Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Merlynda Pusvita Dewi
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) merupakan jenis keganasan yang paling umum terjadi di wilayah kepala dan leher di Indonesia. Saat ini, terjadi pergeseran paradigma ke konsep tumor microenvironment, yang menekankan pentingnya penanda biologis. Rasio limfosit monosit (RLM) mencerminkan Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TIL) dan Tumor- Associated Macrophages (TAM). Namun, temuan penelitian tentang RLM, TIL CD8, dan TAM CD163 sebagai prediktor untuk Progression-Free Survival (PFS) masih kontroversial. Belum ada penelitian yang menyelidiki hubungan antara marker-marker ini dan PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut di Indonesia. Tujuan: Mengetahui PFS 3 tahun pada pasien KNF stadium lokal lanjut dan mengetahui hubungan antara RLM, TIL, dan TAM dengan PFS 3 tahun. Metode: Studi kohort retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama periode Januari 2015 hingga 2020. Kami menghimpun data mengenai karakteristik demografis pasien, menghitung RLM, dan pewarnaan imunohistokimia untuk TAM CD163 dan TIL CD8 pada blok biopsi jaringan. Analisis penentuan nilai titik potong dilakukan melalui kurva receiver operating curve (ROC) untuk ketiga ini. Setelahnya, kami melakukan analisis terhadap ketiga parameter tersebut terkait PFS 3 tahun dengan menggunakan kurva Kaplan-Meier dan uji log rank. Untuk mengatasi variabel perancu, dilakukan uji Cox Regression. Hasil: Didapatkan persentase PFS 3 tahun KNF stadium lokal lanjut sebesar 46,7%. Nilai titik potong terbaik untuk RLM, CD163, dan CD8 berturut – turut adalah 1,82, 1,96, dan 47,5%. Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat, didapatkan RLM ≤ 1,82 (aHR 1,785, IK95% 1,057 – 3,018), CD163 ≥196 (aHR 6,126, IK95% 3,382 – 11,097), dan CD8 ≤47,5% (aHR 2,099, IK95% 1,232 – 3,575). Simpulan: Nilai RLM dan TIL CD8 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang baik, sedangkan TAM CD163 yang tinggi berhubungan dengan PFS 3 tahun yang buruk pada pasien KNF lokal lanjut. ......Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most common malignancy in the head and neck region in Indonesia. Recently, there has been a paradigm shift towards the concept of the tumor microenvironment, emphasizing the significance of biological markers. The lymphocyte-to-monocyte ratio (LMR) reflects Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) and Tumor-Associated Macrophages (TAMs). However, findings on LMR, CD8 TILs, and CD163 TAMs as predictors for Progression-Free Survival (PFS) remain controversial. No study has yet investigated the relationship between these markers and 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC in Indonesia. Objective: To determine the 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC and to ascertain the relationship between LMR, TILs, and TAMs with 3-year PFS. Methods: A retrospective cohort study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from January 2015 to 2020. We gathered data on patient demographic characteristics, calculated LMR, and performed immunohistochemical staining for CD163 TAMs and CD8 TILs on tissue biopsy blocks. The determination of cutoff values was performed using receiver operating curve (ROC) analysis for all three. Subsequently, we analyzed these parameters in relation to 3-year PFS using Kaplan-Meier curves and log-rank tests. Cox Regression analysis was conducted to adjust for confounding variables. Results: The 3-year PFS rate for advanced local-stage NPC was found to be 46.7%. The optimal cutoff values for LMR, CD163, and CD8 were 1.82, 1.96, and 47.5%, respectively. Based on bivariate and multivariate analyses, we found LMR ≤ 1.82 (aHR 1.785, 95% CI 1.057 – 3.018), CD163 ≥196 (aHR 6.126, 95% CI 3.382 – 11.097), and CD8 ≤47.5% (aHR 2.099, 95% CI 1.232 – 3.575). Conclusion: High LMR and CD8 TIL values are associated with favorable 3-year PFS, while high CD163 TAM values are associated with poor 3-year PFS in patients with advanced local-stage NPC.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Noor Muhammad
