Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwineta Achsan Effendy
Abstrak :
Air merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dipakai dalam kehidupan sehari - hari. Namun, globalisasi memberi pengaruh yang sangat berarti terhadap kondisi air yang memungkinkan untuk terkontaminasi zat - zat berbahaya, salah satunya adalah Phenol. Dalam skripsi ini, metode proses oksidasi lanjutan digunakan untuk melenyapkan Phenol sebagai air limbah. Phenol akan dimusnahkan oleh zat radikal yang berasal dari zat pengoksidasi yang diaktifkan melalui sebuah katalis heterogen organik yang merupakan zat sintesis Graphene, yaitu Graphene Oksida tereduksi yang diperkuat Nitrogen (N - rGO). N - rGO disintesis menggunakan metode Hummer - Offeman yang termodifikasi dan dipijar dengan suhu 600 , 700 , and 800 . Dalam hal ini, didapatkan bahwa N - rGO 700 memiliki kemampuan memuaskan dalam mengaktifkan radikal Sulfat dari Peroxymonosulphate (PMS) sebagai zat pengoksidasi. N - rGO 700 dapat melenyapkan kadar Phenol sebesar 100% dalam waktu 5 menit. Namun, kemampuan adsorpsi N - rGO 700 hanya melenyapkan 5% Phenol dengan konsentrasi sebesar 20 ppm. Tes stabilitas menunjukkan bahwa kinerja N - rGO 700 menjadi sangat memburuk setelah pemakaian pertama. Dalam perhitungan kinetik, didapatkan bahwa proses reaksi pelenyapan Phenol selaras dengan reaksi orde pertama. N - rGO 700 memiliki kinerja terbaik dibandingkan dengan zat turunan Graphene lainnya, yaitu Graphene Oksida tereduksi (r - GO) 700 , dan Graphene Oksida (GO). ...... Water is one of the most essential resources for human that is used for everyday life. However, the globalization makes significant impact on the water conditions that might contaminate water with hazardous compounds such as Phenol. In this thesis advanced oxidation process method was used to remove the Phenol as wastewater. In this term, the Phenol would be removed by using an organic heterogeneous catalyst that is the synthetic of Graphene, which is a Nitrogen doped - reduced Graphene Oxide (N - rGO). N - rGO was annealed under different temperatures which were 600 , 700 , and 800 . It was found that N - rGO 700 had an intriguing ability in activating Sulfate radicals of Peroxymonosulphate (PMS) as oxidizing agent. The N - rGO 700 could remove 100% 20 ppm Phenol content in 5 minute. Yet, the adsorption ability of N - rGO 700 could reach 5% Phenol removal with 20 ppm concentration. It was revealed that the N - rGO 700 was not reusable. The kinetic studies discovered that the phenol removal reaction fit with the first pseudo order reaction. The N - rGO 700 also stood as the best than the other derived Graphene materials which were reduced Graphene Oxide (r - GO) 700 and Graphene Oxide (GO).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Zuas
Abstrak :
Sejumlah fotokatalis oksida logam, meliputi xCu2O-yTiO2, xZnO-yTiO2 dan xCu2O-yZnO-zTiO2 telah berhasil di sintesis menggunakan metoda ko-presipitasi, dan digunakan untuk mereduksi CO2 dalam larutan berair. Variasi kandungan Cu2O dan ZnO dalam fotokatis berkisar dari 0,0 sampai 2,0 %-berat. Hasil karakterisasi menggunakan XRD dan TEM memperlihatkan bahwa fotokatalis hasil sintesis memiliki fase anatase, dengan tingkat kristalinitas yang bagus, dan mempunyai ukuran partikel berkisar antara 10 sampai 20 nm. Keberadaan Cu2O dan ZnO dalam sistem fokatalis tidak hanya mengakibatkan terjadinya penurunan harga energi band gap tapi juga meningkatkan luas permukaan spesifik dari fotokatalis. Dari data hasil pengukuran XPS menunjukkan bahwa unsur-unsur Ti, Cu, dan Zn dalam fotokatalis masing-masing berada sebagai Ti(IV), Cu(I), and Zn(II). Hasil evaluasi terhadap kinerja fotokatalis dalam mereduksi CO2 menunjukkan bahwa fotokatalis merupakan bahan yang aktif, dibuktikan dengan terbentuknya beberapa senyawa (yaitu: CO, CH4, C2H4 and