Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mundardjito
"ABSTRAK
Masalah perpindahan pusat kerajaan Mataram Kuno pada abad I0 dari daerah Jawa Tengah ke Jawa Timur pernah menjadi salah satu isu penting dalam kajian arkeologi dan sejarah kuno Indonesia dalam tahun 1930-an. Namun demikian belum mendapat tanggapan yang memadai. Dalam buku monumentalnya berjudul Hindu-Javaansche Geschiedenis, Dr. N.J. Krom mengajukan pendapat bahwa Ietusan Gunung Merapi, yang dalarn kenyataannya
merupakan gunung api paling aktif di Indonesia, dianggapnya mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya perpindahan tersebut, selain faktor-faktor lain yang dikemukakannya pula yaitu: pemberontakan oleh vazal yang ada di Jawa Timur, wabah penyakit epidemik, dan pertimbangan politik (Krom 19311206--9).
Seiain Dr. J.G. de Casparis (1958), yang menanggapi masalah itu dari sudut ancaman kerajaan Sriwijaya dan adanya kesadaran akan pentingnya perdagangan interinsuler, dan Dr. B. Schrieke (1957) yang melihatnya dari segi beratnya beban masyarakat dalam pembangunan sejumlah besar candi di Jawa Tengah, Boechari memandangnya dari segi letusan Gunung Merapi. Menurut Bocchari (1976) perpindahan pusat kerajaan Matararn Kuno ke Jawa Timur itn disebabkan oleh gejala alam yang hebat yaitu letusan gunung api yang dahsyat di Jawa Tengah yang tidak Iain ialah Gunung Merapi.
Sebagai hipotesis sudah tentu pemyataan hubungan sebab-akibat antara letusan gunung api dan pindalmya pusat kerajaan itu harus dibuktikan atau didukung oleh data yang memadai. Berkenaan dengan hal itulah penelitian ini bertujuan untuk lebih dahulu memberikan dan memahami perilaku alam Gunung Merapi beserta kegiatan-kegiatan dan pengaruhnya pada bentang lahan daerah Merapi Selatan, sebagai tempat di mana masyarakat Jawa Kuno masa itu bermukim dan memanfaatkan potensi lingkungan alamnya untuk keperluan hidupnya. Dengan menggunakan prlnsip uniformitarianism, informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan interpretasi arkeologi yang berguna sehingga akan lebih terbuka kesempatan bagi kita untuk menilai Iebih jauh apakah hipotesis tersebut dapat didukung atau tidak."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyati Rahayu
"Tesis ini membahas tentang variasi bentuk dan pola perkembangan aksara Buda dalam empat naskah Merapi Merbabu.dan dikaitkan dengan penanggalan naskah. Penelitian ini memakai metode dinamis yang menganalisis aksara berdasarkan bentuk, ukuran, kemiringan, ketebalan, dan duktus dari aksara yang bersangkutan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa:
1. Aksara Merapi Merbabu mempunyai bentuk yang bervariasi
2. Semakin mutakhir usia naskah, jumlah duktusnya semakin sedikit
3. Semakin mutakhir usia naskah, jarak antar aksara semakin renggang
4. Semakin mutakhir usia naskah, penulisan aksaranya semakin tegak .
5. Semakin mutakhir usia naskah, garis pada aksara semakin tipis.

This thesis is discussing about the variation of forms and patterns of development in Buda alphabetical letters. It consists of four dated manuscripts of Merapi Merbabu collection. This research analyzed the manuscripts according to its date. This research applies dynamic method in analyzing letters based on the letter?s form, size, inclination, thickness and ductus.
