Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Muhammad Ilham
Abstrak :
Tesis ini bertujuan memahami ideologi perlawanan buruh dalam konflik perburuhan di pabrik. Peningkatan konflik perburuhan merupakan indikator perubahan ideologi perlawanan buruh dewasa ini jika dibandingkan dengan keadaan di masa lalu. Cara ideologi tersebut diekspresikan bukan saja lebih beragam, tapi juga berbeda sifatnya dari yang digambarkan dalam studi-studi konflik perburuhan selama ini. Bertentangan dengan pandangan yang menekankan lemahnya identitas politik buruh industri manufaktur, tesis ini menunjukkan bahwa perlawanan buruh kini lebih kuat dan radikal sebagaimana ditunjukkan oleh meningkatnya aksi-aksi kolektif buruh akhir-akhir ini. Namun berbeda dari pandangan kaum Mandan, konflik dan perlawanan buruh tidak begitu saja mencerminkan ekspresi kesadaran kelas dan watak revolusioner mereka. Ideologi perlawanan buruh dewasa ini ditentukan oleh strategi ekonomi tiap-tiap individu sehingga lebih bersifat ekanomis-pragmatis daripada kecenderung politis-revolusioner. Tesis ini menggunakan pendekatan konstruktivis {interpretif) karena memperhatikan pembentukan ideologi dalam kelompok sebagai pendorong terjadinya konflik. Ideologi dilihat sebagai sistem simbolik yang memberi acuan bagi pembentukan kesadaran kolektif dan menjadi pengarah bagi berbagai problem kehidupan. Dalam hal ini, ideologi buruh-buruh anggota FNPBI tidakiah tunggal, karena merupakan hasil dari proses sosial. Ideologi tersebut senantiasa didefinisikan, dinegosiasikan, dan diaktifkan dalam interaksi intrakelompok karena para organiser buruh-buruh dan buruh-buruh mengembangkan orientasi yang berbeda-beda mengenai diri dan tujuannya dalam organisasi. Para aktivis menggunakan aksi-aksi kolektif sebagai sarana pendidikan politik dan penanaman ideologi gerakan dengan tujuan-tujuan yang bersifat politik, sementara buruh-buruh lebih cenderung menggunakannya sebagai sarana untuk memperoleh tujuan-tujuan ekonomi. Dengan demikian, organisasi gagal menjadi pembentuk ideologi dan kesadaran kolektif yang koheren bagi para anggotanya untuk menjadi gerakan sosial yang signifikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singkir Hudijono
Abstrak :
Ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan angkatan kerja disatu tempat dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, menimbulkan mobilitas tenaga kerja. Kajian-kajian yang membahas mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi pada umumnya hanya membahas aspek-aspek yang tampak dari tekanan ekonomi yang menyebabkan mobilitas tersebut. Aspek-aspek yang tampak itu misalnya terbatasnya lapangan kerja di daerah asal dan mudahnya memperoleh uang di daerah tujuan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Kajian ini menjelaskan terjadinya mobilitas tenaga kerja yang disebabkan tekanan ekonomi dan kebutuhan akan biaya upacara adat, belis (emas kawin) yang berwujud gading gajah. Harga belis sangat mahal, harus dibayar, karena bila tidak dibayar akan sangat tercela bagi masyarakat setempat sebab menimbulkan "kawin masuk". Tanjung Bunga di Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu pemasok tenaga kerja (laki-laki) ke Sabah Malaysia Timur. Para pelaku dalam upayanya masuk ke Sabah memilih cara ikut camping (ilegal). Cara ini terlaksana melalui bantuan para calo. Cara ini juga memudahkan berpindah kerja sewaktu-waktu. Mobilitas penduduk membawa perubahan dalam pola pekerjaan, baik itu yang langsung menghasilkan maupun tidak langsung. Mobilitas ini menimbulkan suatu pola pembagian kerja baru yang menggambarkan adanya peranan yang lebih meningkat dari kaum wanita dalam keluarga, rumah tangga dan masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
Abstrak :
Apabila dicermati, eskalasi gerakan buruh di era reformasi ini, tidak hanya melulu masalah tuntutan buruh yang bersifat normatif. Bahkan kesadaran politik yang ada pada buruh acap kali bersinggungan dan mengusung isu dan hal-hal yang berbau politik yang cenderung menggugat kebijakan pemerintahan. Organisasi buruh yang berkembang pesat, yang ditandai dengan berdirinya Serikat Pekerja (SP) di dalam setiap perusahaan, dapat dipastikan adalah faktor yang mendukung bahkan menjadi penyebab tingginya kesadaran itu. Kesadaran buruh itu telah tumbuh sejak lama dan akan terus tumbuh di masa depan, seiring dengan semakin menumpuknya persoalan, yang disebabkan karena pola penyelesaian yang tidak terselenggara secara memadai. Oleh karena itu pada gilirannya buruh akan menjadi kekuatan politik yang sangat dahsyat. Karena bersamaan dengan