Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Omar, Ogenyi
London: Financial Times Management, 1999
658.87 OGE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakara: Elex Media Komputindo, 1992
658.8 RET t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dyonisius Beti
Abstrak :
P.T. Arta Buana Sakti sebagai pemilik dan pengelola pusat pertokoan Gajah Mada Plaza menghadapi kenyataan bahwa persaingan di bidang bisnis penyewaan pusat pertokoan makin ketat.
Pada saat ini pusat pertokoan Gajah Mada Plaza menikmati tingkat pengisian yang tinggi yaitu 98% dengan harga sewa yang relatif tinggi, harga sewa ini hanya lebih murah dan Pusat Pertokoan Plaza Indonesia.
Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza mula-mula dibangun hanya melihat adanya suatu peluang, dengan mencontoh pusat-pusat pertokoan sebelumnya yang lebih berhasil tanpa mengerti sifat sifat dari suatu lembaga eceran. Manajemen hanya mencontoh yang kelihatannya berhasil dan berusaha memuaskan pengunjung dan penyewa tanpa adanya pengertian mengenai sifat-sifat lembaga eceran. Tentu saja cara ini cukup sulit mencapai sepenuhnya apa yang diharapkan untuk menghaðapi perubahan lingkungan di masa yang akan datang.
Untuk mempertahankan tingkat pengisian di dalam persaingan yang semakin ketat maka dicoba untuk mengenali sifat lembaga eceran dengan Teori Roda Eceran (The Wheel of Retailing). Dengan dimengertinya sifat-sifat suatu lembaga eceran maka diharapkan dapat clirumuskan suatu strateji pemasaran yang kompetitif sehingga dapat mempertahankan tingkat pengisian seperti sekarang ini, dengan pengertian memperpanjang siklus roda dan lembaga.
Di dalam mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, maka langkah-langkah yang dilakukan :
- Mengumpulkan data-data pesaing dan brosur-brosur yang diter bitkan oleh masing-masing pusat pertokoan, lalu menanyakan kepada pengelola secara informal dan akhirnya dikonfirmasikan dengan pengecekan di lokasi.
- Mengumpulkan data lingkungan dari Biro Pusat Statistik dan media massa.
- Menggunakan model ?Grand Strategy Clusters? dari Thompson dan Strichiand sehingga diperoleh ?grand strategy? yang dapat digunakan oleh lembaga. Grand strategy ini ditentukan dan posisi kekuatan bersaing dengan pertumbuhan industri sehingga didapat alternatif grand Strategy. Untuk menetap kan grand strategy yang tepat diperlukan telaah lebih lanjut dan basil temuan data-data pesaing dan lingkungan umum.
- Mempelajani teori-teori dan lembaga eceran untuk memberikan gambaran mengenaf sifat suatu lembaga eceran. Teori roda eceran merupakan salah satu dan teori-teori mengenai lembaga eceran dan pada karya akhir ini akan digunakan sebagai alat untuk menganalisis sifat-sifat perkembangan lembaga eceran di Jakarta.
- Menemukan keunggulan komparatif pusat pertokoan Gajah Mada Plaza yang akan dicapai sebagai dasar pengembangan strategi pemasaran yang kompetitif.
- Mengembangkan Strateji Pemasaran Kompetitif dengan menggabungkan :
a. Keunggulan komparatif Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza
b. Hasjl analisis teori roda eceran
c. Pemanfaatan peluang dan lingkungan luar
d. Antisipasi ancaman dari lingkungan luar.
Dari langkah-langkah pengembangan ini dihasilkan suatu strateji pemasaran kompetitif yang diharapkan dapat memperta hankan tingkat pengisian dan Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Hidajat Effendi
Abstrak :
Bisnis retail merupakan kegiatan yang meiibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen untuk pemakaian pribadi, keluarga atau rumah tangga dan merupakan tahapan final dalam proses distribusi. Dalam perkembangannya di Indonesia, bisnis retail memiliki harapan cerah sebagai akibat jumlah penduduknya sangat besar dengan tingkat kebutuhan yang besar pula serta daya beli yang semakin baik karena pendapatan yang makin baik pula (sebelum krisis ekonomi terjadi). Disamping itu perkembangan jaman telah berdampak pula pada bentuk bisnis retail ¡tu sendiri, dimana semula konsep retail tradisional hanya berupa toko-toko lokal yang independen, kini mengalami peralihan menjadi toko dengan skala nasional, intemasional dalam bentuk pusat pusat perbelanjaan yang modern, seperti supermarket, hypermarket, pasar swalayan, pasar perkulakan, toko serba ada dan lain sebagainya. Pertumbuhan tersebut tentu saja berdampak pada pesatnya tingkat persaingan yang semakin ketat disamping peningkatan minat investor untuk terjun di dunia retail.
