Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billy Daniel Latuputty
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Interaksi antara perawat dangan pasien merupakan hal yang penting guna mengembangkan hubungan interpersonal yang bermanfaat bagi pasien. Bagaimana perawat memahami interaksinya dengan pasien yang bersifat sangat kompleks perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian tentang relational schema perawat ini dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana perawat memahami interaksinya dengan pasien.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif guna mendapatkan gambaran tentang relational schema perawat. Data-data dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap 5 orang perawat pada dua rumah sakit di Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat -memiliki relational schema tertentu yang digunakannya dalam berinteraksi dengan pasien. Relational schema ini mencakup tiga elemen yaitu: self-schema (berisikan pengetahuan tentang peran perawat serta kemampuan yang dimiliki dalam berinteraksi dengan pasien), other schema (berisikan pengetahuan tentang peran pasien, perilaku pasien, faktor yang mempengaruhinya, dan tipologi pasien), serta interpersonal script (berisikan pola urutan peristiwa yang terjadi dalam interaksi dengan pasien). Relational schema berkembang sejalan dengan interaksi antara perawat dengan pasien. Para subyek merasa bahwa pendidikan keperawatan tidak memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan pasien.

Dari hasil yang didapat maka disarankan agar perawat dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang peran profesionalnya dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Perawat juga perlu mendapatkan pengetahuan serta ketrampilan yang lebih mendalam tentang bagaimana berinteraksi dengan pasien. Hal ini mencakup pengetahuan yang komprehensif tentang pasien baik dari aspek biologis, sosial, psikis maupun budaya serta pengetahuan tentang cara-cara yang dapat dilakukan guna mengembangkan hubungan interpersonal yang bermanfaat bagi pasien.
1997
S2517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetet Kartilah
Abstrak :
ABSTRAK
Masih rendahnva kualitas pelayanan keperawatan dan tingkat pendidikan perawat direspon dengan berkembangnya program peningkatan pendidikan lanjut bagi perawat, baik pelaksana maupun pengelola, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kinerja pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya sejak tahun 1999 telah melaksanakan program tersebut dengan rnenyelenggarakan pendidikan DIII Keperawatan Khusus bagi perawat lulusan SPK bekerja sama dengan Akper Depkes Tasikmalaya, tetapi belum diketahui dampaknva terhadap pencapaian kompetensi dan kinerja pelaksanaan tugas masing-masing.

Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi kompetensi dan kinerja kepemimpinan Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya setelah mengikuti pendidikan DIII Keperawatan dan sejauhmana program pendidikan tersebut memberikan dampak pada kompetensi dan kinerja kepemimpinan tersebut.

Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metoda wawancara, observasi dan studi dokumentasi terhadap kegiatan kepemimpinan Karu. Kompetensi kepemimpinan terdiri dari 6 komponen (Tappen, 1998), sedangkan kinerja kepemimpinan terdiri dan 10 komponen (Soeprihanto,2000). Responden utama terdiri dari 4 orang Karu yang sudah menjadi karu sejak sebelum mengikuti pendidikan dan 6 orang responden lain, yang dianggap mengetahui kompetensi dan kinerja Karu selama 2 tahun terakhir.

Hasil penelitian menunjukan. bahwa secara umurn setelah mengikuti pendidikan DIII Keperawatan, Karu memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep kepemimpinan tetapi belum cukup kompeten dalam penguasaan menyusun tujuan dan menentukan perencanaan kegiatan pengelolaan ruang rawat. Sehingga. Karu belum mampu mencapai kinerja yang memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer, terutama dalam penguasaan tugas, mengambil keputusan. menentukan prioritas tugas, melakukan koordinasi ang efektif dan efisien serta ketegasan dan obvektiftas dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruangan.

