Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trias Kuncahyono
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2011
956.94 TRI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Kuncahyono
"Inilah satu-satunya buku dimana saya menghabiskan waktu paling lama untuk membacanya ....:)
Bukan karena jumlah halamannya yang super tebal (cuma 301 halaman), atau bahasanya yang sulit, tapi karena saya berusaha memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, termasuk membuka beberapa ayat yang dikutip dari beberapa kitab suci (Injil dan Al Qur?an). Dua bab terakhir (Kota Suci Tiga Agama dan Jerusalem Milik Siapa) bahkan saya baca dua kali, karena bagi saya sangat terkait dengan fakta yang terjadi sekarang ini.
Tak terkira jumlahnya buku-buku tentang Jerusalem yang ditulis banyak orang. Para penulisnya pun beragam. Biasanya mereka menulis Jerusalem dari sudut panjang tertentu, sehingga jarang melihatnya secara utuh, dari segi sejarah, politik, dan kekuasaan.
Buku ini, beda. Trias Kuncahyono, wartawan senior Kompas, menuliskan buku ini sebagai perjalanan jurnalistik dipadu dengan sejarah lengkap tentang Jerusalem. Mulai dari sejarah tentang nama ?Jerusalem?, perjalanan kota ini sebagai kota ziarah agama samawi: Yudaisme, Kristen, Islam, sampai kepada mengapa kota suci ini menjadi konflik tak tertangguhkan antara Israel dan Palestina.
Dilengkapi dengan peta lokasi-lokasi penting, sangat membantu pembaca memahami wilayah-wilayah bersejarah yang sering diberitakan di televisi. Lalu bagaimana sejarah berbagai resolusi damai yang sudah puluhan kali dikeluarkan PBB dan ratusan kali pula dilanggar oleh Israel (paling sering) maupun Palestina, dan apa sebenarnya peran Amerika disana.
Secara pribadi, ada hal ?mengejutkan? dari pemahaman saya selama ini. Misalnya tentang karakter pemimpin Israel dan Palestina, yang entah kenapa tidak pernah match (nyambung) di tiap masanya. Tiap pimpinan seringkali memiliki penafsiran berbeda atas suatu resolusi, atau rancangan kesepakatan damai.
Seperti misalnya pada ?Perundingan Camp David?. Untuk pertama kalinya dalam sejarah perundingan, dibawah PM Ehud Barak, Israel bersikap lunak. Dalam perundingan itu, Ehud setuju menyerahkan kedaulatan sebagian besar daerah pinggiran Jerusalem Timur kepada Palestina serta menyerahkan kedaulatan atas Wilayah Muslim dan Kristen di Kota Lama dan ?pemeliharaan? atas tempat tersuci Yudaisme, Temple Mount, kepada Palestina. Belum pernah ada seorang pemimpin Israel yang melakukan hal itu, namun Barak melakukannya walaupun banyak protes dari warga Israel sendiri.
Akan tetapi, Yasser Arafat menolak keras usulan itu tapi tidak mengajukan alternatif lain. Arafat bilang: ?Jerusalem tidak hanya merupakan kotanya orang-orang Palestina, tetapi juga kotanya dunia Arab, umat Islam, dan Kristen. Jika saya mengambil keputusan mengenai Jerusalem, saya harus berkonsultasi dengan orang-orang Sunni dan Syiah, serta seluruh negara Arab.?
Pada saat itu, Bill Clinton secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya atas sikap Palestina, karena dinilai tidak punya niat baik untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada, melainkan hanya meminta hak.
Sikap Arafat inilah yang kemudian diteruskan oleh para pemimpin Palestina berikutnya. Dihadapkan dengan Israel yang juga keras kepala dan lengkap dari segi persenjataan, maka tak heran, jika di mata dunia, Palestina memang selalu terzolimi.
Persepsi tiap pembaca tentu tidak akan sama dalam memahami buku ini. Yang jelas, melalui buku ini kita akan makin paham bahwa Jerusalem memang harus menjadi milik Israel dan Palestina, dengan alasan yang sama-sama kuat. Dan rasanya tidak ada jalan lain kecuali perdamaian dengan pembagian wilayah. Ironisnya, disinilah Israel dan Palestina tidak menemukan titik temu, sehingga pertumpahan darah terjadi disana.
