Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Rayhan Kamil
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang sebaran rumput laut berdasarkan kondisi fisik yang mencakup suhu permukaan laut, muatan padatan tersuspensi (MPT), arus, salintas, serta oksigen terlarut (DO) untuk menentukan wilayah potensial pengembangan budidaya rumput laut di Pantai Ujunggenteng. Penelitian deskriptif ini menggunakan analisis spasial dengan menerapkan metode penginderaan jauh dan survey lapangan pada 15 lokasi untuk pengumpulan dan pengolahan datanya. Setelah data terkumpul dan terolah analisis selanjutnya yang digunakan adalah metode overlay peta. Hasil penelitian menunjukan sebaran rumput laut merata hampir di setiap karang dan menunjukan adanya kesesuaian kondisi fisik pantai dengan syarat budidaya rumput laut di Pantai Ujunggenteng. Berdasarkan sebaran dan kondisi fisik perairan inilah kemudian dapat ditentukan bahwa wilayah yang potensial adalah wilayah karang dan teluk serta bagian timur pantai dengan radius sampai 200 meter dari bibir pantai, wilayah yang cukup potensial adalah wilayah dengan radius 300-700 meter dari bibir pantai, sedangkan sisanya yang merupakan wilayah laut lepas adalah wilayah yang tidak potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut. ...... This research discusses the distribution of seaweed by the physical conditions that include sea surface temperature, total suspended solids, currents, salinity, and dissolved oxygen (DO) to determine areas of potential development seaweed cultivation in Ujunggenteng beach. This is a descriptive research which uses spatial by applying the method of remote sensing and field surveys in 15 locations for the collection and processing of data. Once the data is collected and processed further analysis is the method of overlaying a map. Based on the distribution and physical condition of the water is then determined that the potential area is the region of the reefs and bays along the east coast with a radius of up to 200 meters from the coast, an area of considerable potential is an area with a radius of 300-700 meters from the beach, while the rest which is an open sea area is the area that is not potential for the development of seaweed cultivation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Arya Adiputra
Abstrak :
Rumput laut merupakan komoditas perairan yang memiliki beragam manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan karena bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah jenis Euchema Cottoni. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wilayah potensi yang dapat digunakan sebagai kawasan budidaya rumput laut di perairan pantai utara Cirebon, Jawa Barat. Penentuan wilayah potensi ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa parameter oseanografi berupa salinitas, suhu permukaan laut, muatan padatan tersuspensi, klorofil-a, arus permukaan laut, dan kedalaman perairan. Nilai salinitas, suhu permukaan laut, klorofil-a, dan muatan padatan tersuspensi diperoleh berdasarkan pengolahan data satelit penginderaan jauh Landsat 8 OLI. Data arus permukaan laut diperoleh berdasarkan pengolahan data OSCAR. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis keruangan dan deskriptif. Penentuan wilayah potensi budidaya rumput laut dilakukan berdasarkan hasil kesesuaian budidaya rumput laut pada musim barat dan musim timur dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan di sekitar perairan laut Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum wilayah penelitian sesuai sebagai lokasi budidaya rumput laut. Hasil kesesuaian antara musim barat dan musim timur menunjukkan luas wilayah kesesuaian yang tidak jauh berbeda. Dari luas wilayah perairan sebesar 79,23 km2, potensi budidaya rumput laut di wilayah perairan pesisir Cirebon memiliki persentase luasan sebesar 9,86 pada musim barat dan 13,85 pada musim timur, serta berada pada wilayah perairan Kecamatan Lemahwungkuk, Kecamatan Mundu, sebagian Kecamatan Kejaksan, dan sebagian Kecamatan Astanajapura. ...... Seaweed is known as a water resource that contains various benefits for human life. One species of seaweed that is widely used because of its benefits in health and economy is the Euchema Cottoni. The goal of this research is to identify potential sea areas that can be used as a site to cultivate seaweed. Determining potential areas is done by considering several oceanographic parameters such as salinity, sea surface temperature, total suspended solids, clorophyll a, sea surface currents, and bathymetry. All the mentioned oceanographic parameters will be acquired by remote sensing data processing of Landsat 8 OLI. Variations in sea surface current values are obtained according to OSCAR data processing. Analysis in this research uses spatial anlaysis and descriptive analysis. The identification of potential seaweed cultivation areas are done according to the results of seaweed feasibility during west and east seasons by considering environmental conditions around Cirebon seawaters. Results of this research show that generally, the study area is feasible as seaweed cultivation areas. The results of west and east season feasibility show that feasible areas and the whole measured areas do not display much differences. Based on water area of 79.23 km2, potential of seaweed cultivation in coastal areas of Cirebon has a percentage of 9,86 in the wet season, and 13,85 in the east season, and is located in water bodies of Lemahwungkuk District, Mundu District, part of Kejaksan District, and part of Astanajapura District.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Safira Fakhraini
Abstrak :
