Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 279 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rippin, Andrew
Londo: Routledge, 1990
297.3 RIP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ghazali, Muhammad
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003
297.218 MUH M
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rippin, Andrew
London: Routledge, 1993
297.3 RIP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Qothrun Nadaa
"Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri rantai sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin dan interkoneksinya dengan sanad K.H. Dalhar serta pengaruh ajarannya pada masyarakat Muslim Indonesia. Mujahadah ini menarik untuk dibahas sebab walaupun tidak terikat dengan organisasi masyarakat apapun, perkembangannya sangat pesat di berbagai daerah. Selain itu, pentingnya sanad keilmuan perlu untuk dikaji secara mendalam bukan hanya dalam ranah pembahasan hadits, tetapi juga mencangkup seluruh disiplin ilmu, dengan fungsi utamanya menjaga orisinalitas suatu ilmu. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan interkoneksi sanad keilmuan sebagai fokus utama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pendekatan studi kasus melalui wawancara pada tokoh-tokoh yang bersangkutan. Dalam menganalisis interkoneksi sanad keilmuan mujahadah, penulis menggunakan teori integrasi-interkoneksi Amin Abdullah dan teori sanad keilmuan Abu Hamid Al-Ghazali. Berdasarkan teori tersebut menyimpulkan bahwa sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin masuk dalam kategori sanad ijazah, ketersambungan sanad keilmuan diberikan langsung oleh guru (Kyai Nahrowi Dalhar) kepada muridnya (Gus Muh). Eksistensi mujahadah ditemukan membawa pengaruh dalam merekatkan hubungan antar masyarakat dan meluaskan koneksi karena diikuti oleh ribuan masyarakat.
......This study aims to trace the chain of sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin and interconnection with sanad K.H. Dalhar, as well as the influence of its teachings on the Indonesian Muslim community. This mujahadah is interesting to discuss because although it is not tied to any community organization, its development is very rapid in various regions. In addition, the importance of scientific sanad needs to be studied in depth not only in the realm of hadith discussion but also covers all disciplines, with its main function being to maintain the originality of a science. This research was conducted by qualitative methods with the interconnection of scientific sanad as the main focus. The source of data used in this study comes from a case study approach through interviews with the figures concerned. In analyzing the interconnection of the mujahadah scientific sanad, the author uses Amin Abdullah's theory of integration-interconnection and the theory of Abu Hamid Al-Ghazali’s scientific sanad. Based on this theory, it is concluded that the sanad mujahadah Nihadlul Mustaghfirin is included in the category of sanad diploma, and the connection of scientific sanad is given directly by the teacher (Kyai Nahrowi Dalhar) to his students (Gus Muh). The existence of mujahadah was found to influence bonding relations between communities and expand connections because it was followed by thousands of groups of people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Diana Mohd Mahudin
"While religiosity as a field of inquiry has been gaining research interest in recent years, a central issue about its conceptualisation, measurement, and relationships with work outcomes remains unresolved. The aims of this paper are: (1) to introduce a new scale designed to measure religiosity among Muslims, based on an Islamic perspective that centres on the bodily action or human activity (islam), the mind or understanding of God (iman), and the spirit or actualisation of virtue and goodness (ihsan); and (2) to demonstrate how religiosity relates to various work outcomes. We followed a rigorous multi-steps scale development procedure using four empirical studies involving 703 participants. The final scale yielded one factor with 10 underlying items. Our results showed that religiosity was positively correlated with job satisfaction, positive work behaviour, workplace integrity, and organisational commitment, but negatively correlated with antagonistic work behaviour. This new scale also showed incremental validity over an existing Muslim attitude scale in predicting organisational commitment and integrity. Overall, this new scale demonstrates good psychometric properties and is a promising tool for the measurement of religiosity among Muslims in organisational settings.
Meski belakangan ini relijiusitas telah mendapatkan perhatian riset-riset, masalah fundamental tentang konseptualisasi, pengukuran, dan hubungan dengan kinerja individu dalam organisasi masih belum terpecahkan. Tujuan dari artikel ini adalah: (1) memperkenalkan skala baru yang disusun untuk mengukur relijiusitas pada Muslim dimana ini didasari oleh perspektif Islam yang berpusat pada perilaku atau aktivitas manusia (Islam), benak atau pemahaman akan Tuhan (Iman), dan semangat aktualisasi nilai-nilai dan kebaikan (Ihsan); dan (2) menunjukkan bagaimana relijiusitas bisa berhubungan dengan berbagai kinerja kerja individu. Kami melakukan pengembangan skala lewat beberapa tahapan ketat menggunakan empat studi empiris dengan 703 partisipan. Skala akhir terdiri atas satu factor dengan 10 aitem. Hasil juga menunjukkan bahwa relijiusitas berkorelasi positif dengan kepuasan kerja, perilaku kerja positif, integritas kerja, dan komitmen organisasi, serta berkorelasi negatif dengan perilaku kerja antagonistik. Secara umum, skala baru ini menunjukkan properti psikometrik yang baik dan bisa menjadi instrumen menjanjikan untuk mengukur relijiusitas Muslim di lingkungan organisasi."
