Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Pancaningrum
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat di rumah sakit. Akibat yang ditimbulkan sangat merugikan pasien, selain hari rawat dan biaya perawatan menjadi bertambah sampai menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Haji Jakarta dengan sampel berjumlah 110 orang.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja dengan kinerja perawat dalam pengendalian infeksi nosokomial. Hasil penelitian ini didapatkan tidak adanya hubungan bermakna antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dengan kinerja perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial. Namun secara umum didapatkan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap dan ICU adalah baik 50,9% dengan CI 95%.

Nosocomial infections are infection of patient that received and develop during the hospitalization. The effect is so bad for to patient, such as longer hospitalization, increasing hospital cost, until patient?s death. The purpose of this study is identifying the correlation factors that affect nurses executive performance in preventing nosocomial infections. The research was conducted at the Jakarta Haji Hospital with 110 nurses in patient care and intensive care unit.
The study results were obtaining relationship between the factors that affect nurse executive performance with the nurse executive performance to prevent nosocomial infections. The results showed that there were no correlation between the factors that affect nurse executive performance with the nurse executive performance to prevent nosocomial infections. But, it can be displayed that the nurse executive performance in patient care unit and intensive care unit were 50.9% good (CI= 95%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Syahreni
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Nainul Amani
"Demensia adalah keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan memori. Karya ilmiah akhir ners KIAN ini bertujuan untuk menjabarkan analisis Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan PKKMP yang telah dilakukan untuk menangani masalah kerusakan memori. Metode yang digunakan yaitu asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami kerusakan memori dengan Intervensi unggulan yang dilakukan yaitu stimulasi kognitif: terapi musik. Intervensi ini dilakukan pada lansia yang mengalami demensia ringan hingga sedang dan berlangsung selama 36 sesi pertemuan 45 menit/sesi dalam 5 minggu. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan MMSE Mini Mental Status Examination danCDR Clinical Dementia Rating . Hasilnya, terdapat peningkatan skor MMSE dari 20 kerusakan fungsi mental dan kognitif sedang menjadi 26 fungsi kognitif baik serta adanya penurunan skor CDR dari 2 ganggguan kognitif sedang menjadi 1 gangguan kognitif ringan . Sehingga dapat disimpulkan bahwa stimulasi kognitif: terapi musik dapat mengatasi masalah kerusakan memori.

Dementia is a condition that causes memory impairement. The Final Scientific Paper of Ners KIAN aims to describe the analysis of Urban Community Health Care Practice PKKMP which has been done to resolve memory impairment problems. Methodes used are nursing care in elderly who have memory impairment with superior intervention which is cognitive stimulation: music therapy. This intervention was performed in 3 elderly people with mild to moderate dementia and lasted for 36 sessions 45 minutes / session in 5 weeks. Measurement of evaluation is done by using MMSE Mini Mental Status Examination and CDR Clinical Dementia Rating . As a result, there was an increase in MMSE scores from 20 moderate cognitive impairment became 26 good cognitive functionl and decreased CDR scoresfrom 2 moderate cognitive impairment to 1 mild cognitive impairment for those three elderlies. So it can be concluded that cognitive stimulation: music therapy can overcome memory impairment problems."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Lestari
"ABSTRAK
Manajemen yang paling sering dilakukan pada penyakit gagal ginjal kronik tahap akhir atau End stage renal Disease ESRD adalah hemodialisis. Hemodialisis merupakan manajemen kompleks yang dapat menimbulkan banyak permasalahan seperti ketidakseimbangan caran dan elektrolit, malnutrisi dan sepsis. Peningkatan selfcare dibutuhkan untuk meningkatkan status cairan, kepatuhan regimen pengobatan dan outcome HD secara psikosial. Selfcare dapat ditingkatkan menggunakan Therapeutic Patient Education TPE , suatu metode edukasi yang terdiri dari pemberian motivasi dan pemberian edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan selfcare melalui edukasi. Indikator dari peningkatan selfcare adalah hasil nilai selfcare yang dikaji menggunakan Selfcare agency scale dan IDWG Interdialitic Weight Gain atau berat badan antar dialisis pasien. Hasil menunjukkan bahwa TPE dapat meningkatkan skor SCAS sebesar 26 dari total skor 50 . Poin penting dalam SCAS yang meningkat dalam diri pasien adalah kemampuan untuk melakukan monitoring terhadap berat badan, monitor intake output cairan, tekanan darah, nadi, dan akses vaskuler. Peningkatan selfcare pada pasien juga meningkatkan kemampuan pasien dalam menikmati hidup dan kemampuan untuk kembali bersosialisasi. Secara klinis pasien menunjukkan perbaikan nilai IDWG sesuai dengan anjuran yaitu 3 -5 BB kering pasien. Nilai IDWG menunjukkan kepatuhan pasien dalam diet dan restriksi cairan. Hasil ini menunjukkan bahwa TPE merupakan metode efektif untuk meningkatkan selfcare. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan edukasi pada pasien adalah tingkat pendidikan, dukungan sosial, kesesuaian materi edukasi dengan kebutuhan dan kesiapan pasien untuk menerima edukasi. Perawat perlu meningkatkan kemampuan selfcare pasien ESRD on HD untuk meningkatkan kepatuhan dan kemampuan pasien mengevaluasi kondisinya, serta psikososial pasien. Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Edukasi klien terapetik, ESRD, Hemodialisis, IDWG ,Indonesia, Selfcare
