Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani
Abstrak :
Peningkatan pendapatan masyarakat marginal menjadi suatu hal yang menjadi perhatian Peraerintah, karena merupakan salah satu jalan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memerangi kemiskinan. Industri kecil kerajinan merupakan salah satu sarana dari peningkatan perekonomian yang berakar pada masyarakat. Selain itu, kemajuan industri kerajinan di suatu daerah pedesaan juga akan mengurangi urbanisasi dan pengangguran serta meningkatkan pemerataan pendapatan. Banyak instansi telah rnemberikan perhatian kepada usaha kecil dengan caranya masing-masing, dalarn bentuk pendanaan dan pelatihan. Tidak dapat disangkali pula bahwa pertumbuhan usaha kecil semakin marak di Indonesia, tetapi untuk tumbuh menjadi usaha menengah yang berkelanjutan, seperti yang ditargetkan pada Pelita VI, masih menjadi suatu hal yang harus diperjuangkan bersama. Pada usaha kecil kerajinan yang dibahas, tahapan usaha masih pada tahapan pertumbuhan dengan peningkatan penjualan. Pasar masih bertumbuh, maka dapat dilaksanakan strategi Intensif dan diikuti dengan 'concentric diversification'. Secara umum permasalahan pada tahapan pertumbuhan adalah pada manaj emen, pemasaran dan efisiensi. Karena usaha kecil kerajinan tersebut berlokasi di desa yang mempunyai budaya tertentu yang selain berdampak positif bisa pula berdampak negatif. Dampak negatif seperti etos kerja yang santai, perlu diatasi dengan manajemen tenaga kerja yang tepat. Untuk mengantisipasi tahapan selanjutnya, yaitu ke tahapan ekspansi/perluasan, maka diversifikasi produk dan ketersediaan tenaga kerja harus dipersiapkan secara terencana. Di samping memahami perraasalahan yang dihadapi, pengusaha perlu pula memahami tingkat tahapan pertumbuhan perusahaannya, agar dapat mengantisipasi tahapan pertumbuhan selanjutnya dengan segala tuntutan bagi peningkatan manajemen pada tahapan tersebut. Setelah permasalahan diidentifikasi dengan tepat, maka dapat disusun strategi yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memperhatikan tuntutan kondisi eksternal dan kemampuan internal yang ada. Usaha kecil kerajinan ini sangat rentan terhadap perubahan kondisi eksternal, maka pengusaha harus tetap aktif rnengikuti perubahan eksternal dan mengantisipasi perubahan yang mungkin terj adi. Akhirnya kesimpulan dan saran yang diberikan pada bahasan ini ditujukan kepada para pengusaha dengan strategi yang direkomendasikan. Karena pemerintah dan instansi pembina usaha kecil juga berperan penting bagi kemajuan pengusaha kecil secara umum maka beberapa saran juga disampaikan pada akhir bahasan ini. Kesimpulan ini dimaksudkan agar dapat menjadi perhatian dan ditindaklanjuti sesuai dengan perannya masing-masing.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qaryati
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa faktor penghambat keunggulan daya saing industri, faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan daya saing Industri Kecil Menengah Pangan Olahan Hasil Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis basis ekonomi, model diamond porter, dan analisis SWOT. Berdasarkan analisis SWOT, industri kecil menengah pangan olahan hasil laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung posisinya pada kuadran IV, ini berarti dengan segala daya upaya, pelaku IKM da n semua stakeholder harus berusaha meminimalisir segala kelemahan dan berupaya keras untuk mengatasi segala macam ancaman. Hasil Analisis SWOT menyarankan bahwa perlu dilakukan program-program untuk pemberdayaan klinik IKM, differensiasi produk, kerjasama dengan industri pariwisata, dan pembentukan kluster industri pangan olahan hasil laut.
