Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pianaung, Tomyones
"Kegiatan Inspeksi merupakan salah satu upaya yang bersifat "proactive" bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas kerja yang ada dilapangan telah dikelola dengan baik (well managed). Dengan inspeksi kita akan memperoleh umpan balik yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencanakan tindakan perbaikan.
Ada beberapa alasan mengapa manajemen memerlukan umpan balik mengenai keadaan operasi dilapangan, baik tentang kondisi fisik, maupun tindakan para personilnya. Faktor-faktor yang paling esensial mungkin adalah yang berkaitan dengan sistem dan faktor kesalahan manusia, pengaruh dari suatu perubahan, dan faktor-faktor lain untuk menjamin dapat tercapainya kinerja keselamatandan kesehatan kerja pada tingkat seperti apa yang diinginkan perusahaan.
Tesis ini mengevaluasi tingkat Implementasi program inspeksi K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) dilihat dari aspek input, proses dan output di North Business Unit CNOOC SES Ltd., tahun 2001 -- 2003.
Aspek output Key Performance Indicator adalah menunjukan status atau tingkat pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari fasilitas maupun perlengkapan yang sedang dioperasikan, dimana dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberhasilan aspek output (Key Performance Indicator) sangat tergantung dari apa yang dilakukan pada aspek input (dukungan & komitmen manajemen) dan aspek proses (imlementasi program inspeksi K3).
Implementasi program inspeksi K3 menunjukan hasil yang baik ditahun 2001, sedangkan ditahun 2002 dan 2003 menunjukan hasil cukup. Perbedaan ini berkaitan dengan diserahkannya pelaksanaan inspeksi ini dari departemen K3LL ke North Business Unit sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.

Evaluation The Implementation of Occupational Safety & Health Inspection Program at North Business Unit, CNOOC SES Ltd. Year 2001-2003.
The activity of inspection represent one of proactive effort. Aim to ensure is existing facility in field has well managed. Through inspection, we will obtain feed back which very worth for the management in planning a remedial action.
There are some reason why management need feed back concerning situation of field operation, about the condition of physical, and also personnel behavior. An important is possible related to system and personal factor, influence from a change, and other factors to achieve the safety and health performance, as well as the company expectations.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Hidayat
"[Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. APIK merupakan kontraktor pembangunan gedung The H Residence yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, namun masih terdapat kasus kecelakaan. Perlu dilakukan suatu analisi persepsi risiko pada pekerja sektor konstruksi sebagai upaya pengendalian kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendekatan psikomerik dengan persepsi risiko. Desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner, analisis data mengunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kesukarelaan, Pengetahuan terhadap sumber risiko dan risiko itu sendiri, pengendalian risiko, kebaruan risiko, potensi dampak, ketakutan, dan konsekuensi risiko, sedangkan kesegeraan efek risiko dan pengalaman ada hubungan dengan persepsi risiko. Disarankan bagi PT. APIK untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif mengenai keselamatan kerja untuk membentuk persepsi risiko yang baik kepada pekerja; melakukan pelatihan berkala terutama cara pengendalian bahaya di tempat kerja; melakukan pengawasan terhadap pekerja untuk membiasakan peduli terhadap keselamatan mereka sendiri;The construction industry is one of the industries that have high hazard potential for accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors. PT. APIK is a building contractor of The H Residence project who has implemented OHSMS, but cases of accidents are still there. Necessary to do an analysis of the risk perceptionin construction worker as efforts to control the work accident. The purpose of this study was to determine the relationship between psycometric approach to the perception of risk.The study uses a cross-sectional study design and questionnaire. Meanwhile, chi square test were used to analyze data. The results showed there are any correlations between voluntariness of risk, , knowledge of risk (exprosure)), knowledge of risk (science), control over risk, newness, cronic-catastrophic, common–dread, and severity of consequence, while immiediacy of effect and and experience have no association with risk perception. Recommended for PT APIK to conduct activity in education concerning safety issues to increase the perception of risk for worker; training especially risk control measure, supervision to the worker to familiarize concerned about safety., The construction industry is one of the industries that have high hazard potential for accidents. It ranks the highest number of accidents compared to