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker nasofaring (KNF) adalah keganasan yang terjadi pada epitel mukosa daerah nasofaring dengan angka kejadian di dunia sekitar 1,2 per 100.000 penduduk. Perkembangan mekanisme penanda molekuler yang berhubungan dengan proliferasi, apoptosis, dan invasi tumor yaitu Ki-67 dan p16, dapat memberikan indikasi tentang tingkat proliferasi sel dan status penghambatan siklus sel. Metode: Penelitian ini menggunakan disain kohort retrospektif dengan subjek pasien KNF stadium local lanjut yang berobat di RSCM pada periode 2015-2020. Penelusuran data klinis dilakukan bersamaan dengan pewarnaan imunohistokimia p16 dan Ki-67 menggunakan antibodi monoklonal. Ekspresi dihitung secara manual menggunakan piranti imageJ. Analisis hubungan p16 dan Ki-67 terhadap progression-free survival (PFS) 3 tahun menggunakan kurva Kaplan Meier dan uji log rank dengan batas kemaknaan p<0,05. Hasil: Angka PFS 3 tahun pada subjek sebesar 44% dengan median 29 bulan. Ekspresi p16-negatif dideteksi pada 56 (56,0%) sampel, dan peningkatan ekspresi Ki-67 pada 53 (53,0%) sampel. Kurva Kaplan-Meier menunjukkan PFS 3 tahun untuk p16-negatif yaitu 8,9% (p<0,0001). PFS untuk peningkatan ekspresi Ki-67 11,3% (p<0,0001). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan pasien KNF stadium ocal lanjut dengan peningkatan ekspresi Ki-67 dan p16-negatif memiliki progression-free survival 3 tahun yang lebih rendah. ......Background: Nasopharyngeal cancer (NPC) is a malignancy that occurs in the mucosal epithelium of the nasopharyngeal area with a worldwide incidence of around 1.2 per 100,000 population. To date, the development of molecular marker mechanisms, including Ki-67 and p16 which are related to proliferation, apoptosis, and tumor invasion can indicate the level of cell proliferation and status of cell cycle inhibition. Methods: A retrospective cohort study was conducted in subjects of NPC patients at RSCM from 2015 until 2020. Clinical data was collected from hospital registries, and immunohistochemistry staining of Ki-67 and p16 was perfomed by using monoclonal antibody. The expression of Ki-67 and p16 were calculated manually using the imageJ tool. Association of Ki-67 and p16 expression with 3 years- progression-free survival (PFS) was analyzed using Kaplan Meier with log-rank test p<0.05. Results: The 3-years PFS in subjects was 44% with a median of 29 months. p16-negative expression was detected in 56 (56,0%) samples, and Ki-67 overexpression in 53 (53,0%) samples. The Kaplan-Meier curve shown the 3-years PFS for p16-negative was 8,9 (p<0,0001). PFS for Ki-67 overexpression was 11,3%, (p<0,0001). Conclusion: This study shows that locally advanced NPC patients with Ki-67 overexpression and p16-negative have lower 3-year progression-free survival.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Surya Komala
Abstrak :
Pendahuluan Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan jenis keganasan yang unik dengan distribusi geografis dan etnis tertentu. Daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara memiliki insidens kejadian yang tinggi. Indonesia memiliki insidens 5,66 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Salah satu penyebab kematian pasien dengan keganasan adalah trombosis. Kadar soluble Platelet-selectin (sP-selectin) yang tinggi dalam plasma, hasil dari aktivasi sel-sel endotel dan trombosit, adalah prediktor kejadian trombosis.

Tujuan Mengetahui kadar sP-selectin pada berbagai stadium karsinoma nasofaring dan korelasinya dengan hitung trombosit.

Metode Dilakukan studi potong lintang pada 60 kasus karsinoma nasofaring yang baru terdiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada periode Maret hingga November 2012. Kadar sP-selectin diukur dengan teknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay.

Hasil Rerata usia adalah 43,9 tahun dengan rasio laki-laki terhadap perempuan 3:1. Jenis patologi terbanyak adalah karsinoma tidak berdiferensiasi (83,3%). Sepuluh persen pasien mengalami trombositosis. Median kadar sP-selectin adalah 45,73 ng/mL dengan rentang interkuartil: 42,02-57,66 ng/mL. Secara statistik terdapat perbedaan kadar sP-selectin diantara stadium IVC dengan stadium lainnya (stadium IVB, p = 0,001 dan kelompok stadium I-IVA, p < 0,001). Hitung trombosit tidak berkorelasi dengan sP-selectin (r: 0,185; p = 0,158).