itu pendidikan dan kesadaran politik dan skema perjuangan semakin canggih dan berkekuatan besar. Dinamika buruh internasional juga akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dinamika perburuhan di Indonesia. Sudah tidak asing bahwa berbagai gerakan buruh di berbagai negara seringkali menyokong gerakan buruh di nusantara atau juga sebaliknya. Gerakan buruh di berbagai negara akan memberikan pengaruh atau paling tidak inspirasi bagi gerakan buruh di Republik ini. Seiring dengan itu meningkat pula kesadaran hukum buruh Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya melalui pengadilan, semboyan yang menyatakan "meski langit hendak runtuh, hukum harus ditegakkan" menghinggapi buruh Indonesia, yang meng-aplikasi dalam wujud melakukan gugatan legal action melalui lembaga pengadilan. Melek-nya kesadaran hukum buruh ini untuk memperjuangkan hak-haknya melalui pengadilan, yang diyakini sebagai benteng terakhir keadilan ini ditandai dengan dimajukannya gugatan legal action karyawan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Serikat Pekerja PLN terhadap PT. PLN yang diduga kuat telah berkong-kalikong dengan Paiton Energy dengan cara membeli satuan energi listrik menjadi begitu mahal, sehingga berpotensi merugikan keuangan Negara. Motif yang hampir sama dilakukan juga oleh karyawan PT. Indosat yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT. Indosat dengan mengajukan gugatan actio popularis sehubungan penjualan saham PT. Indosat.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang, Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut. Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama. Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini. Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi (GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada. Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat. Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.
ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang, Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the background, causes, dynamics and processes of their resistance. This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory, Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group. The results of study showed that there are two factors causing the rise of social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social movement character is dominated by, especially the farming community, religious scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that involved in this social movement. In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization, networking and wide participation and be able to use the existing political opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity among the rural people. Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can be better explain the social movements. Although there a number of good concept, but it can not be able to explain the case completly and need another theory to explain it.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sulistyo
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini membuktikan bahwa pemogokan buruh bukan sekedar masalah hukum dan bahkan hubungan kerja. Pemogokan, sebagai bagian dari politik buruh di tempat kerja, merupakan produk dari hubungan-hubungan social, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitarnya atau dengan kata lain sebagai protes komunitas lokal. Pemahaman atas dunia perburuhan industri minyak tidak cukup hanya dengan membayangkan hubungan antara buruh dan pengusaha tetapi juga masyarakat sekitar bahkan negara menempati peran sangat menentukan. Buruh yang bersama-sama mogok memerlukan keberanian, karena mempertaruhkan penghidupannya. Oleh karena itu pemogokan dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa. Dukungan kelompok-kelompok di luar tempat kerja diperlukan karena resiko pemecatan sangat besar. Apabila terjadi konflik antara pengusaha dan buruh, maka terdapat kecenderungan negara memihak pengusaha, karena terdapat ketergantungan ekonomi negara pada pengusaha. Secara koseptual negara terdiri dari seluruh masyarakat, termasuk buruh. Namun dalam sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai masa reformasi mengalami perubahan-perubahan penting yang kontradiktif. Pada masa sebelum kemerdekaan, negara kolonial cenderung berpihak pada pengusaha, meskipun terdapat anggota dewan yang berpihak pada buruh, setelah politik Etis di awal abad 20 bermunculan partai-partai politik pembela l uruh; pada awal kemerdekaan negara merupakan pendukung gerakan t. ruh yang bercirikan