Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F.X. Rahyono, 1956-
Abstrak :
ABSTRAK
Ujaran secara garis besar dibentuk oleh dua unsur, yakni unsur segmental dan unsur supraseginental atau prosodi. Unsur suprasegmental merupakan unsur nonsegmental yang menyertai realisasi pengujaran unsur-unsur segmental itu. Hadirnya unsur nonsegmental dalam pengujaran unsur-unsur segmental itu menunjukkan bahwa unsur segmental dan unsur supraseg__nental bersama-lama membentuk makna sebuah ujaran. Intonasi sebuah ujaran_Vyang merupakan salah satu perwujudan prosodi_Vmemiliki pola-pola tertentu dalam menampilkan ""makna"" tertentu pula, antara lain menyatakan modus kalimat. Perbedaan intonasi modus-modus kalimat direalisasikan dengan perbedaan yang tipis atau sebaliknya direalisasikan dengan kontras intonasi yang sangat mencolok. Bahasa Jawa, yang merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia, kiranya merupakan objek penelitian intonasi yang sangat menarik. Penelitian intonasi bahasa Jawa ini berpeluang untuk mengambil peran dalam pengembangan penelitian fonetik bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa daerah lain di Indonesia. Tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan pola intonasi kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif dalam ragam bahasa Jawa yang digunakan di dalam keraton Yogyakarta. Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk menemukan ciri signifikan yang menandai kontras modus-modus kalimat itu. Penemuan ciri-ciri yang menandai kontras modus ini diharapkan memberikan gambaran yang menunjukkan bahwa sebuah pola
2003
D1590
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrastuti A.C.
2000
S11705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rizky Wasiat
Abstrak :
Kabupaten Indramayu adalah salah satu daerah kantung pemakaian bahasa Jawa di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan tiga kabupaten yang merupakan daerah pakai bahasa Sunda. Hal ini menyebabkan adanya kontak bahasa di Kabupaten Indramayu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana situasi kebahasaan akibat adanya kontak bahasa di Kabupaten Indramayu.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan dan kontak bahasa yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Situasi kebahasaan dan kontak bahasa di Kabupaten Indramayu tersebut dilihat dengan pendekatan dialektologi. Pengambilan data dilakukan dengan metode pupuan lapangan menggunakan 200 kosakata dasar Swadesh, 33 kosakata kata ganti, sapaan, dan acuan, 25 kosakata sistem kekerabatan, dan 52 kosakata makanan dan minuman dilengkapi dengan pengakuan bahasa yang digunakan. Titik pengamatan dalam penelitian ini berjumlah 20 titik pengamatan berupa kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu dan setiap kecamatan diwakili oleh satu informan. Data hasil wawancara divisualisasikan ke dalam peta lambang. Kemudian, peta tersebut dibuat berkas isoglos, dihitung dialektometrinya, dan dibuat jaring laba-laba. Hasil penghitungan dialektometri, jaring laba-laba, pengakuan bahasa informan, dan pengecekan kosakata digunakan untuk melihat situasi kebahasaan dankontak antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Indramayu. Hasil temuan menunjukkanadanya dua bahasa, bahasa Sunda dan bahasa Jawa, dan kontak bahasa antara bahasa di antara kedua bahasa tersebut di Kabupaten Indramayu.
Indramayu regency is one of the area that uses Javanese language in West Java. The regency borders three regencies which are the areas that use Sundanese language. This causes the language contact in Indramayu. The problem formulation of this research is how is the language situation as a result of language contact in Indramayu. The purpose of this research is to describe the language situation and language contact contained in Indramayu, The language situation and language contact in the Indramayu regency is seen with dialectology approach. Data were collected by field interview method that uses 200 basic Swadesh vocabularies, 33 vocabulary pronouns, greetings, and references, 25 kinship vocabularies, and 52 food and drink vocabularies along with the recognition of the language used. Point of observation in this study are 20 observation points in the form of districts in Indramayu regency and each district is represented by a single informant. Interview data is visualized in map symbol. Then, the map file is turned into isogloss files, which dialectometry is being calculated, and is made cobwebs. Dialectometry count results, cobwebs, informant language recognition, and vocabulary check are used to look at the language situation and contact between Sundanese and Javanese in Indramayu. The findings show there are two languages, Sundanese and Javanese, and contact between languages between the two languages in Indramayu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwaji
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
419.222 SUW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safna Erdila Azzahra
Abstrak :
Penelitian ini membahas pemakaian bahasa Jawa di Keraton Yogyakarta melalui film “Marak” Mresani Panji Sekar. Pemilihan topik penelitian ini dilatarbelakangi hadirnya ketidaksesuaian penggunaan bahasa Bagongan di Keraton Yogyakarta pada sumber data dengan pemaparan Poedjosoedarmo (2014). Ketidaksesuaian tersebut dilihat melalui pemakaian bahasa yang dituturkan oleh tokoh-tokoh dalam film. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan pemakaian variasi bahasa dan latar belakang penggunaannya di Keraton Yogyakarta pada masa kini melalui sumber data. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik serta tata bahasa struktural. Sumber data yang digunakan adalah film berbahasa Jawa yang dirilis oleh Keraton Yogyakarta pada tahun 2020. Hasil yang ditemukan adalah adanya tiga variasi bahasa yang digunakan, yaitu ngoko, kromo, dan bahasa Bagongan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perubahan penggunaan variasi bahasa yang digunakan di keraton Yogyakarta. ......This study discusses the use of the Javanese languages in Keraton Yogyakarta through the film "Marak" Mresani Panji Sekar. The selection of this research topic was motivated by the presence of discrepancies in the use of Bagongan language at Keraton Yogyakarta at the data source with the presentation of Poedjosoedarmo (2014). The discrepancy is seen through the use of languages spoken by the characters in the film. Therefore, this study was conducted to show the use of language variations and the background of their use in Keraton Yogyakarta in the current era through data sources. This research is included in the type of qualitative descriptive research with a sociolinguistic approach as well as structural grammar. The source of the data used is a Javanese-language film released by Keraton Yogyakarta in 2020. The result found was the existence of three language variations used, namely ngoko, kromo, and Bagongan language. The conclusion of this study is that there is a change in the use of language variations used in the Yogyakarta palace.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chusni Hadiati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai strategi percakapan dalam jual beli tradisional dalam dialek Banyumas ini merupakan penelitian pragmatik yang berfokus pada analisis percakapan. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi strategi percakapan jual beli tradisional dalam dialek Banyumas dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen. Tuturan yang diujarkan oleh penutur merepresentasikan apa yang ada dalam benak mereka. Strategi percakapan dalam penelitian ini meliputi, kondisi kesahihan tuturan, strategi bertutur dan strategi kesantunan. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal yang direalisasikan melalui tuturan dalam percakapan jual beli. Data penelitian diperoleh dari percakapan jual beli di pasar tradisional. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan mikro dan makro struktur. Analisis data dilakukan dengan metode padan pragmatis. Satuan analisis dalam penelitian ini adalah tuturan. Kondisi kesahihan tuturan dapat dilihat dari konteks tuturan. Pada realisasinya, konteks tuturan dapat dilihat sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian. Faktor eksternal atau bauran pemasaran adalah faktor-faktor di luar individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Faktor internal atau black box model yang terjadi dalam benak individu merupakan faktor dalam diri individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Faktor eksternal dan faktor internal itu direalisasikan ke dalam tuturan individu dalam percakapan jual beli tradisional. Bahasa dalam percakapan jual beli tradional memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi referensial, fungsi afektif, dan fungsi fatis. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk membuktikan fungsi bahasa dalam percakapan jual beli tradisional dalam bahasa Jawa dialek Banyumas
ABSTRACT
The research on conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect is a pragmatic research focuses on conversation analysis. It aims to reconstruct the conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect and to find out the factors affecting consumers? behavior. Utterances used in traditional selling and buying conversation relfect speakers? mind. The conversation strategies include the felicity condition, the speech strategies, and the politeness strategies. Consumers? behavior is affected by external and internal factors. Data is gathered from traditional selling and buying conversations in traditional markets. This qualitative research uses micro and macro structure to display data and uses pragmatic identity method in analysis. The unit of analysis of this research is speech or utterance. Felicity condition of each utterance can be seen from the context. Context is considered as factors affecting consumers? behavior. External factors or marketing mix are factors outside the consumers which affects the consumers? decision whether or not to buy the goods. On the other hand, internal factors or the black box model are factors inside the consumers affecting their decision. It is called as a black box model since it occurs in buyers? mind. Those external and internal factors are realized in the utterances used in traditional selling and buying conversation. The language functions in traditional selling and buying are classified into three types; referential, affective, and phatic. A further and deeper research needs to conduct to prove the language functions in traditional selling and buying conversation in Banyumas dialect
2016
D2246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
Abstrak :
Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam berlaku jujur.
...... This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side, starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions can affect someone in being honest.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 7 GEO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Pratomo
Abstrak :

