Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhandi Mulia
"Berdasarkan hasil kajian literatur, aktivitas hauling, loading, dan dumping merupakan aktivitas berisiko tinggi di pertambangan (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). Pada tahun 2015 sampai 2018, di PT. XYZ telah terjadi beberapa kecelakaan pada aktivitas tersebut, sehingga menyebabkan fataliti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko mendalam terkait tiga kegiatan tersebut di PT. XYZ. Kajian risiko dilakukan dengan metode failure modes and effects analysis (FMEA). Ditemukan 71 mode kegagalan potensial di PT. XYZ, terdiri dari 7 temuan tahap persiapan, 18 temuan proses pemuatan, 35 temuan proses pengangkutan, dan 11 temuan proses pembongkaran. Dari 71 mode kegagalan, 25% mode kegagalannya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, seperti kerusakan ban dumptruck akibat batu tajam, kegagalan fungsi rem, ban bocor saat berjalan, unit loader menabrak batu besar ketika manuver, unit loader terkena pentalan batu dan mengenai kabin ketika pengisian, ban unit loader mengalami sayatan besar akibat ceceran batu tajam, unit dumptruck terperosok di permukaan labil, kendaraan ringan terjatuh saat berjalan di tebing. Oleh karena itu, perlu dilakuan peningkatan perawatan pada unit alat berat, lingkungan kerja aman, dan peningkatan kompetensi operator.

Loading, hauling, and dumping activities are high risk acitivities in mining, based on the literatur review (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). During the period of 2015 to 2018, there were several accidents related to loading, hauling, and dumping activities that causing fatalities at PT. XYZ. Therefore, detail risk assessment need to be performed of these three activities at PT. XYZ. The failure modes and effects analysis (FMEA) method was used in this study. 71 potential failure modes were identified, consist of 7 failure modes at preparation step, 18 failure modes at loading process, 35 failure modes at the hauling process, and 11 failure modes at the dumping process. About 25% of the 71 potential failure modes were very high risk level. They were dumptruck tire failure due to scattered sharp stones, brake failure while operating dumptruck, tire damage while operating, loader unit crahsed with big stones while maneuvering, loader cabin hit by hanging stones while loading, scratched tire of the loader unit due to scattered sharp stones, the dumptruck caught in the labile surface, and light vehicle fell down from benches. As recommendation, it is important to strengthen maintenance of heavy equipment, improve safe environment, and increase operator competence."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutma Pujiwat
"ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.

ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Hans Gurning
"Terminal merupakan unsur utama yang paling penting dari Pelabuhan dalam melayani kapal dalam melaksanakan bongkar muat barang. Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan bongkar muat barang disesuaikan dengan jenis barang, kemasan barang yang akan ditangani dan jenis kapal yang akan dilayani. Namun di Pelabuhan memiliki kendala dalam dwelling time. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai dwelling time. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi pemodelan sistem dinamik untuk mengurangi dwelling time di Pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal dan penerapan Ekosistem Logistik Nasional. Metode yang digunakan dengan sistem dinamik akan menunjukkan faktor utama dalam mengurangi dwelling time. Selain itu juga, dilakukan penerapan ekosistem logistik nasional dalam mengurangi dwelling time di pelabuhan JICT. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa pengaruh terbesar dari dwelling time di Pelabuhan JICT adalah aspek kepabeanan dan infrastruktur. Pengembangan model berdasarkan dari dwelling time, arus kontainer ke yard dan kuantitas bongkar yang telah di validasi mendapatkan mean error kurang dari 5% dan error variance kurang dari 30% sehingga dapat dilanjutkan dalam penerapan ekosistem logistik nasional. Pada dwelling time terjadi penurunan dari 3,52 hari menjadi 1,50 hari atau sekitar 57%. Peningkatan kuantitas bongkar dari 88.878 TEU’s/Bulan menjadi 96.712 TEU’s/Bulan, serta pada arus kontainer terjadi penurunan dari 161.722 Kontainer/Bulan menjadi 159.019 Kontainer/Bulan. Sehingga penerapan ekosistem logistik nasional dapat diterapkan di Pelabuhan JICT untuk mengurangi dwelling time dan meningkatkan kuantitas bongkar.
...... The terminal is the most important main element of the Port in serving ships in carrying out loading and unloading of goods. The facilities needed in the loading and unloading activities of goods are adjusted to the type of goods, the packaging of the goods to be handled and the type of ship to be served. But in the Port has obstacles in dwelling time. A lot of research has been done on dwelling time. In this study, a simulation of dynamic system modeling was conducted to reduce dwelling time at the Port of Jakarta International Container Terminal and the implementation of the National Logistics Ecosystem. The methods used with dynamic systems will show the main factors in reducing dwelling time. In addition, the implementation of national ecosystem logistics is carried out in reducing dwelling time at JICT ports. Based on the results of processing, it was obtained that the biggest influence of dwelling time at JICT Port was the customs and infrastructure aspects. The development of models based on dwelling time, container flow to yards and quantity of unloading that has been validated gets a mean error of less than 5% and error variance of less than 30% so that it can be continued in the implementation of national ecosystem logistics. At dwelling time there was a decrease from 3.52 days to 1.50 days or about 57%. Increased unloading quantity from 88878 TEU's /Month to 96712 TEU's/Month, and in container flows there was a decrease from Container 161722/Month to 159019 Container/Month. So that the implementation of national ecosystem logistics can be applied at JICT Port to reduce dwelling time and increase the quantity of unloading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikky Putra Utama
"ABSTRAK
Infrastruktur di dalam negara kepulauan yang efektif untuk menyalurkan distribusi barang
yaitu melalui kegiatan bongkar muat pelabuhan. Salah satu pelabuhan yang menjadi objek
penelitian ini yaitu pelabuhan Cigading di Provinsi Banten yang merupakan pelabuhan
untuk penanganan kargo curah kering dan curah cair. Pelabuhan ini akan berkespansi
sesuai dengan visi misi pelabuhan dan untuk meningkatkan penanganan kargo. Ekspansi
dilakukan untuk mencapai target aktifitas pelabuhan sebesar 26.81 juta ton pada tahun
2025. Sehingga dalam ekspansi tersebut memerlukan pendanaan yang besar dan
membutuhkan perencanaan yang tepat dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Metoda
penelitian yang digunakan untuk menganalisis peningkatan kapasitas terminal pelabuhan
adalah dengan mengembangkan kerangka kerja Perencanaan Pelabuhan Adaptif (Port
Planning Adaptive PPA). Kerangka kerja PPA ini memberikan keunggulan
dibandingkan perencanaan konvesional dikarenakan pengembangan PPA dapat
mengindentifikasi, mempunyai fleksibilitas dalam desain dan beradapatasi dari faktorfaktor
ketidakpastian di masa yang akan datang, sehingga perencana dapat menentukan
keputusan terbaik. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui besarnya investasi dan
konsep desain pelabuhan Cigading ketika ekspansi.

ABSTRACT
The effective infrastructure in the archipelago country to distribute goods is through port
loading and unloading activities. One of port that will be the object of this research is
Cigading Port in the Banten Province. Main activities of this port are handling dry bulk
and liquid bulk cargoes. This port will expand in line with ports vision and mission to
increase cargo handling. The expansion is carried out to achieve target of cargo handling
to 26.81 million tons in 2025. This expansion is required big funding, proper planning
and can be adjusted to the needs in the future. The research methodology will use
framework of Adaptive Port Planning (APP). This framework gives advantages compared
to conventional planning because of APP can identify, have flexibility in design, and can
be adapted from the uncertainty factors in the future. By using this framework, port
planner will have several scenarios so he she can determine the best decision to develop
Cigading Port.
"
2019
T55210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Baral Nafy
"Latar belakang. Pekerjaan angkat angkut merupakan aktivitas fisik berat di tempat kerja. Sistem kerja yang berulang dan dengan beban keija yang berat dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berakibat penurunan ketahanan kardiorespirasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui variasi status ketahanan kardiorespirasi dan faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja angkat angkut.
Metode. Disain penelitian menggunakan metode potong lintang. Subyek penelitian berasal dari bagian distribusi. Aktivitas fisik diternpat keija diketahui dari kuesioner dengan mengidentifikasi jenis pekerjaan, jenis kemasan, lama kerja, pekeijaan sampingan, lama istirahat kecil dan jumlah rit per bari. Tingkat ketahanan kardiorespirasi diukur menggunakan metode YM'CA·3Minute step test.
Hasil. Subyek penelitian adalah I 05 pekerja angkat angkut berumur antara 20 - 50 tahun. Sebanyak 59,1 % subyek rnemiliki ketahanan kardiorespirasi yang kurang. Faktor risiko yang berkaitan dengan status ketahanan kardiorespirasi kurang adalah jumlah anak. Faktor demografi, risiko pekeijaan aktivitas rurnah tangga, kebiasaan olahraga, indeks brinkman, indeks massa tubuh, dan pvstur tubuh tidak terbukti mempertinggi risiko ketahanan kardiorespirasi kurang.
Status ketahanan kardiorepirasi tidak berhubungan dengan aktivitas fisik berat di tempat keija. Faktor lainnya yaitu kebiasaan olahraga sedikit mempengaruhi ketahanan kardiorepirasi.. Subyek yang tidak mempunyai anak, mempunyai resiko 9.38 kali terhadap risiko ketahanan kardiorespirasi kurang (OR:9,38 ; CI 95 % : 1,06- 82,95).
Kesimpulan. Status ketahanan kardiorepirasi tidak berhubungan dengan aktivitas fisik berat di tempat kerja. Faktor lainnya yaitu kebiasaan olahraga sadikit mempengaruhi ketahanan kardiorepirasi.

