Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haura Shafa Dewantari
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem patriarki di Korea Selatan masih melekat hingga abad ke-21 dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya kasus diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan keluarga, khususnya antara hubungan suami dan istri. Diskriminasi tersebut dapat dicontohkan dengan adanya sikap ketidakpedulian atas peran istri dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. Perempuan yang dipaksa untuk bungkam akhirnya melakukan perlawanan terhadap sistem patriarki yang diwakili oleh organisasi perempuan dan juga pemerintah. Kejadian tersebut tergambar melalui cerita pendek Domabaem karya Kim Young Ha yang dipublikasikan pada tahun 1997. Melalui pendekatan sosiologi sastra dan metode penelitian kepustakaan, penelitian ini membahas mengenai pemikiran perempuan Korea Selatan terhadap hubungan keluarga khususnya pada perilaku suami terhadap istri dalam cerita pendek Domabaem. Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk membahas pemikiran perempuan terhadap keluarga terkait dengan hubungan suami dan istri.
ABSTRACT
The patriarchal system in South Korea manages to adhere tightly to the society until the 21st Century. It is caused by the gender discrimination toward women in families, particularly between husband and wife. The issue of gender discrimination usually revolves around ignorant behavior and domestic violence. Women who were forced to be passive have finally started to stand up against the patriarchal system through organizations and the government. This phenomenon was depicted through Domabaem, a South Korean literature written by Kim Young Ha, which was published in 1997. With the sociology of literature approach and literary survey method, the writer would like to do a research regarding South Korean women rsquo s thoughts in familial relationship, specifically the relationship between husband and wife through the South Korean literature, Domabaem. As for the purpose of this writing is to examine women rsquo s thoughts concerning families with regard to the husband wife relationship.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Suciati
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang simbol-simbol dalam cerpen berjudul Kkamagwi yang berarti lsquo;burung gagak rsquo;. Kkamagwi merupakan salah satu cerpen karya pengarang bernama Lee Tae-Jun pada tahun 1936. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui simbol-simbol apa saja yang terdapat di dalam cerpen Kkamagwi. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu terdapat simbol benda hidup dan benda mati dalam cerpen, salah satunya adalah burung gagak sebagai simbol yang paling sering digunakan. Burung gagak dalam cerpen ini merupakan sebuah tanda kematian dan memiliki kaitan erat dengan mitos yang beredar di masyarakat. Simbol-simbol lain yang berupa benda mati mendukung latar suasana suram dalam cerpen ini.
ABSTRACT
This journal discusses about the symbols in the short story titled Kkamagwi that means Crows. Kkamagwi is one of short stories written by an author named Lee Tae Jun in 1936. The purpose of the study is to find out what symbols are contained in short story Kkamagwi. The research was carried out by using qualitative method with literature study. The result obtained from this research, there are inanimate objects symbols and living things symbols in the short story and one of them is the crows as the symbol of the most mentioned. The Crows as the main symbol is related to the myth that people believe as the symbol of a person 39 s death. Other symbols that are inanimate support the atmosphere of gloomy atmosphere in this short story.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lifia Fitriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang pemilihan kata lsquo;Hwangtogi rsquo; sebagai judul dalam cerpen karya Kim Dongni. Hwangtogi berlatar di sebuah desa tandus di Gunung Kumo, yang memiliki banyak cerita legenda. Namun, sebagai judul cerpen, kata lsquo;Hwangtogi rsquo;sama sekali tidak muncul. Oleh karena itu, penulisan jurnal ini bertujuan menganalisis makna dari simbol dalam cerpen untuk mengetahui pesan dalam pemilihan kata lsquo;Hwangtogi rsquo;. Selanjutnya, analisis simbol cerpen akan dikaitkan dengan makna semiotik dan kondisi masyarakat Korea melalui pendekatan sosiologi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pustaka. Selanjutnya, teks cerpen akan diteliti menggunakan teknik membaca cermat. Temuan dari penelitian ini adalah simbol Hwangtogi mengisyaratkan pesan untuk mengingatkan kembali keindahan Korea yang direbut Jepang. Dengan begitu, pesan kemerdekaan dapat tersampaikan walaupun secara tersirat.
ABSTRACT
This journal discussed the selection of lsquo Hwangtogi rsquo as a title in Kim Dongni rsquo s short story. Hwangtogi is set in a barren village on Kumo Mountain which is full of folklores. However, the title lsquo Hwangtogi rsquo is not mentioned in the story. Therefore, this journal aims to analyze the meaning of symbols used by the author in this story and shows the story behind the chosen word lsquo Hwangtogi rsquo as the title. After that, the analysis will be associated with semiotic meaning and condition of Korean society through sociology approach. The method used is qualitative method with descriptive analysis. The writer used a literature method to collect sources for this journal. Furthermore, the writer used text technique of close reading to analyze this story. The result of this journal shows that the symbol of Hwangtogi has a message that recall the beauty of Korea which previously seized by Japan. Therefore, the message of freedom can be implicitly conveyed.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti Rusmawardani
Abstrak :
ABSTRAK
Politik, demokrasi, dan sastra umumnya dianggap sebagai bidang yang tidak saling berhubungan. Makalah ini membahas bagaimana demokrasi dan peristiwa politik dapat digambarkan secara apik dalam karya sastra. Peneliti ingin menguatkan pendapat bahwa sastra merupakan media yang efektif dalam menyampaikan kritik terhadap sistem demokrasi dan politik yang represif. Untuk membuktikan hal tersebut, peneliti mengambil Guunmong, sebuah novel karya Choi In-hun yang terkenal dalam sastra politik sebagai corpus data. Dalam melakukan penelitian penulis membaca dekat novel, mencatat peristiwa politik di dalam cerita, membaca data terkait untuk dibandingkan dengan cerita di dalam novel, dan menemukan teknik yang dipakai penulis dalam menyampaikan kritik lewat karyanya tersebut. Penulis menemukan bahwa peristiwa politik, seperti Insiden Masan dan Revolusi April, dinarasikan melalui mimpi tokoh utama dan peristiwa yang terjadi di sekeliling tokoh. Choi In-hun secara apik menggunakan tokoh dan peristiwa di dalam cerita sebagai simbol yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Penelitian ini membedakan dari penelitian sebelum yang hanya menganalisis subjek dalam novel-novel karya Choi In-hun melalui struktur naratif novel, perbandingan novel politik dengan karya sejaman atau perbandingan Choi In-hun dengan penulis sastra politik lain.
ABSTRACT
Politic, democracy, and literature are considered as unrelated fields. This article discusses how democracy and political events are nicely used inside a literature work. Researcher wanted to confirm a statement that said literature is an effective way to deliver critics towards repressive democracy and political system. To confirm the statement, researcher used Guunmong, a novel by Choi In-hun that is known in political literature, as a corpus data. During research, researcher did close-reading on the novel, noted the political events happening in the novel, read related data to compare with the novel, and found technics used by the writer to deliver critics through his work. The research findings suggest that political events, such as Masan Incident and April Revolution, were narrated through main character 39;s dream and events around him. Characters and events in the story were nicely used as symbols connected to real events by Choi In-hun. This research differentiated with previous researchs that analyzed subjects inside Choi In-hun 39;s novel through its narrative structure, comparison with other political novel that told the same story or comparison of Choi In-hun with other political literature author.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover