Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, , 2000
840.992 87 HIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maillet, Antonine
Toronto: General Publishing, 1982
843 MAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Juliaristi Putri
"ABSTRAK
BUNGA JULIARISTI PUTRI. Unsur Feminisme dalam Potiche Karya Fran ois Ozone. Di bawah bimbingan Suma Riella Rusdiarti . Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh feminis yang terdapat dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan ini adalah pendekatan sintagmatik dan paradigmatik serta didukung oleh teori feminisme dari Beauvoir dan teori mengenai sinematografi dari Boggs.Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dari tindakan-tindakan tokoh Suzanne.Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan para tokoh, khususnya tokoh Suzanne.Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.BUNGA JULIARISTI PUTRI. Unsur Feminisme dalam Potiche Karya Fran ois Ozone. Di bawah bimbingan Suma Riella Rusdiarti . Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh feminis yang terdapat dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan ini adalah pendekatan sintagmatik dan paradigmatik serta didukung oleh teori feminisme dari Beauvoir dan teori mengenai sinematografi dari Boggs.Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dari tindakan-tindakan tokoh Suzanne.Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan para tokoh, khususnya tokoh Suzanne.Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam film Potiche, karya Fran ois Ozone.

ABSTRACT
BUNGA JULIARISTI PUTRI. Feminism element in Potiche Fran ois Ozone work. Under the guidance of Suma Riella Rusdiarti . Faculty of Humanity, Universitas Indonesia, 2016. The purpose of this study was to describe feminists contained in the film Potiche, Fran ois Ozone works. The approach used in this study is the structural approach. The theories used to support this approach is the syntagmatic and paradigmatic approach and supported by theory and feminism theories of Beauvoir and cinematography theories from Boggs. Syntagmatic analysis which consists of two parts, named plot and storyline, suggesting that elements of feminism seen from the actions of Suzanne figures. The paradigmatic analysis consists of the analysis of the figures, the main character relationships with other characters, and background analysis which consists of two parts, named the foreground and background space of time, indicates that the element of feminism seen in the actions of the characters, especially Suzanne figures. In conclusion, all aspects are discussed in this thesis indicative of feminism in the film Potiche, Fran ois Ozone works."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saint-Exupery, Antoine de, 1900-1944
Depok: Komodo Books, 2010
843 SAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Cahaya
"Artikel ini membahas écriture féminine yang diperlihatkan dalam kumpulan esai Si Parasit Lajang karya Ayu Utami. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif. Penelitian difokuskan pada isu perempuan yang diungkapkan di dalam kumpulan esai tersebut. Kumpulan esai ini memperlihatkan bahwa terdapat banyak permasalahan di tengah masyarakat yang membuat perempuan berada di dalam posisi inferior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa esai-esai Ayu Utami mengenai perempuan termasuk ke dalam kriteria écriture féminine yang dikemukakan oleh Cixous.

This article discusses about écriture féminine found in the collection of essays Si Parasit Lajang by Ayu Utami. This research is one of the qualitative research using the descriptive technique. The research focuses on women’s issues mentioned in Si Parasit Lajang. This collection of essays reveals that there are many issues among the society that puts women in an inferior position. The result of this research shows that the essays written by Ayu Utami about women are considered as écriture féminine mentioned by Cixous.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Putri Puspitasari
"ABSTRAK
Homoseksualitas menjadi salah satu tema yang banyak diangkat dalam perfilman Prancis. Salah satu film Prancis yang mengangkat tema homoseksualitas adalah La Belle Saison yang disutradarai oleh Catherine Corsini. Artikel ini membahas tentang benturan nilai-nilai konservatif dan nilai-nilai nonkonservatif di Prancis pada tahun 70-an terhadap isu homoseksualitas. Penggunaan metode kajian sinema dari Boggs dan Petrie diterapkan untuk memaparkan struktur naratif film yang mencakup elemen alur, penokohan, dan latar ruang-waktu. Konsep konflik dari Lewis A. Coser dan Thorsten Sellin digunakan untuk memperlihatkan bahwa benturan budaya yang terjadi dapat menentukan sikap dan pandangan seseorang. Hasil analisis memperlihatkan bahwa benturan yang terjadi akibat dari adanya dua budaya yang saling bertentangan belum dapat diselesaikan. Salah satu cara untuk menghindari konflik benturan tersebut adalah avoiding. Avoiding yang ditampilkan dalam film ini adalah salah satu pihak yang berkonflik lebih baik mundur dari wilayah yang menolak eksistensi homoseksualitas.