Satu yang ?melegakan? saya, sosok Anwar Sadat di buku ini tidak berbeda dengan yang saya kenal lewat biografinya. Andai banyak tokoh di Timur Tengah seperti Sadat....
----------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
"
Jakarta: Kompas, 2008
915 TRI j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Armstrong, Karen
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2018
956.944 2 ARM y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Nur Asyifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dua puisi yang ditulis oleh penyair Arab Palestina dan non Palestina dengan tujuan untuk melihat gambaran tentang Yerusalem dari dua sudut pandang penyair Arab yang berbeda negaranya. Dalam menganalisis puisi-puisi tersebut, digunakan metode deskriptif analistis, yaitu dimulai dengan pengumpulan data tentang Yerusalem, baik yang akan dijadikan korpus penelitian, maupun yang akan digunakan sebagai referensi. Setelah dipilih, baru kemudian dianalisis dengan metode strukturalisme, yaitu metode yang hanya meneliti unsur bagian dalam dari puisi tersebut. Yang dijadikan korpus dalam penelitian ini adalah dua puisi berbahasa Arab dari dua penyair Arab Palestina dan non-Palestina. Selain metode strukturalisme, digunakan juga metode perbandingan, untuk melihat persamaan dan perbedaan dari kedua puisi tersebut. Bagian yang akan dibandingkan dalam kedua puisi ini adalah bagian afinitasnya, yaitu unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya, bukan adat istiadat atau kesejarahannya. Dari hasil analisis ditemukan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara kedua puisi tersebut baik dari bentuk maupun isinya. Puisi Tamim lebih bersifat prismatis, sukar dicerna, sedangkan puisi Nizar bersifat diafan, mudah dicerna. Hal ini disebabkan oleh banyaknya simbol-simbol, kata-kata konotatif atau gaya bahasa majazi yang digunakan oleh Tamim. Adapun, persamaannya adalah sama-sama mengusung tema tentang Yerusalem dan jenis puisi yang digunakan adalah jenis puisi dialog.

ABSTRACT
Research on Jerusalem has been widely conducted from its historical to its socio-political aspects. This is because Jerusalem is a region that has always experienced turmoil from time to time. This research addresses Jerusalem from another point of view, that is from the aspect of literature. This study discusses two poems written by Palestinian and non-Palestinian Arab poets in order to see a picture of Jerusalem from two different Arab poets viewpoints. In analysing the poems, a descriptive analytical method is used in the collection of data about Jerusalem for the research corpus and references. The method of comparison is also used in this research to see the similarities and differences of the two poems. The part to be compared is the affinity part, which is the intrinsic elements oin a poem. From the analysis results, it is found that there are differences and similarities between the two poems both in the form and contents. Tamims poetry is more prismatical and difficult to digest, while Nizar s poems are diaphanous and easy to digest. Meanwhile, the similarities are the same theme of Jerusalem and the dialogue type of poetry."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"ABSTRAK
Masalah Yerusalem tak pernah berhenti dibicarakan sejak dulu sampai sekarang. Apalagi sejak adanya keputusan dari pihak tertentu yang ingin memindahkan ibukota Israel dari Tel Aviv ke kota tersebut, nama Yerusalem kembali mencuat ke seluruh dunia. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas Yerusalem dari sudut pandang karya sastra, yaitu tiga cerita pendek dari dari negara yang berbeda, yaitu Indonesia, Palestina, dan Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk melihat gambaran tentang Yerusalem dari sudut pandang dunia yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan perbandingan. Pada metode deskriptif, ketiga cerpen tersebut dideskripsikan berdasarkan unsur-unsur intrinsiknya, seperti tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang dan amanat yang disampaikannya. Sementara, pada metode perbandingan, unsur-unsur yang telah dideskripsikan itu, kemudian dibandingkan berdasarkan aspek afinitasnya, yaitu unsur-unsur intrinsiknya, untuk mencari persamaan dan perbedaannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berhubungan dengan unsur intrinsik. Dari analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa ada beberapa hal yang berbeda antara cerita pendek yang ditulis pada masa lalu berbeda dengan yang ditulis pada zaman sekarang dan ada beberapa hal yang berbeda antara cerita pendek yang asli ditulis oleh orang Arab asli dengan yang ditulis oleh orang Amerika Serikat dan Indonesia.

