Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febry Sari Andini
"ABSTRAK
Penggunaan bahasa asing dalam iklan memang marak dilakukan, tak terkecuali pada iklan-iklan Nivea, merk produk kecantikan dan perawatan tubuh asal Jerman yang sudah berumur 125 tahun. Pada makalah ini saya meneliti lima iklan Nivea yang terdapat di internet. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan kata-kata yang termasuk Anglizismus yang muncul pada iklan-iklan tersebut, melihat strukturnya lalu menentukan termasuk Lehn- atau Fremdwort kata-kata yang telah ditemukan pada iklan-iklan Nivea tersebut dilihat dari penulisan dan bunyi kata tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan tiga kata dan satu komposita Fremdwort, serta empat kata Lehnwort yang merupakan Anglizismus.

ABSTRACT
The use of foreign language in advertisement is often done, including in the advertisements of Nivea, a brand of cosmetic product and body treatment from Germany whose age is already 125 years old. In this paper, I have analysed advertisement language of 5 Nivea products ads in Germany. The purpose of this research is to find out the Anglizismus words that appeared on these ads, see the structure and specify the words into Fremdwort or Lehnwort seen from the writing and the sound of the words. The result of the analysis shows that there are three words and one composite that can be categorized as Fremdwort, and there are four words that can be categorized as Lehnwort which are part of Anglizismus.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Sefira Wahyu
"Kebutuhan bahan baku tekstil masa kini semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan pasar, industri tekstil meliputi pakaian, alas kaki, kain, handuk, selimut, dan karpet. Adanya produksi serat sintetis pada industri tekstil menggunakan bahan kimia berbahaya, khususnya pada proses pewarnaan. Serat sintetis tidak memiliki kemampuan menyerap secara alami sehingga membutuhkan teknik pewarnaan khusus yang menyebabkan pencemaran limbah cair. Produksi serat sintetis menimbulkan persaingan terhadap serat alami yang membutuhkan proses yang panjang. Sebagai alternatifnya dilakukan produksi serat alami dari rami dengan menggunakan metode degumming, yaitu menghilangkan kandungan non selulosa untuk mendapatkan serat rami yang berkualitas tinggi. Penggunaan degumming dalam penelitian ini digunakan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan cara tradisional yang menggunakan bahan kimia. Selanjutnya, dilakukan metode degumming enzimatik dan inovasi dengan pretreatment ozon yang akan dibandingkan hasil terbaik dari beberapa uji parameter, antara lain aktivitas xylanase, aktivitas pektinase, weight loss, kadar gula reduksi, whiteness index dan kekuatan tarik. Berdasarkan hasil analisis, terdapat kombinasi perlakuan ozonisasi dan penggunaan enzim dengan konsentrasi 10:0,1 mendapatkan nilai whiteness index tertinggi sebesar 63,12 dan kekuatan tarik sebesar 466,17 MPa. Hal ini menunjukkan serat rami menjadi lebih cerah dan kuat secara mekanik daripada perlakuan tanpa ozon. Aktivitas xilanase tertinggi 40,55 U/mL dan aktivitas pektinase sebesar 26,42%. Hasilnya mendapatkan weight loss 28,42% dan kadar gula reduksi sebesar 0,712 mg/mL. Lalu, berdasarkan simulasi menggunakan SuperPro Designer, proses degumming berbasis ozon dan enzimatik terbukti memberikan kelayakan secara teknik serta ekonomis. Proses simulasi memberikan hasil purity mencapai 97,36%, NPV Rp 79,9 triliun, IRR 45,32% ROI 144,20% dan PP 3,40 tahun. Hasil tersebut telah menunjukkan tingkat keuntungan investasi yang tinggi.