Kota-kota besar di Indonesia dimana kebanyakan para retailer melakukan investasi awal disana, acapkali dijadikan tempat untuk seseorang mencari pekerjaan atau nafkah bagi sebagian masyarakat kota-kota kecil di sekitamya. Hal ini tentu saja berdampak pada semakin banyaknya jumlah penduduk di kota tersebut hingga membawa perubahan sosial budaya pada kehidupan masyarakat kota. DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari hal-hal tersebut Kota ini menjadi obyek pekerjaan bagi mereka yang berada di sekitamya, seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Perkembangan-perkembangan yang terjadi, baik pada kota-kota besar khususnya Jabotabek, dan bisnis retail, menuntut adanya usaha optimal bagi mereka yang akan dan telah melakukan investasi di bisnis retail untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumen, yang berlatar belakang berbeda-beda, dengan memberikan kepuasan yang sesuai dengan pengharapan mereka, baik ¡tu dari segi ragam produk yang ditawarkan hingga faktor terpenting yaitu bentuk pelayanan yang memuaskan hati mereka. Hal-hal tersebut juga dihadapi pula oleh Circle K Indonesia Waserba yang memegang hak franchise dari Circle K International sebagal sebuah retail yang keberadaannya di Indonesia merupakan pionir convenience store dari luar (Franchisee dari Circle K International di Ameiika Serikat).
Permasalahan yang dihadapi oleh Circle K di Indonesia adalah persaingan yang semakin meningkat baik itu akibat jumlah retailer yang meniingkat (besar maupun kecil) untuk memperebutkan berbagai macam status sosial konsumen yang dalam mengambil keputusan dalam pembelian sesuatu banyak dipengaruhi oleh perubahan dinamis yang terjadi pada lingkungannya, seperti faktor ekonomi, sosial-budaya, secta politik dan hukum, disamping peran serta atau bujuk rayu perusahaan itu sendiri terhadap mereka. Selain itu, masalah yang sebenamya terbesar adalah pada diri Circle K sendiri, yaltu meski sejak keberadaannya di tengah masyarakat (tahun 1986) dan telah terjadi perpindahan kepemilikan sekali (kepada PT. Mantrust Group) temyata nama Circle K belum begitu tertanam pada benak konsumen sebagal sebuah c-store tempat berbelanja kebutuhan akan convenience goods yang memberikan kemudahan, kecepatan, dan pelayanan plus. Akìbatnya, tiada pilihan lain bagj Circle K Indonesia Waserba bahwa saat ¡ni harus mampu membuat strategi pemasaran yang tepat guna agar dapat survive (langgeng) dan muncul menjadi yang terbaik ditengah tingginya tingkat persaingan di industri jasa ini.
Penelitian karya Akhir ini bertujuan untuk dapat menganalisis strategi pemasaran yang telah dllakukan Circle K serta mengidentifíkasi kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dijadikan rekomendasi alternatif bagi pemantapan atau perbaikan strategi pemasaran dalam rangka persiapan menghadapi perkembangan bisnis retail baik dari lokal maupun asing pada saat ini dan mendatang.
Dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan perusahaan. dan kemudian melihat pula aspek peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimliki oleh Cirde K indonesia Waserba, maka disusunlah strategi alternatif berupa matriks SWOT, Selanjutnya untuk dapat menghasilkan strategi pemasaran yang efektif, strategi alternatif tersebut disesuaikan terlebih dahulu dengan beberapa faktor kunci keberhasilan yang harus dimliki oleh sebuah retailer. Adapun faktor kunci keberhasilan tersebut adalah produk yang tepat. jumlah yang efektif, harga yang optimal, waktu yang tepat, pelayanan yang baik, tempat yang strategis, dan komunikasi yang baik.
Strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Circle K secara umum sudah cukup baik, hanya terdapat hal-hal pokok yang kurang optimal terutama tentang promosi dan produk, sehingga diperlukan tindakan perbaikan pada beberapa hal pokok tersebut. Untuk dapat langgeng dan unggul dalam tingkat persaingan yang tajam di saat sekarang ini dan masa mendatang, benkut adalah saran-saran yang kiranya sangat berguna, yaitu : menterjemahkan dan menyesuaikan visi yang telah ada ke dalam suatu "bahasa" yang mudah diterima dan dipahami oleh para stokholder, mengembangkan dan menyesuaikan misi yang ada ke suatu bentuk yang lebih sesuai dengan keadaan dan kondisi saat ini dan mendatang, menetapkan suatu tujuan pemasaran sebagai arah tindakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan visi perusahaan, mempertegas segmen yang dituju untuk kemudian dilakukan positioning yang tepat, melakukan diferensiasi produk, jasa dan image, mempertahankan strategi harga yang telah dilakukan, melakukan kegiatan intelijen pasar dan pesaing yang aktif, meningkatkan kerjasama dengan partner bisnis yang telah ada maupun pesaing atau malah menjalin kerjasama baru, melakukan kegiatan promosi aktif yang disesuaikan dengan target sasaran melalui media yang tersedia, menciptakan corporate public relation, melakukan pendidikan dan pelatihan para karyawan dengan penekanan pada usaha memberikan kepuasan kepada konsumen dan kemudian melakukan benchmarking, pembentukan Quality Function Deployment, empowerment karyawan dan yang terpenting melaksanakan Total Quality Management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library