Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duncan, Chester
Winnipeg: Queenston House Publishing, 1975
780.924 DUN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Olof, Theo
Den Haag: Daamen N.V, 1958
BLD 839.36 OLO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arfita Noor Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk melihat perbandingan kepribadian dan kesehatan mental pada musikus dan nonmusikus. Pengukuran terhadap kepribadian dilakukan dengan menggunakan instrumen The Mini-IPIP dan kesehatan mental diukur dengan menggunakan Mental Health Inventory 5 (MHI-5). Penelitian ini melibatkan 679 partisipan yang terdiri dari 338 musikus dan 341 nonmusikus. Adapun musikus yang dimaksud merupakan individu dengan pengalaman bermusik setidaknya 10 tahun, dapat memainkan instrumen musik dan membaca partitur, berkegiatan musik secara rutin, serta pernah mendapatkan edukasi atau pelatihan musik. Sedangkan, nonmusikus yang dimaksud merupakan individu yang tidak pernah mendapatkan edukasi atau pelatihan musik, tidak mampu memainkan instrumen dan atau membaca partitur. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa dari segi kepribadian musikus memiliki neuroticism yang rendah (Sig.= 0.006) dan openness to experience yang tinggi dibandingkan dengan musikus (Sig.= 0.002). Sedangkan, dalam hal kesehatan mental musikus memiliki kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan dengan nonmusikus (Sig.= 0.00).
ABSTRACT
This research is aimed to find out a comparison of personality as well as mental health between musicians and non-musicians. The personality was measured using The Mini-IPIP as the instrument, while the mental health was measured using Mental Health Inventory 5 (MHI-5). The research involved a total of 679 participants, consisted of 388 musicians and 341 non-musicians. Musicians in this research are defined as the individuals who have had experience in music of at least 10 years, play the musical instruments regularly, and have received education and or training in music. On the other hand, non-musicians are individuals who have never received education or training in music, and are not capable of playing either the musical instruments or reading music. The result shows that the musicians have lower neuroticism in terms of personality (Sig.= 0.006), but higher openness to experience (Sig.= 0.002). On the contrary, in terms of the mental health, the musicians have higher score on than the non-musicians (Sig.= 0.00).
2016
S62687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haeoe Hongbowon
Abstrak :
Korean classical music, or "K-Classics," is a young field. It is a youth that has the power to infuse a contemporary quality into classical music, rescuing it from its status as a simple museum piece.
Korean: Korean Culture and Information Service, 2011
781.63 HAE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Azrita Khairunura
Abstrak :
Dalam relasinya dengan ranah dunia industri, seni dan segala wujud aktivitas berkesenian tidak lagi dilihat sebatas pada kemampuannya mewujudkan kreasi bentuk dari kualitas-kualitas kehidupan manusia, melainkan sejauh mana ia mampu menciptakan daya konsumsi pasar. Sebagai konsekwensinya, seni pun cenderung kehilangan „aura? sejatinya (kehilangan wibawa/hak aslinya, hingga menjadi sangat bergantung pada kesukaan dan kegemaran massa selaku pihak konsumen). Alienasi dan fethisisme lantas menjadi dilemma sekaligus problematika klasik yang senantiasa menyertai situasi serta kondisi semacam ini. Dari sudut pandang para star, alienasi yang mampu menggeser posisi berbagai bentuk karya musik sebagai objek hasil ciptaan mereka, menjadi subjek yang justru dengan kekuatannya sendiri memiliki “kuasa” untuk mengarahkan pilihan-pilihannya dalam bermusik, akhirnya melahirkan model pemujaan (fetish) terhadap bentuk-bentuk karya tersebut, yang bahkan tidak lagi mencerminkan diri mereka didalamnya. Namun demikian, segenap rangkaian proses perjalanan Storia sebagai satu kelompok musik (band) pendatang baru yang tengah berupaya menapaki rangkaian proses perjalanannya sebagai star di kancah blantika industri musik tanah air, nyatanya menunjukkan bahwa diluar dari dilemma dan problematika khas ranah dunia industri tersebut, tiap-tiap keputusan penting hingga perubahan-perubahan besar di tubuh sang bintang sesungguhnya justru berakar dari beragam konstruksi moda relasi yang terwujud diantara para aktor terkait. Disisi lain, gambaran seperti ini secara tidak langsung juga menegaskan bagaimana perihal orientasi bermusik dari para musisi di realitas ranah dunia industri yang