Simpulan Terdapat perbedaan kadar sP-selectin pada berbagai stadium karsinoma nasofaring. Hitung trombosit tidak berkorelasi dengan kadar sP-selectin. ......Background Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is an unique malignancy because of its geographical and ethnic patterns. South China and South East Asia have the highest incidence, while in Indonesia is about 5.66 cases per 100,000 populations per year. Thrombosis is one of the complications of malignancy. High plasma levels of soluble Platelet-Selectin (sP-selectin) produced by activated endothelial cells and platelets, are predictive of thrombosis.

Objective To measure sP-selectin levels in various stages of nasopharyngeal carcinoma and its correlation with platelet count.

Methods This was a cross sectional study including 60 patients with newly diagnosed nasopharyngeal carcinoma at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia in period of April to November 2012. Soluble P-selectin levels in various stages of NPC measured with Enzyme Linked Immunosorbent Assay was compared and correlated with platelets count.

Results From 60 patients of NPC, the mean age was 43.9 years with ratio of men to women was 3:1. The most prevalence histopathology was undifferentiated carcinoma (83.3%). Ten percent of the patients had thrombocytosis. The median level of sP-selectin was 45.73 ng/mL (inter quartile range: 42.02-57.66). Soluble P-selectin levels were statistically significantly higher among patients with stage IVC than other stages (with stage IVB, p = 0.001 and with group of stage I-IVA, p < 0.001). There was no correlation between platelet count and sP-selectin levels (r = 0.185; p = 0.158).

Conclusion There were different levels of sP-selectin between various stages of nasopharyngeal carcinoma. There was no correlation between platelets count and sP-selectin levels.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Susanto
Abstrak :
Xerostomia merupakan efek samping yang sering terjadi pasca radioterapi pasien kanker nasofaring KNF yang berdampak pada penurunan kualitas hidup. Pengobatan xerostomia dapat dilakukan dengan pilokarpin tetapi efektifitasnya kurang memuaskan dan dapat menimbulkan efek samping seperti banyak berkeringat, pusing, sakit kepala, rinitis, mual, sering buang air kecil, takikardia dan gangguan visual. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa akupunktur telinga dapat membantu mengurangi gejala xerostomia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas press needle pada titik akupunktur telinga MA-TF1 Shenmen dan MA-AT Kelenjar Parotis dibandingkan dengan press needle sham terhadap xerotomia pasien kanker nasofaring pasca radioterapi yang dinilai dengan skor Xerostomia Inventory XI, European Organization for Research and Treatment of Cancer Head and Neck Cancer Quality of Life Questionnaire EORTC QLQ-H N35 dan pH Saliva. Penelitian ini merekrut 40 pasien KNF pasca radioterapi yang mengalami xerostomia yang dibagi secara acak menjadi dua kelompok yaitu 20 subjek kelompok kasus yang diberikan press needle di telinga setiap 1x seminggu selama 4 minggu dan 20 subjek kelompok kontrol yang diberikan press needle sham setiap 1x seminggu selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata penurunan skor XI pada kelompok terapi press needle lebih besar dibandingkan dengan kelompok press needle sham p ...... Xerostomia is a common side effect found in patients with nasopharyngeal carcinoma post radiation that may deteriorate quality of life. The treatment of xerostomia can be treated using Pilocarpine but its effectiveness is less satisfactory and can cause side effects such as sweating, dizziness, headache, rhinitis, nausea, urinary frequency, tachycardia and visual impairment. Several studies have proven that ear acupuncture can help reduce symptoms of xerostomia. This study aims to determine the effectiveness of press needle on MA TF1 Shenmen and MA AT Parotid Gland compared with sham in nasopharyngeal carcinoma patients with radiation induced xerostomia assessed with Xerostomia Inventory score XI, European Organization for Research and Treatment of Cancer Head and Neck Cancer of Quality of Life Questionnaire EORTC QLQ H N35 and salivary pH. Forty patients with xerostomia after radiation therapy of nasopharyngeal carcinoma were divided randomly into two groups, 20 patients in case group who received press needle therapy on ears every week for 4 weeks and 20 patients in control group who received sham every week for 4 weeks. The results showed that mean decrease of XI score in the press needle therapy group was greater than sham group p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Kurnia
