Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dania Diniari
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai gaya bahasa dan makna yang terkandung dalam sebelas lirik lagu karya Muse dalam album keempat mereka, Black Holes and Revelations. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stilistika. Selain itu, digunakan juga teori semantik, serta penjelasan gaya bahasa atau majas, puisi, lirik, dan lagu untuk melengkapi interpretasi lirik dalam skripsi ini. Tujuan dituliskannya skripsi ini adalah untuk menjelaskan macam-macam gaya bahasa yang terkandung dalam lirik-lirik lagu Muse dalam album Black Holes and Revelations serta untuk mengilustrasikan korelasi gaya bahasa yang terdapat pada masing-masing lirik lagu dengan makna yang mungkin terbentuk. Temuan skripsi ini adalah: (1) Dalam setiap lirik lagu terdapat gaya bahasa semisal majas sebagai bentuk yang digunakan penyair untuk mengekspresikan keindahan estetika dari karya-karya yang dibuatnya, (2) Makna lirik lagu dapat dipahami dengan adanya pemahaman mengenai gaya bahasa yang dipilih atau digunakan penyair dalam menulis karyanya, (3) Sebagian besar lirik dalam album Black Holes and Revelations bertema politik serta mengkritik kebijakan pemerintah tentang perang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami gaya bahasa yang digunakan pencipta lagu dalam menyuarakan opininya sekaligus menyampaikan pesan terhadap pembacanya atau pendengarnya.

The focus of this study is about the language style and the meaning behind those eleven song lyrics on Muse’s fourth album, Black Holes and Revelations. This study used qualitative method through stylistics approach and contains an explanation of semantic theory, figures of speech, poem, lyric, and song to complete the interpretation of the eleven lyrics. The purpose of this study is to show language style in the lyrics, and to illustrate the correlation between the language style and the meaning in the lyrics. The results of this study are: (1) every song lyris has its own language style chosen by the songwriter to express the aesthetic side of the lyric, (2) the meaning of each lyric can be understood with the understanding of language style that is chosen by the songwriter in his work, (3) Most lyrics in Black Holes and Revelations are political and criticize the government’s policy of war. This study is expected to be a contribution to understand language style used by the songwriter to express his opinions as well as to deliver a message to his readers or listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Cambridge University Press, 1992
410 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Ji Ryong
Seoul: Thamchulphansa, 2010
R KOR 495.78 IMJ k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wildgen, Wolfgang
Tubingen : Max Niemeyer Verlag, 1977
410 WIL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Buyssens, Eric.
Brussel: Labeque, 1943
412 BUY l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press,, 2006
415.55 ADJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bot, Kees de
New York : Routledge , 2005
418 BOT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sa`idatun Nishfullayli
"Penelitian ini adalah penelitian Semantik Leksikal dengan topik "Analisis Kontrastif Makna Kosakata Emosi Malu pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang". Penelitian ini mengkolaborasikan teori semantik leksikal dan teori perbandingan komponen emosi dalam ilmu Psikologi. Penelitian ini bertujuan menemukan persamaan dan perbedaan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, baik dalam tataran konsep maupun praktik berbahasa. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan adalah menjaring kosakata emosi malu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, mengidentifikasi komponen makna, menentukan relasi makna, menyusun konfigurasi leksikal, serta mengkontraskan makna antara kosakata emosi malu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Dari delapan (8) kata emosi malu bahasa Indonesia dan sembilan (9) kata emosi malu bahasa Jepang yang dianalisis, dihasilkan relasi hiponimi, sinonimi, dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Indonesia; serta relasi hiponimi dan pertelingkahan pada kosakata emosi malu bahasa Jepang. Kontras makna menghasilkan persamaan dan perbedaan makna di antara kosakata malu kedua bahasa tersebut. Secara umum makna kata malu dan hazukashii adalah sama, yaitu perasaan tidak enak hati, rikuh, rendah, yang disebabkan anteseden, seperti: berbuat salah, mememiliki kekurangan, menerima perhatian positif maupun negatif. Perbedaanya terlihat dalam hal konsep "malu" yang dimiliki oleh masing-masing bahasa itu sendiri. Kata malu dalam bahasa Indonesia dapat dipicu oleh situasi yang menyebabkan subyek (pelaku) merasa tidak enak (sungkan) karena berinteraksi dengan orang lain yang berbeda strata sosialnya, sedangkan hazukashii (malu) dalam bahasa Jepang dipicu juga oleh perasaan berdosa sebab melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani, atau melanggar nilai dan norma yang berlaku. Perbedaan konsep tersebut terbukti disebabkan oleh perbedaan latar belakang budaya penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