CH3OH) sebagai produk hasil reduksi. Pada tingkat penambahan yang sesuai, keberadaan Cu2O dan ZnO mampu meningkatkan kinerja fotokatalis. Dari seluruh fotokatalis yang disintesis, fotokatalis 1.0Cu2O-99.0TiO2, 0.5ZnO-99.5TiO2, and 1.0Cu2O- 0.5ZnO-98.5TiO2 mempunyai aktifitas fotokatalitik tertinggi. Data fotoluminesen memverifikasi bahwa peningkatan kinerja fotokatalis-fotokatalis tersebut kemungkinan disebabkan karena Cu2O dan ZnO mampu bertindak sebagai perangkap elektron dan sebagai pemisah muatan sehingga menghambat kecepatan terjadinya penggabungan kembali electrons dan holes. Sedangkan ukuran partikel, energi band gap, dan luas permukaan spesifik dari fotokatalis bukan merupakan faktor penentu terjadinya peningkatan kinerja dari fotokatalis. Data efisiensi quantum menunjukkan bahwa fotokatalis ber-dopant ganda (1.0Cu2O-0.5ZnO- 98.5TiO2) lebih reaktif dan efektif dibandingkan dengan fotokatalis berdopant tunggal (1.0Cu2O-99.0TiO2 atau 0.5ZnO-99.5TiO2) dalam mereduksi CO2. Evaluasi terhadap kinetika reaksi memperlihatkan bahwa proses reduksi mengikuti model pseudo-first order, dan data yang diperoleh secara teori dan eksperimen menunjukkan adanya hubungan yang baik. Adapun studi tentang penggunaaan fotokatalis secara berulang memperlihatkan bahwa fotokatalis cenderung mengalami penurunan aktifitas, yang kemungkinan disebabkan oleh terjadinya perubahan morfologi permukaan dan muatan bilangan oksidasi dari unsur pembentuk fotokatalis. ...... Some series of mixed oxide photo-catalysts including xCu2O-yTiO2, xZnO-yTiO2 and xCu2O-yZnO-zTiO2 have been successfully synthesized, using coprecipitation method, and applied for CO2 photocatalytic reduction in pressurized aqueous solution. The amounts of either Cu2O or ZnO in the oxide mixture were varied ranging from 0.0 to 2.0 wt%. The XRD and TEM results confirmed that all photocatalysts were found predominantly in anatase phase having good crystalline nature with particle size ranging from 10 to 20 nm. The presence of Cu2O and ZnO has not only exerted a great influence on the properties of the photocatalysts along with decrease the band gap energy, but also increase the specific surface area. The XPS results indicated that chemical states of the Ti, Cu, and Zn element in the photocatalysts system were found as Ti(IV), Cu(I), and Zn(II), respectively. Evaluation of the photocatalysts performance showed that the photocatalysts were active for CO2 reduction and some compounds (i.e., CO, CH4, C2H4 and CH3OH) were detected as the CO2 photocatalytic reduction products. The presence of either Cu2O or ZnO in suitable amount results in increasing the performance of the photocatalysts. The 1.0Cu2O-99.0TiO2, 0.5ZnO-99.5TiO2, and 1.0Cu2O- 0.5ZnO-98.5TiO2 photocatalyst were observed to have the highest photocatalytic activity among their series. Photoluminescence data verified the activity enhancement of photocatalyst due to the acting ability of Cu2O and ZnO as electron trapper and charge carrier separator, inhibiting the recombination rate of electron-hole pairs. The particle size, band gap energy, and surface area were not found as the major factor related to such activity enhancement. Quantum efficiency data indicated that 1.0Cu2O-0.5ZnO-98.5TiO2 was the most active for the photocatalytic reduction of CO2 than both 1.0Cu2O-99.0TiO2 and 0.5ZnO- 99.5TiO2. Reaction kinetic evaluation indicated that the CO2 photocatalytic reduction follows a pseudo-first order model, giving a good fit between theoretical and experimental data. Reusability testing of photocatalyst indicated that the photocatalyst has a tendency to deactivate. The morphology change and chemical state of the element species can be considered as the reasons for declining the activity of the photocatalyst.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1945