ABSTRAK
Hingga kini, jumlah kajian dialek bahasa-bahasa daerah di Indonesia jumlahnya masih dianggap belum seimbang dibandingkan dengan jumlah bahasa daerah berikut dialek-dialek dari bahasa-bahasa yang ada. Oleh sebab itu, kajian dialektologi terhadap bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih perlu dilakukan. Salah satu bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur, jumlah dialek, dan wilayah sebar terbesar adalah bahasa Jawa.

Kabupaten Magetan yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah sebar bahasa Jawa. Daerah yang belum pernah diteliti dari sudut kebahasaan ini terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun daerah ini secara administratif berada di Jawa Timur dan akses interaksi sosial penduduknya juga lebih mudah ke Jawa Timur, masyarakatnya mengaku menggunakan dialek Yogya-Solo (Jawa Tengah) yang juga dikenal sebagai bahasa Jawa baku. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan kebenaran anggapan masyarakat Magetan selama ini.

Sebelum melakukan penelitian, penulis menetapkan hipotesis bahwa kebenaran anggapan tersebut hanya berlaku bagi kalangan orang tua. Bagi kalangan muda, penulis menduga dialek Yogya-Solo berikut unggah-ungguh-nya yang terkenal rapi sudah mulai ditinggalkan. Selain itu, penulis juga menduga bahwa kalangan muda sudah terpengaruh dialek jawa timuran dan bahasa nasional.

Setelah penelitian dilakukan, penulis mendapati bahwa kalangan tua memang masih mempertahankan kosakata dialek Yogya-Solo atau bahasa Jawa baku. Latar belakang pemertahanan ini diduga disebabkan latar belakang asal-usul para pendiri Magetan yang memang berasal dari Yogya-Solo atau tepatnya keraton Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta. Selain itu, selama ratusan tahun Magetan menjadi daerah jajahan Mataram dan menjadikan Mataram sebagai pusat pemerintahan, politik, perdagangan, dan tentunya budaya.

Kalangan muda yang diduga sudah terpengaruh dialek Jawa Timur atau bahasa nasional, ternyata juga masih mempertahankan dialek Yogya-Solo. Hanya saja penguasaan mereka terliadap dialek tersebut (bahasa Jawa baku) dan kosakata khas daerah setempat tidak sebaik orang dewasa. Selain itu, mereka tampak lebih banyak memunculkan sejumlah kosakata yang juga dikenal dalam bahasa Indonesia, padahal untuk merujuk pada kata-kata tertentu masih tersimpan kosakata asli atau kosakata khas.
1998
S11299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Respati Danardhono
Abstrak :
Skripsi ini adalah hasil penelitian dialektologi di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui wilayah-wilayah bahasa yang ada di lokasi tersebut. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah situasi kebahasaan di lokasi yang sangat menarik yaitu penggunaan dua bahasa secara teratur oleh penutur-penuturnya. Dengan dilandasi teori-teori yang mendukung munculnya kemungkinan-kemungkinan masalah kebahasaan di wilayah seperti itu, penelitian ini pun dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode langsung. Peneliti langsung datang ke objek penelitian, dan melakukan wawancara berdasarkan daftar tanyaan yang telah disiapkan, berupa tanyaan leksikal dan kalimat. Jumlah percontoh sebanyak 42 desa, di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap. Hasil yang didapat adalah telah ditentukannya dua wilayah bahasa di Kabupaten Cilacap. Penelitian ini pun telah mendukung usulan Lauder tentang modifikasi persentase pemilahan bahasa Guiter (1973). Untuk peta leksikal. Hasil lainnya adalah menemukan kekurangsesuaian persentase Guiter (1973) untuk larak fonetis pada kondisi Kabupaten Cilacap. Untuk masalah tersebut, penulis telah mengusulkan untuk memodifikasi kembali persentase Guiter (1973) tentang jarak fonetis, disesuaikan denaan kondisi di Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>