The result of this research was concluded as below:
1. The letters of Merapi Merbabu have many variations in it?s form.
2. The more recent manuscript has less ductus than the older one.
3. The more recent manuscript has more spaces between letters than the older one.
4. The more recent manuscript has less inclination letters than the older one.
5. The more recent manuscript has thinner letters than the older one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25307
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarno
"I Made Sand y (1985) mengemukakan bahwa ba q i rakyat Indonesia
ada beberapa q ej ala alam yan g mempengaruhi kehidupann
ya, geiala itu adalah iklim., gempa dan vulkanisme
Daerah Yang terpenqaruh vulkanisme C gunung api biasanya
memiliki tanah yan g subur, disamping itu bencana yang
diakibatkan ileh letusan j ucia cukup besar yaltu rnembuat tanah
Yang tadinya bisa ditanami/subur meniadi tanah yang tidak
bisa ditanami/rusak.
Sehubuncian dengan hal tersebut diatas maka masalah Yang
akan diutarakan disini adalah
1. Bag aimana perubahan tin q kat kerusakan tanah sesudah Gunung
Merapi meletus ?
2. E4aqaimana pola mata pencahariart penduduk daerah bencana
sebelum dan sesudah Sunun g Merapi meletus?
3. Di wilayah mana saja terdapat pergeseran pola mata penca
harian penduduk sesudah Gunung Merapi meletus?
Analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut
1. Tingkat•kerusakan tanah. Hasil pembahasan yang diperoleh
terdapat 3 kelas kiasifikasi yaltu rusak berat
terda pat di desa Sudirnoro, Nglumut Kaliurang, Pucang
Anomq Nq ablak Kemiren dan desa Gulon. Rusak sédang
terdapat di desa Pandan Retno Tegal Randu, Ngarqosuko.,
Salam dan desa S.irahan sedan g rusak rinqan terdapat di
desa Gunun g Pring, Brin q in, Jeruk Aciun g . Sucen dan desa
Muntilan.
2. Pergeseran pola mata pencaharian. Sebelum Gunung Nerapi
meletus penduduk yang tinggal didaerah bencana Gunung
Merapi umumnya hidup sebagai petani yaitu 70% untuk
tiap desa. Setelah terj adi letusan Gunung Merapi terdapat
pergeseran pola mata pencaharian Daerah yang
bergeser besarpada periode 1970-1984 terdapat di desa
Sudimoro Ng 1 umut Ka 1 iurang. Fucan q Anom Jeruk Agung
dan desa Gulon. Yan g bergeser sedan g terdapat di desa
Tectal Randu, Brin g in, Ngablak Mranggen. Folengan,
:emiren Kradenan. Srumbun g . Salam dan desa Sirahan,
sedang yang berqeser kecil terdapat di. desa Pandan
Retno, Nq argosuko. Sucen, Muntilan dan desa Gunung
Fring."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper discusses the extent of eruption of Merapi volcano in 1994. It looks at the effects associated with the volcano as it erupted. The damages were inflicted on both the abiotic and biotic environments. The eruption occurred in the southern parts of the volcano. Because of the potential problems the volcano has, this has called for government involvement as an attempt to minimise the casualties. This has been done by intergovernmental cooperation for instance through the establishment of disaster prevention projects like Sobo Technical Centre, Merapi Volcano Project and the office purposely concerned with the investigation on the activities of Merapi. These projects cooperate to establish the hazard maps."
GEOUGM 28:72 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed to find out the behavioural characteristics of people residing in the dangerous zone of Merapi relating to their aspiration and perception on their settlement environment. Three sample areas are located in the volcanic slopes of Merapi being classified as the most dangerous zone whereas the other three are located along the river banks of river flowing down the mount. The result of this research shows that most of the people (65%) do not afraid of the danger, 18% feel afraid of it while the rest 17% are tremendously afraid of the danger. But 94% of the people interview said they are keen to remain living in the village and ony 6% of them are likely to move."