Abstrak :
Latar Belabog: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan dengan lcarakteristik epidemiologis khas. KNF relatif jarang di dunia dengan insidensi rata-rata kurang dari I: 100.000, namun terdapat endemis pada populasi tertentu termasuk Indonesia. KNF merupakan penyakit multifaktorial dimana limfosit T diketahui berperan dalam patogenesisnya. Reseptor sel T (TCR) adalah molekul pada permukaaan limfosit T yang penting untuk fungsi sel T. Metode: Penelitian dilakukan dari bulan Mei-Juni 2010 dengan desain kasus kontrol. Data penelitian didapatkan secara sekunder dari Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mencakup 50 kasus dan 50 kontrol yang diambil secara konsekutif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Analisis polimorfisme gen TCR 13 dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) dengan enzim restriksi BgID. Hasil analisis RFLP pada elektroforesis menunjukkan pita tunggal (229 pb) untuk alel A, dan dua pita (142 pb dan 87 pb) untuk aiel B. Basil: Dari 50 pasien KNF dan 50 kontrol sebat didapatkan frekuensi alotip A 37 % dan B 63 % pada kelompok KNF; A 26 % dan B 74 % pada kelompok kontrol. Distribusi alotip antara kelompok kasus dan kontrol tidak berbeda bermakna (x2= 2,804, df= 1, P = 0,094, OR = 1,672, IK 95 % = 0,914-3,057). Namun demikian frekuensi aiel A cenderung lebih tinggi pada penderita KNF. Diskusi: Hasil pada penelitian dapat dipengaruhi oleb berbagai faktor yang bersifat individual, pada satu individu terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap KNF.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S70367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Santi
Abstrak :
Praktek residensi Keperawatan Medikal Bedah peminatan Onkologi yang telah dilaksanakan di RS Kanker Dharmais menetapkan satu kasus kelolaan utama yaitu karsinoma nasofaring dan 30 kasus resume kasus-kasus kanker dengan menggunakan pendekatan teori peaceful end of life. Saat melakukan praktek residensi telah dilakukan berbagai rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan pasien kanker yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan secara professional dan komprehensif kepada pasien-pasien kanker dan salah satu diantaranya adalah kanker nasofaring dengan menggunakan pendekatan teori peaceful end of life., melakukan suatu penerapan intervensi keperawatan yang berdasarkan Evidence Based Nursing yaitu intervensi kombinasi progressive muscle relaxation dan guided imagery untuk mengatasi mual muntah akibat kemoterapi pada pasien kanker payudara dan penerapan suatu proyek inovasi yaitu untuk mengatasi fatigue pada pasien kanker, dimana hampir sebagian besar pasien kanker mengalami fatigue sehingga penerapan intervensi Walking Exercise dengan menggunakan aplikasi J-HATI (Jalan Sehat Berenergi) diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. ...... Medical Surgical Nursing residency practice specializing in Oncology which has been carried out at Dharmais Cancer Hospital establishes one main managed case, namely nasopharyngeal carcinoma and 30 cases of resume cancer cases using a peaceful end of life theory approach. During residency practice, various series of activities related to the problems of cancer patients have been carried out, namely by providing professional and comprehensive nursing care to cancer patients and one of them is nasopharyngeal cancer by using a peaceful end of life theory approach, implementing an intervention. nursing based on Evidence-Based Nursing, namely a combination intervention of progressive muscle relaxation and guided imagery to treat nausea, vomiting due to chemotherapy in breast cancer patients and the implementation of an innovative project, namely to overcome fatigue in cancer patients, where most of the cancer patients experience fatigue so that the implementation of the Walking intervention Exercise using the J-HATI (Energy Healthy Walk) application is expected to improve the quality of life of cancer patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Priambodo Kusumo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Chin Tuck Against Resistance (CTAR) dengan latihan Shaker terhadap peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada pasien karsinoma nasofaring dengan disfagia pasca kemoradiasi. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan pada karsinoma nasofaring pasca kemoradiasi yang datang berobat ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan nilai kekuatan kontraksi otot suprahyoid dengan menggunakan alat Vitalstim. Data diambil pada baseline, minggu ke-2, dan minggu ke-4. Latihan dilakukan di rumah dan latihan biofeedback di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo 2 kali seminggu. Subjek penelitian terdiri dari 8 Latihan CTAR dan 6 latihan Shaker. Terdapat peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada Latihan CTAR pada minggu ke-2 dry swallowing : 93,5(51-118), p<0,05, isotonik : 114(48-140), p<0,05. Peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid Latihan Shaker terjadi pada minggu ke-4 dry swallowing :102,5(35-162), p<0,05, isometrik : 83(61-139), p<0,05, Isotonik : 121(73-151), p<0,05. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan antara Latihan CTAR dan Latihan Shaker. Kesimpulan penelitian ini adalah kedua kelompok menunjukkan peningkataan kekuatan kontraksi otot suprahyoid dari data baseline setelah 4 minggu latihan, namun perbandingan antar kedua kelompok tidak berbeda signifikan. Latihan CTAR memberikan perbaikan sejak minggu ke-2, sedangkan latihan Shaker pada minggu ke-4. ......This study aims to determine the effect of Chin Tuck Against Resistance (CTAR) exercise with Shaker exercise on increasing the strength of suprahyoid muscle contraction in nasopharyngeal carcinoma patients with post-chemoradiation dysphagia. This research is a preliminary study on nasopharyngeal carcinoma after chemoradiation who came to the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital. Examination of the strength value of suprahyoid muscle contraction using the Vitalstim tool. Data were taken at baseline, week 2, and week 4. Exercises were performed at home and biofeedback exercises at the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital twice a week. The study subjects consisted of 8 CTAR exercises and 6 Shaker exercises. There was an increase in suprahyoid muscle contraction strength in CTAR Exercise at week 2 of dry swallowing: 93.5 (51-118), p<0.05, isotonic: 114(48-140), p<0,05. Increased suprahyoid muscle contraction strength Shaker exercise occurred at week 4 dry swallowing: 102.5 (35-162), p<0.05, isometric: 83 (61-139), p<0.05, Isotonic: 121(73-151), p<0,05. There was no significant difference when compared between CTAR Exercise and Shaker Exercise. This study concludes that both groups showed increased suprahyoid muscle contraction strength from baseline data after 4 weeks of training. Still, the comparison between the two groups was not significantly different. CTAR exercise provides improvement since week 2, while the Shaker exercise in week 4.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Darmadi Hariyanto
Abstrak :
Latar belakang: kanker nasofaring (KNF) adalah keganasan yang umum dijumpai pada nasofaring. Cukup banyak bukti menunjukkan adanya keterkaitan KNF dengan sistem kekebalan tubuh. Tidak semua subset sel T merupakan sel T efektor. Sel T regulator (TReg) yang merupakan salah satu subset dari sel T, memiliki peran penting dalam mengatur imunitas anti tumor. Sampai saat ini belum dapat disimpulkan bahwa keberadaan sel TReg pada lokasi tumor pasti akan memicu pertumbuhan tumor. Akan tetapi, adanya sel T CD4+ dan CD8+ tentunya berpengaruh terhadap kontrol perkembangan tumor. Studi ini bertujuan untuk menilai karakterisitik CD4, CD8 dan FOXP3 pada pasien KNF dan hubungannya terhadap agresivitas tumor. Metode: penelitian ini merupakan studi kohort prospektif. Sel TReg dinilai menggunakan marker FOXP3. Jumlah protein CD4, CD8 dan FOXP3 pada jaringan biopsi tumor dideteksi dan diukur dengan ELISA. Volume tumor primer dan volume total metastasis kelenjar getah bening regional didapatkan dari proses delineasi dengan pencitraan 3D. Spearmen-rho test digunakan untuk menilai korelasi antara CD4, CD8 dan FOXP3 dengan volume tumor primer dan volume total metastasis kelenjar getah bening regional. Hasil: Sebanyak 23 subjek penelitian (14 pria dan 9 wanita) terkumpul berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Stadium