Dampak pendidikan DIII Keperawatan yang lain adalah meningkatnya rasa percaya diri Karu dalam melakukan aktifitas, tetapi belum optimal dalam meningkatkan sikap, keterampilan dan penampilan kerja kepemimpinan Karu. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang diperoleh belum memberikan gambaran yang lengkap dari tugas dan jenis akilvitas kepemimpinan yang harus dikerjakan oleh Karu, sehingga pada saat. pelaksanaan tugasnya Karu cenderung kembali ke pola yang lama. Kebijakan peningkatan pelayanan di setiap aspek, upaya aktualisasi dan motivasi diri, kepercayaan dan penghargaan sejawat dianggap sebagai faktor pendukung pencapaian kompetensi dan kinerja kepemimpinan Karu. Sedangkan belum adanya standar kompetensi dan kinerja yang diharapkan organisasi, masìh rendahnya penghargaan terhadap profesi keperawatan, perubahan struktur, kurangnya sarana prasarana yang berkaitan dengan pelayanan langsung kepada kiien, dianggap faktor penghambat.

Program pendidikan DIII Keperawatan, belum memadai untuk membentuk calon Karu yang memiliki kompetensi kepemimpinan efektif dan efisien. Implikasinya, untuk memberdayakan Karu dengan pendidikan DIII Keperawatan di RSUD Tasikmalaya, sangat diperlukan supervisi dan program pengembangan kompetensi dan kinerja kepemimpinan dalam pengelolaan ruang rawat melalui program-program pelatihan dalam pelaksanaan tugas (on job training), penetapan standar kompetensi dan kinerja yang jelas dan tersosialisasi, evaluasi kinerja secara berkala, peningkatan ketersediaan sarana pendukung pelaksanaan tugas dan sistem peghargaan pelaksanaan tugas yang memadai. Selain itu, program pendidikan DIII Keperawatan diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan yang mempertimbangkan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap lulusan.


ABSTRACT
Nursing service at the hospital has not been recognized as a professional care services. The reason of that problem has been predicted that it is due to lack of knowledge of the nurses in ward departement as well as in nursing care because of low education of them. One of the effort to improve the nurses ability to provide nursing care and ward management. Tasikrnalaya Hospital had been chalange for the head nurses and nurse practitioners, continuing education program into Diploma Ill Nursing program since 1999.

The purpose of this research to identify a change in nursing competency and performance particularly in the leadership ability of the head nurses after graduated from Diploma III Nursing Program, in Tasikmalaya district general Hospital.

This reasearch is a qualitative reasearch, that using interview and observation methode to assessing the activities of head nurses related to leadership and management. The number of respondents is four head nurses. Additional data collected from six other informans who knowledgeable abou the role and function of the respondents.

This reasearch descrift an averrage of the head nurses competency in leadership and low of averrage in head nurses performance in leadership. Commonly, that is appropriate with the educational program in Diploma UI nursing program. They had a high level knowledge of nursing sience and managmeflt science, but not aplicated that sience in their daily activities. Made a decision, task priority, coordination, oblectivity and fairly arc activity that not yet be done. That condition cause of difficult for changing, a habbit and percept in ward management and nursing service after graduated DIII nursing program. The other faktor that contribute in this condition is organizations, individuals, and the environmental supports factor.

?[o improve the head nurse competency and performance in nursing leadersip, this study recommended a supervision program in the nursing management and leadership (on ob training), fasilitate the head nurse activity in the ward management and need assessment of the program to improve quality and relevancy DIll nursing program.

Learning assesment is necessaryy to improve quality of the graduate to identify the relevencies of the subject matter providing in DIII nursing program.

