Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wahyuningsih
"Kepesertaan JPKM masih rendah atau hanya 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia (SUSENAS 2004 dalam Depkes RI 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor dari dalam dan faktor-faktor dari luar keluarga terhadap kepesertaan masyarakat dalam JPKM sukarela di Kota Metro Tahun 2008. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kepala KeIuarga (KK) di Kota Metro Lampung. Penelitian ini merupakan survei (non experiment) dirnana data ini dikumpuIkan seeara cross sectional. Jumlah sampel 131 IC.K yang diambil secara klaster yaitu di tiap kecamatan diambil satu kelurahan tiap kelurahan secara random ditentukan sampel menurut jumlah proporsi KK yang ada (sconpel random sampling).
Penelitian ini kemudian menemukan bahwa ada hubungan antara faktor-faktor dari dalam keluarga (Umur KK, Jenis kelamin KK, Pendidikan KK, Pengetahuan KK, Pekerjaan KK, Penghasilan KK, Juralah anggota keluarga dan Arti sakit bagi keluarga) dan faktor-faktor dari luar keluarga (Promosi JPKM, Dukungan Pernerintah, Keberadaan asuransi lain/Askin, Pola Perilaku Masyarakat dalarn Menghadapi Sakit, Lokasi pelayanan Kesehatan dengan JPKM) terhadap kepesertaan dalam JPKM. Dan i penelitian ini ditemukan hanya 14,5% yang menjadi peserta JPKM. Ini diperkuat dengan fakta pertanyaan terbuka yang menyatakan rnasyarakat mempersepsikan bahwa JPKM adalah jaminan pemeliharan kesehatan untuk orang miskin.
Analisis variabel dalam penelitian ini menernukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan KK (faktor dari dalam keluarga) serta variabel dukungan pemerintah dan pola perilaku masyarakat dalam menghadapi sakit (faktor dari luar keluarga) dengan kepesertaan JPKM. Dan Analisis selanjutnya (multivariat) ditemukan bahwa faktor pengetahuan KK berpengaruh terhadap kepesertaan .TPKM sukarela (p-,043) Odd Ratio (OR) 3,42 yang berarti mereka (KK) yang rnengetahui JPKM sukareta mempunyai pe1uang 3-4 kali menjadi peserta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan sangat mempengamhi kepesertaan JPKM sukarela melalui pembentukan persepsi yang benar tentang .JPKM Sebagai saran maka JPKM sukarela ini yang sebenamya merupakan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai mana yang dicita-citakan dalam pembangunan kesehatan perlu didorong melalui extensifikasi sosialisasi JPKM sukarela yaitu melalui berbagai peluang, jalur dan cam yang memungkinkan. Ini sesuai dengan amanat UU no 23 Th 1992 tentang kesehatan pasal 66 ayat 1: Pemerintah mengembangkan, membina dart mendorong jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (.111134) sebagai cam yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan perneliharaan kesehatan, yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya , berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan
The study has a purpose on explore the internal and external factors on the family for the voluntarily membership of the RICA at Kota Metro, Lampung at the year of 2008. The study is a survey (non-experiment) and data is gathered by a cross sectional design. The population of the study is the Head of the Household (NH) of Kota Metro, Lampung. The sample size is 131 of HH that withdrawn by a cluster sampling method, i.e. in every sub-district there will be one neighborhood is chosen, and from every neighborhood, a random sampling method is used to get the sample proportionately with the number oh the HH in the neighborhood.
The study found that there is a relationship between the family internal and the external factors with the membership for JPKM. The internal factors are consists of the age, sex, education, knowledge, occupation, and the income of the HA member of the family, and the mean of the illness for the family. While the external factors are the .113KIvl campaign, government support, availability of Poor Family Insurance or other insurance, community behavior pattern to deal with the illness, the location of health services with WKM. The study reveal that there is only 14.5% is a member of JPKM, because mostly perception on the community say that JPKM is a health security for the poor.