International Islamic University Malaysia. Department of Psychology, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Syamsu Purnomo
"Dakwah Islam merupakan fenomena baru, yang makin marak dalam kurun waktu lebih dari 4 tahun terakhir mi terutama dengan tumbuhnya stasiun televisi swasta. Sebagai negara dengan penduduk lebih dari 180 juta yang beragama Islam, acara dakwah di televisi mernperoleh perhatian yang cukup baik dari para pemirsa di Indonesia. Kenyataan mi membuat para pengelola stasiun televisi menyadani bahwa dakwah Islam merupakan acara yang dibutuhkan Pemirsa. Semua stasiun televisi swasta menyajikan acara dakwah Islam setiap pagi, sebelum memulai acara-acara unggulannya pada hari itu sehingga Pemirsa mempunyai ragam pilihan acara dakwah Islam. Adanya acara dakwah di televisi setiap hari memerlukan para pengisi acara sebagai Ulama ataU Narasumber, yang jumlahnya cukup banyak untuk kebutuhan lima stasiun televisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi pesan komunikasi dakwah yang disampaikan di RCTI dan TPI, umumnya sangat sesuai dengan kerangká pemikiran atau teori-tebri komunikasi yang ada. Hal mi disebabkan karena para Ulama/Narasumber sudah terbiasa mengikuti metode, teknik dan sistematika yang ada dalam Kitab Suci Al Qur'an dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Namun demikian dalam dakwah yang dilakukan melalui media televisi, penggunaan teknik rekaman dan editing yang baik belum banyak digunakan sebagai suatu produk acara televisi yang menarik. Bagaimanapun juga, acara dakwah di televisi merupakan upaya dari stasiun televisi untuk lebih mendekati pemirsanya secara spiritual. Sehingga upaya-upaya peningkatan mutu acara dakwah dalam hal materi bahasan, teknik siaran, editing dan pemanfaatan teknologi televisi perlu terus dilakukan agar acara dakwah juga merupakan tontonan yang tetap disukai pemirsa Penggunaan Retorika dan Komunikasi oleh Ulama Narasumber merupakan suatu keharusan, karena dakwah bertujuan agar pesan-pesan agama dapat diresapi pemirsa dan diharapkan untuk dapat diamalkan. Pesan-pesan agama tidak lepas dari aplikasi struktur pesan dan daya tank pesan, agar dakwah agama juga menarikbagi pemirsa sebagai suatu tontonan yang menghibur. Sedangkan teknik argumentasi merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan pemirsa, bahwa pesan agama yang disampaikan memiliki landasan yang kuat dan layak di-imani."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T5471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Deden Purnama
"Tesis ini membahas kontruksi Muslim Childhood dalam Bacaan anak Muslim Indonesia terpilih tahun 2018 menggunakan konsep Muslim Childhood (Al-Ghazali dalam Abdurrahman 2015, dan Scourfield, dkk. 2013). Alih-alih sebagai medium imajinasi, sastra anak kerap dijadikan alat pengajaran dan penyampai pesan moral. Melalui bacaan anak, orang dewasa berupaya menyisipkan pandangan serta nilai-nilai tertentu agar terbentuk masa kanak-kanak (childhood) secara ideal, termasuk idealisasi masa kanak-kanak berbasis ajaran Islam atau Muslim childhood. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk narasi dan ilustrasi 18 buku anak Muslim terpilih yang diterbitkan di Indonesia pada 2018. Figur anak yang saleh, peran tokoh orang dewasa sebagai inisiator, serta eksplisitnya nilai-nilai keislaman yang dihadirkan mengungkap bagaimana kesalehan sebagai idealisasi Muslim childhood dikonstruksi secara langsung dan deskriptif. Mayoritas isi buku juga berfokus pada penyampaian pesan dibandingkan alur cerita. Kecenderungan tematik ini pada akhirnya memperlihatkan pandangan masing-masing penerbit terhadap ajaran Islam dalam setiap teksnya, yaitu memosisikan anak sebagai figur yang perlu dibina alih-alih diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Namun, nilai-nilai keislaman dalam teks-teks dari berbagai penerbit tersebut sebenarnya bersifat universal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan bacaan anak sebagai penyampai pesan ideal orang dewasa secara eksplisit dan menggurui masih mendominasi narasi teks serial anak Muslim di Indonesia tahun 2018 dari yang seharusnya sebagai medium imajinasi anak sebagai pembacanya.