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syari Nurulita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanda Putra
Abstrak :
Pada skripsi ini dilakukan pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap aliran membalik heterogen satu dimensi, adiabatik untuk reaksi oksidasi S02 (dalam arah aksial) dengan mempertimbangkan faktor-faktor hidrodinamika yang ada pada reaktor, juga perpindahan massa dan energi antar fasa ( fasa gas dan fasa padatan ), serta reaksi permukaan. Reaktor unggun tetap aliran membalik merupakan reaktor dengan arah aliran gas yang selalu berbalik untuk menjebak zona panas yang ada sehingga diperoleh pemanasan sendiri (autotermal) sehingga temperatur reaktor akan naik untuk rentang waktu yang ditentukan. Model yang dikembangkan dibagi dalam dua fasa, yaitu fasa gas dan fasa padatan. Penyelesaian persamaan untuk kedua fasa dilakukan dengan mempergunakan metoda kolokasi orthogonal tujuh titik seperti yang telah dikembangkan oleh Finlayson. Persamaan aljabar dalam bentuk matriks yang diperoleh kemudian diselesaikan secara simultan dengan menggunakan metode Runge Kutta orde empat. Hasil yang didapatkan dalam simulasi ini yaitu berupa profil temperatur dan konversi baik itu di fasa gas ataupun di fasa padat. Variasi berbagai parameter dilakukan untuk mengetahui perilaku model tersebut pada berbagai kondisi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konversi dan temperatur akan meningkat dengan semakin lamanya cycle time. Sedangkan peningkatan jari-jari pellet akan menurunkan temperatur dan konversi. Pertambahan panjang reaktor akan meningkatkan temperatur dan konversi sedangkan pertambahan fraksi dari umpan akan menyebabkan kenaikan temperatur, tetapi hal ini akan menyebabkan adanya penurunan pada konversi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuncoro Budy Prayitno
Abstrak :
Aktivasi Ca-bentonit dapat dilakukan dengan cara merendam 5 % Ca-bentonit dalam larutan asam H2S04 10 % kemudian dipanaskan sampai mendidih di atas plat pemanas selama 2 jam dan dikeringkan dalam oven listrik pada temperatur 200 °C selama 1 jam. Ca-bentonit hasil aktivasi tersebut di atas memiliki luas permukaan 103,89 m2/gram dengan kapasitas adsorpsi optimum terhadap gas N2 sebesar 0,48 %, relatif lebih besar dari bentonit yang diaktifkan dengan cara pengeringan pada 200 °C dimana memiliki luas permukaan sebesar 92,50 m2/gram dan kapasitas adsorpsi terhadap gas N2 sebesar 0,21 %. Ca-bentonit aktif (adsorben) dengan kapasitas adsorpsi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan (padatan) penunjang katalis (catalyst support). basil pengamatan dengan alat spektroskopi infra merah (IR) menunjukkan impregnasi Cu(NO3)2 terhadap Ca-bentonit aktif mampu mengkonversi sampai dengan 8,51 % CO gas buang kendaraan bermotor.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarno
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak goreng sebagai salah satu jenis minyak yang sering dikonsumsi, selama proses penggorengan ternyata mudah mengalami oksidasi termal. Penelitian ini bertujuan mengamati perubahan sifat fisiko-kimia minyak selama proses pemanasan dan pengaruhnya terhadap hidrolisis secara enzimatik.

Penelitian dilakukan dengan memanaskan 3 jenis minyak goreng yang berbeda, yaitu minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai dan minyak biji bunga matahari pada temperatur 200 °C selama 2, 5 dan 9 jam.

Dari uji anova dua arah (P=0,05) menunjukkan adanya perbedaan sifat fisiko-kimia yang nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan, kecuali angka penyabunan yang tidak berbeda selama pemanasan. Fraksionasi minyak menghasilkan persentase fraksi monomer yang menurun selama pemanasan, disertai dengan peningkatan fraksi dimer dan oligomer. Fraksi monomer yang dipisahkan memiliki angka peroksida, total karbonil dan indeks bias yang lebih rendah dibanding produk dimernya.

