Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ray Sugianto
Abstrak :
Mencegah terjadinya massa tulang puncak rendah merupakan salah satu dari sekian banyak strategi pencegahan osteoporosis. Suatu penelitian yang melibatkan 25 kasus dengan massa tulang puncak rendah dan 25 kontrol telah dilakukan untuk meneliti faktor risiko yang memengaruhi kejadian tersebut. Kelompok kasus memiliki indeks riwayat kalsium (IRK) yang lebih rendah dibanding kontrol (median 160 (1−2361) vs 965 (19−3185), p =0,001). Seseorang dengan nilai IRK<1000 memiliki risiko lebih tinggi mengalami massa tulang puncak rendah dibanding IRK lebih tinggi (odds ratio10,61, 95% CI: 2,05; 54,95). Riwayat konsumsi teh atau kopi, serta data komposisi tubuh dan aktivitas fisik saat penelitian bukan merupakan faktor risiko. Sehingga, penghitungan IRK dengan nilai batas 300 dan 1000 dapat digunakan untuk mengidentifikasi perempuan yang lebih berisiko dan modifikasi kebiasaan hidup dapat disarankan lebih dini. ...... Preventing the occurrence of low peak bone mass is one of the many strategies of osteoporosis prevention. A study involving 25 cases with low peak bone mass and 25 controls was conducted to examine the risk factors of low peak bone mass. The cases had a lower historical calcium index (HCI) compared to controls (median of 160 (1-2361) vs. 965 (19-3185), p =0.001). Someone with HCI <1000 had risk of having low peak bone mass compared to those with higher HCI (odds ratio 10.61, 95% CI: 2.05; 54.95), and some with HCI <300 had a higher risk. History of tea or coffee consumption, as well as body composition and physical activity acquired during the study were not known as risk factors. Therefore, HCI calculations with cut-off of 300 and 1000 can be used to identify those at risk and earlier lifestyle modifications should be recommended.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
Abstrak :
Pengetahuan wanita yang berisiko osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain; karakteristik wanita dan pendidikan kesehatan yang diterima. Peningkatan pengetahuan wanita yang berisiko osteoporosis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan media yang sesuai dengan kebutuhan belajar wanita yang berisiko osteoporosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan wanita yang berisiko osteoporosis dan membuktikan efektifitas edukasi dengan menggunakan panduan pencegahan osteoporosis terhadap pengetahuan wanita yang berisiko osteoporosis di rumah sakit Fatmawati Jakarta. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen yang menggunakan pendekatan pretes-postes kontrol grup. Populasi penelitian ini adalah wanita yang mengikuti senam Diabetes mellitus dan senam Jantung di Unit Rehabilitasi Medik Terpadu, yang tidak mengalami demensia senilis, dapat membaca dan menulis, serta tidak mendapatkan edukasi secara formal tentang pencegahan osteoporosis dalam 3 bulan terakhir. Analisis data meliputi univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik t test dan anova. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor pengetahuan responden antara kelompok kontroln dan intervensi pada pretes setara, sedangkan pada postes berbeda secara bermakna (p=0.000) dengan efektifitas metode edukasi menggunakan panduan pencegahan osteoporosis sebesar 52,97%. Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian serupa untuk mengukur perubahan perilaku dengan waktu yang lebih lama dan penelitian terhadap metode lainnya seperti diskusi dan role play.
The knowledge of women who at risk of osteoporosis affected by various factors, including women characteristics and health education that they already had. The knowledge of women who at risk of osteoporosis could be enhanced by using various methods and media which suitable to achieve women learning needs. This research aims were to explore factors which effect knowledge of women who at risk of osteoporosis, and to examine the effectiveness of Education Using Osteoporosis Prevention Guidlines on Women with Osteoporosis Risk to Knowledge at Fatmawati Hospital Jakarta. The design of this study was quasi experimental design using pre-posttest control group approach. The sample of this study were women who are had exercise in gymnastic of Diabetes Mellitus and Heart exercise at integrated Medical Rehabilitation. The inclusion criterias were: does not have senilis demention, able to read and write and does not have formal education about osteoporosis prevention in the last 3 months. Data were analized using t test and anova. The bivariat results showed that respondents knowledge scores between control and intervention groups in pretest was equivalent, while as in posttest scores there was a significant difference (p=0.0005) and effectiveness of education methods using osteoporosis prevention guidelines was 52,97%. Future research is needed to measure behaviors for longer period of time as well as employs other education methods such as discussion and role play.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24830
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Tut Wuri Andajani
Abstrak :
Gen Osteokalsin merupakan gen kandidat terjadinya osteoporosis.. Polimorfisme pada gen tersebut menyebabkan densitas tulang menurun. Densitas tulang juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan asupan makanan. Faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan model prediksi tulang sehingga dapat dilakukan pencegahan. Dengan demikian dilakukan pengukuran densitas tulang, pemeriksaan biokimia darah serta polimorfisme gen osteokalsin digunakan enzim HindIII dengan teknik PCR-RFLP. Diperoleh rataan usia 67,21±9,1; IMT 22,14±4,08; fosfat alkalin 87,26±25; kalsium 8,9±0,82; estradiol 24,8±11,7; osteokalsin 1,75±0,83; mempunyai T-score ≤ - 2,5 dengan varian TT (64,3%) diikuti varian CC (60,6%) dan CT (50%) sehingga diperoleh model yang dapat memprediksi derajat keparahan tulang. ......The aim of the research to obtain a model that uses the genetic factors, the environment and nutrient to predict bone density and risk of osteoporotic fracture. Bone mineral density and biochemical markers were determined, as well as the C298T polymorphism status of osteocalcin gene using PCR-RFLP. The subjects had a mean age of 67.2±9.1 years. ; BMD 22.14±4.08; phosphate alkaline 87.26±25; calcium 8.9 ±0.82; estradiol 24.8±11.7; osteocalcin 1.75±0.83; the C298T polymorphic genotypes showed TT (64.3%) CC (60.6 %) and a CT (50%) determine in T-score≤ -2,5. We identified a model of age and the level osteocalcin that can predict severity of bone density.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1993
616.716 WIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library