The topic of this Lexical Semantic research is "Contrastive Analysis of Shame Emotion Words Meaning in Indonesian and Japanese Language". This research collaborates lexical semantic theory and Psychology's comparison of emotion component theory. This reasearch aims to find similarities and differences between shame emotion word meaning in Indonesian and Japanese language, both in concept and practice of language level. Therefore, the activities undertaken are, captures shame emotion words in Indonesian and Japanese, identifies semantic components, determines sense relations, compiles lexical configuration, as well as contrasts the meaning of the shame emotion words of Indonesian and Japanese. Among eight (8) shame emotion words in Indonesian and nine (9) Japanese embarrassed emotion words that were analyzed, resulting hyponymy, synonymy, and incompatibility, and sense relations of hyponymy and incompatibility in Japanese. Meaning contrast shows similarities and differences of meaning between Indonesian's and Japanese's emotion words of shame. In general, the meaning of malu and hazukashii is the same, i.e. feeling uncomfortable, awkward, feel inferior, caused antecedents, such as: doing wrong/bad, having weaknesses, receiving positive or negative exposure. The difference appears in concept of 'shame' which is owned by each of the language itself. The word malu can be triggered by a situation that causes subject feels uncomfortable when interacting with other people from different social strata, while hazukashii (shame) is triggered by guilty feeling for acting or doing something which is contrary to conscience, or violating the values and norms. That differences caused by the differences of cultural background of Indonesian and Japanese speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prilia Herdianty
"Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini akan membahas tentang adaptasi karyakarya Mondrian dan makna semantis dalam buku Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan. Piet Mondrian adalah salah satu pelukis terkenal dari Belanda. Perubahan aliran seni rupa Mondriaan yang dramatis membuat dirinya menjadi salah seorang yang berpengaruh dalam aliran seni rupa di abad 20. Sebagai bentuk apresiasi terhadap Mondrian, Gemeentemuseum Den Haag bekerja sama dengan penerbit buku Leopold, menerbitkan dua buku anak yang bertemakan Mondriaan. Salah satu buku yang diterbitkan berjudul Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan karya Wouter Van Reek. Setelah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, buku ini mendapatkan banyak komentar positif dari berbagai pengulas buku. Buku ini berkisah tentang perjalanan Keepvogel menuju masa depan. Sebagai latar gambar cerita, Van Reek menyadur beberapa lukisan dari tiap fase aliran seni Mondrian. Sebagai ilustrator buku anak, Van Reek dianggap berhasil memberikan cerita yang sederhana untuk anak-anak dengan pemahamannya tentang karya-karya Mondrian.

Using the qualitative method, this paper tends to describe the transformational adaptation of Mondrian paintings and its semantic meaning in Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan. Piet Mondrian is one of the prominent painters from the Netherlands. His dramatic transformation from naturalism to neoplasticism has inspired the 20th century art. To honor Mondrian’s masterpieces, the museum Gemeentemuseum Den Haag, in collaboration with the book publisher, Leopold, published two children books based on Mondrian’s life. One of them titled Kijkvogel en Keepvogel in het Spoor van Mondriaan by Wouter van Reek. After it had been translated in various languages, it received so many positive feedbacks from various book reviewers around the world. It is a picture book about a journey of Keepvogel to the future. Van Reek adapted some paintings from each Mondrian's art phase and used it as backgrounds in every illustration of the book. As an illustrator of children’s book, he succeeded to deliver his knowledge of Mondrian’s works to children through a modest story telling.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dobrovie-Sorin, Carmen
"This volume explores the interpretation of indefinites and the constraints on their distribution by paying particular attention to key issues in the interface between syntax and semantics, the relation between the semantic properties of indefinite determiners and the denotation of indefinite DPs, their scope, and their behaviour in generic and conditional sentences. Examples come from French, other Romance languages and English. Central to the proposed analyses is a distinction between two types of entities, individualized entities and amounts. Weak indefinites are analyzed as existential generalized quantifiers over amounts and strong indefinites as either Skolem terms or generalized quantifiers over individualized entities. "
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400750
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>