Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Joint sealant is used for concrete pavement joints. To fulfill jpint sealant requirements, laboratory tests have been carried out except weathering test, therefore for this purpose, experiments by simulation on concrete pavement is required in order to conform to all requirements for use in sealing joints in concrete pavements...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kulak, Geoffrey L.
New York : John Wiley & Sons, 1987
671.5 KUL g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Gunadi
Abstrak :
ABSTRAK
Artritis gout umumnya disertai hiperurikemia, walaupun pada keadaan akut kadar asam urat dapat normal. Hiperurikemia dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh sehingga mengakibatkan penyulit, cacat dan kematian, juga selain itu dianggap sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK). Terjadinya PJK pada hiperurikemia dianggap antara lain karena degenerasi endotel pembuluh darah sebagai akibat langsung asam urat. Hiperurikemia sering disertai hiperlipidemia dan peningkatan agregasi trombosit yang dikaitkan dengan PJK maupun kelainan pembuluh darah.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prevalensi dan fenotipe hiperlipidemia serta membuktikan hubungan antara hiperurikemia dengan hiperlipidemia dan peningkatan agregasi trombosit pada penderita artritis gout primer.

Telah diteliti 30 orang laki-laki penderita hiperurikemia artritis gout primer dan sebagai kontrol 30 laki-laki artritis non gout yang berobat jalan ke poliklinik Reumatologi RSCM yang memenuhi kriteria.

Pemeriksaan meliputi kadar asam urat serum, standing serum kolesterol total, trigliserida, kolesterol-HDL, kolesterol-LDL, elektroforesis lipoprotein dan agregasi trombosit.

Pada kelompok penderita didapatkan kadar asam urat serum rata-rata 9,94 mg/dL (7,1 - 14,4 mg/dL), sedangkan pada kelompok kontrol 5,5 mg/dL (4,1 - 6,7 mg/dL). Pada kelompok penderita didapatkan 21 orang (70%) dengan obesitas, sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hanya 2 orang (6,7%) dengan obesitas. Pada kelompok penderita, 24 orang (80%) menunjukkan kadar trigliserida di atas batas normal, dengan hiperlipoproteinemia tipe IV. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hanya 8 orang (26,4%) dengan hiperlipoproteinemia tipe IV, 1 orang (3,3%) tipe lib dan sisanya normal. Terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) kadar trigliserida kedua kelompok. Didapatkan korelasi yang baik antara kadar asam urat dengan kadar-trigliserida (r = 0,7641). Pada kelompok penderita, 7 orang (23,3%) dengan kadar kolesterol total di atas nilai normal, sedang pada kelompok kontrol hanya 1 orang (3,3%). Perbedaan ini bermakna (p <0,05), tetapi didapatkan korelasi yang kurang balk antara kadar asam urat dengan kadar kolesterol total (r = 0,2307). Radar kolesterol-HDL pada kelompok penderita didapatkan 16 orang {52,8%) lebih rendah dari nilai normal. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya 5 orang {16,6%.). Perbedaan ini bermakna (p{0,05) dan didapatkan korelasi yang terbalik antara kadar asam urat dengan kadar kolesterol-HDL (r = - 0,1782). Pada kelompok penderita, 8 orang (26,4%) dengan kadar kolesterol-LDL yang lebih tinggi dari normal, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1 orang (3,3%), perbedaan ini bermakna (p<0,05). Tidak didapatkan korelasi antara kadar asam urat dengan kadar kolesterol-LDL (r = 0,0356). Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya perbedaan agregasi trombosit kelompok penderita dan kontrol. Demikian pula tidak didapatkan korelasi antara kadar asam urat dengan agregasi trombosit, kecuali bila kolesterol total > 250 mg/dL dan LDL > 160 mg/dL (r = 0,74 dan r = 0,63).

Delapan puluh persen penderita hiperurikemia artritis gout primer dengan hiperlipoproteinemia tipe IV. Yang menunjukkan hipertrigliseridemia saja dan hipertrigliseridemia dengan hiperkolesterolemia masing- masing 56,7% dan 23,37. Kadar K-HDL penderita yang lebih rendah dari normal lebih banyak daripada kontrol secara bermakna (p < 0,05). Kadar asam urat berkorelasi baik dengan kadar trigliserida (r = 0,7641), sedangkan dengan kadar kolesterol total korelasinya tidak baik (r = 0,2307) dan tidak didapatkan korelasi dengan agregasi trombosit.

Disarankan agar dilakukan pemantauan kelainan kadar lipid pada penderita hiperurikemia artritis gout primer. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak terutama dengan kolesterol total > 250 mg/dl dan kolesterol LDL > 160 mg/dL juga hubungan radikal bebas dengan hipertrigliseridemia.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizasjah Daud
Abstrak :
ABSTRAK
Telah banyak disepakati bahwa analisis cairan sendi berperanan penting untuk menegakkan diagnosis kelainan sendi yang berhubungan dengan efusi cairan dalam ruang sendi. Dengan melakukan analisis cairan sendi, dapat diperoleh informasi yang tepat tentang kelainan sendi. Hasii uji serologis atau kimia darah yang abnormal seperti,f aktor reumatoid yang positif, terdapatnya antibodi antinuklir atau peningkatan kadar asam urat darah dapat menimbulkan interpretasi yang salah dan tidak dapat menentukan sifat kelainan yang terjadi di dalam persendian.

Pada beberapa kelainan sendi dengan efusi seperti yang terjadi pada artritis kristal, artritis septik, "systemic lupus erythematosus" serta beberapa kelainan sendi lainnya, diagnosis dan etiologi kelainan sendi dapat ditegakkan dengan analisis cairan sendi dalam waktu yang relatif singkat.

Pada keadaan tertentu, walaupun analisis cairan sendi tidak bersifat diagnostik, akan tetapi pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang. Analisis cairan sendi dapat digunakan untuk membedakan suatu kelainan sendi degeneratif dari berbagai kelainan sendi inflamatif. Dengan memeriksa cairan sendi, beberapa kemungkinan diagnosis banding ada kelainan sendi yang dihadapi akan dapat disingkirkan, sehingga arah penatalaksanaannya dapat ditentukan dengan lebih seksama. Selain itu aspirasi cairan sendi dapat mengurangi tegangan membran sinovial, sehingga penderita akan segera merasakan perbaikan kelainan sendi yang dideritanya.

Beberapa penelitian cairan sendi yang pernah dilakukan umumnya cenderung untuk mengevaluasi nilai diagnostik suatu parameter cairan sendi tertentu untuk menegakkan diagnosis kelainan sendi tertentu yang spesifik.

Pada pihak lain, sekalipun telah terdapat berbagai standard analisis cairan sendi, masih jarang dilakukan evaluasi nilai diagnostik pemeriksaan ini, walaupun analisis cairan sendi sangat penting untuk menunjang diagnosis klinis efusi sendi, terutama pada keadaan klinis yang meragukan.

Selain itu anggapan yang salah bahwa prosedur analisis cairan sendi merupakan pemeriksaan yang sukar dilakukan serta memerlukan biaya yang tinggi, menyebabkan prosedur yang dapat menghasilkan informasi yang sangat berharga dan mullah dikerjakan ini seringkali tidak dilakukan.