This study attempts to analyze the competitive advantage barrier factors of the industry and the strengths, the weaknesses, the opportunities, and the threats factors in enhancing the competitiveness of small and medium seafood industries in the Province of Bangka Belitung Archipelago. Analyzes were performed using the economic base analysis, diamond porter model, and SWOT analysis. Based on SWOT analysis, the position of the small and medium seafood industries in the Province of Bangka Belitung Archipelago is at the fourth quadran, means that stakeholders have to do all efforts to minimize the weaknesses and to overcome the threats. Based on the SWOT analysis, the writer proposes the following suggestion: (1) the empowerment of IKM clinic, (2) product differentiation, (3) cooperation with tourism industries, and (4) the establishment of the small and medium seafood industry cluster.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Ati Nur Fatimah
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dasar perencanaan teknik 3D-CRT dan IMRT lapangan kecil berdasarkan acuan AAPM TG-119. Pada penelitian ini dilakukan perencanaan teknik 3D-CRT dan IMRT di fantom homogen dan inhomogen pada dua geometri target berbeda. Perencanaan pada geometri target C-shape dan circular dilakukan dengan 7 arah berkas MLC statik untuk teknik 3D-CRT, dan dMLC untuk teknik IMRT pada dua kedalaman berbeda yaitu 5 g/cm² dan 10 g/cm². Optimisasi dan kalkulasi dosis menggunakan TPS Pinnacle³ untuk berkas foton 6MV. Parameter perencanaan digunakan acuan AAPM TG-119 dengan membandingkan indeks konformalitas (CI), homogenitas (HI), dan capaian dosis. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan PTW Semiflex 0.125 cc, Exradin A16, dan Film Gafchromic EBT3. Hasil penelitian menunjukan CI untuk geometri target C-shape berkisar antara 0.710-0.999 pada kedalaman 10 g/cm² dan 0.691-1.613 pada kedalaman 5 g/cm². Sedangkan untuk geometri circular CI berkisar antara 0.334-1.122 dan 0.729-1.165 masing-masing untuk kedalaman 10 g/cm² dan 5 g/cm². Nilai HI untuk target C-shape dan circular berkisar 6.3%-58.7% dan 5.4%-87.1% untuk kedalaman 10 g/cm² serta 7.0%-80.4% dan 5.9-67.5% untuk kedalaman 5 g/cm². Hasil menunjukan sebagian besar pengukuran dosis mengalami penurunan dibandingkan nilai dosis perhitungan TPS. Penurunan tersebut semakin besar dampaknya pada medium inhomogen dibandingkan pada pengukuran di medium homogen
ABSTRACT
The purpose of this study was to create benchmark plan for smallfield IMRT based on AAPM TG-119. In this study we created 3D-CRT and IMRT treatment plans for homogen and inhomogeneous medium for two geometrical targets. C-shape and circular target were simulated using 7 static MLC for 3D-CRT and 7 static dMLC IMRT field at two different depths, 5 g/cm² and 10 g/cm². Dose optimization and calculation were done using Pinnacle³ treatment planning system for 6 MV photons beam. Planning objectives were set according to the AAPM TG-119 goals and compared conformity index (CI), homogeneity index (HI) and also dose goals. The measurement were done with PTW Semiflex 0.125 cc, Exradin A16, and Gafchromic EBT3. The results shows, the conformity index for C-shape target was in range of 0.710-0.999 at 10 g/cm² depth and 0.691-1.613 at 5 g/cm² whereas CI for circular target was in range 0.334-1.122 and 0.729-1.165 for 10 and 5 g/cm² depths respectly. In addition, the homogeneity index for C-shape and circular were in the range of 6.3%-58.7% and 5.4%-87.1% for 10 g/cm² depth whereas it was found at 7.0%-80.4% and 5.9-67.5% for 5 g/cm². The results showed that the most of measured dose are underestimate dose-compared to the dose plan. Moreover, the measurement dose at inhomogeneous medium is much lower difference compared to planning dose.
