Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Esther Iriani
Abstrak :
Latar Belakang: Morbiditas dan mortalitas akibat renjatan pada anak di seluruh dunia dilaporkan masih tinggi. Pengenalan dini dan tatalaksana yang tepat penting untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat renjatan. Indikator penting untuk mendeteksi hipoksia jaringan global adalah pengukuran saturasi oksigen mixed vein (SmvO2) dari kateter arteri pulmonal atau vena sentral namun kedua pemeriksaan ini sulit dan invasif sehingga tidak rutin dilakukan. Near infrared spectroscopy (NIRS) merupakan alternatif pemeriksaan non invasif, real time, kontinu dan praktis untuk mengukur saturasi oksigen regional sekaligus menggambarkan saturasi oksigen vena global. Tujuan: Mengetahui kenaikan nilai NIRS serebral pascarenjatan teratasi serta korelasinya dengan perubahan parameter hemodinamik non invasif.

Metoda: Penelitian potong lintang pada anak usia 1 bulan-18 tahun yang mengalami renjatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUD Pasar Rebo dan RSUD Tarakan pada bulan Maret-Juni 2019. Terhadap subjek yang mengalami renjatan dilakukan pengukuran NIRS serebral, MAP, serta pengukuran non invasif Cardiac Index (CI), Systemic Vascular Resistance Index (SVRI), Delivery Oxygen (DO2), Inotrophy Index (INO), Stroke Volume Index (SVI) menggunakan Ultrasonic Cardiac Output Monitoring (USCOM) pada saat renjatan dan diulang ketika renjatan teratasi. Uji korelasi dilakukan untuk menilai hubungan antara perubahan nilai NIRS serebral dan parameter hemodinamik non invasif. Hasil: Dari 32 subjek yang diteliti ditemukan peningkatan nilai NIRS serebral sebesar 27,7% pascarenjatan teratasi. Parameter hemodinamik, kecuali untuk SVRI, juga mengalami peningkatan pasca renjatan namun tidak berkorelasi dengan peningkatan nilai NIRS.

Simpulan: Hasil pengukuran NIRS serebral menggambarkan perfusi dan oksigenasi ke jaringan perifer namun tidak berkorelasi dengan parameter hemodinamik non invasif pada penelitian ini. Kata kunci: Near infrared spectroscopy; parameter hemodinamik non invasif; renjatan; USCOM


Background: Pediatric shock accounts for significant morbidity and mortality worldwide. Early recognition and timely intervention are critical for successful treatment of pediatric shock. A strong indicator of global tissue hypoxia by measuring mixed venous oxygen saturation from pulmonary artery catheter (PAC) or central vein catheter (CVC) is rarely used due to its highly invasive character. Near infrared spectroscopy (NIRS) is a noninvasive, real time, continuous and practical modality is a safe alternative for regional and global oxygen saturation measurement. Objective: To evaluate the increment of cerebral NIRS post-resuscitation in pediatric shock and its correlation with noninvasive hemodynamic measurements. Methods: This cross sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital, Pasar Rebo Hospital and Tarakan Hospital between March and June 2019. Children whose age ranged from1 month to 18 years admitted to Emergency Department (ED) or Pediatric Intensive Care Unit (PICU) due to shock were included. Measurement of cerebral NIRS, MAP, as well as Cardiac Index (CI), Systemic Vascular Resistance Index (SVRI), Delivery Oxygen (DO2), Inotrophy Index (INO), Stroke Volume Index (SVI) using Ultrasonic Cardiac Output Monitoring (USCOM) were performed on admission and after resuscitation when the shock has resolved and the patients were stable. Correlation between cerebral NIRS and other noninvasive hemodynamic parameters were then analysed. Results: There were 32 subjects participated in this research. Following resuscitation, cerebral NIRS measurements showed an increment of 27,7% compared to cerebral NIRS in shock state. All non invasive hemodynamic parameters, except for SVRI, were also increased after resuscitation but no correlation observed between these parameters to cerebral NIRS (p>0,005). Conclusion: Cerebral NIRS is a sensitive parameter of peripheral perfusion but showed not correlation with hemodynamic parameters in this research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Huda
Abstrak :
Keterbatasan aliran udara masuk serta keluar dari paru-paru, gangguan ventilasi saluran pernafasan dan menurunnya kemampuan fungsi kerja otot-otot pernafasan menyebabkan terjadi defisit saturasi oksigen perifer pada pasien PPOK. Masalah defisit saturasi oksigen perifer sangat penting untuk diselesaikan, untuk itu diperlukan berbagai terapi untuk meningkatkan nilai saturasi oksigen pada pasien PPOK, diantaranya adalah Breathing Exercise. Penelitian ini menggunakan Breathing Exercise dengan Teknik Balloon Blowing untuk meningkatkan saturasi perifer pada pasien PPOK. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 responden. Metode penelitan ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan desain Quasy Experimental. Teknik pengambilan sampel dengan cara Consecutive Sampling sebanyak 46 responden PPOK yang dibagi kedalam kedua kelompok yaitu Intervensi (23 responden diberikan Balloon Blowing) dan Kontrol (23 responden diberikan Nafas Dalam). Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan rerata nilai pada kelompok intervensi lebih tinggi sebelum dan sesudah perlakuan (Mean 1,61. P-value 0,000), dibandingkan kelompok kontrol (Mean 0,74. P-value 0,032). Rekomendasi, Peneliti mengharapkan lebih banyak penelitian breathing exercise balloon blowing pada pasien PPOK atau gangguan pernapasan dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama. Simpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian Breathing Exercise Balloon Blowing terhadap peningkatan saturasi oksigen perifer. ......Limited airflow into and out of the lungs, impaired ventilation of the respiratory tract and decreased ability of the work function of the respiratory muscles to cause peripheral oxygen saturation deficits in COPD patients. The problem of peripheral oxygen saturation deficit is very important to be solved, therefore various therapies are needed to increase the oxygen saturation value in COPD patients, including Breathing Exercise. This study uses Breathing Exercise with Balloon Blowing Technique to increase peripheral saturation in COPD patients. The sample in this study amounted to 46 respondents. This research method uses a quantitative approach with a Quasy Experimental design. The sampling technique was Consecutive Sampling as many as 46 COPD respondents were divided into two groups, namely Intervention (23 respondents were given Balloon Blowing) and Control (23 respondents were given deep breaths). The results of this study showed that the change in the mean value in the intervention group was higher before and after treatment (Mean 1.61. P-value 0.000), compared to the control group (Mean 0.74. P-value 0.032). Recommendation, Researchers expect more research on breathing exercise balloon blowing in patients with COPD or respiratory disorders with a longer study period. The conclusion in this study is that there is an effect of giving Breathing Exercise Balloon Blowing to increase peripheral oxygen saturation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Gautama Chandra
Abstrak :
Kebutuhan oksigen untuk terapi oksigen meningkat karena terjadinya pandemi yang dimulai pada tahun 2020. Konsentrator oksigen merupakan sebuah opsi untuk melakukan terapi oksigen kepada pasien di rumah, akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang terbaik, keluaran konsentrasi oksigen yang dihasilkan harus berada di atas 90%, maka dari itu dibutuhkan sebuah sistem monitoring untuk dapat memastikan keluaran konsentrator oksigen di atas 90% dan dapat melakukan perawatan yang dibutuhkan jika menurun. Pada penelitian ini, berhasil dirancang sebuah konsentrator oksigen yang dapat menghasilkan konsentrasi oksigen 93,1% pada 0,5 LPM yang memiliki fitur monitoring jarak jauh dengan berdasarkan ESP32 soft access point. Pembacaan hasil keluaran konsentrator oksigen dibaca dengan menggunakan sensor OCS-3F 3,1 dengan resolusi konsentrasi oksigen 0,1% dan laju alir 0,1 LPM. Sistem monitoring yang berhasil dirancang dapat menampilkan hasil keluaran konsentrasi oksigen dan laju alir dengan menggunakan layar LCD TFT dan juga pada sebuah laman web lokal yang di host dengan menggunakan ESP32 soft access point. ......Concentrated oxygen used for oxygen therapy is increasing due to the pandemic that is happening in early 2020. An oxygen concentrator is an excellent alternative to oxygen tanks for household use. An oxygen concentration output must be greater than 90% for medical use to be most effective. To ensure a greater than 90% concentration of oxygen output, a monitoring system is needed to confirm the concentration level of the output oxygen. In this research, an oxygen concentrator with an output of 93.1% oxygen concentration at 0.5 LPM with wireless monitoring based on ESP32 soft access point has been successfully constructed. The oxygen concentrator’s output is measured using an oxygen sensor OCS-3F 3.1 with a resolution of 0.1% oxygen concentration and 0.1 LPM airflow. A monitoring system that displays oxygen concentration and airflow to an LCD TFT screen and a local web page hosted by ESP32 soft access point has also been successfully constructed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurens Hendrika Oktaviani Ronadame
Abstrak :
Situasi pandemi COVID-19 yang semakin buruk menyebabkan Indonesia mengalami tekanan yang signifikan terhadap pelayanan kesehatan. Indonesia menghadapi tantangan salah satunya dengan menyediakan pasokan oksigen bagi pasien yang menderita COVID-19. Konsentrator oksigen adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam perawatan pasien penderita COVID-19. Konsentrator oksigen menyediakan oksigen dengan mengambil udara sekitar yang di dalamnya terdapat berbagai kandungan zat. Berbagai kandungan zat ini akan dipisahkan sehingga menghasilkan tingkat kemurnian oksigen lebih dari 95 persen. Proses pemisahan kandungan zat ini disebut Pressure Swing Adsorption (PSA). Pada penelitian ini, pemisahan oksigen dengan proses PSA menggunakan zeolit Li-LSX sebagai adsorben. Simulasi numerik PSA dilakukan dengan metode Partial Differential Equation (PDE). Luaran yang diharapkan mampu menunjukkan pengaruh antara parameter pada feed, waste, dan produk, serta bed terhadap hasil komposisi produk. Hasilnya didapatkan kemurnian oksigen 93 persen untuk validasi dengan percobaan yang pernah ada sebelumnya. Percobaan yang dilakukan pada variasi tinggi bed dan waktu cycle organizer juga mempengaruhi kemurnian oksigen yang optimal pada tinggi bed 150 cm dan waktu cycle organizer 70 detik pada langkah pertama dan ketiga ......The worsening situation of the COVID-19 pandemic has caused Indonesia to experience significant pressure on health services. Indonesia faces challenges, one of which is providing oxygen supplies for patients suffering from COVID-19. Oxygen concentrator is one of the tools that can be used in the treatment of patients with COVID-19. Oxygen concentrator