Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Boenjamin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi dengan tahap erupsi molar pertama tetap. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan status gizi dengan tahap erupsi seluruh gigi tetap. Selain itu juga diharapkan dapat digunakan untuk melihat gambaran status gizi anak di masa lalu. Status gizi dinilai secara antropometri berdasarkan simpang baku terhadap median dari pengukuran tinggi badan menurut umur sesuai baku WHO-NCHS. Tahap erupsi yang digunakan adalah lima tahap erupsi permukaan oklusal molar pertama tetap menurut kriteria Sato. Tahap satu dimulai sejak terlihatnya sebagian permukaan tonjol mesiobukal dan mesiolingual, sedangkan pada tahap lima seluruh permukaan oklusal sudah terlihat, termasuk tepi distal. Penelitian dilakukan pada 575 anak umur 5-8 tahun pada Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa molar pertama tetap lebih cepat erupsi pada anak dengan status gizi tinggi dibandingkan
dengan status gizi lebih rendah (t=3,599, df = 23, p = 0,05). Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan tahap erupsi molar pertama tetap (r = 0.1972, p = 0,05).
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Kartika Putri
Abstrak :
Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu sistem reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya kehamilan diluar nikah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, genetik (status menarche ibu), media massa, dan aktivitas olahraga dengan status menarche siswi SMP Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain peneitian cross sectional dan sampel yang diambil berjumlah 173 responden. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square. Hasil penelitian dikatakan berhubungan bermakna apabila hasil uji statistik Pvalue ≤ 0.05. Hasil penelitian menunjukkan dari total responden sebanyak 93.1% responden telah mengalami menarche dengan rata-rata usia menarche adalah 11.42 ± 0.93 tahun dan rata-rata usia menarche ibu adalah 12.73 ± 1.26. Sebagian besar responden memiliki status gizi normal 55.5%. Sebanyak 51.4% status menarche ibu dikategorikan cepat (≤ 12 tahun), 69.9% responden telah terpapar media elektronik dewasa dan 97.1% responden telah terpapar media cetak orang dewasa, sedangkan 68.2% responden melakukan aktivitas olahraga <3 kali dalam seminggu. Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche serta dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau embahayakan si anak melalui pergaulan bebas tidak terjadi.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Elva
Abstrak :
Di Indonesia penduduk lanjut usia (usia 60 tahun ke atas) diperkirakan semakin meningkat. Meningkatnya populasi lanjut usia (lansia) ini perlu diurmuskan kebijakan dan program yang ditujukan pada lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lansia di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 yang dilakukan selama 2 bulan (Maret-April 2010). Data primer yang diambil berupa pengukuran data antropometri (tinggi badan berat badan) dan wawancara untuk data karakterisik lansia (umur, jenis kelamin, status perkawinan, pengetahuan gizi, riwayat sakit dan gangguan suasana hati), faktor sosial ( tingkat pendidikan, status pekerjaan, status tinggal, aktifitas sosial), dan pola hidup (aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi makanan yaitu asupan energi dan protein). Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan kriteria inklusi lansia yang berumur 60 ke atas dengan jumlah sampel sebanyak 254 responden. Analisis yang digunakan adalah chi square, odd ratio dan multivariat regresi multinomial. Proporsi lansia yang berstatus gizi kurang hampir sama (24% dan19,7%). Hasil analisis dengan menggunakan regresi multinomial didapatkan variabel yang secara statistik berhubungan dan faktor dominan dengan status gizi kurang adalah variabel gangguan suasana hati dengan nilai OR=6,9, sedangkan variabel dominan pada status gizi lebih adalah variabel kebiasaan merokok.