2016
T45643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Noorma Febrianto
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis pengaruh tarif marginal Pajak Penghasilan orang pribadi PPh OP dan reformasi PPh OP pada tahun 2008 terhadap pertumbuhan laba usaha Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM . Pengukuran laba usaha tersebut menggunakan rasio laba usaha sebelum pajak terhadap total seluruh penghasilan bruto yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan PPh OP 1770 dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2012 delapan tahun . Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak DJP. Hasil estimasi menggunakan Ordinary Least Square yang dilakukan untuk setiap tahun pengamatan menunjukkan bahwa penurunan tarif PPh OP cenderung dapat meningkatkan rasio laba usaha yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi UMKM, dan peningkatan tersebut menjadi lebih besar setelah dilakukan perubahan struktur dan besaran tarif PPh tahun 2008. Dengan demikian, reformasi PPh OP tahun 2008 tersebut berhasil meningkatkan kinerja usaha Wajib Pajak orang pribadi UMKM.
This study analyzes the effect of marginal Personal Income Tax rate and its reform in 2008 on the growth of individual taxpayers 39 net income which conduct micro, small and medium business UMKM . The measurement of net income uses the ratio of net income before tax to the total of all gross income earned by the taxpayers which has been reported in Personal Income Tax Return 1770 within the period of 2005 to 2012 eight years . This study uses data obtained from the Directorate General of Tax DGT. The estimation result using ldquo Ordinary Least Square rdquo that are performed for each year of observation shows that the decrease of Personal Income Tax rate tends to increase the profit ratio obtained by the individual taxpayer of UMKM, and the increase becomes bigger after the change of structure and the tariff of Personal Income Tax in 2008. Thus, the Personal Income Tax reform in 2008 was successful in improving the performance of individual SMEs.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Danielle C.D.
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa dampak kompetisi industri perbankan terhadap penyaluran kredit dan suku bunga kredit usaha UMKM di tiap provinsi Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan 2018. Banyak studi empiris yang menyatakan bahwa tingkat kompetisi berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan dua ukuran kompetisi yaitu concentration ratio dan Herfindahl-Hirschman Index, namun hasil dari kedua ukuran tersebut berbeda terhadap penyaluran kredit UMKM. Adapun, kompetisi industri perbankan tidak berpengaruh terhadap suku bunga kredit UMKM. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang mempertimbangkan contestability dalam industri perbankan sebagai ukuran kompetisi dan adanya rigiditas perubahan suku bunga kredit dalam pasar yang berkonsentrasi tinggi. ......This paper address the affect of banking industry competition on credit distribution and interest rates for micro, small and medium enterprises (MSME) in Indonesia during the period of 2013 until 2018. Many studies has proven that competition in bank level affect the credit distribution. This study uses two competition measures namely concentration ratio and the Herfindahl-Hirschman Index, but the results of the two measures differ from the distribution of MSME loans. Meanwhile, the banking industry competition has no effect on MSME credit interest rates. This supports previous research that considers contestability in the banking industry as a measure of competition and the rigidity of changes in lending rates in highly concentrated markets.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellita Rahardyan Maharani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah tahun 2016-2019 terhadap peningkatan banyaknya Industri Kecil Menengah di Indonesia. Dengan menggunakan Data Industri Mikro Kecil, Data Industri Besar Sedang serta Data Status Operasional Sentra IKM dan menggunakan metode fixed effect difference in difference (FE-DID), penelitian ini menemukan bahwa operasional Sentra IKM di kabupaten/kota di Pulau Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Papua memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan banyakya Industri Kecil Menengah pada jenis industri pangan, kerajinan dan alat angkut. Namun banyakya IKM jenis industri logam dan alat mesin pertanian di Pulau Jawa dan Sumatera justru menurun pasca beroperasinya Sentra IKM. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi wilayah serta adanya perbedaan manfaat produktivitas pada masing-masing jenis industri. Kemudian, dampak dinamis dari beroperasionalnya Sentra IKM terhadap banyaknya IKM mulai dirasakan pada tahun pertama setelah operasional Sentra IKM dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah efektif dalam menumbuhkan IKM baru di luar Pulau Jawa dan Sumatera pada jenis industri padat karya. ......This study aims to analyze the impact of the Small Medium Enterprise’s Cluster program in 2016-2019 on increasing of the number of Small Medium Enterprises by using micro and small industry, medium large industry and operational status of Small Medium Enterprise’s Cluster data with fixed effect difference in difference (FE-DID) method. This study found that Small Medium Enterprise’s Cluster program had a significant impact on increasing the number of Small Medium Enterprises on the island of Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku and Papua in food, craft and transportation industry. However, a decrease on the number of small and medium industries was identified on Java and Sumatera in metal and agriculture machine industry due to differences in regional conditions and also differences in productivity benefit for each type of industry. The dynamic effects of operation of Small Medium Enterprise’s Cluster can felt since 1 year after the operating and increases in the following year. The Small Medium Enterprise’s Cluster program is effective in growing new small and medium industries, especially labor-intesive industries, in outside Java and Sumatera.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain, Lisa Irsanty
Abstrak :
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memberi kontribusi positif dalam perekonomian di Indonesia. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat hambatan dan kendala yang dialami UMKM dalam perjalanan usahanya. Begitu pun yang terjadi pada NA Production House, salah satu UMKM yang bergerak di bidang produksi barang-barang perlengkapan ulang tahun dan acara-acara perayaan pesta. Adapun metode business coaching, penelitian kualitatif, digunakan untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang sebenarnya pada UMKM, kemudian melakukan tindakan yang disepakati sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Setelah melakukan beberapa analisa eksternal dan internal, dengan metode analisis berupa BMC, PESTEL, Porter’s Five Forces, STP, Bauran Pemasaran, Keuangan, wawancara dan observasi, terungkap beberapa kendala yang dihadapi UMKM. Analisis Kesenjangan dan analisis Pareto menegaskan dua permasalahan yang paling penting, yakni tidak adanya sistem pelaporan keuangan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi yang terstruktur pada UMKM. Untuk itu, solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan ini ialah dengan membuat Laporan Keuangan Sederhana agar UMKM dapat menganalisa kinerja keuangan dan membuat keputusan bisnis ke depan dan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi sebagai pedoman untuk karyawan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat waktu. Hasil implementasi business coaching ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki profitabilitas signifikan untuk pengembangan kapasitas produksinya dan proses pengerjaan barang menjadi lebih efisien dan efektif dengan diterapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) Produksi. ......Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) make a positive contribution to the economy in Indonesia. However, it does not rule out that there are problems and obstacles experienced by MSMEs in their business journey. Likewise, what happened to NA Production House, one of the MSMEs which is engaged in the production of birthday supplies and party celebration events. The business coaching method, qualitative research, is used to find out the actual conditions and problems of MSMEs, then take the agreed upon actions as a solution to overcome these problems. After conducting several external and internal analysis, using analytical methods in the form of BMC, PESTEL, Porter's Five Forces, STP, Marketing Mix, Finance, interviews and observations, some of the obstacles faced by MSMEs were revealed. Gap analysis and Pareto analysis emphasize the two most important problems, namely the absence of a financial reporting system and a structured Production Standard Operating Procedure (SOP) in MSMEs. For this reason, the solution that can be given to overcome this problem is to make simple financial reports so that MSMEs can analyze financial performance and make future business decisions and make Production Standard Operating Procedures (SOP) as a guide for employees to carry out their duties and responsibilities in a timely manner. The results of the implementation of business coaching show that MSMEs have significant profitability for the development of their production capacity and the process of working goods becomes more efficient and effective with the application of Production Standard Operating Procedures (SOP).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juraoda Yunaini Dulman
Abstrak :