Homosexuality has become one of the themes that have appeared in many French films. One of the French films that raised the theme of homosexuality is La Belle Saison, a film directed by Catherine Corsini. This article discusses the clash of conservative values and non-conservative values in France in the 70s on the issue of homosexuality. Using the cinema study method of Boggs and Petrie, the analysis begins by describing the narrative structure of the film which includes elements such as, plot, characterization, also setting of space and time. By using the concept of conflict of Lewis A. Coser and Thorsten Sellin, it shows that the cultural clash that occurs can determine a persons attitudes and views. The results of the analysis showed that the clash that occurred as a result of the existence of two conflicting cultures could not be resolved. One way to avoid conflict from these conflicts is compromise. The compromise presented in this film is that one of the conflicting parties is better off from the region which rejects the existence of homosexuality"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sanjayani
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan struktur naratif roman L'Amant. Metode penelitian yang digunakan adalah metode struktural yang menganggap suatu karya naratif sebagai sebuah kalimat yang amat panjang, yang unsur-unsurnya berhubungan secara fungsianal. Maksud fungsional di sini adalah unsur-unsur itu hanya berfungsi dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya. Metode struktural menganggap bahwa karya naratif tidak memerlukan acuan dari luar karya. Yang menjadi obyek analisis hanyalah unsur-unsur di dalam karya itu sendiri. Dengan berpijak pada metode struktural, teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori hubungan sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes serta teori sekuen Schmitt dan Viala.
Analisis hubungan sintagmatik dilakukan dengan menganalisis pengaluran dan alur roman L'Amant, Analisis pengaluran memperlihatkan adanya dominasi sekuen mental dan sekuen peristiwa masa lalu, serta adanya ketidakteraturanpenampilan alur roman karena di dalam roman ini terdapat cerita yang tidak kronologis, digresi cerita, ketidakpastian cerita dan penguiangan cerita. Hal ini disebabkan oleh keterbataean daya ingat Tokoh Penutur dalam menceritakan kisah masa lalunya. Dari analisis alur terlihat bahwa kisah masa lalu yang diingat dan dituliskan Tokoh Penutur adalah kisah tentang hubungan cintanya dengan Laki-laki Cina ketika remaja di Indocina.
Analisis hubungan paradigmatik dilakukan dengan menganalisis tokoh, penokohan serta penggambaran latar ruang dan waktu roman. Analisis tokoh, selain menunjang analisis pengaluran karena indeks tokoh memperlihatkan dominasi deskripsi mental, juga menunjang analisis alur. Hubungan antara Tokoh Penutur dengan tokoh-tokoh lain yang terdapat di dalam kehidupannya, yaitu hubungan yang bersi_fat cinta dan benci, menunjang gerakan alur roman. Ketia_daan nama diri tokoh-tokoh tertentu memperlihatkan hubung_an mereka dengan Tokoh Penutur yang tidak dekat. Analisis penokohan menampilkan indeks tokoh yang bertentangan yang menunjang analisis pengaluran, yaitu struktur naratif roman ini tidak teratur. Analisis penampilan latar ruang yang memperlihatkan adanya kesalahan informasi tentang ruang dan analisis latar waktu yang memperlihatkan adanya petunjuk waktu yang implisit, ketidakpastian waktu peris tiwa dan peleburan waktu, turut menunjang hasil analisis pengaluran.
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah uielakukan analisis sintagmatik dan paradigmatik adalah struktur narstif roman L`Aman yang menampakkan ketidakteraturan dalam penceritaannya yaitu pengaluran, penokohan dan penggambaran latar ruang dan waktu, disebabkan oleh keter_batasan daya ingat Tokoh Penutur ketika menuliskan kisah kehidupan masa lalunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andam Dewi Saptarini
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai tokoh mayat dalam drama Amedee ou Comment s'en debarrasser karya Eugene lonesco. Tujuan penelitian adalah untuk memahami hubungan mayat dengan keseluruhan karya serta untuk memahami makna mayat.
Metode yang dipakai adalah metode struktural. Teori yang digunakan untuk menganalis adalah teori tentang tearer yang dijabarkan oleh Anne Ubersfeld yang mencakup teori alur dan skema antar, tokoh, ruang dan waktu, serta teori tentang metafora dari Mariana Tutescu.
Hasil penelitian memperlihatkan hubungan mayat dengan unsur-unsur struktur karya yaitu dengan alur tokoh, ruang dan waktu. Analisis alur dilakukan dengan menyusun skema aktan. Hasil penelitian menunjukkan mayat berperan dalam alur. Keberadaan mayat mencetuskan konflik dan usaha subyek untuk membuangnya menyebabkan gerak alur. Pembahasan tokoh menunjukkan bahwa mayat mempengaruhi kondisi tokoh, tindakan tokoh dan hubungan antar tokoh. Tokoh menjadi terpenjara dalam rumah mereka, tidak bebas, tertekan, ketakutan dan menderita. Hubungan antar tokoh yang telah renggang atau tidak harmonis bertambah buruk dengan kehadiran mayat tersebut.
Dari analisis tokoh juga terlihat bahwa mayat adalah satu_satunya tokoh yang bebas dan menyebabkan tokoh lain tidak bebas. Mayat memenuhi ruang tempat tinggal tokoh. Dia mendesak tokoh. Selain mempengaruhi ruang fisik, kehadiran mayat juga mempengaruhi la vie interieure kedua tokoh yang lain. Ruang dalam drama ACS memiliki 3 fungsi yaitu fungsional, referensial dan simbolis.