ABSTRACT
The question of Jerusalem has never ceased to be discussed until now. Especially since the announcement of a certain party who made a decision to move the Israeli capital from Tel Aviv to this city, the name Jerusalem again stands out to the whole world. Based on this fact, this article discusses Jerusalem from the point of view of literary works, which are three short stories from different countries: Indonesia, Palestine, and the United States of America. The aim of this study is to see the picture of Jerusalem from different world point of views. In addition, the authors of short stories whom this study refers to are also of different generations, ie from the past generations to the present. The method used in this research is descriptive and comparative analysis. In the descriptive method, the three short stories are described by their intrinsic elements, such as the theme, figure, plot, background, point of view and the message it conveys. Meanwhile, on the method of comparison, the elements that have been described are then compared based on the aspect of affinity, such as the intrinsic elements, to find the similarities and differences. Theories used in this study are related to the analysis of intrinsic elements. From the analysis it is found that there are various differences between short stories written in the past and those written today, and so are between the original short stories written by the original Arabs and those written in English and Indonesian."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
T. Taufiqulhadi
Jakarta: Paramadina, 2000
956.94 TAU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Sabwanto
"Penelitian ini berfokus menganalisis keberhasilan CUFI dalam mempengaruhi kebijakan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi dokumen. Dalam penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan CUFI dalam mendorong kebijakan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel disebabkan CUFI memiliki modalitas berupa basis massa yang besar. Modalitas massa yang besar ini digunakan untuk melakukan transaksi politik dengan Trump, sebagai agen perumus kebijakan luar negeri. Selain itu, sosok Trump sebagai goal – driven memfasilitasi keberhasilan CUFI dalam mempengaruhi kebijakan tersebut.
......This study examines CUFI's success in influencing the policy of transferring the US Embassy to Jerusalem and recognizing Jerusalem as Israel's capital. This study's research methodology is qualitative, with data collection techniques based on document research. According to this study, CUFI's success in influencing relocation US Embassy to Jerusalem and recognizing Jerusalem as Israel's capital is since CUFI has large membership. This large membership is employed to carry out political transactions with Trump as a US foreign policymaker. Furthermore, Trump's image as a goal-oriented individual aided CUFI's effectiveness in influencing this policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Zakky
"Tesis ini membahas keinginan untuk kembali ke Yerusalem dalam novel The Yiddish Policemen?s Union karya Michael Chabon. Dengan menggunakan teori memori kolektif dari Maurice Halbwachs dan didukung dengan teori diaspora, analisis penelitian menunjukkan bahwa memori kolektif hadir dalam masyarakat yang berdiaspora. Memori kolektif hadir pada orang-orang Yahudi yang berdiaspora di Alaska. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa tokoh yang menganggap memori kolektif sebagai jalan keluar dari keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh orang Yahudi di Alaska. Melalui representasi tersebut, Chabon mencoba untuk menghadirkan memori kolektif yang berupa kepercayaan akan datangnya mesiah dan kembali ke Yerusalem sebagai jalan keluar bagi orangorang Yahudi yang hidup berdiaspora di Alaska.

This thesis discusses a theme, returning to Jerusalem in The Yiddish Policemen?s Union, a novel by Michael Chabon. By applying Maurice Halbwachs? theory of collective memory and Stuart Hall?s theory of diaspora, its analysis shows that the collective memory presents in diasporic society. The Jews who live in diaspora in Alaska consider collective memory as a solution for uncertain condition. Chabon highlights the concept of messianism and returning to Jerusalem as a collective memory, and those things become a solution for Jews who live in diaspora in Alaska."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Beirut: The Institute for Palestine Studies, 1968
956.103 RIG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Friedman, Thomas L.
Jakarta: Erlangga, 1990.
320 095 694 FRI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>