Tesis ini hendak menganalisa kebijakan pemerintah dalam pembinaan Usaha Kecil dan Menegah untuk menghadapi diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement/ACFTA terhadap para pengusaha kecil menengah di kawasan PIK Pulogadung. Kebijakan Otonomi Daerah memberikan kewenangan kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya maka pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi harus melibatkan seluruh komponen di Daerah. Peran Pemerintah Daerah sebagai pelaksana kewenangan penyelenggaraan pemerintahan Daerah Otonom akan sangat menentukan bagi pembinaan UKM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kuantitatif yang memadukan input data kualitatif dan kuantitatif sekaligus (mix method). Karena pada penelitian ini, penulis beranjak dari studi kasus yang menghasilkan input data kualitatif dengan bantuan kuesioner. Namun dalam analisisnya, data kualitatif tersebut akan diolah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan analisis rentang kriteria, dimana hasil analisisnya kemudian disimpulkan kembali melalui penjabaran hasil analisis yang berbentuk kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode yang meneliti mengenai status dan obyek tertentu, kondisi tertentu, sistem pemikiran atau suatu kejadian tertentu pada saat sekarang. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Implementasi kebijakan pemerintah dalam pembinaan usaha kecil dan menengah untuk mengadapi ACFTA di kawasan PIK Pulogadung berjalan 'Tidak baik'. Indikator ketepatan, kesamaan, responsivitas, efektivitas, kecukupan dan efisiensi menurut para pengusaha di kawasan PIK Pulogadung memiliki kriteria 'Tidak baik'. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pembinaan UKM dalam menghadapi ACFTA di kawasan PIK Pulogadung adalah variabel komunikasi, sumberdaya, dan kepatuhan. Variabel sumber daya tidak baik dalam mendukung keberhasilan implementasi kebijakan pembinaan UKM dalam menghadapi ACFTA di kawasan PIK Pulogadung. Responden belum merasakan adanya pembinaan maupun dukungan dari pemerintah untuk keberhasilan pembinaan UKM guna meningkatkan daya saing. Variabel komunikasi tidak baik dalam mendukung keberhasilan implementasi kebijakan pembinaan UKM dalam menghadapi ACFTA di kawasan PIK Pulogadung. Responden merasakan belum efektifnya mekanisme komunikasi oleh aparat dilapangan. Variabel kepatuhan tidak baik dalam mendukung keberhasilan implementasi kebijakan pembinaan UKM dalam menghadapi ACFTA di kawasan PIK Pulogadung. Responden mengemukakan masih sering menemui inkonsistensi di kalangan pembuat kebijakan. ......This thesis is about to analyze government policies in the development of Small and Medium Enterprises to face with the ASEAN-China Free Trade Agreement/ ACFTA towards small and medium entrepreneurs in the region PIK Pulogadung. Regional autonomy policy gives authority to the regions to organize and manage the interests of the society then the development of small and medium enterprises and cooperatives which involve all the components in the region. Role of local government as the executive authority of the autonomous region government administration will be decisive for the development of SMEs. The method used in this study is the method of case studies with a quantitative approach that combines qualitative and quantitative data input at once (mixed method). Because in this study, the authors move from case studies using qualitative data with the help of questionnaires. But in this analysis, qualitative data will be processed into quantitative data by using analysis of the criteria range, where the results of the analysis and then summed back through the elaboration of a form of qualitative analysis. This type of research is descriptive, a method that examines the status and certain objects, certain conditions, systems of thought or a particular event at the present time. The results of this study concluded that the implementation of government policy in develop small and medium enterprises to face with ACFTA in the PIK Pulogadung is "not good". Indicators of accuracy, equity, responsiveness, effectiveness, adequacy and efficiency according to the entrepreneurs in the region PIK Pulogadung have the criteria "not good". Factors that influence the implementation of SME development policy to face with ACFTA in the PIK Pulogadung are communication, resource, and compliance. Variable resource is not good in supporting the successful implementation of SME development policy to deal with ACFTA in the PIK Pulogadung. Respondents have not felt the coaching and support from the government for the successful coaching of SMEs to improve competitiveness. Variable Communication is not good in supporting the successful implementation of SME development policy to deal with ACFTA in the PIK Pulogadung. Respondents felt mechanism of communication by field officers weren't effective. Variable compliance is not good in supporting the successful implementation of SME development policy to deal with ACFTA in the PIK Pulogadung. Respondents often argued about the inconsistencies among policy-makers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29589
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Augustin Rina Herawati
Abstrak :