Analysis found that there is a significant relationship between variables of HH's knowledge (family's internal factor), government support variable and community behavior pattern in dealing with the illness (family's external factor), and the membership of JPKM Further analysis (multivariate) found that the factor of HI-I's knowledge have the influence to the involuntary membership on JPICIVI (p value: 0.043) has the OR on 3.42, and it means that I-11-1 with a good knowledge have opportunity to become a JPKM membership 34 times in compare with HH with low knowledge.
To conclude, knowledge has a great extent in influencing the voluntary membership for JPIKM through a proper understanding of perception on JPKM It is suggested, as it hopes in the health development goals, that voluntary JPKM membership, as a form of community participation on health area, should be supported by a broadening socialization of the JPKM voluntary membership through any opportunity, channel and possibilities way. This also consistent with the statement of the U1.1 NO. 23, 1992 in relation to health, at the Chapter 66 verse 1 "The government should support and encourage the JPKM as a foundation of any application for health care that financed by a pre-finance scheme, base on a kinship mutually affair".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ubai Sulistiani
"Rebranding adalah aktivitas di perusahaan atau institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan untuk menjadikan label serta personalitas pembeda dengan lembaga atau institusi lain. Upaya rebranding yang dilakukan RSUD DKI Jakarta bertujuan untuk memperbaharui posisi brand melalui perubahan nama, logo, meningkatkan kesan positif serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan poli rawat jalan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 lokus Rumah Sehat Untuk Jakarta yaitu RSUD Pasar Rebo, RSUD Jati Padang, RSUD Mampang Prapatan, RSUD Kebayoran Lama dan RSUD Kembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rumah Sehat Untuk Jakarta. Untuk menentukan sampel Rumah Sehat Untuk Jakarta menggunakan teknik simple random sampling dengan teknik lottery, sampel responden dalam penelitian ini adalah pasien lama poli rawat jalan berjumlah 96 orang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) serta rebranding terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Persepsi baik terhadap pelayanan kesehatan akan meningkat sebesar 11 kali ketika dilakukannya rebranding menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the position of the brand in the minds of stakeholders and to make labels and differentiating personalities with other institutions or institutions. This study aims to determine the effect of rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta on public perceptions of outpatient poly health services. This research was conducted in 5 loci of Rumah Sehat Untuk Jakarta, as Pasar Rebo Hospital, Jati Padang Hospital, Mampang Prapatan Hospital, Kebayoran Lama Hospital and Kembangan Hospital. The population in this study were users of Rumah Sehat Untuk Jakarta. To determine the sample using simple random sampling technique with lottery technique, the sample respondents in this study were old patients of outpatient clinic totalling 96 people determined by accidental sampling technique. Data were analysed univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there was an influence of characteristics (gender, education, occupation, and income) and rebranding on health services at Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Good perception of health services will increase by 11 times when rebranding to Rumah Sehat Untuk Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Munawir
"Proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta belum berjalan secara optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penumpukan pasien pada beberapa aktivitas tertentu serta lead time pelayanan yang terlalu bervariasi. Proses pelayanan dan penerbitan vaksinasi internasional dilakukan secara cepat mengingat jumlah kunjungan pasien vaksinasi dapat mencapai 400 kunjungan. Kegiatan tersebut dikerjakan secara monoton dan dilakukan berulang-ulang secara cepat akan berpotensi menimbulkan masalah dan mengancam keselamatan pasien apabila proses pelayanan bermasalah.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional di KKP Kelas I Soekarno Hatta dengan pendekatan metode lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kualitatif dan bantuan statistik dasar.
Hasil penelitian digambarkan melalui value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pelayanan dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional selama 14 menit 56 detik dengan aktivitas VA sebesar 6 menit 22 detik (42,63%) dan aktivitas NVA sebesar 8 menit 34 detik (57,37%), proses paling lama terjadi pada langkah anamnesa dan pemeriksaan kesehatan karena menunggu panggilan dokter untuk melakukan anamnesa dan pemeriksaan kesehatan. Waste paling besar adalah waiting waste sebesar 8 menit 23 detik atau 97,85% dari total seluruh waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram ditemukan bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori process.
Usulan perbaikan yang diberikan berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan berupa pembatas antar pasien pada meja anamnesa dan pemeriksaan kesehatan, komunikasi pasien geriatri, pembuatan standarisasi kerja, pembuatan visual management, membuat pelatihan dan motivasi, melakukan penelitian serupa saat peak season, menghitung beban kerja, serta menerapkan 5S.