Dengan terdapatnya peningkatan automatisasi laboratorium, sebenarnya pada saat ini pemeriksaan beberapa parameter cairan sendi telah dapat dikerjakan sekaligus dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan multi channel analyzer. Akan tetapi karena adanya berbagai keterbatasan dalam hal sarana peralatan, reagen, dana dan tenaga yang terlatih, agaknya perlu ditetapkan suatu pemeriksaan cairan sendi rutin yang mudah dilakukan dengan biaya yang terjangkau.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radaj, Dieter
New York: Halsted Press, 1990
671.52 RAD d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Daru Cahayadi
Abstrak :
Latar belakang Osteoartritis (OA) adalah penyakit akibat dari pengaruh mekanik dan biologi sehingga menyebabkan gangguan rangkaian normal degradasi dan sintesis dari kondrosit tulang rawan sendi, matrik ekstraseluler dan subkondral. Penyakit OA menyebabkan perubahan pada morfologi, biokimia, molekuler dan biomekanik baik sel maupun matrik yang mengakibatkan perlunakan, fibrilasi, ulserasi, hilangnya tulang rawan sendi, skierosis dan eburnasi dari tulang subkondral, osteofit dan kista subkondral. Diagnosa OA lutut dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dengan gejala utamanya nyeri, kaku, berkurangnya mobilitas sendi, gambaran radiologis clan artroskopi. Sedangkan penatalaksanaan OA lutut meliputi tindakan tanpa pembedahan dan pembedahan. Tnndakan tanpa pembedahan meliputi rehabilitasi, perubahan gaya hidup, bracing, alat Bantu dan pemberian obat bads dengan NSAID maupun kondroprotektif baik oral maupun injeksi. Sedangkan tindakan pembedahan meliputi artroskopi, osteotomi dan artroplasti. Dengan artroskopi lavage akan mengeluarkan fragmen mikroskopi clan makroskopi dari tulang rawan dan `loose bodies' yang dapat menyebabkan sinovitis yang menjadi penyebab nyeri lutut dan mengeluarkan mediator-mediator inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Tujuan 1. Mengevaluasi efektifitas artroskopi lavage dengan anestesi lokal dengan Cara membandingkan sebelum intervensi dan setelah intervensi (1,2 dan 3 bulan) menggunakan The Western Ontario and McMaster University (WOMAC) Osteoarthritis Index. 2. Melakukan predrksi keberhasilan artroskopi lavage. Metode Penelitian ini merupakan uji klinis eksperimental before and after dengan cars pengambilan sampel secara konsekutif. SampeI diperoleh dari seluruh pasien osteoartritis lutut yang datang di poliklinik Orthopaedi Rumali Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dan bersedia dilakukan artroskopi lavage pads bulan Januari sampai Juni 2005. Hasil Berdasarkan basil analisa statistik dengan menggunakan kriteria indek WOMAC satu persatu (24 variabeI), basil intervensi artroskopi lavage dengan anestesi lokal menunjukkan keberhasilan pads 1 dan 2 bulan post intervensi . Dari analisa multivariate didapatkan hubungan antara post intervensi 1,2 clan 3 bulan dengan artroskopi diagnostik derajat IV. Dengan artroskopi diagnostik derajat IV maka basil prediksi keberhasilan post intervensi untuk derajat nyeri lutut 1 bulan 68.2%, 2 bulan 26.4% dan 3 bulan 13.6%, sedangkan untuk derajat kekakuan lutut untuk 1 bulan 68.2%, 2 bulan 54.5% dan 3 bulan 22.7% dan terakhir untuk derajat kesulitan fungsi fist ik untuk 1 bulan 72.7%, 2 bulan 54.5% dan 3 bulan 223%. Kesimpulan Tindakan artroskopi lavage dengan anestesi lokal cukup efektif pads pasien osteoartritis lutut. Bila hal tersebut dilakukan pasien dengan artroskopi diagnostik derajat IV maka tingkat keberhasilan mash didapatkan pada 3 bulan post intervensi ± 20 % dari kriteria indek WOMAC.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T18158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal D. Husain
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pre ambulasi dan latihan ROM terhadap peningkatan luas gerak sendi pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. Desainnya adalah quasi eksperimen dengan pretest-posttest with control terhadap 15 responden kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan pre ambulasi dan latihan ROM selama 5 hari, 3 kali sehari, selama 15 menit, sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan ROM, menggunakan goniometer sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan luas gerak sendi antara kedua kelompok, dimana pangkal paha p= 0.092, lutut p= 0.001, dan kaki p= 0.495. Latihan ini menjadi standar prosedur pasien pasca bedah fraktur ekstremitas bawah. ......This study aims to know the effectiveness of pre ambulation and ROM exercises to increase joint range of motion post-surgical in fractures of the lower limb. The design was quasi experimental pretest-post test with control of the 15 respondents intervention group and 15 the control group. The intervention group received pre ambulation and ROM exercises for 5 days, three times a day, 15 minutes. The control group was given ROM training course, with a goniometry before and after the intervention. The results shows no significant difference obtained average - the average increase joint range of motion between two groups in which to groin p= 0.092, knee p= 0.001, and feet p= 0.495. This exercises may be standard procedure in patients with postoperative lower extremity fractures.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeti Hariyati
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang:Artritis Reumatoid (AR) merupakan penyakit inflamasi sendi autoimun yang multi-sistemik persisten, eksaserbatif dan progresif. Anti-mutated citrullinated vimentin antibodies (Anti MCV) adalah autoantibodi golongan anti citrullinated protein antibody (ACPA) yang memiliki sensitifitas sama namun lebih spesifik dibandingkan dengan anti cyclic citrullinated protein (Anti CCP). Anti MCV berkaitan erat dengan gen HLA DRB1*04 yang berperan penting dalam patogenesis AR. Studi korelasi anti MCV dengan destruksi sendi dan aktifitas penyakit masih kontroversial dan karakteristik pasien AR di Indonesia yang berbeda, menjadi alasan penting dilakukannya penelitian ini.

Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar anti MCV dengan destruksi sendi dan aktifitas penyakit pada pasien artritis reumatoid

Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada 37 pasien AR berdasarkan kriteria EULAR/ACR 2010 yang berobat di poliklinik Reumatologi RSCM periode September-Nopember 2014 dengan metode consecutive sampling. Anti MCV diukur dengan metode ELISA. Penilaian destruksi sendi menggunakan skor Sharp yang dimodifikasi Van der Heijde (SSvH) sedangkan aktifitas penyakit dinilai dengan disease activity score (DAS) 28 meliputi DAS 28-CRP dan DAS 28-LED. Korelasi anti MCV dengan destruksi sendi dan aktifitas penyakit dinilai dengan uji korelasi Spearman serta p untuk kemaknaan. Data penyerta lain adalah data demografis, jenis dan dosis terapi, status gizi, faktor reumatoid (FR), CRP, LED, dan darah tepi.

Hasil: Sebanyak 37 subjek diikutsertakan pada penelitian ini, dengan 34 (91,9%) adalah perempuan. Anti MCV positif ditemukan 26 subjek (70,3%), sedangkan FR positif ditemukan 21 (56.%). Median anti MCV didapatkan 26 IU/ml (minimal 10 IU/ml, maksimal 151 IU/ml) termasuk titer rendah. Median SSvH yaitu 31 (2-107), dengan nilai median erosi 5(0-49) dan joint space narrowing (JSN) 26 (0-64). Rerata nilai DAS 28-CRP 2,69 (SB 1,34) dan median DAS 28-LED 4,08 (2,10-5,97) yang masing-masing termasuk dalam kelompok aktivitas penyakit rendah dan sedang.Pada analisis bivariat didapatkan korelasi positif yang lemah antara anti MCV dengan SSvH sebesar r = 0,393 (p=0,016) dan korelasi positif yang lemah antara anti MCV dengan skor DAS 28-CRP (r=0,365, p=0,013) namun tidak ada korelasi antara anti MCV dengan skor DAS 28-LED.

Simpulan: Terdapat korelasi positif lemah yang bermakna antara titer anti MCV dengan destruksi sendi dan skor aktivitas penyakit DAS 28-CRP, korelasi antara titer anti MCV dengan skor DAS 28-LED tidak ada.;
ABSTRACT
Background:Rheumatoid Arthritis is a multi-systemic, persistent, exasperated and progressive auto immune joint inflamation disease. Anti-mutated citrullinated vimentin antibodies (Anti MCV) is an auto antibody in the category of anti citrullinated protein antibody (ACPA) that has same sensitivity but more specific compared with anti cyclic citrullinated protein (anti CCP). Anti MCV is closely related to gen HLA DRB1*04 which has important role in pathogenesis of rheumatoid arthritis. Study on correlation between anti MCV and joint destruction and disease activity is still controversial and the different characteristics of AR patients in Indonesia become a strong reason for this study.

Objective:The aim of this study was to described the correlation between anti-mutated citrullinated vimentin (anti MCV) with joint destruction and disease activity of in rheumatoid arthritis patients.

Methods:This is a cross-sectional study on 37 RA patients based on criteria of EULAR/ACR 2010 who came to Rheumatology outpatient clinic Cipto Mangunkusumo Hospital, period of September ? November 2014 with the method of consecutive sampling. Anti MCV is measured with ELISA method, while joint destruction is scored with Sharp score modified with Van der Heijde ( SSvH ). disease activity score (DAS) 28 is used in disease activity covering DAS 28-CRP and DAS 28-LED. Correlation between anti MCV and joint destruction as well as disease activity is measured with Spearman correlation test with p for significance. Other supporting data include demography, type and dose of therapy, nutrition status, rheumathoid factor, CRP, LED, and peripheral blood.

Results:37 subjects were taken into this study, with 34 (91,9%) are women. Positive anti MCV was found in 26 subjects (70,3%) while positive FR was found in 21 subjects (56%). Median of anti MCV was obtained 26 IU/ml (minimal 10 IU/ml, maximal 151 IU/ml )which is including in low titer. Median of SSvH was 31 (2 ?107) with erosion median score of 5 (0-49) and joint space narrowing (JSN) of 26 (0-64). Average score of DAS 28-CRP was 2,69 (SD1,34) and median score of DAS 28-LED was 4,08 (2,10-5,97), each of which is included in low and medium disease activity. In bivariate analysis it?s found that there is a weak significant positive correlation between anti MCV and SSvH of r = 0,393 (p=0,016) and between anti MCV and score of DAS 28-CRP (r= 0,365 , p=0,013) but there is no correlation between anti MCV and score of DAS 28-LED.