Sekuestrasi karbon pada makroalga melalui fotosintesis dapat berkontribusi terhadap permasalahan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sekuestrasi karbon pada makroalga Kappaphycus striatum dengan umur pemeliharaan yang berbeda; usia bibit (25 hari) dan usia panen (60 hari). Sampel diambil secara acak pada sistem budidaya lepas dasar, di Desa Alaang, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diamati ialah kadar karbon melalui analisis gravimetri. Pengukuran laju pertumbuhan dan eksperimen botol gelap-terang juga dilakukan untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon pada lahan budidaya rumput laut seluas 1,552 m2 ialah sebesar 13.28 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia bibit dan 26.23 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia panen. Nilai ini secara berturut-turut setara dengan 66.07 ton C/ha/siklus tanam dan 125.51 ton C/ha/siklus tanam. Berdasarkan hal ini, potensi sekuestrasi karbon pada makrolaga usia panen 32.78 % lebih besar daripada makroalga usia bibit. Hasil juga menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon dapat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan dan produktivitas primer. Selanjutnya, manajemen kawasan budidaya rumput laut dengan mengintegrasikan nilai ekologi dan nilai ekonomi, dapat berpotensi untuk menyediakan berbagai manfaat baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
Carbon sequestration on macroalgae through photosynthesis can contribute to the mitigation of climate change problem. This research aimed to analyse carbon sequestration potential on macroalgae Kappaphycus striatum with different harvested ages; i.e. young (25 days) and adult (60 days). Samples were collected randomly from off-bottom seaweed aquaculture system, at Alaang Village, Alor Island, East Nusa Tenggara. The parameter observed was carbon content determined by using gravimetric analysis. Growth rate measurement and light-dark bottle experiment were also conducted to be further analysed. Results showed that total area of seaweed aquaculture in Alaang Village was 1,552 m2. According to our analysis, it was estimated that the carbon sequestration potential of macroalgae Kappaphycus striatum was 13.28 tonnes C/cycle for young and 26.63 tonnes C/cycle for adult. These results were equal to 66.07 tonnes C/ha/cycle and 125.51 tonnes C/ha/cycle, respectively. Therefore, the carbon sequestration potential of adult was higher about 32.78% than that of young. It can be concluded that the carbon sequestration potential was influenced by growth rate and primary productivity. Further study on sustainable management of seaweed aquaculture sites, by considering ecological and economic values, could potentially provide multiple functions both for human and ecosystem.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgi Citra Nabila
Abstrak :
Peninjauan aktivitas budidaya rumput laut secara optimal perlu dilakukan mengingat tingginya daya dukung lingkungan dan bernilai ekonomis. Namun perkembangan pariwisata membuat aktivitas budidaya rumput laut terus terdesak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan dan aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan beserta hubungannya. Variabel yang digunakan ialah kondisi perairan, pengelola, teknologi, manajemen, dan objek wisata. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut di Pulau Serangan diperoleh melalui pengolahan data citra Landsat 8 tahun 2020 serta pengukuran lapang in situ maupun ex situ. Survey dan wawancara dilakukan untuk menganalisis aktivitas budidaya rumput laut di Pulau Serangan. Metode skoring dan overlay digunakan pada seluruh variabel yang kemudian dianalisis spasial. Analisis statistik deskriptif juga dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kesesuaian wilayah berdasarkan kondisi perairan terhadap jumlah produksi rumput laut. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah yang sesuai untuk budidaya rumput laut terletak di segmen Teluk Lebangan. Aktivitas budidaya rumput laut tinggi terletak di segmen Teluk Lebangan, aktivitas budidaya sedang terletak di segmen Pantai Timur Serangan, dan aktivitas budidaya rendah terletak di segmen Teluk Serangan. Kesesuaian wilayah budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan berupa suhu, salinitas, arus, muatan padatan tersuspensi, dan oksigen terlarut secara simultan berpengaruh terhadap jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan. Semakin tinggi oksigen terlarut, suhu, dan kecepatan arus maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat. Semakin rendah muatan padatan tersuspensi dan salinitas maka jumlah produksi rumput laut di Pulau Serangan akan meningkat. ......Seaweed cultivation is an alternative use of coastal areas. An optimal review of seaweed cultivation activities needs to be done, considering the environment's high carrying capacity and its economic value. However, the development of tourism has made seaweed cultivation activities continue to be pressed. This study aims to analyze seaweed cultivation areas suitability based on water conditions and seaweed cultivation activities on Serangan Island and their relationship. The variables used are water conditions, cultivation, technology, management, and tourist objects. The suitability of the seaweed cultivation area on Serangan Island was obtained through Landsat 8 imagery data processing in 2020 and field measurements in situ and ex-situ. Surveys and interviews were also conducted to analyze seaweed farming activities on Serangan Island. The scoring and overlay methods were used for all variables, which were then analyzed spatially. Descriptive statistical analysis was also carried out to analyze the relationship between the suitability of the area based on water conditions and seaweed production. The analysis results show that a suitable area for seaweed cultivation is in the Lebangan Bay segment. The high level of seaweed cultivation activity is in the Lebangan Bay segment, moderate cultivation activity is in the Serangan East Coast segment, and low cultivation activities are in the Serangan Bay segment. The suitability of the seaweed cultivation area based on water conditions in temperature, salinity, current, total suspended solids, and dissolved oxygen has a simultaneous effect on seaweed cultivation activities on Serangan Island. The higher the dissolved oxygen, temperature, and current speed, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase. The lower total suspended solids and salinity, the amount of seaweed production on Serangan Island will increase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library