The process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing is not optimal enough, indicated by the accumulation of patients in certain activities and the lead time process is too varied. The process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing is done quickly because the numbers of visitors can reach 400 patients. The activities are done monotonously and repeated quickly will cause the problems and threaten patient safety if there are problems with the service process.
The aim of this research is to get analysis result of the process of vaccination services and international certificate of vaccination publishing using lean six sigma approach. This research is operational research type which use qualitative design with basic statistic.
The result of this research were described with value stream mapping that showed the lead time of vaccination services and international certificate of vaccination publishing for 14 minutes 56 seconds with value added activities for 6 minutes 22 seconds (42,63%) and non-value activities for 8 minutes 34 seconds (57,37%), the longest process happens on historical and medical examination due to the waiting for the historical and medical examination activity. The biggest waste is waiting activities for 8 minutes 23 seconds or 97,85% of the total waste. Based on fishbone diagram analysis, it was discovered that the root cause of problem mostly comes from process category.
The improvements proposed based on the root cause problems found are divider between patient in historical and medical examination desk, geriatric patient communication, work standardization, visual management creation, training and motivation, conducted similar research in peak season visitors, workload calculation and 5S implementation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inaz Kemala Dewi
"WHO memiliki target untuk mengeliminasi tuberkulosis pada 2035. Pembangunan dunia bebas TB tidak cukup dengan perluasan cakupan penegakkan diagnosis dan pengobatan saja, melainkan butuh sistem kesehatan yang bermutu tinggi di dalamnya. Rumah Sakit Khusus Paru Kabupaten Karawang sebagai rumah sakit rujukan TB di Kabupaten Karawang yang diharapkan dapat membantu eliminasi TB di Kabupaten Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi mutu pelayanan TB dengan menggunakan kombinasi Framework High Quality Health System dan Quality of Tuberculosis Service Assessment. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis mutu pelayanan TB mulai dari segi pondasi sistem pelayanan tuberkulosis, proses perawatan serta dampak mutu pelayanan tuberkulosis. Data primer didapatkan melalui wawancara mendalam dengan pemangku jabatan, penyedia pelayanan kesehatan dan pasien serta observasi lapangan. Data sekunder didapatkan dari data kunjungan, laporan serta SPO yang digunakan dalam pelayanan TB. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari segi pondasi sistem pelayanan tuberkulosis masih memiliki kelemahan di aspek penganggaran khusus penanggulangan TB, sosialisasi kebijakan pelayanan TB serta peningkatan jejaring internal dan eksternal. Proses perawatan tuberkulosis yang berjalan masih kurang dari segi komunikasi interaksi pasien-penyedia pelayanan di Instalasi Rawat Inap serta monitoring follow up pasien sehingga mengakibatkan hambatan dalam pelayanan. Sehingga permasalahan dari segi pondasi dan proses perawatan yang bermutu kurang baik memberikan dampak berupa rendahnya angka keberhasilan pengobatan pasien TB serta adanya peningkatan pasien loss to follow up, tidak dievaluasi dan meninggal dunia. Penguatan pondasi sistem kesehatan tuberkulosis disertai implementasi proses perawatan yang berkelanjutan dan terintegrasi akan menghasilkan hasil pengobatan yang baik serta kepuasan bagi pasien.