The need for textile raw materials today is increasing to meet market needs, the textile industry includes clothing, footwear, fabrics, towels, blankets, and carpets. The production of synthetic fibers in the textile industry uses harmful chemicals, especially in the dyeing process. Synthetic fibers do not have the ability to absorb naturally so they require special dyeing techniques that cause liquid waste pollution. The production of synthetic fibers creates competition for natural fibers that require a long process. Alternatively, the production of natural fibers from hemp is carried out using the degumming method, which is to remove non-cellulose content to obtain high-quality hemp fiber. The use of degumming in this study was used because it is more environmentally friendly compared to traditional methods that use chemicals. Furthermore, an enzymatic degumming method and innovation with ozone pretreatment will be carried out which will compare the best results of several parameter tests, including xylanase activity, pectinase activity, weight loss, reduced sugar content, whiteness index and tensile strength. Based on the results of the analysis, there was a combination of ozonization treatment and the use of enzymes with a concentration of 10:0.1 to obtain the highest whiteness index value of 63.12 and tensile strength of 466.17 MPa. This suggests hemp fiber becomes brighter and more mechanically stronger than ozone-free treatments. The highest xylanase activity was 40.55 U/mL and pectinase activity was 26.42%. The result was a weight loss of 28.42% and a reduced sugar level of 0.712 mg/mL. Then, based on simulations using SuperPro Designer, the ozone-based and enzymatic degumming process has been proven to be technically and economically feasible. The simulation process gave a purity  result of 97.36%, NPV of IDR 79.9 trillion, IRR of 45.32%, ROI of 144.20% and PP of 3.40 years. These results have shown a high level of investment returns. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Sefira Wahyu
"Kebutuhan bahan baku tekstil masa kini semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan pasar, industri tekstil meliputi pakaian, alas kaki, kain, handuk, selimut, dan karpet. Adanya produksi serat sintetis pada industri tekstil menggunakan bahan kimia berbahaya, khususnya pada proses pewarnaan. Serat sintetis tidak memiliki kemampuan menyerap secara alami sehingga membutuhkan teknik pewarnaan khusus yang menyebabkan pencemaran limbah cair. Produksi serat sintetis menimbulkan persaingan terhadap serat alami yang membutuhkan proses yang panjang. Sebagai alternatifnya dilakukan produksi serat alami dari rami dengan menggunakan metode degumming, yaitu menghilangkan kandungan non selulosa untuk mendapatkan serat rami yang berkualitas tinggi. Penggunaan degumming dalam penelitian ini digunakan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan cara tradisional yang menggunakan bahan kimia. Selanjutnya, dilakukan metode degumming enzimatik dan inovasi dengan pretreatment ozon yang akan dibandingkan hasil terbaik dari beberapa uji parameter, antara lain aktivitas xylanase, aktivitas pektinase, weight loss, kadar gula reduksi, whiteness index dan kekuatan tarik. Berdasarkan hasil analisis, terdapat kombinasi perlakuan ozonisasi dan penggunaan enzim dengan konsentrasi 10:0,1 mendapatkan nilai whiteness index tertinggi sebesar 63,12 dan kekuatan tarik sebesar 466,17 MPa. Hal ini menunjukkan serat rami menjadi lebih cerah dan kuat secara mekanik daripada perlakuan tanpa ozon. Aktivitas xilanase tertinggi 40,55 U/mL dan aktivitas pektinase sebesar 26,42%. Hasilnya mendapatkan weight loss 28,42% dan kadar gula reduksi sebesar 0,712 mg/mL. Lalu, berdasarkan simulasi menggunakan SuperPro Designer, proses degumming berbasis ozon dan enzimatik terbukti memberikan kelayakan secara teknik serta ekonomis. Proses simulasi memberikan hasil purity mencapai 97,36%, NPV Rp 79,9 triliun, IRR 45,32% ROI 144,20% dan PP 3,40 tahun. Hasil tersebut telah menunjukkan tingkat keuntungan investasi yang tinggi.