other sectors. PT. APIK is a building contractor of The H Residence project who has implemented OHSMS, but cases of accidents are still there. Necessary to do an analysis of the risk perceptionin construction worker as efforts to control the work accident. The purpose of this study was to determine the relationship between psycometric approach to the perception of risk.The study uses a cross-sectional study design and questionnaire. Meanwhile, chi square test were used to analyze data. The results showed there are any correlations between voluntariness of risk, , knowledge of risk (exprosure)), knowledge of risk (science), control over risk, newness, cronic-catastrophic, common–dread, and severity of consequence, while immiediacy of effect and and experience have no association with risk perception. Recommended for PT APIK to conduct activity in education concerning safety issues to increase the perception of risk for worker; training especially risk control measure, supervision to the worker to familiarize concerned about safety]"
Universitas Indonesia, 2015
T44698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Juwono
"Pelaksanaan Pembangunan Proyek seringkali mengalami keterlambatan. Sebagai Project Manager dari Owner, yang bertanggung jawab perihal mutu, biaya, dan waktu pelaksanaan proyek, praktikan berupaya untuk mencegah keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur mulai dari pekerjaan raft foundation, hingga topping off, yakni pengecoran struktur atap di lantai 30. Laporan Praktik Keinsinyuran ini berisikan upaya pencegahan yang dilakukan secara bersama oleh Praktikan, Kontraktor, dan Manajemen Konstruksi di lapangan, guna mencapai waktu pelaksanaan yang tepat. Upaya tersebut kemudian dianalisa menggunakan kerangka Profesionalisme, Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan, dan Kode Etik Insinyur Persatuan Insinyur Indonesia. Salah satu pembelajaran penting dalam praktik ini adalah bahwa percepatan hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika mutu pelaksanaan sudah baik dan didukung oleh tim kerja yang handal. Bilamana suatu pekerjaan, yang mutunya belum baik, dipaksa dipercepat dan mengakibatkan komplain, justru malah akan memperlambat proyek.

As the Owner’s Project Manager, Practitioner is responsible for the quality, cost, and delivery of the project. As Construction Projects is often delayed, Practitioner attempts to complete the Works on-time, preventing delay. The study period synchronized with the construction of raft foundation until roof casting (“topping off”) at the 30th storey. This Engineering Practice Report consists of the efforts done collaboratively by the Builder, Construction Manager, and the Practitioner to achieve the Completion of the structural works to be on-time. This joint effort is then analysed using the Professionalism, Health, Safety, and Environment, and the Engineering Code of Ethics framework. One important lesson learnt from this practice is that Works shall not be expedited should the quality of the result is still questionable. Uncertainty in quality has the risk of complain and should the complaint arise, it would cause further repair works which takes longer time than if it is not initially expedited."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Stephanie Verena Raya
"PT KHI yang bergerak di sektor industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan industri trailer dan semi trailer memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi karena menggunakan berbagai alat berat, mesin, dan bahan berbahaya. Untuk itu, perusahaan yang bergerak pada sektor tersebut perlu menyusun ketentuan mengenai keselamatan kerja dan memastikan bahwa pelaksanaannya dapat melindungi pekerja dari kecelakaan kerja. Skripsi ini disusun dengan metode penelitian doktrinal dan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan didukung dengan observasi ke lapangan dan wawancara kepada informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketentuan keselamatan kerja dalam peraturan perusahaan PT KHI telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peraturan perusahaan ini mewajibkan adanya kerja sama antara perusahaan dan pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. PT KHI juga telah melaksanakan keselamatan kerja dengan baik, mulai dari pemberian pelatihan dan pembinaan, layanan dan fasilitas kerja, lingkungan kerja, hingga pengawasan. Meski demikian, masih ditemukan kasus kecelakaan kerja di PT KHI yang dalam beberapa peristiwa disebabkan karena kelalaian pekerja. Oleh karena itu, pengusaha dan pekerja harus memiliki kesesuaian pemahaman terhadap peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. PT KHI harus terus menjamin agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan aman dan pekerja harus terus mendukung upaya yang dilakukan oleh PT KHI dengan cara mematuhi dan melaksanakan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku. Selain itu, untuk mengoptimalkan pelaksanaan keselamatan kerja tersebut, pemerintah perlu berperan mengawasi pelaksanaannya.