ABSTRACT The most frequent management of end stage renal disease ESRD is hemodialysis. Hemodialysis HD is a complex management that may raise problems such as fluid and electrolyte imbalances, malnutrition and sepsis. Increased in selfcare is required to improve the balance of fluid status, medication regimen adherence and HD outcomes psychologically. Selfcare can be improved using Therapeutic Patient Education TPE , the TPE is an educational method consisting of motivation and educational provision accords to patient needs. This case study aims to analyze the improvement of selfcare through therapeutic patient education program. Indicators of selfcare improvements are increase of SCAS score Selfcare agency scale and IDWG Interdialytic Weight Gain . The results showed that the TPE increased the SCAS scores by 26 of the total score 50 . Important ability in SCAS which increased were the ability to monitor weight gain daily, monitor fluid intake output, blood pressure, pulse, and vascular access. Increased self care in patients also improved the patient 39 s ability to enjoy life and the ability to re socialize with patient rsquo s family. Clinically patients showed an improvement in IDWG values according to the recommendation which was 3 5 of the patient rsquo s dry weight. The IDWG value indicates the patient compliance in diet and fluid restriction. This showed that TPE was effective methodes to increase selfcare of the patient. Factors that affect the success of education in the patients were the level of patient rsquo s education, social support, suitability of educational materials to the needs and the readiness of patients to receive education. Nurses need to improve the selfcare abilities of ESRD patients on HD to enhance adherence and the ability of patients to evaluate their condition, as well as patients psychosocial in order to increase their HD outcome. Keywords ESRD, Hemodialysis, IDWG, Indonesia, Nursing Care, Selfcare, Therapeutic Patient Education"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan dibuka ruang Model Praktek Keperawatan Profesional di RS Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 28 Februari 2001. Di ruang inilah segala aspek keprofesionalan dalam keperawatan diterapkan, Penelitian ini mendeskripsikan klien-klien yang dirawat di ruang MPKP selama periode rawat Februari - Atli 2001 terhadap 79 orang klien. Dan basil penelitian teridentifikasi data demografi klien meliputi golongan usia terbesar adalah dewasa ( 25-55 tahun) sebanyak 45 orang (57%), jenis kelamin laki-laki 63%, pendidikan terakhir SMU 55,7%, status belum menikah 54,6%, pekerjaan penganguran 44,4%. Karakteristik keluarga klien terlihat klien-klien berasal dari tipe keluarga sedang (mempunyai 3-5 anak) sebesar 58,23%, menggunakan pola komunikasi mal adaptif65%, tidak pernah atau tidak rutin melakukan pertemuan dalam keluarga 67,76%. Dari status kesehatan klien teridentifikasi, tingkat ketergantungan klien saat datang 72,15% total care, saat puling 54,63 % minimal care. Alasan masuk RS klien terbesar adalah marah-marah 15,32%. Terapi keperawatan yang diberikan terhadap masalah keperawatan terbesar halusinasi (26,37%) meliputi TAK sosialisasi sebesar 37,02% sementara pendidikan kesehatan terhadap masalah harga diri rendah 76,42%. Dari aspek medis teridentifikasi diagnosa medis terbesar adalah Scizoprenia paranoid sebesar 43,7%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis : Mosby, 1992
610.730 218 PAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Durhayati
"Stroke merupakan penyakit degeneratif dengan kecacatan tertinggi, kesehatan mulut sering terlupakan. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan dengan pendekatan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan dan intervensi oral hygiene pada pasien stroke. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana asuhan keperawatan pada Ny. A dengan usia 68 tahun selama tujuh hari yaitu tanggal 21-28 Mei 2018. Hasil pengkajian didapatkan diagnosis keperawatan utama yaitu perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan gangguan penyerapan dan aliran CSF akibat adanya perdarahan subarachnoid, namun fokus pembahasan yaitu pada diagnosis keperawatan defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler. Intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien yaitu oral hygiene. Intervensi yang diberikan pada pasien stroke hemoragik yaitu intervensi oral hygiene chlorhexidine 0.2 setiap hari 2 dua kali selama 7 tujuh hari. Hasil dari intervensi ini berupa kemajuan skor Oral health assessment tool OHAT dari nilai 9 menjadi 1. Keluarga pasien stroke hemoragik mampu melakukan oral hygiene kepada pasien setelah dijelaskan dan didemostrasikan terlebih dahulu oleh perawat. Penulis merekomendasikan intervensi oral hygiene chlorhexidine 0,2 dikombinasikan dengan latihan pergerakan sendi, positioning dan massage minyak pada area yang menonjol dan tertekan untuk hasil yang lebih efektif.
Stroke is the leading cause of disability in adult, in which oral hygiene is usually forgotten. This paper aimed to analize the implementation of nursing care with an urban community healthcare approach and oral hygiene intervention in stroke patients. Nursing care plan at Mrs. A, aged 68 years old starting from may, 21st to 28th 2018. The result revealed that the main nursing diagnosis was ineffective cerebral tissue perfusion related to absorption disorder and cerebrospinal fluid CSF flow due to subarachnoid hemorrhage, but the focus of discussion is on the nursing diagnosis of self care deficit related to neuromuscular disorder. Oral hygiene as nursing interventions is provided to the client. Intervention given to hemorrhagic stroke patient were oral hygiene with 0.2 chlorhexidine 2 times daily for 7 days. The result is an improvement in score of Oral health assessment tool OHAT from 9 to 1. Families of hemorrhagic stroke patients were able to perform oral hygiene to patient rsquo;s after described and demonstrated first by nurses. The autors recommend the oral hygiene 0.2 chlorhexidine intervention combined with range of motion ROM , positioning and massage with oil prominent and depressed areas for more effective result to the patient. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis : Mosby, 1984
610.73 PAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library