Hasil hidrolisis. dengan enzim lipase pankreatik pada kondisi in-vitro dari minyak yang belum difraksikan maupun fraksi dimer menurun terhadap waktu pemanasan sedangkan fraksi monomernya tidak. Kemampuan hidrolisis enzimatik akan menurun dengan meningkatnya produk primer dan sekunder oksidasi termal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edhy Purnomo
Abstrak :
ABSTRAK
Industri tekstil merupakan industri yang banyak menghasilkan limbah cair berwarna yang sukar dihilangkan, yang terutama berasal dari proses pencelupan. Pembuangan limbah cair benvarna ini tidak hanya merusak estetika badan air, tetapi juga meracuni biota di dalara badan air tersebut Untuk itu limbah cair berwama dari pabrik tekstil ini hams diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.

Metode penghilangan warna yang telah banyak digunakan dewasa ini belum begitu efektif untuk menghilangkan warna dari limbah tekstil. Metode tersebut di antaranya adalah koagulasi-flokulasi, adsorbsi dengan karbon aktif, dan perlakuan biologis dengan lumpur aktif. Oleh karena itu perlu dicari metode alternatif untuk menghilangkan warna limbah tekstil tersebut.

Pada penelitian ini dipelajari kemungkinan penggunaan metode oksidasi Fenton untuk menghilangkan wama limbah tekstil. Metode ini didasarkan pada reaksi antara ion ferro dan hidrogen peroksida pada suasana asam, yang akan menghasilkan radikal hidroksil dan ion ferri. Radikal hidroksil ini akan mengoksidasi/mendegradasi zat warna sehingga dihasilkan molekul-molekul yang lebih kecil yang tidak berwarna, sedang ion ferri dapat digunakan sebagai koagulan. Dengan demikian metode oksidasi Fenton ini memiliki dua keuntungan yaitu sebagai oksidator maupun sebagai koagulan.

Dari percobaan yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kontak, pH, konsentrasi hidrogen peroksida, konsentrasi ferro sulfat, dan suhu terhadap penurunan kadar warna dan COD, maka didapat kondisi optimum berikut: lama waktu pengadukan 40 menit, pH=3, konsentrasi hidrogen peroksida 1500 ppm, konsentrasi ferrosulfat 300 ppm, serta suhu 50 °C. Hasil penurunan kadar warna yang dihasilkan adalah di atas 95 %, sedang untuk COD adalah di atas 85 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizah
Abstrak :
Penurunan knalitas bahanmakanan yang menggunakan lipid sebagai bahan dasamya, mempakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Kerusakan yang terjadi pada bahan makanan ini disebabkan oleh proses oksidasi, baik selama penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, maupun preparasi makanan tersebut. Proses oksidasi dapat di{)ercepat oleh cahaya, panas, enzirn, dan logam berat. Proses oksidasi yang teijadi pada bahan makanan dapat dihambat dengan cara menambahkan zat antioksidan baik yang bersifat alami maupun sintetik. Pada kenyataannya, antioksidan sintetik dapat menyebabkan efek samping yang bersifat negatif, yaitu efek racun dan efek karsinogen pada tubuh. Oleh karena itu, perlu Penurunan knalitas bahanmakanan yang menggunakan lipid sebagai bahan dasamya, mempakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Kerusakan yang terjadi pada bahan makanan ini disebabkan oleh proses oksidasi, baik selama penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, maupun preparasi makanan tersebut. Proses oksidasi dapat di{)ercepat oleh cahaya, panas, enzirn, dan logam berat. Proses oksidasi yang teijadi pada bahan makanan dapat dihambat dengan cara menambahkan zat antioksidan baik yang bersifat alami maupun sintetik. Pada kenyataannya, antioksidan sintetik dapat menyebabkan efek samping yang bersifat negatif, yaitu efek racun dan efek karsinogen pada tubuh. Oleh karena itu, perluPenurunan knalitas bahanmakanan yang menggunakan lipid sebagai bahan dasamya, mempakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Kerusakan yang terjadi pada bahan makanan ini disebabkan oleh proses oksidasi, baik selama penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, maupun preparasi makanan tersebut. Proses oksidasi dapat di{)ercepat oleh cahaya, panas, enzirn, dan