hadir lewat kategori-kategori anonim penanda status maupun peranan mereka terkait klasifikasi bidang pekerjaan/keahlian, seperti; istilah star, sessionist, composer, arranger, vocal director, dan lain sebagainya, sejatinya merupakan imajinasi dari para aktor, yang mewujud ke dalam tindakan maupun proses sosial, melalui relasinya antara satu sama lain. Begitu pula halnya sebagai sebuah sistem gagasan yang besar lagi kokoh, kedudukan kapitalisme sebagai basis logika yang memayungi realitas dunia industri modern saat ini, tetap saja tidaklah ajeg, melainkan sangat luwes, dinamis, serta kontekstual. ......Arts and all forms of artistic activities is no longer limited to its ability to materialize the quality of life into the creation of a form, but the extent to which it can create the consumption capacity of the market. This is especially true in its context to the realm of industry. Consequently, arts tend to loose its true 'aura' (loosing its power / basic right, so it is highly dependent on the preferences and craze of the mass as the consumers). Alienation and fetishism then become a dilemma as well as classic problems that usually arise in this kind of situation and conditions. From the star point of view, alienation can shift the position of various forms of musical product as the product of their creations to become a subject precisely that just with its own strength has the "power" to determine his choices in music. This eventually ends up with worship (fetish) against the product, which does not even reflect themselves in it any more. However, the whole processes that Storia has gone through as a new group (Band) crafting its way up in the arena of music industry in the country, in fact, shows that beyond the typical dilemma and problems of the industry, every important decision, even up to major changes in the existence of the star, is actually rooted from the diverse forms or modes of relationships between the stakeholders involved. On the other hand, this picture also indirectly confirms, how musical orientation of the musicians in the industry exists through the anonymous categories, marked by their status as well as roles in relations to the types of work/expertise they do in music. Terms such as star, sessionist, composer, arranger, vocal director, and so forth, are actually the imagination of the actors that manifests into actions and social processs, through their relationships with each other. Similarly, as a great and robust system of ideas, the position of capitalism as the basic logics that overarches the reality of the modern industry today, is still not steady, but very flexible, dynamic and contextual.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kamal Reza Malewa
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pergerakan meruang musisi jalanan dan keterkaitannya antar sesamanya dan lingkungannya dengan kaitan penelitian ?Spatial History? yang telah dilakukan oleh Stanford University. Spatial History adalah sebuah proyek kolaboratif yang digunakan untuk menjelaskan lalu lintas aktifitas manusia ketika meruang dari satu titik awal hingga akhir dalam bentuk pemetaan ruang. Dengan begitu, dapat dilihat bagaimana musisi jalanan membuat teritori dalam lingkungannya ketika sedang bekerja. Penyusunan skripsi ini dilakukan pendekatan kualitatif dengan metode etnografis. Metode ini menekankan observer untuk melakukan studi lived experience yang meliputi 3 (tiga) cara yakni questioning, observing, dan experiencing.. Sedangkan teori yang digunakan ialah teori produksi ruang. Teori ini diharapkan dapat menjabarkan secara rinci pola perilaku musisi jalanan dari unsur budaya, pola perilaku, dan interaksi mereka dari waktu ke waktu dalam satu kesimpulan. Dengan menganalisa pergerakan, keterhubungan dan fleksibiltas mereka dimulai dari melihat lingkungan dimana mereka besar dan hidup bersama hingga tempat mereka berkarya serta mencari nafkah, diharapkan topik ini dapat melihat lebih jauh tentang keterhubungan dunia musisi jalanan sebagai komunitas informal dalam ruang lingkup urban secara terperinci
ABSTRAK
This thesis discusses about the spatial movement of street musicians and their relation with one another and their environment with based research named "Spatial History" that has been carried out by Stanford University. ?Spatial History? is a collaborative project that used to describe the traffic of human activity when moving (from the starting point to the end point) in the form of mapping space. And then, it can be seen how street musicians making territory in its environment while it is working.