By 2035, the WHO aims to end TB. Expanding diagnosis and treatment options alone won't be enough to create a world free of TB, but it requires a high-quality health system within it. Karawang Lung Hospital serves as a TB referral hospital and is anticipated to aid in the eradication of TB in Karawang Regency. This study aims to optimize the quality of TB services by using a combination of the High Quality Health System Framework and the Quality of Service Tuberculosis Assessment. This study is a case study with a qualitative approach to analyze the quality of TB services starting from the foundation of the tuberculosis service system, the treatment process and the impact of the quality of tuberculosis services. Primary data were obtained through in-depth interviews with stakeholders, health service providers and patients as well as field observations. Secondary data was obtained from visit data, reports and procedurs used in TB services. The results of the study showed that in terms of the tuberculosis service system, it still has weaknesses in the aspect of special budgeting for TB control, policies on socializing TB services and increasing internal and external networks. The current tuberculosis treatment process is still lacking in terms of patient-service provider interaction in the Inpatient Unit and patient follow-up monitoring resulting in obstacles in service. So that problems in terms of treatment and care processes that are of poor quality have an impact in the form of a low success rate of treatment for TB patients as well as an increase in patient loss to follow-up, not being evaluated and death. Strengthening the foundation of the tuberculosis health system along with implementing a sustainable and integrated treatment process will result in good treatment outcomes and patient satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Hartono
"ABSTRAK
Dunia saat ini sedang memasuki Revolusi Industri Keempat yang ditandai dengan
penggunaan teknologi informasi dan elektronika untuk otomatisasi produksi oleh
industri-industri yang ada. Hal ini akan memberikan dampak yang besar terhadap
seluruh industri barang maupun jasa. Industri kesehatan seperti rumah sakit juga tidak
akan terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi dan elektronika ini.
Pertumbuhan rumah sakit di Indonesia semakin meningkat dengan pertambahan jumlah
rata-rata sebesar 5,2% sejak tahun 2012 sampai dengan bulan April 2018 yang
didominasi oleh rumah sakit swasta profit yaitu sebesar 17,3%. Persaingan antar rumah
sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan menjadi semakin sengit. Pelayanan
rawat jalan merupakan salah satu pelayanan kesehatan rumah sakit yang harus menjadi
perhatian karena merupakan etalase rumah sakit yang menjadi pintu masuk dan titik
pertama dari kontak awal antara pasien dan rumah sakit. Jumlah kunjungan pasien rawat
jalan yang besar, ramai dan padat akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Kualitas
pelayanan merupakan salah satu determinan pendorong yang menjadikan teknologi
informasi sebagai salah satu prioritas kebutuhan di dalam pelayanan kesehatan saat ini.
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang mulai diminati dan berkembang
adalah penggunaan teknologi mobile dan nirkabel di dalam pelayanan kesehatan.
Penggunaan teknologi ini sebagai bagian dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi digital untuk pelayanan kesehatan di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Penelitian ini merupakan
suatu penelitian kualitatif dengan disain analitik operasional dengan melakukan
wawancara mendalam untuk menggali berbagai permasalahan dalam pelayanan
kesehatan di rawat jalan. Permasalahan akses ke pelayanan kesehatan dan pertukaran
informasi menjadi permasalahan-permasalahan utama yang ditemukan dalam penelitian
ini. Fitur pendaftaran poliklinik, e-konsultasi, rekam medik mobile, informasi
pelayanan, informasi produk, edukasi kesehatan, hubungi kami, pengingat dan
permainan dalam suatu aplikasi digital dapat menjadi alternatif solusi terhadap
permasalahan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Jalan.
Pengembangan aplikasi digital ini akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang ada.
Kata kunci: Revolusi Industri Keempat, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kualitas
Pelayanan Kesehatan, Aplikasi Digital, Sistem Informasi Rumah Sakit

ABSTRACT
The world is currently on the cusp of Fourth Industrial Revolution which is
characterized by the use of information and communication technology for the
automation of industrial production. This revolution will impact the entire goods and
services industry. Health industries such as hospitals will also be affected. Hospital
growth in Indonesia has been increasing approximately by 5.2% since 2012 until April
2018, 17,3% dominated mostly by profit oriented private hospitals. The competition will
become tougher. Outpatient care is one of the hospital health services that should be
given more attention because it is the entrance and first point of initial contact between
patient and hospital. It will reflect the overall quality of hospital services. Large number
of outpatient visits and crowded environment will cause various negative effects.
Quality of service is one of the driving determinants for the importance and usage of the
information technology. It becomes priority in health services industry nowadays.
