Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlia Mega Mayrisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas variasi negosiasi informal (decoupling) di era digital yang terjadi pada relasi antar pelaku usaha dengan pengelola UKM dalam pengembangan UKM. Hal ini didasarkan pada mekanisme pemasaran dalam industri rumah tangga. Victor Nee (2003) menjelaskan bahwa decoupling adalah negosiasi yang dilakukan secara informal, namun Nee tidak melihat secara detail bahwa proses decoupling itu bervariasi, disisi lain, Groot Ruiz, Ramer dan Schram (2016) melihat adanya polarisasi pada proses negosiasi informal. Penulis berargumen bahwa dalam mempertahankan eksistensi usaha kecil dan menengah di era digital, negosiasi informal memegang fungsi penting namun ada berbagai variasi negosiasi informal secara online maupun offline yang berpengaruh pada outcome yang dihasilkan. Artikel ini mengangkat kasus pemasaran produk industri UKM Belimbing di Depok, Jawa Barat melalui penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

ABSTRACT
This article discusses the variation of informal negotiations (decoupling) in the digital era that occur in the relations between business actors and SME managers in the development of SMEs. This is based on the marketing mechanism in the home
2
industry. Victor Nee (2003) explains that decoupling is negotiation conducted informally, but Nee does not see in detail that the decoupling process varies, on the other hand, Groot Ruiz, Ramer and Schram (2016) see polarization in the informal negotiation process. The author argues that in maintaining the existence of small and medium enterprises in the digital era, informal negotiations hold an important function but there are various variations of informal negotiations online and offline that affect the outcome produced. This article raised the case of marketing industry Belimbing SME products in Depok, West Java through research using a qualitative approach."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Alifindira
"Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat, yang mulanya dicetuskan karena kecaman publik terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kerusakan lingkungan di tempat perusahaan beroperasi. Namun, tidak jarang CSR hanya digunakan sebagai citra perusahaan dan tidak benar-benar menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Tidak adanya hukum yang jelas mengenai CSR juga menyebabkan praktik CSR yang berbeda-beda. Melalui praktik CSR yang berbeda dapat dilihat cara-cara masyarakat penerima bantuan mengkontekstualisasikannya secara lokal, Penelitian ini dilakukan di Pangkahkulon, Gresik, Jawa Timur. Di Pangkahkulon terdapat perusahaan minyak gas negara yang beroperasi dan melakukan ko-habitasi dengan nelayan setempat. Nelayan-nelayan tersebut banyak menjalankan strategi dan negosiasi kepentingannya dengan perusahaan, menjadi aktor-aktor penerima bantuan yang aktif. Melalui mining encounters, friksi antara dua pihak tersebut dapat ditelaah secara lebih nuanced dan kompleks. Relasi yang heterogen dan dinamika kepentingan yang bekerja juga dapat dilihat melalui praktik-praktik assemblages.

Corporate Social Responsibility (CSR) is an act of responsibility from a company towards the people who lived in the area where the company operates. CSR initially founded due to public’s outrage regarding cases of human rights’ violations and environmental degradations from the company. However, these days companies used CSR for maintaining public image without addressing the real societal. Few laws with detailed regulations also caused different practices for CSR. Through these differing practices, we can see how the receiving community locally contextualizing CSR. This research was conducted at Pangkahkulon, Gresik, Jawa Timur where stated-owned gas and oil company operates and cohabit with the local fishermen. These fishermen were strategizing and negotiating their purposes and agendas with the company, becoming active receivers of CSR. Through mining encounters, friction between parties can be traced in a more complex and nuanced ways by following actors in negotiating their desires. These heterogeneous and dynamic relations will be analysed through practices of assemblages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library