logam berat. Proses oksidasi yang teijadi pada bahan makanan dapat dihambat dengan cara menambahkan zat antioksidan baik yang bersifat alami maupun sintetik. Pada kenyataannya, antioksidan sintetik dapat menyebabkan efek samping yang bersifat negatif, yaitu efek racun dan efek karsinogen pada tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai penelitian yang dapat menemukan sumber antioksidan alami lain yang dapat menggantikan keberadaan antioksidan sintetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kimia yang ada dalam kulit batang pala dengan menggunakan tiga jenis pelarut organik yang berbeda kepolarannya dan menguji aktivitas antioksidannya. Uji aktivitas antioksidan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 metode yang berbeda dan saling mendukung, yaitu metode TLC-fluorescence sebagai metode pendahuluan ,metode Carotene bleaching dan metode TEA. Dari basil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode Carotene bleaching dan TEA, diperoleh basil bahwa aktivitas antioksidan ekstrak kasar etil asetat > ekstrak kasar metanol > ekstrak kasar w-heksana. Aktivitas antioksidan ketiga ekstrak kasar tersebut dibandingkan dengan aktivitas antioksidan tokoferol dan EHT dengan beberapa variasi konsentrasi. Semakin besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan menyebabkan aktivitasnya meningkat. Pemumian ekstrak kasar menghasilkan zat A, zat E, zat D, dan zat E, yang masib memiliki aktivitas antioksidan yang cukup signifikan.Eerdasarkan uji kualitatif dan pengukuran spektrum dengan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer diperkirakan senyawa aktif yang berbasil diekstrak dari kulit batang pala adalab senyawa fenolik yang merupakan flavonoid dan diperkirakan senyawa aktif pada zat A dan zat E adalab flavanon, pada zat E adalab flavon, dan pada zat D adalab flavonol. » Daftar Pustaka
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lappin, Graham
New York: Ellis Horwood, 1994
541.393 LAP r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal
Abstrak :
Oksida logam tertentu seperti CeO2 temyata dapat menjadi oksidan dalam reaksi parsial oksidasi CH4 menjadi gas sintesis dengan rasio H2/CO yang tinggi. CeO2 yang telah tereduksi oleh CH4 selanjutnya digunakan untuk mereduksi CO; menjadi CO. Siklus seperti ini secara potensial dapat diterapkan untuk memproduksi gas sintesis sekaligus mengubah gas CO2 yang mempunyai kontribusi terhadap pemanasan global menjadi gas yang berguna dalam industri proses. Pembuatan oksida logam CeO2 dari Ce(SO.;);-41-120 (Merck) dilakukan dengan menggunakan rnetode presipitasi dan dikarakterisasi dengan metode adsorpsi isotermal dan spektroskopi inframerah. Butiran Ce02 yang diperoleh bemarna kuning tipis yang memiliki luas pennukaan sebesar 4,171 m2/g. Oksidasi CH4 dan reduksi CO2 dilangsungkan di dalam reaktor quartz jenis unggun tetap (fixed bed). Sebelum digunakan, CeO; (0,3 g) terlebih dahulu dioksidasi oleh O2 selama 1 jam pada 700°C. Reaksi oksidasi CI-L; dilangsungkan pada temperatur 650-750°C dan laju umpan 40-80 ml/men, sementara reduksi CO2 dilakukan pada 500°C dan laju umpan 80 ml/men. Real-:si oksidasi H2 dan metode perlakuan termal diguuakan sebagai pembanding kemampuan CH4 dalam mereduksi oksigen dari CeO2. Hasil penelitian menunjukkan oksidasi CH4 dapat terjadi pada temperatur di atas 600°C. Secara Umum, laju pembentukan produk meningkat dengan kenaikan temperatur dan laju umpan. Laju pembentukan tertinggi H2 dan CO masing-masing sebesar 2,54 x 104 dan 1,02 x 104 mol/men diperoleh pada laju umpan CH4 sebesar 80 ml/men dan T = 750°C. Untuk semua kondisi operasi, CO2 dan H20 terbentuk di tahap awal reaksi CeO2 yang telah teleduksi digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi CO dengan laju pembentukan CO tertlnggi sebesar 5,2 x 10's moi/men. Kemampuan CH4 mereduksi CeO; jauh lebih bagus daripada metode perlakuan termal. Dibanding keduanya, kinerja H2 dalam mereduksi CeO2 tersebut masih lebih baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>