Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Cahyadi
"ABSTRAK
Money Illusion adalah ?a tendency to think in terms of nominal rather than real monetary values? (Shafir dkk 1997). Penelitian tentang konsep ini pernah dilakukan oleh Susianto (1998) dan Ariani, Anna Surti (1999). Ketiga penelitian tersebut memberikan hasil yang berbeda. Menurut Shafir dick (1997), proporsi partisipan yang mengalami Money Illusion pada kasus dan kerangka permasalahan nominal akan lebih besar dari proporsi partisipan yang mengalami Money illusion pada kasus dengan permasalahan riil. Shafir dIck (1997) meneliti Money illusion pada aspek penghasilan, transaksi, kontrak, investasi, akuntansi mental, dan keadilan. Sebaliknya menurut Susianto (1998) proporsi partisipan yang mengalami Money illusion pada kedua tipe kasus tersebut tidak akan berbeda secara signifikan. Penelitian Susianto (1998) hanya pada aspek Money Illusion Penghasilan. Penelitian Ariani (1999) ternyata partisipan ibu rumah tangga tidak mengalami Money illusion. Ariani (1999) meneliti Money Illusion pada aspek penghasilan, transaksi, Akuntansi Mental, Persepsi tehadap mata uang asing. Peneltian Shafir dkk (1997 ) dan Susianto (1998) dilakukan pada masa inflasi rendah. Sedangkan Ariani (1999) pada inflasi tinggi. Ketiga peneliti tersebut tidak dilakukan pada partisipan dengan pendapatan rendah. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan. Dengan dugaan bahwa partisipan berpendapatan rendah sensitif terhadap kenaikan harga terutama pada masa krisis ini.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara balk untuk produsen maupun konsumen. Satu pertanyaan pada konsumen berupa gambar kartun. Penelitian pada konsumen dimaksudkan untuk melihat seberapa besar partisipan mengalami Money illusion baik pria maupun wanita. Juga dianalisis dengan menggunakan teknik statistik Chi Square. Sedangakan penelitian pada produsen untuk mengetahui strategi yang diambil produsen pada masa krisis ini.
Hasilnya temyata sebesar 78 % konsumen mengalami Money illusion. Sedangkan produsen temyata tidak mengerti fenomena Money Illusion tapi seolah-olah melakukan antisipasi terhadap Money Illusion. Juga ada produsen yang melakuican strategi yang tidak berkaitan dengan fenomena Money Illusion.
Saran- saran perbaikan merupakan masukan kepada produsen agar dapat melakukan perbaikan strategi pemasaran pada masa krisis."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidta Masyithah
"Pemerintah Indonesia berencana melaksanakan kebijakan redenominasi. Redenominasi adalah pemotongan jumlah angka nol pada tampilan suatu mata uang. Eksperimen 2 x 2 anova mixed design ini dilakukan untuk melihat apakah akan terjadi ilusi uang ketika tampilan jumlah angka nol pada mata uang berkurang dan apakah kemampuan kognitif akan memberikan pengaruh terhadap terjadinya ilusi uang tersebut. Sejumlah 78 yang dibedakan pada dua kelompok tahapan kognitif berdasarkan teori Piaget, yaitu, concrete operational dan formal operational. Setiap partisipan diberikan dua treatmen, yaitu treatmen menggunakan uang dengan tampilan tanpa digit angka nol dan treatmen menggunakan uang dengan tampilan 3 digit angka nol. Uji terhadap willingness to pay antar kedua treatmen memperlihatkan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada nilai willingness to pay (F (1,76) = 1.312, p > 0.05, partial = .017).
Eksperimen ini juga menemukan bahwa perbedaan nilai willingness to pay antar treatmen akan lebih besar pada partisipan dengan kemampuan kognitif yang lebih rendah(F (1,76) = 5.040, p < 0.05, partial = .062). Penelitian ini berimplikasi pada rancangan strategi sosialisasi kebijakan redenominasi yang akan dilaksanakan Indonesia dan juga berimplikasi pada produsen dan pelaku usaha dalam menerapkan strategi penjualan untuk mendapatkan laba yang lebih besar.

The Indonesian government plans to implement redenomination. Redenomination in a policy that cutting the number of zeros on money display. A 2 x 2 ANOVA mixed desing experiment was conducted to see if money illusion will appear when the number of zeros on money display change and if cognitive ability influence the money illusion. A number of 78 participant divided in two group based on Piaget?s Theory, that is, concrete operational and formal operational. Each participant is given two treatmens, the treatmen using money without zero on its display and the treatmen using money with 3 zeros on its display.