Mobile and wireless technology are amongst the most popular information technology
growing and used in health services. As part of the Hospital Information System, this
technology will be able to improve the quality of health services in hospital. This
research aims to develop a digital application for health services in the Outpatient
Department of Santa Maria Hospital Pekanbaru. This is a qualitative study with
operational analysis design by conducting in-depth interviews to explore the problems
in outpatient health services. Access to health services and information exchange are
the main problems found in this study. Features of polyclinic registration, econsultation,
mobile medical records, service information, product information, health
education, contact us, reminders and games in a digital application provide an
alternative solution to the health service problems in Outpatient Department. The
development of this digital application will improve the quality of health services.
Keywords: Fourth Industrial Revolution, Information and Communication Technology,
Health Services, Digital Applications, Quality

"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farmer, R.D.T.
Oxford: Blackwell, 1977
362.104 25 FAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Evaluasi Pencapaian Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan KBK Pada Puskesmas Kecamatan di Wilayah Kerja BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pencapaian KBK dan identifikasi belum optimalnya pencapaian tersebut dilihat dari evaluasi input, proses dan output. Didapatkan hasil bahwa rata-rata pencapaian KBK hingga bulan Desember 2016 mencapai 90 dan hanya sedikit yang pernah mencapai 100 . Adapun penyebab dari pencapaian yang belum optimal dipengaruhi kebijakan perhitungan angka kontak 1x nomor BPJS Kesehatan, SDM kelapangan dan pemasukan yang masih kurang, sarana dan prasarana yang belum lengkap, pengetahuan petugas yang masih kurang baik, waktu maintenance pada jam kerja serta sosialisasi yang belum optimal baik untuk Puskesmas dan masyarakat dalam hal ini peserta JKN serta.

ABSTRACT
This research discusses about the evaluation of pay for performance service commitments in subdistrict primary health care Puskesmas Kecamatan lsquo BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Jakarta Selatan rsquo in the year 2016. This research is qualitative study and aims to analyze pay for performance service commitments by examining the evaluation rsquo input, process, and output, in order to identify why health care providers fall short of 100 performance ahievements. The research reveals that while only a limited number of providers achieve 100 , the average health firm reaches 90 . Reasons include the limitation of one monthly BPJS Kesehatan visit per patient, limited human and financial resources, limited of facilities and knowledge about the payment mechanism, the requirement to maintain IT systems during office hours, as well as the lack of transparent communication of new policies by BPJS Kesehatan to the members of BPJS Kesehatan."
2017
S69689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah
"Era globalisasi menuntut penyedia layanan kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas dan mampu bersaing dengan penyedia layanan kesehatan lain. Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa umumnya fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih kurang/tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan/atau masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kepuasan dengan keinginan memanfaatkan kembali pelayanan pada 170 responden di UPT Puskesmas Kecamatan Beji, dan telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 41,8. Hubungan karakteristik pasien dan tingkat kepuasan dan dengan keinginan memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan adalah semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin kritis penilaian kepuasan yang diberikan terhadap kinerja pelayanan kesehatan, cara pemabayaran asuransi lebih cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan, semakin tua usia akan lebih cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan, dan pasien yang puas terhadap kinerja pelayanan kesehatan cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan.

The era of globalization requires healthcare providers to provide quality services and be able to compete with other health care providers. The reality of the field shows that most government owned health care facilities are still under utilized by the community. One reason is that generally the quality of health services administered by health care facilities owned by the government still has not or does not meet the expectations of patients and or the community.
This study aims to determine the characteristics and level of satisfaction with the desire to reuse the service to 170 respondents in UPT Puskesmas Beji District, and has been implemented in May June 2017. The research design used is descriptive quantitative with cross sectional approach.
