulis membahas mengenai penampilan Rakugo oleh Kimie Oshima dan bagaimana humor di dalamnya disampaikan kepada penonton, serta bagaimana penonton memrosesnya secara kognitif. Humor merupakan sesuatu yang dilakukan atau dikatakan yang dianggap komikal atau menghibur. Rakugo merupakan seni pertunjukan penyampaian cerita tradisional Jepang. Berasal dari abad ke-9, Rakugo telah bertahan melalui segala jenis perubahan pada masyarakat sepanjang masa dan mengadaptasikan cara ditampilkannya. Hal tersebut termasuk penggunaan bahasa lain, pada kasus ini Bahasa Inggris, agar dapat dimengerti oleh penonton non-Jepang. Kimie Oshima adalah salah satu penampil Rakugo Bahasa Inggris yang paling dikenal. Ia telah berkunjung ke banyak negara untuk mengenalkan seni Rakugo kepada penonton internasional. Pada saat yang bersamaan, penampilannya, bersama dengan kisah-kisah yang diampaikannya, membantu mengenalkan budaya-budaya dan adat-adat Jepang kepada mereka yang masing asing. Pada setiap penampilannya, sebuah pola penyampaian cerita dapat ditemukan. Humor yang terkandung dalam penampilannya diproses oleh penonton dengan menemukan resolusi bagi setiap punch line tidak terduga yang muncul setelah konteks yang telah dibagun. Proses ini diulangi untuk memahami humor yang terkandung pada setiap kusuguri sepanjang seluruh penampilan, dan juga humor yang ditemui pada semua cerita.

ABSTRACT
The writer discusses a Rakugo performance by Kimie Oshima and how the humor is delivered to the audience, and how the audience cognitively processes it. Humor is something done or said that is found comical or amusing. Rakugo is a Japanese traditional storytelling performance art. Originated as far back as the 9th century, Rakugo has survived all kinds of changes in society throughout ages and adapted its way of being performed. That includes the use of other language, in this case English, in order to be understood by non Japanese audience. Kimie Oshima is one of the most well known English Rakugo performers. She has traveled to many countries to introduce the art of Rakugo to international audience. At the same time, her performances, along with the stories that are told, help introduce Japanese cultures and customs to those who are not familiar. In each of her performances, a pattern of storytelling can be found. Humor that is contained in her performances is processed by the audience by finding the resolution for every unexpected punch line which appears after an already established context. This process is repeated to understand the humor contained in every kususguri throughout the whole performance, as well as the humor found in all the stories."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Krisnawaty
"Akutagawa Ryunosuke adalah seorang pengarang Jepang yang terkenal, dimana banyak karyanya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Salah satu novelnya yaitu novel Kappa, menjadi telaah dalam skripsi yang penulis buat ini. Setelah melakukan penelitian dari bulan Januari 1992 sampai bulan Juli 1992, akhirnya penulis dapat menganalisis masalah yang terdapat dalam novel tersebut. Dua tema pokok yang menjadi landasan dari permasalahan yang ada dalam novel itu adalah mengeritik masyarakat Jepang dari akhir zaman Taisho sampai awal zaman Showa, dan mengeritik diri pengarang sendiri. Dari kedua terra pokok tersebut, dapat ditemukan 8 masalah yaitu masalah moral, keturunan, sistem keluarga, wanita, kapitalis, persaingan antar novelis, hukum, dan bunuh diri."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S13815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miski Nushrotillah
"Pemikiran mujo masuk ke Jepang seiring dengan masuknya agama Buddha pada abad ke-6.
Akan tetapi, pemikiran mujo yang dipahami oleh orang Jepang memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda dengan ajaran aslinya. Oleh karena itu, tugas akhir ini membahas
mengenai pemikiran mujo di dalam Kokinshu sebagai salah satu kesusastraan yang lahir
setelah masuknya agama Buddha ke Jepang. Penelitian ini dilakukan dengan metode
deskriptif analitis dan menggunakan puisi-puisi Kokinshu sebagai sumber data. Penulis
menggunakan teori apresiasi puisi untuk untuk dapat melakukan interpretasi terhadap puisi-puisi
yang ada di dalam Kokinshu, lalu menganalisis pemikiran mujō yang ada di dalamnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mujo yang ada di dalam Kokinshu hanya dikaitkan
dengan fenomena-fenomena dunia dan tidak menunjukkan adanya gambaran mengenai
dunia abadi seperti yang diajarkan dalam agama Buddha. Pemikiran mujo yang terlihat di
dalam Kokinshu sebatas digunakan untuk kehidupan dunia.