Background. Loading unloading worker had heavy occupational physical activity. System of work and repeated heavy work load may cause health problems that result in a decrease in cardiorespiratory fitness. This study aims to find out the variation of cardiorespiratory fitness and related factors.
Methods. In this cross sectional study, subject were invited and choose purposely from distribution department. Heavy occupational physical activity with a note from the questionnaire by identify the type of job, type of packaging, work period, side job, mini break and work trip . Cardiorespiratory fitness was measured using YMCA-3 minute step test method.
Results. The subject of this study were 105 loading worker aged 20 - 50 years old. We noted that 59,1 % of the subject had low cardiorespiratory fitness. Risk factors that related to low cardiorespiratory fitness were demographic factor, risk of work, household physical activities, sport activities, Brinkmann index, body mass index and posture rating score were not likely correlated to low cardioreSpiratory fitness.
Cardiorespiratory fitness is not related to the heavy occupational physical activity. Other factors such as exercise habits were less likely related to cardiorespiratory fitness. Subject that does not have any children have 9.38 times to low cardiorespiratory fitness (OR=9,38 ; CI 95 % : 1,06 - 82,95).
Conclusion. Cardiorespiratory fitness is not related to the heavy occupational physical activity. Other factors such as exercise habits were less likely related to cardiorespiratory fitness.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Aditya Hamka
"Kapal merupakan sarana transportasi yang paling efektif dalam pendistribusian barang antarpulau. Melalui jalur laut, ribuan ton barang dikemas dalam petikemas, ditumpuk dalam satu kapal, dan dikirim ke tujuan pengiriman. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan terkait petikemas adalah bongkar muat khususnya kegiatan stevedoring. Stevedoring memiliki tujuan untuk memindahkan dan menyusun petikemas dari dermaga ke atas kapal atau sebaliknya. Pihak pelabuhan menyadari bahwa aktivitas stevedoring sangat berbahaya dan memiliki risiko yang tinggi bagi para pekerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang Safety Risk Assessment guna meminimalisir angka kecelakaan kerja pada kegiatan stevedoring. Dengan menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), peneliti mengidentifikasi jenis, penyebab, dan dampak serta pengendalian dari kemungkinan risiko berdasarkan rangkaian aktivitasnya. Melalui metode tersebut, peneliti mendapatkan hasil berupa risk matrix dan risk level, yang kemudian diteruskan dengan mencari root cause dari suatu kecelakaan yang memiliki tingkat risiko 5 tertinggi dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA).

Ship is the most effective transportation in the distribution of commodities between islands. Thousand tons of commodities packed in the container, stacked in a ship, and sent to the destination of delivery through the sea. One critical activity related to the container is loading and unloading activities, named stevedoring. Stevedoring is a series of activities to move and arrange container from the wharf to the ship and vice versa. The container terminal side realized that these activities are very dangerous and have a high risk for the workers.
This research aims to design a Safety Risk Assessment in order to minimize the number of work accidents on stevedoring. By using Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), researcher identified the types, causes, effects, and also control of any possible risks based on each activity on stevedoring. From this method, researcher get the result in the form of risk matrix and risk level that will be continued to be used in finding the root cause of accident which has the five highest of risk level by using Fault Tree Analysis (FTA).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library