Ruang yang tertutup rapat melambangkan manusia yang terasing dari sekelilingnya. Oposisi-oposisi ruang (ruang tertutup dan ruang terbuka, ruang penuh dan ruang kosong) mematerialisasikan perasaan_-perasaan tokoh-tokohnya yaitu tekanan dan kelegaan. Pertumbuhan mayat seiring dengan berjalannya waktu. Kehadiran mayat juga mempengaruhi waktu subyektif kedua tokoh yang lain.
Analisis mengenai makna mayat melalui kajian tema-tema memperlihatkan bahwa mayat dalam drama ini melambangkan kematian cinta kedua pasangan tersebut. Atau dengan kata lain, mayat itu metafora dari kematian cinta. Selain simbol dari kematian, mayat dalam ACS merupakan simbol dari kebebasan. Pemahaman makna mayat akan memperjelas pemahaman drama ini karena mayat menjadi kunci dalam drama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenny Sulystyorini
"Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana sifat-sifat misantrop ditampilkan melalui tokoh Alceste dan memperlihatkan konflik yang terjadi antara tokoh ALceste dengan tokoh-tokoh lainnya karena sifat misantrop tokoh Alceste.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Analisis unsur-unsur sintagmatik yaitu pengaluran dan alur dilakukan dengan menyusun urutan satuan isi cerita lebih dahulu. Kemudian dilakukan pengelompokan satuan isi cerita berdasarkan tokoh-tokoh yang hadir dalam cerita. Hasil pengelompokan satuan isi cerita tersebut mengungkapkan bahwa tokoh Alceste adalah tokoh utama cerita yang mempunyai sifat misantrop. Peristiwa-peristiwa yang ada menampilkan sifat-sifat misantrop yang dimiliki oleh tokoh Alceste. Karena sifat misantropnya itu pulalah ia tidak pernah berhasil menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Bahkan hubungan cinta yang dijalin Alceste dengan Ce1imene pun menemui kegagalan. Ia juga terlibat konflik dengan tokoh-tokoh lainnya karena sifat mi antrop tersebut. Sete_lah itu disusun fungsi-fungsi utama beserta bagan untuk menemukan logika cerita. Hasil analisis alur memperlihatkan bahwa cerita selain digerakkan oleh rasa benci Alceste pada manusia dan keengganannya untuk bergaul, cerita juga dige_rakkan oleh rasa cinta Alceste yang dalam pada Celimbne.
Analisis unsur-unsur paradigmatik dilakukan terhadap tokoh. Hasil analisis tokoh mengungkapkan bahwa sifat tokoh Alceste yang tertutup, tidak mau membuka diri, enggan ber_gaul, membenci sesamanya, suka berterus terang dan suka mengumpat menimbulkan konflik dengan tokoh-tokoh lainnya sehingga tokoh Alceste tidak dapat menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Sedangkan kehadiran dan tindakan tokoh-tokoh lain dalam drama ini semakin memperkuat tokoh Alceste untuk bersikap misantrop."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michelle M.
"Penelitian dalam penulisan skripsi ini berawal dari timbulnya asumsi bahwa roman La Rose de Java karya Joseph Kassel merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol. Asumsi tersebut didukung dengan ditampilkannya ciri-ciri petualangan dalam roman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa La Rose de Java adalah roman dengan tema petualangan yang menonjol dan mendeskripsikan unsur-unsur struktural mans saja yang mendukungnya.
Petualangan memiliki kata dasar tualang. Bila ditambahkan awalan bar- pada kata dasar tersebut, menjadi berhialang berarti mengembara kemana-mana dan berbuat sesuatu secara nekad. Kata rualan juga mengbasilkan kata petualang yaitu orang yang bertualang, orang yang sutra memperoleh sesuatu dengan Cara sulit dan nekad. Petualang ditambah dengan akhiran -an, menjadi petualangan berarti perbuatan tualang dan perbuatan menekad. Dalam bahasa Francis, aventure, yang juga berarti petualangan memiliki beberapa makna: bahaya, unman, kecelakaan; nasib, kebetulan, terjadi secara tidak terduga, pengalaman yang mengandung bahaya.
Teori yang dipakai sebagai pijakan penelitian ini adalah teori sintagmatik dan paradigmatic, yang berisi analisis pengaluran, alur, tokoh dan latar, dan teori mengenai sekuen.
Melalui analisis sintagmatik terlihat bahwa terra petualangan terdapat dalam pengaluran, dengan tampilnya peristiwa-peristiwa berbahaya, perjalanan dan hubungan cinta dalam sekuen-sekuennya. Demikian pula dalam alur cerita, perjalanan yang merupakan sebagian besar kisah cerita menampilkan adanya tema petualangan, karena perjalanan tersebut hanya merupakan salah satu petualangan dalam kehidupan sang tokoh utama.
Dalam analisis paradimatik tentang tokoh, terlihat dalam beberapa tokoh, sosok seorang petualang. Mereka berani menantang bahaya karena ingin memuaskan nafsu. Analisis mengenai latar twang menunjukkan bahwa tempat-tempat yang tampil menawarkan sesuatu yang berbahaya.
Setelah melakukan analisis terlihat bahwa La Rose de Java merupakan roman dengan tema petualangan yang menonjol dan tema itu terlihat pada semua unsur-unsur struktural karyanya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>