......This thesis discusses the construction of Muslim Childhood in selected Indonesian Muslim children’s literature in 2018 using the concept of Muslim Childhood (Al-Ghazali in Abdurrahman 2015, and Scourfield, et al. 2013). Instead of being a medium of imagination, children's literature is often used as a teaching tool and a messenger of morals. Through children's book, adults try to insert certain views and values ​​in order to form an ideal childhood, including the idealization of childhood based on Islamic teachings or Muslim childhood. This is implemented in the form of narratives and illustrations of 18 selected Muslim children's books published in Indonesia in 2018. The figures of pious children, the role of adult figures as initiators, and the explicitness of Islamic values ​​presented reveal how piety as an idealization of Muslim childhood is directly constructed. and descriptive. The majority of the book's content also focuses on delivering the message rather than the storyline. This thematic tendency ultimately shows the views of each publisher on Islamic teachings in each of their texts, namely placing children as figures who need to be nurtured instead of being given the freedom to make their own choices. However, Islamic values ​​in the texts of these various publishers are actually universal. The results of the study show that the tendency of children's reading as an explicit and patronizing ideal messenger for adults still dominates the narrative text of serial texts for Muslim children in Indonesia in 2018 than it should be as a medium for children's imagination as readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Padwick, Constance E.
London: S.P.C.K, 1961
297.3 PAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Angrika
"Penelitian ini menggambarkan pandangan dan sikap terhadap fenomena peran ganda, KDRT dan TKW dalam hubungannya dengan program organisasi perempuan Islam. Alasan yang mendasari penelitian ini adalah adanya tudingan bahwa organisasi perempuan Islam kurang vokal, cenderung lamban dalam merespon isu-isu gender, dan terkooptasi oleh Orba. Akibatnya, organisasi perempuan Islam (OPI) seolah tidak peduli akan persoalan perempuan dan tenggelam dalam lingkaran gerakan perempuan di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berperspektif perempuan, melibatkan 24 subjek penelitian yang terdiri dari 12 orang dari PPNA Yogyakarta dan 12 orang dari PP Fatayat NU Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan dan sikap terhadap fenomena peran ganda, KDRT, dan TKW pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pemahaman pengurus tentang konsep gender. Sejauh pengurus memiliki pemahaman dan kepekaan gender, maka semakin tumbuh program yang berwawasan gender pula. Nasyiah dan Fatayat, sesungguhnya mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi, serta cukup responsif dalam menanggapi persoalan gender. Ini terlihat dari program kerja yang mencoba melepaskan diri dari bias gender dan berpihak pada kepentingan perempuan. Program kerja yang relevan dengan ketiga isu gender yang diangkat dalam penelitian ini dikemas oleh Nasyiah dan Fatayat dalam fokus program gender masing-masing. Nasyiah berfokus pada program kewirausahaan perempuan, dan Fatayat pada penguatan hak perempuan melalui penguatan hak reproduksi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa Nasyiah dan Fatayat tidak hanya menekankan pada program untuk memenuhi kebutuhan praktis gender perempuan, tetapi telah mulai memenuhi kebutuhan strategisnya. Nasyiah dan Fatayat perlu berbenah diri dan merumuskan kembali program-programnya khususnya yang berkaitan dengan ketiga isu di atas. Keduanya harus berusaha agar ketergantungannya terhadap lembaga dana dan organisasi induk dapat diminimalisir.
Islamic Women's Organizations' Perception and Attitude towards Gender Issues (Case study of Nasyiatul Aisyah Yogjakarta and Fatayat NU Jakarta)This research is grounded on the assumption that Islamic women's organizations have not been actively involved in addressing women's issues as well as been cooped by the New Order Ruler. This research thus aims to reveal the perception and attitude of the organizations towards gender issues, namely dual roles, domestic violence, and women labors.
Using qualitative approach with feminist perspective, 24 subjects from PPNA Jogjakarta and Fatayat NU Jakarta are interviewed.
Findings show that the perception and attitude towards gender issues of the organizations have been mostly influenced by the concepts of gender shared by the members of the board. Good understanding of gender issues shared by the members will result in good work program in addressing women's issues. Nasyiah and Fatayat have good understanding of gender concept as reflected by their work program that focuses more on women's interests. Even though Fatayat and NU have different approach, both organizations to some extent have set up work program dealing with gender issues. While Nasyiah has been intensely working on women's entrepreneurship, Fatayat focuses more on women's reproductive rights.
Both organizations also focus more on programs dealing with strategic than practical needs. It concludes, however, both Fatayat and Nasyiah still need to reformulate their work programs especially those tackling issues such dual roles, domestic violence and women labors.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>