UMKM secara signifikan menyumbang ekonomi suatu negara, baik dari sisi penyerapan tenaga kerjanya maupun dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonominya. Dalam perkembangannya, UMKM mengalami permasalahan. Permasalahan UMKM tersebut antara lain diatasi melalui program kemitraan yang saling membantu antara UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Namun demikian, implikasi dari hubungan kemitraan dalam organisasi, tentunya tidak terlepas dari adanya permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini dapat diringkas dalam pertanyaan umum sebagai berikut : 1. Bagaimanakah struktur hubungan antar unsur yang saling mempengaruhi pada UMKM Mitra PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills, dengan menggunakan model Systems Archetype ? 2. Bagaimanakah leverage dari masing-masing model Systems Archetype dalam UMKM Mitra PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : menganalisis struktur hubungan antar unsur yang saling mempengaruhi pada UMKM Mitra PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills, dengan menggunakan model Systems Archetype; dan menganalisis leverage dari masing-masing model Systems Archetype dalam UMKM Mitra PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. Penelitian ini menggunakan kerangka teori kemitraan dari Riane Eisler dan Alfonso Montuori (1998), yang menitikberatkan pada pendekatan sistem, dengan mempertimbangkan adanya pengaruh lingkungan organisasi dalam pertumbuhan organisasi. Stephen M. Dent (2006), memperkenalkan teori Partnership Relationship Management, yang mengemukakan adanya 4 (empat) keuntungan yang diperoleh bila menggunakan pola kemitraan dan aliansi, yaitu : Keterbukaan (openness); Kreativitas (creativity); Kecepatan (agility); dan Kelenturan (resiliency). Dalam penelitian ini dengan melihat berbagai aspek kemitraan maka sebagai acuan untuk menentukan perspektif dalam menganalisa UMKM Mitra, yaitu : a) Informasi Usaha, b) Kompetensi Usaha, dan c) Akses Usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah system dynamics. Teknik pem odelan yang digunakan adalah sistem archetypes. Sistem archetypes merupakan kombinasi umpan balik Reinforcing dan Balancing yang umum terjadi, terdiri dari dua atau lebih umpan balik. Terdapat 8 (delapan) model archetypes, namun dalam penelitian ini hanya memilih beberapa model archetypes. Hal ini dengan pertimbangan berdasarkan kondisi temuan penelitian di lapangan, dianalisis melalui tahapan : berdasarkan pengalaman (story line); identifikasi variabelvariabel kunci; grafik Behaviour Over Time; dan struktur causal loop diagram (CLD); diperoleh hasil 3 (tiga) pemodelan archetype yang sesuai, yaitu : Success to the Successful, Limit to Success, dan Growth and Under Investment. Hasil analisis terhadap struktur hubungan antar unsur yang saling mempengaruhi pada UMKM Mitra PT. ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills, dengan pemodelan Systems Archetype, adalah sebagai berikut : (a) Success to the Successful. Perspektif : Informasi Usaha. Struktur dasar : pelatihan ketrampilan; permodalan; dan promosi usaha. (b) Limit to Success. Perspektif : Kompetensi Usaha. Struktur Dasar : keberlangsungan produksi; monitoring dan evaluasi; peningkatan omset usaha; dan pemberian insentif. (c) Growth and Under Investment. Perspektif : Akses Usaha. Struktur Dasar : pengembangan pasar; mempertahankan hubungan; dan hubungan emosional. Sedangkan leverage dari masing-masing model Systems Archetype pada UMKM Mitra PT ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills, yaitu : (a) Leverage dalam model Success to the Successful. Strategi yang mungkin dilakukan bagi UMKM Non Mitra adalah dengan memperluas sumber daya yang terbatas, yaitu melakukan kemitraan dengan PT ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. (b) Leverage dalam model Limit to Success. Strategi yang mungkin dilakukan bagi PT ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills dengan UMKM Mitra adalah dengan mengantisipasi unsur keterbatasan yang akan datang, dan memonitor serta mengelola sistem untuk mengurangi dampak keterbatasan atau mengubah sistem sehingga tidak bergantung pada sumber daya, tunggal terbatas. (c) Leverage dalam model Growth and Under Investment. Strategi yang diambil adalah meningkatkan kapasitas produksi yang ditanggung bersama oleh UMKM Mitra produk sejenis yang tergabung dalam Paguyuban. Paguyuban yang terbentuk memiliki standar kinerja yang mendukung peningkatan kapasitas produksi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu : kemitraan yang dilakukan oleh UMKM dengan PT ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills ini merupakan suatu investasi ? bukan cost ? dan dapat menghasilkan win-win solution atau sinergi yang menghasilkan keadilan bagi masyarakat dan keamanan berusaha serta keserasian dengan lingkungan. Kemitraan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip : komitmen, trust, transparansi, dan akuntabel, antara pihak-pihak yang bermitra dan dikembangkan secara rasional. Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan azas kekeluargaan sebagaimana amanah dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1), yaitu Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. ......MsMes significantly contribute a country?s economy, both in terms of employment or economic growth and development. In its development, MSME experienced some problems. These problems can be solved by partnership program in helping each other, between MSMEs, or between MSMEs and major businessman inside or outside the country, to avoid the This research uses system dynamics method. The modeling technique is archetypes system. Archetypes system is a combination of Reinforcing and Balancing feedback which often happen. They insist of two or more feedbacks. There are 8 (eight) models of archetypes, but this research only chooses some of them. The consideration is because: based on research findings condition in the field, analyzed by several steps: based on experience (story line); key variables identification; Behaviour Over Time graphic; and causal loop diagram (CLD) structure; the appropriate archetype model has been obtained: Success to the Successful, Limit to Success, and Growth and Under Investment. The analysis results about the inter-elements relationship structure which effects MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division, with the System Archetype model, are as follow: (a) Success to the Successful. Perspective: Business Information. Basic structure: skills training; capital; and business promotion. (b) Limit to Success. Perspective: Business Competence. Basic structure: production sustainability; monitoring and evaluation; increase in business earnings; and incentive provision. (c) Growth and Under Investment. Perspective: Business Access. Basic Structure: market development; maintaining relationship; and emotional relationship. Whereas the leverage from each Systems Archetype model on MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division, are: (a) Leverage in the Success to the Successful model. The strategy that might be done by MSME Non Partner to increase a limited resource is by doing a partnership with PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division. (b) Leverage in the Limit to Success model. The strategy that might be done by PT ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division with MSME Partner is by anticipating the limitations that will come, and by monitoring and managing the system to reduce the impacts of limitations or changing the system so it does not depend on a limited, single resource. (c) Leverage in the Growth and Under Investment model. The strategy that can be taken is by increasing production capacity which is shared by MSME Partner in similar products which is incorporated in a community. The established communities have a standard performance which supports production capacity enhancement. The conclusion of this research is: the partnership which is done by the MSME with PT ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division is an investment ? not a cost ? and can obtain a win-win solution or synergy that obtains justice for the community and security in doing business, and harmony with the environment. The partnership conducted is based on some principles, which is: commitment, trust, transparency, and accountable, between the partner parties and developed rationally. These principles is accordance with the kinship principle as mandated in UUD 1945 clause 33 subsection (1), the Economy is structured as a joint venture based on the kinship principle. occurrence of monopoly in business. However, the implication from partnership relationship in an organization cannot be separated from problems. According to these issues, the research problem can be summarized as follow: 1. How does the inter-element relationship structure interplays MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division, using Systems Archetype model? 2. How is the leverage of each Systems Archetype model in MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division? Whereas the purpose of this research is: to analyze the inter-element relationship structure interplays MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division, using Systems Archetype model; and to analyze the leverage of each Systems Archetype model in MSME Partner PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills Division. This research uses partnership theoretical framework from Riane Eisler and Alfonso Montouri (1998), which focuses on a systems approach, taking into account the influence of organizational environment in the organization?s growth. Stephen M. Dent (2006) introduced the Partnership Relationship Management Theory, which claimed 4 (four) benefits that can be achieved if using the partnership and alliance pattern, that is: Openness; Creativity; Agility; and Resiliency. In this research, looking through several partnership aspects, then as a reference to decide a perspective to analyze the MSME partner are: a. Business information, b) Business competence, and c) Business access.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
D1294
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>