PT KHI, which operates in the four or more wheeled motorized vehicle body and the trailer and semi-trailer industry, has a high risk of work accidents because it uses various heavy equipment, machines, and dangerous materials. For this reason, companies engaged in this sector need to formulate provisions regarding occupational safety and ensure that their implementation can protect workers from work accidents. This thesis is prepared using the doctrinal legal research method and uses secondary data obtained from library research supported by field observations and interviews with informants. The research results show that the occupational safety provisions in PT KHI’s company regulation are in accordance with the statutory regulations. This company regulation requires cooperation between the company and workers to prevent work accidents. PT KHI has also implemented occupational safety well, starting by providing training and coaching, work services and facilities, work environment, and supervision. However, there are still cases of work accidents at PT KHI, which in some cases are caused by worker negligence. Therefore, employers and workers must have a shared understanding of company regulation and statutory regulations to prevent work accidents. PT KHI must continue to ensure that workers can do their work safely and workers must continue to support the efforts made by PT KHI by complying with and implementing applicable occupational safety provisions. In addition, to optimize the implementation of occupational safety, the government needs to play a role in supervising its implementation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Desyariani
"Kelelahan merupakan suatu bentuk mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibasi (bersifat parasimpatis). Kondisi lelah biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, namun semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh seseorang. PT. X adalah perusahaan penghasil beton campuran pertama dan terbesar di Indonesia. PT. X menggunakan Truk Mixer dalam proses pengiriman beton campuran ke lokasi-lokasi yang melakukan pemesanan. Maka dari itu proses kerja lebih banyak dilakukan dalam perjalanan.
Berdasarkan proses kerja yang terjadi pada di PT. X, dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang terjadi lebih banyak di jalan. Itu artinya pekerja yang memiliki potensi kecelakaan lebih besar adalah pekerja yang mengendalikan alat transport/truk di jalan, yaitu pengemudi truk mixer. Hasil dari data sekunder yang diperoleh di dapatkan bahwa tingkat pengalaman, jumlah Over time dan jumlah waktu tempuh perjalanan pada pengemudi truk mixer di PT. X sangat bervariasi dan melampaui batas over time yang di izinkan menurut UU Tenaga Kerja Tahun 2003 Pasal 78 ayat 2. Dimana ketiga variabel tersebut termasuk salah satu faktor yang memberi kontribusi terjadinya kelelahan yang mengakibatkan suatu kecelakaan, yaitu dalam kelompok klasifikasi intensitas dan lamanya kerja fisik.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah relasi atau hubungan antara waktu tempuh dan Over Time pengemudi PT. X dengan frekuensi kelelahan pada tahun 2008 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Dari hasil analisis data dan wawancara mendalam pada pengemudi, Senior Driver, dan beberapa staff yang terkait dalam Departement Trasnportasi di PT. X, diperoleh hasil bahwa tingkat pengalaman pengemudi kurang dari 2 tahun yang mengalami kelelahan dengan frekuensi kadang-kadang sebesar 76,5 %, rata-rata waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 2 jam yang mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadang-kadang 65,2 %, dan rata-rata waktu over time lebih dari atau sama dengan 3 jam mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadangkadang sebanyak 59, 1 %.
Kesimpulan diperoleh bahwa rata-rata over time sudah melampaui batas yang ditentukan, namun memang kelelahan muncul dengan frekuensi kadang-kadang, artinya kelelahan itu muncul 1-2 hari dalam seminggu pada pengemudi truck mixer PT. X.