Conclusion:There is a weak significant positive correlation between anti MCV and joint destruction and level of disease activity score DAS 28-CRP. Apart from that, there is no correlation between anti MCV and DAS 28-LED., Background:Rheumatoid Arthritis is a multi-systemic, persistent, exasperated and progressive auto immune joint inflamation disease. Anti-mutated citrullinated vimentin antibodies (Anti MCV) is an auto antibody in the category of anti citrullinated protein antibody (ACPA) that has same sensitivity but more specific compared with anti cyclic citrullinated protein (anti CCP). Anti MCV is closely related to gen HLA DRB1*04 which has important role in pathogenesis of rheumatoid arthritis. Study on correlation between anti MCV and joint destruction and disease activity is still controversial and the different characteristics of AR patients in Indonesia become a strong reason for this study. Objective:The aim of this study was to described the correlation between anti-mutated citrullinated vimentin (anti MCV) with joint destruction and disease activity of in rheumatoid arthritis patients. Methods:This is a cross-sectional study on 37 RA patients based on criteria of EULAR/ACR 2010 who came to Rheumatology outpatient clinic Cipto Mangunkusumo Hospital, period of September – November 2014 with the method of consecutive sampling. Anti MCV is measured with ELISA method, while joint destruction is scored with Sharp score modified with Van der Heijde ( SSvH ). disease activity score (DAS) 28 is used in disease activity covering DAS 28-CRP and DAS 28-LED. Correlation between anti MCV and joint destruction as well as disease activity is measured with Spearman correlation test with p for significance. Other supporting data include demography, type and dose of therapy, nutrition status, rheumathoid factor, CRP, LED, and peripheral blood. Results:37 subjects were taken into this study, with 34 (91,9%) are women. Positive anti MCV was found in 26 subjects (70,3%) while positive FR was found in 21 subjects (56%). Median of anti MCV was obtained 26 IU/ml (minimal 10 IU/ml, maximal 151 IU/ml )which is including in low titer. Median of SSvH was 31 (2 –107) with erosion median score of 5 (0-49) and joint space narrowing (JSN) of 26 (0-64). Average score of DAS 28-CRP was 2,69 (SD1,34) and median score of DAS 28-LED was 4,08 (2,10-5,97), each of which is included in low and medium disease activity. In bivariate analysis it’s found that there is a weak significant positive correlation between anti MCV and SSvH of r = 0,393 (p=0,016) and between anti MCV and score of DAS 28-CRP (r= 0,365 , p=0,013) but there is no correlation between anti MCV and score of DAS 28-LED. Conclusion:There is a weak significant positive correlation between anti MCV and joint destruction and level of disease activity score DAS 28-CRP. Apart from that, there is no correlation between anti MCV and DAS 28-LED.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Yuliharni
Abstrak :
ABSTRAK
Nyeri sendi merupakan salah satu gangguan pada sistem muskuloskeletal yang mengalami perubahan akibat proses penuaan. 66 % lansia yang tinggal di komunitas mengalami nyeri sendi. Nyeri kronis memiliki implikasi besar bagi kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan yoga ringan terhadap nyeri sendi dan status kesehatan lansia di Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental dengan pendekatan pre and post with control group. Intervensi yang diberikan berupa latihan yoga ringan. Pengambilan sampel dengan cara multistage random sampling dengan jumlah sampel 74 lansia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah indeks WOMAC nyeri dan survey kesehatan Short Form-12 (SF-12). Analisis bivariat menunjukkan latihan yoga ringan berpengaruh terhadap tingkat nyeri (p=0,000) dan status kesehatan (p=0,0000). Latihan yoga ringan layak dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan nyeri sendi dan meningkatkan status kesehatan lansia
ABSTRACT
Joint pain is one of the problems in musculoskeletal system associated with aging process. Approximately 66% older person in the community experiencing joint pain. Chronic pain has a big impact on older person health, function, and quality of live. The aim of this study was to identify the effect of gentle yoga exercise on joint pain and health status of elderlies at Depok's City. The design of this study was quasi experimental with pre and post with control group. Gentle yoga exercise was used as the intervention of this study. A total number of 74 older person was taken using multistage random sampling. The instruments used were WOMAC pain and health survey Short Form-12 (SF-12). Bivariate analysis showed pointing out gentle yoga exercises affected the level of pain (p = 0.000) and health status (p = 0.0000). Gentle yoga exercises could be one of the nursing intervention to decrease joint pain and improve health status in older person
2015
T45621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5   >>