KNF terbanyak pada studi ini adalah stadium IV (AJCC edisi ke-8). Analisis dengan uji Spearman menunjukkan korelasi kuat antara konsentrasi protein FOXP3 dan volume tumor primer (p=0.02, r=0.60), dan juga antara konsentrasi protein CD8 dan volume tumor primer (p=0.00, r=0.81). Menariknya, juga ditemukan korelasi antara konsentrasi CD8 dan FOXP3 (p=0.00, r=0.85). Tidak ditemukan korelasi antara konsentrasi protein CD4, CD8 dan FOXP3 dengan volume total metastasis kelenjar getah bening regional. Tidak ditemukan juga korelasi antara konsentrasi FOXP3 dan stadium KNF. Sayangnya, belum dapat disimpulkan hubungan antara konsentrasi FOXP3 dan respons terapi pada penelitian ini. Kesimpulan: Keberadaan sel TReg berpengaruh terhadap agresivitias lokal tumor yang ditandai dengan peningkatan volume massa tumor primer. Korelasi antar konsentrasi CD4, CD8 dan FOXP3 memberikan gambaran interaksi dan mekanisme respons imunitas tubuh dalam menjaga keseimbangan antara sel T efektor dan sel T regulator. ......Background: nasopharyngeal cancer (NPC) is a common malignancy found in the nasopharynx area. There is quite a lot of evidence showing a link between NPC and the immune system. Regulatory T cells (TReg), a subset of T cells, have an essential role in regulating anti-tumor immunity. It has not been confirmed that TReg cells at the tumor site will trigger tumor growth. However, the presence of CD4+ and CD8+ T cells certainly affects the control of tumor growth. This study aims to assess the characteristics of CD4, CD8, and FOXP3 in NPC patients and their relationship with tumor aggressiveness. Methods: a prospective cohort study was conducted on 23 subjects (14 men and 9 women) based on the inclusion and exclusion criteria. TReg cells were assessed using the FOXP3 marker. The number of CD4, CD8, and FOXP3 proteins in tumor biopsy tissue was detected and measured by ELISA kit (MBS2702975, MBS165145, MBS162054). The volume of the primary tumor and the total volume of regional lymph node metastases were obtained from the delineation process based on 3D imaging. Spearmen-rho test was used to assess the correlation of CD4, CD8, and FOXP3 with primary tumor volume and total volume of regional lymph node metastases. Results: A total of 23 study subjects (14 men and 9 women) were collected based on the inclusion and exclusion criteria. The most common NPC stage in this study was stage IV (AJCC 8th edition). Analysis by the Spearman-rho test showed a strong correlation between; concentration of FOXP3 protein and primary tumor volume (p=0.02, r=0.60) and the concentration of CD8 protein and primary tumor volume (p=0.00, r=0.81). Interestingly, a correlation was also found between the concentration of CD8 protein and FOXP3 (p=0.00, r=0.85). There was no correlation between CD4, CD8, and FOXP3 proteins and the total volume of regional lymph node metastases. There was also no correlation between FOXP3 concentration and NPC stage. Unfortunately, it is impossible to conclude the relationship between FOXP3 concentration and treatment response in this study. Conclusions: the presence of TReg cells affects the local aggressiveness of the tumor, which is characterized by an increase in the volume of the primary tumor. The correlation between CD4, CD8, and FOXP3 concentrations provides an overview of the interactions and mechanisms of the body's immune response to maintain a balance between effector T cells and regulatory T cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Cahyanur
Abstrak :
Kanker nasofaring (KNF) merupakan kanker leher kepala terbanyak di Indonesia (28,4%) dan sebagian besar terdiagnosis pada stadium lanjut. Modalitas pengobatan pada kasus KNF stadium lanjut adalah kemoterapi dan radioterapi. Namun, pada stadium sama, respon terhadap pengobatan memiliki hasil berbeda dikarenakan adanya perbedaan karakteristik biologi molekular. Cyclin D1 adalah protein yang berperan dalam siklus sel. Peningkatan ekspresi cyclin D1 akan mempercepat proliferasi. Penelitian ini ingin mengetaui tingkat ekspresi cyclin D1 terhadap respons kemoterapi. Hal tersebut berdasarkan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Data ekspresi cyclin D1 pada KNF di Indonesia belum ada, sehingga perlu penelitian ekspresi cyclin D1 pada KNF serta hubungannya berdasarkan respons pengobatan. Metode: Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif dengan