Dalam rangka mengurangi frekuensi munculnya gejala kelelahan, sebaiknya perusahaan membatasi jumlah over time pada pengemudi, memberikan sosialisasi perlunya peregangan otot dilakukan saat pengemudi sedang proses kerja di Proyek konsumen, membuat shift kerja yang lebih teratur, dan menyediakan pompa yang dapat disewakan pada Proyek yang memindahkan campuran beton secara manual."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asisti Wulan Ningrum
"Kecelakaan kereta api sering terjadi dan dapat disebabkan oleh faktor manusia (penumpang, masyarakat, dan awak kereta api), faktor teknis (sarana dan prasarana KA), faktor lingkungan (cuaca dan iklim), dan faktor manajemen.
Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penelitian pada aspek manusia, khususnya persepsi masinis. Kecelakaan tersebut disinyalir terjadi karena perilaku masinis yang tidak aman saat mengoperasikan kereta api. Perilaku tidak aman ini merupakan implikasi dari persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui gambaran pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur dengan persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedur. Disain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu penelitian non experimental menggunakan data primer (kuesioner) untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diamati pada saat bersamaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah seluruh dari populasi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 114 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan memiliki persepsi baik terhadap SOP. Hal ini menunjukkan bahwa masinis KRL sudah memiliki kesadaran untuk memperhatikan prosedur dan telah memiliki kepedulian untuk mematuhi peraturan.
Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap SOP adalah motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, dan umur masinis. Sedangkan pengetahuan masinis tidak mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan disebabkan karena seluruh masinis baru harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yang sama serta harus mengikuti beberapa persyaratan teknis yang sama untuk menjadi masinis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linggasari
"Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap paling akhir dari hirarki pengendalian setelah administrasi. Pentingnya penggunaan APD saat bekerja dapat meminimalisasikan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang pada bulan Juni tahun 2008 ada pekerja yang tidak menggunakan safety helmet saat bekerja.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang tahun 2008. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan analisis data bivariat dan univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35.2 % pekerja yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui dari tujuh faktor risiko, ada empat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD, yaitu ketersediaan APD, kenyamanan APD, pelatihan dan pengawasan.
Sedangkan ada tiga faktor risiko yang lainnya tidak berhubungan yaitu pengetahuan, sikap dan peraturan dengan perilaku penggunaan APD.
Disarankan untuk tindak lanjut, upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan perawatan, pelatihan dan pengawasan APD secara kontinue dan terjadwal. Dilakukan fit dan proper test yaitu dengan cara mengundang supplier untuk penyuluhan APD dengan membentuk sampel untuk uji fisik. Dan agar pengawasan berjalan dengan baik seharusnya manajer memberikan teladan terlebih dalam menggunakan APD yang baik dan benar."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Mairina Matan
"Tesis ini mengkaji implementasi sistem investigasi, tipe-tipe kecelakaan kerja dan penyebabnya pada industri manufaktur sepatu dengan fokus menganalisis kecelakaan kerja yang sering terjadi beserta faktor penyebab dasar yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan unit analisis yang digunakan adalah data kecelakaan kerja tercatat 2009-2012 dan hasil wawancara. Strategi yang digunakan adalah analisis hasil wawancara dan data sekunder.
Kesimpulan penelitian ini adalah angka kecelakaan kerja selama 2009-2012 menurun. Tipe kecelakaan terbanyak adalah kecelakaan tersangkut di atau pada (tertusuk jarum), di area NCVS karena mesin jahit. Penyebab dasar diketahui datang dari sisi manajemen dan kelemahan sistem investigasi terletak pada kurangnya prosedur tertulis, kurangnya kompetensi/pelatihan, kurangnya manajemen/supervisi dan kurangnya pengetahuan.

This research aim to study the implementation of accident investigation system, the type of accidents and the causes occur in shoe manufacturing industry with focus analyzing the most frequent accident happened and their contributory causes. This research character and approach is descriptive qualitative with the unit of analysis are the 2009-2012 accident reports data and interview results. The strategy being used to collect data is interview and analyzing secondary data.