The need for textile raw materials today is increasing to meet market needs, the textile industry includes clothing, footwear, fabrics, towels, blankets, and carpets. The production of synthetic fibers in the textile industry uses harmful chemicals, especially in the dyeing process. Synthetic fibers do not have the ability to absorb naturally so they require special dyeing techniques that cause liquid waste pollution. The production of synthetic fibers creates competition for natural fibers that require a long process. Alternatively, the production of natural fibers from hemp is carried out using the degumming method, which is to remove non-cellulose content to obtain high-quality hemp fiber. The use of degumming in this study was used because it is more environmentally friendly compared to traditional methods that use chemicals. Furthermore, an enzymatic degumming method and innovation with ozone pretreatment will be carried out which will compare the best results of several parameter tests, including xylanase activity, pectinase activity, weight loss, reduced sugar content, whiteness index and tensile strength. Based on the results of the analysis, there was a combination of ozonization treatment and the use of enzymes with a concentration of 10:0.1 to obtain the highest whiteness index value of 63.12 and tensile strength of 466.17 MPa. This suggests hemp fiber becomes brighter and more mechanically stronger than ozone-free treatments. The highest xylanase activity was 40.55 U/mL and pectinase activity was 26.42%. The result was a weight loss of 28.42% and a reduced sugar level of 0.712 mg/mL. Then, based on simulations using SuperPro Designer, the ozone-based and enzymatic degumming process has been proven to be technically and economically feasible. The simulation process gave a purity  result of 97.36%, NPV of IDR 79.9 trillion, IRR of 45.32%, ROI of 144.20% and PP of 3.40 years. These results have shown a high level of investment returns. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Adittya
"Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) adalah Instalasi atau Fasilitas milik PT Pertamina Patra Niaga yang berfungsi untuk melakukan kegiatan penerimaan (dari kapal, pipa, mobil tangki), penimbunan, dan penyaluran/pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (avtur dan avgas) kepada konsumen (maskapai, TNI/Polri, sekolah penerbangan). Dalam pelaksanaan inspeksi rutin pada peralatan di DPPU di PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, ditemukan bahwa 60% dari kerusakan sarana dan fasilitas yang terjadi disebabkan oleh korosi pada material baja. Apabila proses korosi dibiarkan dalam waktu yang lama akan menurunkan properties dan performa material sehingga akan menyebabkan kerusakan dan kebocoran pipa dan tangki timbun yang menimbulkan kerugian besar dari aspek manusia, lingkungan, finansial dan reputasi perusahaan. Dalam upaya mengurangi laju korosi, ditemukan bahwa 60% anggaran maintenance digunakan untuk pengecatan dan pelapisan anti korosi (coating) dimana biaya terbesar berasal dari biaya pembelian material coating. Penelitian ini fokus pada bagaimana cara mengatasi tingginya biaya coating dalam upaya mengurangi laju korosi dengan menggunakan material organik berupa serat rami (Boehmeria nivea) sebagai campuran cat dan pelapis anti korosi (coating). Pengujian yang dilakukan terhadap hasil pengecatan dengan campuran serat rami adalah pengukuran ketebalan, uji daya rekat, pull off test, dan uji ketahanan korosi. Hasil pengujian menunjukkan penambahan serat rami berpengaruh positif pada proses pengecatan dengan hasil akhir permukaan material baja yang lebih tebal dengan dibandingkan pengecatan tanpa penambahan serat rami sehingga dapat menghemat biaya pembelian material coating sebesar 25%. Selain itu, daya rekat lapisan cat yang dicampur dengan serat rami layak untuk dipakai karena cat yang terkelupas pada pengujian cross cut dan X cut tidak lebih dari 5% dan pada pull off test memenuhi persyaratan minimum. Hasil uji ketahanan korosi juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda permukaan material yang terkorosi yang mana menunjukkan efektifitas dari lapisan cat yang dicampur dengan serat rami dalam melindungi material baja.

Aircraft Refuelling Depot (DPPU) is an installation or facility owned by PT Pertamina Patra Niaga which carries out aviation (avtur and avgas) fuel receiving (from tankers, pipelines, trucks), storage operation, and distribution to consumers (airlines, air force/police, flying schools). In carrying out routine equipment inspections at the DPPU at PT Pertamina Patra Niaga, Central Java Region, it was found that 60% of equipment damage or malfunction was caused by corrosion of steel materials. If there are no special treatment to corroded material for a long time, it will reduce the properties and performance of the steel materials, so that it will lead damage and leakage of pipes and storage tanks which lead to huge losses in terms of human, environmental, and financial aspects and the company's reputation. In order to reduce the corrosion rate, it was found that 60% of the maintenance budget was used for anti-corrosion coatings where the largest cost came from the cost of purchasing coating materials. This research focuses on how to overcome the high cost of coating by using organic material from ramie fiber (Boehmeria nivea) as a mixture of anti-corrosion coating. Several examination conducted to the results of coating process with a mixture of ramie fiber were thickness measurement, adhesion test, pull off test, and corrosion resistance test. The examination results show the addition of ramie fiber give positive effect on the coating process where the surface finish of the steel material is thicker than coating without the addition of ramie fiber so it can save the cost of purchasing coating material by 25%. In addition, the adhesion of the coating layer mixed with ramie fiber is suitable for use because the coat peeling in the cross cut and X cut tests is not more than 5% and the pull off test meets the minimum requirements. The results of the corrosion resistance test also showed no signs of the surface of the material being corroded which indicates the effectiveness of the coating layer mixed with ramie fiber in protecting the steel material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library