In Indonesia, the elderly population (aged 60 years and over) are expected to rise in amount. Increasing proportion of elderly people (older) is required to formulate elderly policies and programs so them can play a role in development and not be a burden for the society. This objective study aimed to determine factors associated with the nutritional status of elderly in Porsea Subdistrict, Toba Samosir District, Year 2010, North Sumatra Province which conducted within two months (March-April 2010). The primary data were taken in the form of measurements of anthropometric data (height and weight) and interview data for parent characteristics (age, sex, marital status, nutritional knowledge, mood disorder, history of illness) education level, employment status, living status, social activity, physical activity, smoking habits, and food consumption (energy and protein intake). The study using cross sectional design with the inclusion criteria aged 60 above with the total sample of 254 respondents aged above 60 year. Chi square, odd ratio and multivariate multinomial regression analysis were used. The proportions of elderly who suffered from under nutrition was almost the same with the ovenutrition (24% and 19,7% respectively). Results of data analysis using multinomial regression showed mood disorder was significantly correlated and dominant factors on undernourished status with the p-value of OR = 6,9, while the smoking habits was the dominant factors on the overnutrition.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Rachmawati
Abstrak :
Penelitian ini berusaha mengungkap pengaruh faktor kemiskinan terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat, dengan membahas beberapa faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data IFLS 4 (Indonesian Family Life Survey) tahun 2007 yang dilaksanakan oleh RAND, Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM dan Badan Survey METRE. Penelitian ini menggunakan kerangka teori dengan pcndekatan model Gary Becker yang menyatakan bahwa fungsi permintaan status gizi balita melingkupi vektor karakteristik balita, rumah tangga dan lingkungan masyarakat. Pengolahan data dilakukan, pertama dengan menggabungkan data rumah tangga dari Modul K dan data kesehatan anak dari Modul USI. Kedua, dilakukan penghitungan z-score (BB/U) balita. Ketiga, dilakukan analisis dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap status gizi balita di Propinsi Jawa Barat tahun 2007. Dari hasil regresi diketahui bahwa faktor kemiskinan, pengeluaran rumah tangga perkapita, tingkat pendidikan orang tua, kunjungan anak ke posyandu, frekuensi makan, sanitasi, air minum dan area tempat tinggal balita, berpengaruh terhadap status gizi balita. Kebijakan yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah perlunya kebijakan pro masyarakat miskin yakni: peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat miskin melaiui peningkatan fungsi dan kinerja Posyandu, pengadaan jaminan sosial bagi masyarakat miskin, perluas kesempatan kerja, perluas kesempatan untuk akses pendidikan, peningkatan kualitas sanitasi Iingkungan dan air bersih untuk minum dan keperluan lainnya. ......This study attempts to reveal the affect of poverty to child nutrition status in West Java Province by examining socioeconomic factors. The data that being used is data from IFLS 4 (Indonesian Family Life Survey) 2007, conduct by RAND, Population Research UGM and METRE. The theoritical framework underpinning this empirical approach is a model from Gary Becker, the production of nutrition depends on a set of inputs, a series of endogenous individual characteristics, a vector of household and community characteristics. The data is processed, first by combining household data from Module K and child health data from Module USI. Second, the z-score is constructed using a nutrition index based on weight for age. Third, the child nutrition status is regressed with the socioeconomic factors using Ordinary Least Square (OLS) method. Regression result shows a significant effect of poverty effect, per capita household expenditure, years of parent education, child visit to posyandu, food frequency, sanitation, drinking water and area in which the child lives. Policy recommendations from this study are the need of pro poor policies: improving the quality and accessibility of posyandu as health facility, social security forthe poor, poverty reduction in rural area, increasing access to education, improving the quality of sanitation and water.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurzakia
Abstrak :
Obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif di negara berkembang. Hal ini terjadi akibat perubahan gaya hidup masyarakat antara lain aktifitas fisik dan pola makan akibat perkembangan status sosial ekonomi masyarakat perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui cut-off point status gizi obese berdasarkan indikator IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasil penelitian menemukan bahwa prevalensi obese berdasarkan indikator PLT (Proporsi Lemak Tubuh) (35%), indikator IMT Depkes (22,7%) dan indikator IMT (40,8%). Faktor risiko obesitas yang paling dominan berdasarkan kategori PLT adalah tempat tinggal (OR=2,51;CI 95%:1,24-5,08); berdasarkan kategori IMT Depkes adalah tempat tinggal (OR=2,11;CI 95%:1,16-3,85); sedangkan berdasarkan kategori IMT sampel adalah asupan karbohidrat (OR=3,32;CI 95%:1,38-7,99). Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memvalidasi cut off point IMT menurut jenis kelamin sebagai tindakan skrining obese serta penyebarluasan informasi tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang khususnya asupan karbohidrat pada masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
KESMAS 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Nyoman Supariasa
Jakarta: EGC, 2001
613.2 DEW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library