2002
T3811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Mayasari
Abstrak :
Kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keluarga berkontribusi bagi mutu pelayanan keperawatan, kepuasan keluarga merupakan indikator yang dapat digunakan dalam menilai kualitas pelayanan kunjungan rumah sebagai hasil kinerja tenaga keperawatan. Di Indonesia Kemandirian juga merupakan indikator keberhasilan pelayanan dari asuhan keperawatan, terutama pelayanan keperawatan di rumah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dengan kepuasan dan kemandirian keluarga. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 112 keluarga. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Analisa Data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan p=0.000 , dan setelah dikontrol oleh variabel perancu umur OR = 0,143,CI;0,060-0,340. Selanjutnya ada hubungan antara kinerja perawat dengan kemandirian keluarga p=0.047 dan setelah dikontrol oleh variabel perancu pelatihan OR = 3,104,CI;1,181-8,156. Dapat disimpulkan hubungan kinerja dengan kepuasan dan kemandirian keluarga diperkuat dengan umur dan pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat. Hasil ini memberikan rekomendasi optimalisasi penilaian kemandirian keluarga serta evaluasi untuk terus meningkatkan performa kerja perawat dalam melaksanakan kunjungan rumah/pelayanan berfokus pada keluarga.
Nurse's performance in providing family services contribute to the quality of nursing care. Family satisfaction is also indicator that can be used in assessing the quality of services of home visits as a result of the performance of nursing professional. In Indonesia family independency also becomes an highlight indicator to be evaluated. This study aimed to determine the correlation of nurses performance to family as client satisfaction and nurse's performances to family independency. This study used cross sectional study. Respondents in this study were 112 family. The sampling technique use cluster sampling technique. Statistical analysis used Chi Square and Multiple logistic regression. The results showed that there were a significant correlation between the nurses performances to family satisfaction p 0.000, and after controlled by confounding age variables OR 0.143, CI 0.060 0.340 and a significant correlation between the nurses performances to family independency p 0.047, and then after controlled by confounding variables was training OR 3.104,CI 1.181 8.156. It conclude, there are correlation between nurse performance to family satisfaction and family independency is strengthened by age and training who once followed by nurse's. These results recommend for optimalization independency, and nurses to improve the performance by using family focused care approach in services home visits.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Purwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Keluhan utama pasien dengan pascapembedahan fraktur ektremitas bawah adalah nyeri. Nyeri yang dialami pasien dapat menjadi salah satu penyebab ketidaknyamanan pada pasien pasca pembedahan fraktur. Edukasi nyeri dan terapi dzikir dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Penelitian ini Mengidentifikasi pengaruh edukasi nyeri dan terapi dzikir terhadap nyeri dan kenyamanan pada pasien pascapembedahan fraktur ekstremitas bawah.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pretest-posttest with control group design dan teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling, yaitu randomisasi blok. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan edukasi nyeri dan dzikir dengan p value= 0.0000. Nilai kenyamanan pasien juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kenyamanan sebelum dan sesudah diberikan edukasi nyeri dan terapi dzikir Penelitian ini merekomendasikan penerapan edukasi nyeri dan terapi dzikir untuk membantu pasien pascapembedahan fraktur ektemitas bawah untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanannya.
ABSTRACT
Pain is the most common problem on patient with a lower extremity post operative fracture. Pain becomes one aspect that makes patient with fracture experience discomfort. Pain education and dhikr theraphy can to reduce pain and impoved comfort. The purpose of this study was to examine the influence pain education and dhikr theraphy y to pain and level of comfort in patient with closed fracture. This is quasi experiment pretest-posttest with control study using probability sampling (block randomization) recruiting 40 respondents. The result shows that there was a significant difference in pain level before and after pain education and dikr theraphy (p value=0.000). There was also significant difference on level of comfort before and after pain education and dikr theraphy (p value=0.000). It is recommended that pain education and dikr theraphy should be applied to decrease pain and level of discomfort in patient with fracture.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
Abstrak :