By analyzing the (street musician) movement, connectivity and flexibility from where they started with their environment which they live together (with antother person) and where they work and earn some money to live, this thesis be expected can see more about connectivity in street musician?s world as informal communities within the scope of urban detailed.
2016
S63717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelik M Nugroho
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2020
780.598 KEL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ho, Kyong-jin pyonyok
Kyonggi-do Paju-si : Hangilsa , 2005
KOR 781.629 57 HOK a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Hilary
Abstrak :
ABSTRAK
Pemusik orkestra memiliki tuntutan dan tantangan yang tinggi untuk selalu menampilkan permainan musik yang sempurna. Hal ini membuat mereka memaksa diri dalam berlatih dan memiliki toleransi yang rendah terhadap kekurangan dan kesalahan diri. Hal ini membuat pemusik orkestra memerlukan self-compassion agar tidak melakukan hal yang destruktif terhadap diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan psychological well-being pada pemusik orkestra. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Pengukuran self?compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003) dan alat ukur Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff , 1989). Partisipan penelitian adalah sebanyak 104 pemusik orkestra. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (rs=0.465 dan p=0.000), yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan psychological well-being pada permusik orkestra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merancang intervensi pelatihan self-compassion bagi pemusik orkestra agar dapat meningkatkan psychological well-being.
ABSTRAK
Orchestra musicians have a lot of demands and high challenges to always perform in a perfect way. These things make them hard on themselves when practicing and make them have a low tolerance on their inadequacies and failure. They need to be self-compassionate to themselves so that they will not do a destructive action to themselves. This study aims to look at the relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. This study uses correlation method. Self-compassion was measured using Self-Compassion Scale (Neff ,2003). Psychological well-being was measured using Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1989). The respondents of the study are 104 orchestra musicians. There is significant evidence to reject the null hypothesis (rs=0.465 dan p=0.000), which can conclude that there is a positive and significant relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. These results are hoped to be useful in planning interventions self-compassion training, so that they can promote their psychological well-being.
2016
S63689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avia Athalia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan mental dan kemampuan regulasi emosi antara musikus dan non-musikus. Sampel penelitian ini merupakan musikus dan non-musikus yang dibagi berdasarkan aktivitas musik individu mengacu pada Hanna-Plady dan MacKay (2011), berusia 19 ? 40 tahun yang berjumlah 679 orang terdiri atas 338 musikus dan 341 nonmusikus. Tingkat kesehatan mental dalam penelitian ini diukur menggunakan Mental Health Inventory-5 (MHI-5) yang dikembangkan oleh Veit dan Ware (1983), dan kemampuan regulasi emosi diukur dengan Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS) yang dikembangkan oleh Gratz dan Roemer (2003). Hasil dari penelitian ini menemukan adanya perbedaan tingkat kesehatan mental dan kemampuan regulasi emosi yang signifikan antara musikus dan nonmusikus. Kelompok musikus pada penelitian ini memiliki tingkat kesehatan mental dan kemampuan regulasi emosi yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelompok nonmusikus.
ABSTRACT
The objective of this study is to know the mental health condition and emotion regulation skill difference between musicians and non-musicians. Participants of this study are musicians and non-musicians that are divided by their musical activity refers to the classification of Hanna-Plady and MacKay (2011), aged 19-40 years. There are 679 participants in total which consist of 338 musicians and 341 non-musicians. Mental health was measured using the Mental Health Inventory-5 (MHI-5) developed by Veit and Ware (1983), and emotion regulation was measured using the Difficulties in Emotion Regulation Scale (DERS) developed by Gratz and Roemer (2003). This research found that there is a significant difference between musicians and non-musicians in mental health and emotion regulation. The musicians have significantly higher level of mental health and emotion regulation compared to non-musicians.
2016
S62790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>