The results showed the patient satisfaction level of 41.8 . The relationship of patient characteristics and level of satisfaction and with the desire to reuse health services is the higher the level of education the more critical the assessment of satisfaction given to the performance of health services, the way of insurance delivery is more likely to have high desire to reuse health services, the older age will be more likely to have High desire to re utilize health services, and patients who are satisfied with the performance of health services tend to have a high desire to reuse health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Maharanti
"Pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan managed care dimana suksesnya dinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan. Berdasarkan data tahun 2016 Puskesmas Kota Tangerang memiliki rata ndash; rata capaian yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, yaitu untuk rate kunjungan sebesar 41 permil; dibawah zona aman < 150 permil; , sedangkan rasio rujukan sebesar 29 yang idealnya adalah 10 . Selain itu, sebagian besar Puskesmas memiliki rasio rujukan non spesialistik diatas 5 dan berada di zona tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pelayanan puskesmas sebagai gatekeeper di Kota Tangerang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan WM, telaah dokumen dan observasi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pedurenan dan Puskesmas Pabuaran Tumpeng dari bulan Mei sampai dengan Juni 2018. Dari penelitian ini ditemukan bahwa output angka kontak masih rendah dan rasio rujukan non spesialistik di zona prestasi walaupun masih terdapat kasus non spesialistik di rumah sakit. Pada variabel proses yang menyebabkan angka kontak rendah yaitu first contact, continuity, comprehensiveness, proses pendaftaran pasien dan sumber daya manusia pada variabel input. Pada variabel proses yang menyebabkan rasio rujukan non spesialistik masih terjadi karena proses pemberian rujukan dan pada variabel input meliputi peralatan medis, obat-obatan.

Primary care as gatekeeper with managed care where the success is assessed from contact rate and referral ratio. Based on data from 2016, PHC in Tangerang has average achievement that is not in accordance with the target set by BPJS Health, contact rate is 41 permil below the safe zone "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fairuz Febriyanty
"Latar belakang: Saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih merasakan stigma dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan walaupun perkembangan virus HIV dapat dikendalikan berkat kemajuan teknologi di bidang kesehatan. Stigma pada pelayanan kesehatan dapat menghambat ODHA untuk mengakses perawatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Peningkatan
pengetahuan dan paparan klinis pada mahasiswa kedokteran dapat meningkatkan sikap positif pada ODHA. Belum pernah ada penelitian besar di Indonesia terkait stigma mengenai ODHA pada tiga mahasiswa fakultas kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif potong lintang pada 1400 mahasiswa menggunakan kuesioner tentang stigma terhadap ODHA yang pernah dipakai sebelumnya. Kuesioner ini telah diadaptasi lintas budaya ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil: Secara keseluruhan, mahasiswa mendapatkan skor yang tinggi pada skor keyakinan pribadi/budaya tentang HIV (68,1%), skor pengetahuan mengenai HIV (60,7%) dan skor interaksi klinis dengan pasien HIV-positif (80,9%). Terdapat perbedaan bermakna antara usia, angkatan dan fakultas dengan masing-masing subskor. Terdapat hubungan yang signifikan antara total subskor dengan keyakinan pribadi/budaya tentang HIV, pengetahuan megenai HIV dan interaksi klinis dengan pasien HIV-positif. Kesimpulan: Stigma mengenai ODHA pada mayoritas mahasiswa kesehatan di RIK UI adalah rendah, namun masih ada sejumlah mahasiswa dengan stigma. Stigma mengenai ODHA pada mahasiswa dalam penelitian ini dibedakan oleh usia, asal fakultas, dan tahun masuk.
Background: Currently people living with HIV/AIDS (PLWHA) still feel stigma and discrimination from their families, communities, and health workers even though the development of the HIV virus can be controlled thanks to technological advances in the health sector. Stigma in health services can prevent people living with HIV from accessing care so that it can affect their quality of life. Enhancement
knowledge and clinical exposure to medical students can increase positive attitudes towards PLWHA. There has never been a major study in Indonesia related to the stigma regarding PLWHA in three health faculty students. Methods: This study used a cross-sectional descriptive study on 1400 students using a questionnaire about stigma against PLWHA that had been used before. This questionnaire has been adapted cross-culturally into Indonesian. Results: Overall, students scored highly on personal/cultural beliefs about HIV (68.1%), knowledge about HIV (60.7%) and clinical interaction scores with HIV-positive patients (80.9%) . There is a significant difference between age, class and faculty with each subscore. There is a significant relationship between the total subscore and personal/cultural beliefs about HIV, knowledge about HIV and clinical interactions with HIV-positive patients. Conclusion: Stigma regarding PLWHA in the majority of health students at RIK UI is low, but there are still a number of students with stigma. Stigma regarding PLWHA in students in this study was distinguished by age, faculty origin, and year of admission."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>