Kolaborasi interprofesional merupakan bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan pasien serta tenaga antar professional kesehatan dengan tujuan yang sama. Implementasi kolaborasi interprofessional yang baik akan berdampak pada tingkat peningkatkan kualitas dan mutu pelayanan, peningkatan keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Hal ini juga dapat berdampak pada kepuasan kerja perofesional kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan pelaksanaan kolaborasi interprofesional. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 167 orang perawat. Sampel dipilih dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenjang karir (p=0,002), masa kerja (p= 0,009), usia (p= 0,0012), dan komunikasi (p= 0,102) merupakan determinan implementasi kolaborasi interprofesional. Hasil analisis regresi linear berganda mendapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan  implementasi kolaborasi interprofesional adalah jenjang karir. Semua variabel yang menjadi faktor berkontribusi sebesar 35,2% dalam implementasi kolaborasi interprofesional. Rekomendasi penelitian ini menyarankan pihak manajemen rumah sakit perlu untuk mengembangkan sistem jenjang karir dan peningkatan kemampuan komunikasi guna meningkatkan kuliatas implementasi kolaborasi interprofesional. ......Interprofessional collaborational is a form of health service activity that involves patients and health professionals with the same goal. Implementation of good interprofessional collaboration will have an impact on increasing the quality and level of service, increasing patient safety and continuity of service. This can also impact health professionals' job satisfaction. This research aims to identify the determinants of implementing interprofessional collaboration. This research design used a cross-sectional approach involving 167 nurses. The sample was selected using the quota sampling technique. The research results showed that career level (p=0.002), length of service (p= 0.009), age (p= 0.0012), and communication (p= 0.102) were determinants of interprofessional collaboration implementation. The results of multiple linear regression analysis found that the factor most related to the implementation of interprofessional collaboration was career level. All variables that are factors contribute 35.2% to the implementation of interprofessional collaboration The research recommendation is that hospital management needs to develop a career path system and improve communication skills to improve the quality of implementing interprofessional collaboration
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indraswati
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Jeri B.
Philadelphia: Lippincott , 1999
618.970 231 BRO G
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robinson, Lisa
Philadelphia: W.B. Saunders , 1983
616.890 231 ROB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doona, Mary Ellen
Philadelphia: F.A. Davis, 1979
610.736 8 DOO t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sohifah
Abstrak :
Perawat memiliki kegiatan yang sangat bervariasi selama bekerja. Kegiatan yang banyak perlu diimbangi dengan jumlah tenaga perawat yang memadai. Jumlah perawat yang tidak sesuai dapat meningkatkan beban kerja, menurunkan kualitas layanan keperawatan, dan menurunkan kinerja rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan tenaga perawat di salah satu ruang rawat inap Rumah Sakit X menggunakan metode Workload Indicator Staff Needed (WISN). Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analitik untuk mengobservasi kegiatan perawat menggunakan metode work sampling. Sampel pada penelitian ini yaitu kegiatan yang dilakukan perawat selama shift. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada shift pagi, sore, dan malam dengan total 119 sampel. Penetapan waktu pengamatan kegiatan menggunakan teknik random sampling dengan interval waktu 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan perawat di salah satu ruang rawat inap RS X menggunakan metode WISN didapatkan hasil 17,28 perawat dengan rasio WISN sebesar 0,75<1. Ruangan tersebut mengalami kekurangan tenaga dengan persentase jumlah perawat tersedia sebesar 75% dari total kebutuhan. Dibutuhkan tambahan tenaga perawat sebanyak 4,28 ≃ 5 perawat. Manajemen Keperawatan dapat mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat. ......Nurses have very varied activities during work. Many activities need to be balanced with an adequate number of nurses. An inappropriate number of nurses can increase workload, reduce the quality of nursing services, and reduce hospital performance. This study aims to analyze the workload of nurses in one of the inpatient rooms of Hospital X using the Workload Indicator Staff Needed (WISN) method. This study used a descriptive analytic technique to observe the activities of nurses using the work sampling method. The sample in this study is the activities carried out by nurses during shifts. Data collection in this study was carried out in the morning, evening and night shifts with a total of 119 samples activities. Determination of the time of observation of activities using random sampling techniques with an interval of 5 minutes. The results showed that the need for nurses in one of the inpatient rooms of Hospital X using the WISN method resulted in 17.28 nurses with a WISN ratio of 0.75<1. The room experienced a shortage of staff with the presentation of the number of nurses available at 75% of the total need. Additional nurses are needed as many as 4.28 ≃ 5 nurses. Nursing Management can evaluating of the needs of nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>