"Kebutuhan bahan baku tekstil masa kini semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan pasar, industri tekstil meliputi pakaian, alas kaki, kain, handuk, selimut, dan karpet. Adanya produksi serat sintetis pada industri tekstil menggunakan bahan kimia berbahaya, khususnya pada proses pewarnaan. Serat sintetis tidak memiliki kemampuan menyerap secara alami sehingga membutuhkan teknik pewarnaan khusus yang menyebabkan pencemaran limbah cair. Produksi serat sintetis menimbulkan persaingan terhadap serat alami yang membutuhkan proses yang panjang. Sebagai alternatifnya dilakukan produksi serat alami dari rami dengan menggunakan metode degumming, yaitu menghilangkan kandungan non selulosa untuk mendapatkan serat rami yang berkualitas tinggi. Penggunaan degumming dalam penelitian ini digunakan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan cara tradisional yang menggunakan bahan kimia. Selanjutnya, dilakukan metode degumming enzimatik dan inovasi dengan pretreatment ozon yang akan dibandingkan hasil terbaik dari beberapa uji parameter, antara lain aktivitas xylanase, aktivitas pektinase, weight loss, kadar gula reduksi, whiteness index dan kekuatan tarik. Berdasarkan hasil analisis, terdapat kombinasi perlakuan ozonisasi dan penggunaan enzim dengan konsentrasi 10:0,1 mendapatkan nilai whiteness index tertinggi sebesar 63,12 dan kekuatan tarik sebesar 466,17 MPa. Hal ini menunjukkan serat rami menjadi lebih cerah dan kuat secara mekanik daripada perlakuan tanpa ozon. Aktivitas xilanase tertinggi 40,55 U/mL dan aktivitas pektinase sebesar 26,42%. Hasilnya mendapatkan weight loss 28,42% dan kadar gula reduksi sebesar 0,712 mg/mL. Lalu, berdasarkan simulasi menggunakan SuperPro Designer, proses degumming berbasis ozon dan enzimatik terbukti memberikan kelayakan secara teknik serta ekonomis. Proses simulasi memberikan hasil purity mencapai 97,36%, NPV Rp 79,9 triliun, IRR 45,32% ROI 144,20% dan PP 3,40 tahun. Hasil tersebut telah menunjukkan tingkat keuntungan investasi yang tinggi.
The need for textile raw materials today is increasing to meet market needs, the textile industry includes clothing, footwear, fabrics, towels, blankets, and carpets. The production of synthetic fibers in the textile industry uses harmful chemicals, especially in the dyeing process. Synthetic fibers do not have the ability to absorb naturally so they require special dyeing techniques that cause liquid waste pollution. The production of synthetic fibers creates competition for natural fibers that require a long process. Alternatively, the production of natural fibers from hemp is carried out using the degumming method, which is to remove non-cellulose content to obtain high-quality hemp fiber. The use of degumming in this study was used because it is more environmentally friendly compared to traditional methods that use chemicals. Furthermore, an enzymatic degumming method and innovation with ozone pretreatment will be carried out which will compare the best results of several parameter tests, including xylanase activity, pectinase activity, weight loss, reduced sugar content, whiteness index and tensile strength. Based on the results of the analysis, there was a combination of ozonization treatment and the use of enzymes with a concentration of 10:0.1 to obtain the highest whiteness index value of 63.12 and tensile strength of 466.17 MPa. This suggests hemp fiber becomes brighter and more mechanically stronger than ozone-free treatments. The highest xylanase activity was 40.55 U/mL and pectinase activity was 26.42%. The result was a weight loss of 28.42% and a reduced sugar level of 0.712 mg/mL. Then, based on simulations using SuperPro Designer, the ozone-based and enzymatic degumming process has been proven to be technically and economically feasible. The simulation process gave a purity result of 97.36%, NPV of IDR 79.9 trillion, IRR of 45.32%, ROI of 144.20% and PP of 3.40 years. These results have shown a high level of investment returns. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025