dekolonisasi atas keberanaan perusahan asing. Akan tetapi pada masa Orde Baru negara berbalik menjadi pendukung pengusaha asing. Konsekuensinya buruh minyak yang sejak awal kemerdekaan dalam mengatasi masalah hubungan perburuhan terhadap pengusaha mendapat pengawalan negara, kecuali di Sumatra. Pada masa Orde Baru buruh diperlakukan semata-mata hanya sebagai alat produksi. Depolitisasi pekerja terjadi pada masa Orde Baru. Ideologi nasionalisme yang berkembang menjadi penggerak perjuangan buruh di perusahaan asing ditinggalkan digantikan dengan isyu tentang Ilubungan Industrial Pancasila. Karyawan Indonesia dalam perusahaan asing yang diharapkan akan lebih simpati pads nasib buruh pada lapisan bawah, tidak punya pilihan lain kecuali menunjukkan loyalitasnya kepada pengusaha asing. Tidak terdapat satu partai politik dan anggota dewan pun yang menjadi pembela buruh pertambangan minyak dalam mencari keadilan. Perusahaan mendapat pengawalan ABRI, terlindungi oleh sistem peradilan dan kontrak kerja menutup peluang protes terbuka kepada perusahaan asing sebagai kontraktor PERTAMINA. Oleh karena itu buruh subkontraktor dikalahkan dalam pemogokan tahun 1999 dan 2000 oleh VICO, perusahaan minyak multi-nasional di Muara Badak, Kalimantan Timur. Penulisan disertasi ini dilakukan dengan metode penelitian sejarah dan etnografi sejarah. Pendekatan penelitian dan penulisan berdasarkan Grounded Research. Sumber_sumber yang digunakan berupa arsip, pers, dan internet. Wawancara dilakukan tidak hanya kepada para pejabat perusahaan, pihak kecamatan, kepala desa atau kelompok elit desa lainnya, tetapi juga masyarakat kebanyakan. Dalam penelitian disadari perlunya menciptakan situasi obyektivitas. Intervensi ide dihindari agar tidak mempengaruhi jawaban yang diberikan informan.
2005
D1569
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananto Sutyasno Setyaji
Abstrak :
Skripsi ini membahas gagasan pergerakan sosial masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang ditampilkan dalam Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain karya El Hakim. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan struktur formal sastra digunakan untuk mendeskripsikan unsur gagasan dan didukung oleh penelusuran mengenai latar belakang pengarang dan zamannya. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain berisi gagasan-gagasan religius, cinta, cita-cita, kepedulian, dan ketegasan. Gagasan-gagasan tersebut menempatkan El Hakim sebagai pengarang yang berdiri antara propaganda untuk Jepang dan Indonesia. ......This thesis analyze social movement ideas of Indonesia people during Japan occupation period which is represented in Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain by El Hakim. This researh uses descriptive analyze approach. The literture formal structure approach uses to describe the idea substance, and supported by investigation of its playwright and period’s background. This research has come up with a decision that Taufan Diatas Asia dan Tiga Buah Sandiwara Lain contains religious, love, ideals, concern, and firmness. That ideas placed El Hakim as a playwright who stand among propaganda towards Japan and Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsal Mursalin Dhalu Prasojo
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas perlawanan yang dilakukan dua kelompok pendukung sepakbola di Mesir yaitu Ultras Ahlawy dan Ultras White Knights dalam Revolusi Mesir 2011. Dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana transformasi kelompok Ultras yang apolitis menjadi kelompok politis. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kesimpulan skripsi ini adalah kelompok Ultras berhasil melahirkan perlawanan dalam bentuk gerakan sosial baru. Untuk melahirkan gerakan sosial baru ini, kelompok Ultras melakukan proses framing isu sosial, memanfaatkan kesempatan politik, dan menggunakan media sosial.
ABSTRACT
This undergraduate thesis explains about the resistance launched by two groups of football supporters in Egypt, Ultras Ahlawy and Ultras White Knights in Egyptian Revolution 2011. This paper will explain how the two Ultras groups transformed from apolitical groups and become political groups. This undergraduate thesis will use qualitative approach. The conclusion of this paper is the Ultras groups succeded in generating a resistance in the form of new social movement. To generate this new social movement, the Ultras groups framed social issues, took advantage of political opportunity, and used social media.
2015
S60938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>