subjek merupakan pasien KNF yang berobat di RSCM pada kurun waktu 2015-2018. Gambaran radiologi sebelum dan sesudah pengobatan ditinjau ulang berdasarkan kriteria RECIST. Pewarnaan imunohistokimmia cyclin D1 menggunakan antibodi monoklonal cyclin D1 NovocastraTM dengan teknik pengambilan antigen suhu tinggi dan intensitasnya dinilai dengan H-skor menurut kriteria Allred. Hasil: Terdapat 16 subjek (51,6%) dengan ekspresi cyclin D1 positif dan 15 subjek (48,4%) dengan ekspresi negatif. Peneliti menemukan bahwa ekspresi cyclin memiliki perbedaan rerata yang bermakna antara kelompok subjek yang respons (rerata 116,24 ± 57,80) dan tidak respons (rerata 77,97 ± 45,27) terhadap pengobatan (p = 0,048). Simpulan: Penelitian ini menunjukkan ekspresi cyclin D1 yang kuat pada kelompok dengan respons pengobatan yang baik. ......Nasopharyngeal cancer (NPC) is the most type of head and neck cancer in Indonesia (28.4%) and mostly diagnosed at advanced stage. Treatment of this stage is chemotherapy and radiotherapy. However, patients with the same stage of disease had different treatment response probably due to different characteristics of molecular biology. Cyclin D1 is a protein involved in cell cycle, which the overexpression of it will fasten proliferation. Studies regarding the association of cyclin D1 expression and chemotherapy response have shown a different result. In Indonesia, data of cyclin D1 expression of NPC do not yet exist. This study aimed to examine the proportion of cyclin D1 in NPC and its association with treatment response. Methods: A retrospective cohort study was conducted using subjects of NPC patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from 2015 until 2018. The response of treatment was reviewed based on RECIST criteria. The technique used for cyclin D1 immunohistochemistry staining was antigen retrieval methods, using cyclin D1 NovocastraTM monoclonal antibody and the intensity was assessed based on Allred criteria. Results: Sixteen subjects (51.6%) had positive expression of cyclin D1 and 15 subjects (48.4%) had negative expression. The researchers found that cyclin D1 expression had significant mean differences between groups of subjects who responded (mean ± SD = 116.24 ± 57.80) and did not respond (mean ± SD = 77.97 ± 45.27) to treatment (p = 0.048). Conclusion: This study suggests that higher expression of cyclin D1 is associated with a good treatment response in NPC patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Ilmi Romana Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat. Kanker merupakan penyebab ke dua kematian utama setelah penyakit jantung di dunia. Salah satu kanker ganas karsinoma nasofaring KNF merupakan jenis kanker ke empat terbanyak di Indonesia. Massa yang mendesak jaringan sekitar akan menyebabkan rasa nyeri bagi pasien yang mengalami penyakit kanker. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menganalisis praktik asuhan keperawatan pada anak dengan KNF yang mengalami nyeri kronik. Evaluasi hasil intervensi yang dilakukan didapatkan data bahwa masalah nyeri kronik, kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko perdarahan teratasi sebagian. Tindakan teknik distraksi berupa permainan games dan penatalaksaan nyeri menggunakan farmakologi mampu mengurangi skala Children rsquo;s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS dengan KNF.Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Nyeri, Karsinoma Nasofaring, Teknik Distraksi
ABSTRACT
Cancer is still a frightening disease for people. Cancer is the second leading cause of death after heart disease in the world. One of the most severe cancers of nasopharyngeal carcinoma KNF is the fourth most common cancer in Indonesia. The urgent mass of surrounding tissue will cause pain for patients with cancer. This final paper aims to analyze the practice of nursing care in children with KNF who experience chronic pain. Evaluation of intervention result done got data that problem of chronic pain, lack of nutrition less than requirement of body, risk of bleeding partially resolved. The technique of distraction such as playing games and pain management using pharmacology can reduce the scale Children rsquo s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS with KNF. Keywords Nursing Care, Pain, Nasopharyngeal Carcinoma, Distraction Technique
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>