The conclusion which can be pulled that the number of accident in PT ADF during 2009-2012 is declining. Type of accident mostly caught in or on (caught in needle), at NCVS area because of sewing/stitching machine. The contributory cause comes mostly from management side and for the accident investigation system weaknesses are inadequate written procedure, inadequate training/competence, inadequate management/supervision and lack of knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christanto Ghiffari Halim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018 pada perusahaan PT. ICO Asiapacific Indonesia pada tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi cross-sectional. Data penelitian diperoleh melalui kaji dokumen, wawancara dan observasi. Analisis dilakukan menggunakan gap analysis dengan sistem skoring 1-5 terhadap setiap klausul yang ada pada instrumen checklist ISO 45001:2018 yang dibandingkan dengan realita pemenuhan SMK3 pada perusahaan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. ICO Asiapacific Indonesia telah memenuhi berbagai ketentuan sebagaimana standar ISO 45001:2018 sebesar 84,62% secara keseluruhan dan telah diterapkan secara konsisten pada 33,33% dari seluruh klausul. Namun, terdapat adanya inkonsistensi sebesar 56,41% dari total klausul serta tersedia dokumen yang dibutuhkan namun belum diterapkan pada 10,26% dari total klausul.

This research aims to analyze the implementation of the Occupational Safety and Health Management System (OHSMS) based on ISO 45001:2018 at the company PT. ICO Asiapacific Indonesia in 2024. This research is a descriptive quantitative study using a cross-sectional study design. Research data was obtained through document review, interviews and observation. The analysis was carried out using gap analysis with a 1-5 scoring system for each clause in the ISO 45001:2018 checklist instrument which was compared with the reality of OHSMS compliance in the company. The analysis results from this research show that PT. ICO Asiapacific Indonesia has fulfilled various provisions such as the ISO 45001:2018 standard 84.62% overall and has been implemented consistently in 33.33% of all clauses. However, there are inconsistencies in 56.41% of the total clauses and required documents are available but have not been implemented in 10.26% of the total clauses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Non Dwi Zulaeha
"

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian terpenting dalam hal memberikan perlindungan terhadap pekerja. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat menimbulkan potensi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu contoh yaitu industri Rumah Sakit. Saat ini Rumah Sakit sudah didukung dengan alat-alat yang canggih dan modern untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Rumah Sakit merupakan industri pelayanan kesehatan atau tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit seperti pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Dalam hal ini sumber daya manusia rumah sakit salah satunya yaitu Perawat. Tesis ini akan mengkaji pengaturan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit X. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif, menggunakan data sekunder melalui studi dokumen dan dianalisis secara kualitatif. Dari hasil penelitian, Pemerintah telah memberikan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Kemudian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan di Rumah Sakit agar tercipta lingkungan rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman, dengan begitu dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja. Rumah Sakit X harus membuat prosedur atau pedoman terkait penanganan perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Pengkajian lebih lanjut terhadap data karyawan yang berobat dan data penyakit karyawan di unit kerja yang berisiko mengalami penyakit akibat kerja belum dilakukan oleh Komite K3RS. Diperlukan peran pemerintah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala agar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya dirumah sakit dapat terpantau dengan baik.


Occupational safety and health are the most important part of providing protection to workers. With the rapid development of technology raises the potential to threaten occupational safety and health. One example is the Hospital industry. At present the Hospital has been supported by sophisticated and modern tools to support the health services provided to patients. Hospital is a health service industry or workplace that has a high risk to the safety and health of hospital human resources such as patients, visitors, and the hospital environment. In this case the hospital human resources, one of them is Nurse. This thesis will examine the legal protection arrangements for nurses affected by occupational diseases based on applicable laws and regulations in Indonesia, the application of occupational safety and health management systems, as well as how the implementation of occupational safety and health in Hospital X. The research method used is juridical normative, using secondary data through document studies and analyzed qualitatively. From the results of the study, the Government has provided legal protection for nurses affected by occupational diseases. Then the occupational safety and health management system must be implemented in hospitals to create a healthy, safe and comfortable hospital environment, thereby reducing work accident rates and reducing the prevalence of occupational diseases. Hospital X must make procedures or guidelines related to the handling of nurses affected by occupational diseases. Further assessments of employee medical data and data on employee illness in work units at risk of occupational diseases have not been conducted by the K3RS Committee. The role of government is needed in conducting guidance and supervision on a regular basis so that the implementation of occupational safety and health, especially in hospitals can be monitored properly.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>