GEOUGM 28:72 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Galeri Foto Jurnalistik Antara, 2011
R 363.34 MOU
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
". Wardani S, Sugiyarto. 2009. Characterization of white grubs (Melolonthidae: Coleoptera) at salak pondoh agroecosystem in
Mount Merapi based on isozymic banding patterns. Nusantara Bioscience 1: 38-42. The aim of this research is to know the
characteristics of white grubs (Melolonthidae: Coleoptera) based on isozyme banding patterns. This research was conducted at Sleman,
Yogyakarta, and Magelang-Central Java for the morphological purposes. The sample was taken from 5 places with different height in
wich 5 samples were taken from each location. The method used in this research was polyacrylamide gel electrophoresis (PAGE) using
the vertical type. The enzyme system used in this research were peroxidase and esterase to detect the isozyme banding patterns. The
results showed that there was a variation in isozyme banding patterns of white grubs (Melolonthidae: Coleoptera) at salak pondoh
agroecosystem in Mount Merapi?s slope (peroxidase in station II and IV while esterase in station III and V). It?s mean that genetic variation
on white grubs population at salak pondoh agroecosystem in Mount Merapi?s slope was found. The environmental condition also
contributed to the influence of the appear of isozyme banding pattern?s variation because each location had a different condition. "
570 NBS 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ghamal Satya Mohammad
"Mount Merapi in Central Java is one of the world’s most studied volcanoes. The frequent eruptions of this volcano and the densely populated areas on its slopes make Merapi particularly important to scholars of the natural and social sciences. Considerable attention has been devoted to contemporary aspects of this volcano, including research into forecasting and monitoring possible volcanic activity and eruptions. However, research investigating artistic representations of Merapi in a historical context, particularly local artworks referring to how people responded to a natural hazard such as a volcanic eruption, is still rare. In this paper, I explore how artists in the period 1800-1930 have portrayed the volcanic activities in their drawings and paintings. Various historical data, including newspapers, reports, and records of volcanic eruptions, will be used to help interpret the accuracy of the paintings which depict Merapi at different moments in time. I argue that artists in the period under investigation were acutely aware of Merapi’s volcanic activities and depicted these in their drawings and paintings, because of the influence of science, which invokes interest in Merapi, landscape art, and a sense of humanitarianism. Their artworks are dynamic visual historical reflections of Merapi which testify to the power and beauty of nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
909 UI-WACANA 23:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuriana Indah Pratiwi
"Sektor pertanian di Kecamatan Muntilan mengalami perubahan akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi. Pengaruh dari banjir lahar dingin dilihat berdasarkan sebaran material piroklastik, jarak dari tanggul sungai dan jarak dari hulu sungai. Penelitian ini menggunakan pembagian segmen berdasarkan jarak dari sungai, yaitu 0-100, 100-200, dan 200-300 meter pada setiap desa terdampak banjir lahar dingin. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kandungan unsur hara material piroklastik yang terbawa oleh aliran Kali Pabelan menguntungkan bagi kesuburan pertumbuhan tanaman. Wilayah terdampak banjir lahar dingin ada yang mengalami kerusakan sehingga dijadikan wilayah tambang pasir, ada pula yang kembali digunakan sebagai lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan memiliki jarak sejauh 10-120 meter dari tanggul sungai. Wilayah yang semakin jauh dari hulu sungai memiliki produktivitas yang lebih baik karena unsur hara dan tekstur tanah lebih mendukung untuk lahan pertanian. Komoditas hortikultura dan palawija mengalami peningkatan lebih dari 50%, terutama pada tanaman cabe dan kacang panjang. ...... Agricultural sector in Muntilan District altered by cold lahar flood from Mount Merapi. The influence of cold lahar flood can be seen of pyroclastic material, the distance from the river enbankment and distance from upstream. This research uses segment division based on the distance from the river, that are 0-100, 100-200, and 200-300 meters in every village affected by cold lahar flood. Results from this research showed that the nutrient content of pyroclastic material that was carried away by the flow of Pabelan River gave benefits for plant growth fertility. Region affected by cold lava flood damaged used as sand mining area, some are re-used as agricultural land. Agricultural land were damaged due to cold lahar flood has a distance of 10-120 meters from the river embankment. Further regions from the river upstream has better productivity, because nutrients and soil texture better support for agricultural land. Horticulture and palawija comodity have increased more than 50%, especially chili and beans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>