Mujo Japanese thought spread along with the Buddhism in Japan in the sixth century.
However, the thought which understood by the Japanese is different from the original one,
and has its own characterisic. Therefore, this research discusses about mujo in Kokinshu
as one of the literatures which born after the spread of Buddhism in Japan. The method
used in the research is descriptive analytics, using the poems in Kokinshu as the data
source. I used the method of poetry appreciation to interpret the poems, and analyzed the thought mujo within. The result of the research showed that mujo in Kokinshu was only
associated with the world phenomena, and not the afterlife as taught in Buddhism. The
thought mujo in Kokinshu was used only in the world life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Mufida
"Akutagawa Ryunosuke adalah pengarang yang mewakili pengarang-pengarang pada zaman Taisho. Sebagian besar karangan-karangannya bersumber dari kesusastraan kuno seperti Konjaku Monogatari dan Ujishui Monogatari. Menjelang saat-saat terakhir hidupnya, karangan_karangannya cenderung berubah. Kalau sebelumnya karangan_karangannya berisi kritikan terhadap kehidupan manusia, karangan-karangan terakhirnya banyak menceritakan keadaan dirinya, misalnya Yabu no Naka, Kappa dan Haguruma. Dalam novel Haguruma, dari awal hingga akhir cerita, Akutagawa menceritakan dengan jelas penderitaan, keadaan hatinya dan ketakutan yang dialaminya. Selama hidupnya ia selalu dihantui perasaan takut kalau-kalau suatu saat nanti ia juga menjadi gila seperti ibunya. Tragedi yang menimpa ia dan keluarganya sangat berpengaruh pada jiwanya terutama kematian suami kakak perempuannya yang mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri dan kematian ibunya yang disebabkan oleh gangguan jiwa yang diderita. Semua masalah itu berbaur dalam jiwanya bingga ia menderita penyakit migran yang disebabkan oleh faktor kejiwaan. Jadi dapatlah disimpulkan, bahwa novel Haguruma merupakan kisah pribadi Akutagawa sendiri yang mengalami masalah kejiwaan yang kompleks, dan ia sudah tidak sanggup lagi mengatasinya. Untuk mengakhiri semua itu, akhirnya Akutagawa memilih untuk bunuh diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosana
"ABSTRAK
Mishima Yukio adalah seorang penulis terkenal dalam kesusasteraan Jepang. Sepanjang hidupnya Mishima telah menghasilkan banyak karya, baik dalam bidang novel maupun naskah drama Noh dan Kabuki. Karya-karya yang dihasilkan banyak dilatar belakangi oleh kehidupan pribadinya yang mempunyai keinginan untuk mati muda.
Sotoba Komachi adalah salah satu naskah drama Noh karya Mishima. Dalam Sotoba Komachi diceritakan per_tentangan antara dua tokoh utamanya yaitu Komachi, seorang nenek tua berusia 99 tahun, dengan seorang penyair muda. Mereka saling beradu pendapat mengenai kehidupan dan kematian. Sang penyair muda yang berke_inginan untuk mati muda, menyukai pemandangan pasangan_pasangan yang sedang bercintaan di sebuah taman di kota Tokyo. Baginya hal itu merupakan keindahan. Sedangkan tokoh Komachi menentang pendapat tersebut dan menganggap hal itu sebagai tanda kematian.

"
1995
S13780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library