The experimental result are seen from the difference in the willingness to pay between the two treatmens. Althought there is no significant differences in participant?s willingness to pay (F (1,76) = 1.312, p > 0.05, partial = .017) value between the two treatment, this experiment also find that differences in willingness to pay among the treatment would be greater in participants with lower cognitive ability(F (1,76) = 5.040, p < 0.05, partial = .062). This study has implications for the design of redenomination strategies policy that will be implemented in Indonesia and also has implications for manufacturers and businesses in implementing sales strategies to earn greater profits.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pradizza Septiana Putri
"Keberadaan rancangan undang-undang redenominasi Indonesia meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan pada mata uang rupiah dalam waktu dekat. Ketika Dewan Perwakilan Rakyat kelak mengesahkannya menjadi undang-undang, tiga digit nol akan menghilang dari nominal rupiah saat ini. Penelitian ini berusaha menguji apakah perubahan itu akan mengakibatkan timbulnya ilusi uang pada konsumen di Indonesia. Dalam penelitian ini, ilusi uang diteliti pada 104 mahasiswa dengan metode eksperimental. Perbedaan willingness to pay (WTP) mahasiswa diamati menggunakan 2 (jumlah nol: normal vs redenominasi) x2 (batasan anggaran: tinggi vs rendah) between subject factorial design. Meskipun ada indikasi bahwa WTP mahasiswa pada kondisi anggaran tinggi dan jumlah nol normal cenderung lebih tinggi daripada WTP mahasiswa yang diberi anggaran rendah ataupun jumlah nol redenominasi, perbedaan itu tidak signifikan (F=0,248, p>0,05, partial η2=0,002). Dengan demikian, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ilusi uang tidak akan timbul saat redenominasi diberlakukan. Oleh sebab itu, baik konsumen maupun pelaku bisnis tidak perlu cemas akan diterapkannya kebijakan redenominasi kelak.

The existence of Indonesian redenomination draft raise a possibility that a change will be seen on the currency of rupiah in the near future. When the house of representatives legalize the draft as a new law, three digits of zero will disappear from the nominal of rupiah. This study examines whether such change will create money illusion on Indonesian consumer. In this study, money illusion is observed on 104 college students using the experimental method. The difference between students’ willingness to pay (WTP) is observed under the 2 (amount of zero: normal vs redenomination) x2 (budget constraint: high vs low) between subject factorial design. Although this study indicates that students treated in the high budget and normal amount of zero condition tend to have higher WTP than students treated in low budget or redenomination condition, the difference is insignificant (F=0,248, p>0,05, partial η2=0,002). Therefore, the results of this study indicates that money illusion will not occur in times of redenomination. Hence, this study suggests that consumers and business owner should not be worried about the implementation of redenomination in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekantina Prihastuti
"Money Illusion adalah "a tendency to think in terms of nominal rather than real monetary values" (Shafir, dkk, 1997). Penelitian mengenai konsep ini di Indonesia pernah dilakukan oleh Susianto (1998), Ariani (1999) dan Cahyadi (1999). Namun keempat penelitian tersebut memberikan hasil yang berbeda. Menurut pendapat Shafir, dkk bahwa proporsi responden yang mengalami Money Illusion pada bentuk kasus dengan titik referensi nominal akan lebih besar daripada proporsi responden pada bentuk kasus dengan titik referensi riil. Shafir, dkk melakukan penelitian pada aspek penghasilan, transaksi, kontrak, investasi, akuntansi mental dan keadilan.
Sedangkan hasil penelitian Susianto (1998) pada aspek penghasilan menunjukkan bahwa proporsi responden yang mengalami Money Illusion pada kedua tipe kasus tersebut tidak berbeda secara signifikan. Demikian pula dengan hasil penelitian Ariani (1999) pada aspek penghasilan, transaksi, akuntansi mental dan persepsi dalam hiperinflasi terhadap mata uang asing menunjukkan bahwa ternyata ibu rumah tangga kelas menengah tidak mengalami Money Illusion. Namun sebaliknya hasil penelitian Cahyadi (1999) pada aspek transaksi yang dilakukan pada masyarakat berpendapatan rendah menunjukkan bahwa mereka terkena Money Illusion.
Penelitian Shafir, dkk (1997) dan Susianto (1998) dilakukan dengan menggunakan kasus pada tingkat inflasi rendah. Sedangkan Ariani dalam penelitiannya melakukan kombinasi tingicat inflasi, yaitu yang digunakan pada penelitian Shafir, dkk, Susianto dan kondisi pada saat penelitiannya dilakukan. Keempat penelitian sebelumnya dilakukan dengan menggunakan responden yang berbeda satu sama lain.
Dalam penelitian ini responden yang digunakan adalah ibu rumah tangga tingkat sosial ekonomi atas. Dipilihnya ¡bu rumah tangga, karena ingin membandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariani. Karena diduga ibu rumah tangga tingkat sosial ekonomi atas akan mengalami Money Illusion.
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam bentuk kasus. Aspek yang diteliti sama dengan yang dilakukan oleh Ariani, yaitu aspek penghasilan, transaksi, akuntansi mental dan persepsi dalam hiperinflasi terhadap mata uang asing. Hasilnya adalah untuk mengetahui proporsi responden yang mengalami Money Illusion pada masing-masing aspek, kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Binomial dan Chi-Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata ibu rumah tangga tingkat sosial ekonomi atas tidak mengalami Money illusion untuk empat aspek yang diteliti, kecuali untuk aspek transaksi pada tingkat inflasi 75 %. Sedangkan pada aspek persepsi terhadap mata uang asing, temyata hasil penelitian ini tidak mendukung asumsi dari Fisher (1928).
Disamping itu, pengujian variabel juga dilakukan dengan menggunakan cross tabulation dan correlation, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara aspek aspek Money Illusion (seperti penghasilan, transaksi, akuntansi mental dan persepsi) dengan faktor usia, pendidikan dan pengeluaran. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor usia, pendidikan dan pengeluaran ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengalaman Money Illusion pada seseorang. Namun demikian hubungan satu-satunya hanya teij adj antara tingkat pendidikan dengan Money illusion pada aspek penghasilan, tetapi korelasinya lemah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fisher, Irving
New York, N.Y. : Adelphi , 1928
332.4 FIS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library