provides oxygen by taking in the surrounding air which contains various substances. The various contents of these substances will be separated to produce an oxygen purity level of more than 95 percent. The process of separating these substances is called Pressure Swing Adsorption (PSA). In this research, the separation of oxygen by the PSA process used zeolite Li-LSX as an adsorbent. Numerical simulation of PSA was carried out using the Partial Differential Equation (PDE) method. The expected output is able to show the influence of the parameters on feed, waste, and product, and bed on the results of product composition. The results obtained 93 percent oxygen purity for validation with previous experiments. Experiment carried out on variations in bed height and cycle organizer time also affected the optimal oxygen purity at 150 cm bed height and 70 seconds cycle organizer time in the first and third steps.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Eka Viani Agustin
Abstrak :
Saturasi oksigen merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru), selain faktor psikologi, dan hubungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara saturasi oksigen terhadap kualitas hidup pasien TB Paru. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan potong lintang ini melibatkan 83 pasien di Poli Paru RSUD Leuwiliang yang dipilih dengan teknis purposive sampling. Saturasi oksigen diukur dengan menggunakan pulse oksimeter portable milik RSUD Leuwiliang dengan merek Rossmax yang telah dikalibrasi pada tanggal 15 Desember 2023 dan kualitas hidup diukur menggunakan WHOQOL-BREFF. Hasil uji chi square menunjukan terdapat hubungan antara saturasi oksigen terhadap kualitas hidup pasien TB Paru di Poli Paru RSUD Leuwiliang pada Bulan Januari 2024 (p = 0.000). Sejalan dengan hal tersebut pasien dengan saturasi oksigen yang baik akan memiliki peluang sebesar 7.916 kali lebih besar untuk memiliki kualitas hidup yang tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki saturasi oksigen yang buruk. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan khususnya pada aspek fisik guna meningkatkan saturasi oksigen yang baik, serta perlu dibuatnya Standa Operasional Presedur (SOP) yang terprogram sesuai dengan standar rumah sakit guna meningkatkan kualitas hidup yang optimal pada pasien TB Paru. ......Oxygen saturation is a factor that greatly influences the quality of life of Pulmonary Tuberculosis (Pulmonary TB) patients, apart from psychological factors and social relationships. This study aims to determine the relationship between oxygen saturation and the quality of life of pulmonary TB patients. This comparative descriptive study with a cross-sectional approach involved 83 patients at the Lung Polytechnic of Leuwiliang Regional Hospital who were selected using purposive sampling technique. Oxygen saturation was measured using a portable pulse oximeter belonging to Leuwiliang Hospital with the Rossmax brand which was calibrated on December 15 2023 and quality of life was measured using WHOQOL-BREFF. The results of the chi square test showed that there was a relationship between oxygen saturation and the quality of life of pulmonary TB patients at the Lung Polytechnic of Leuwiliang Regional Hospital in January 2024 (p = 0.000). In line with this, patients with good oxygen saturation will have a 7,916 times greater chance of having a high quality of life compared to patients who have poor oxygen saturation. Nurses need to provide nursing care, especially on physical aspects to improve good oxygen saturation, and it is necessary to create standardized operational procedures (SOPs) that are programmed in accordance with hospital standards to improve optimal quality of life for pulmonary TB patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Pande Lilik Lestari
Abstrak :
Anak-anak merupakan kelompok yang berisiko mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak melalui penerapan intervensi modifikasi pursed lips breathing menggunakan pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Pengkajian dilakukan berdasarkan taxonomy of comfort terhadap lima kasus terpilih yang menunjukkan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Intervensi dan implementasi ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan serta membuat klien berada pada level transcendence terhadap kondisi ketidaknyamanan yang dirasakan. Intervensi modifikasi pursed lips breathing sebagai intervensi comfort food for the soul terbukti efektif meningkatkan status oksigenasi anak dan dapat diaplikasikan pada anak yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Children are groups at risk of impaired fulfillment of oxygenation requirement. This case study was aimed to describe the oxygenation fulfillment requirements in children using the pursed lips breathing modification interventions through the Kolcaba's comfort theory approach. The assessment was conducted based on the taxonomy of comfort on five selected cases indicating impaired fulfillment of oxygenation requirement. Interventions and implementations are aimed at increasing comfort and making clients transcendence against the perceived discomfort. The intervention of pursed lips breathing modification as comfort food for the soul intervention has proven to be effective in improving the oxygenation status of children and can be applied to children with impaired fulfillment of oxygenation requirement.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sidharta Kusuma Manggala
Abstrak :
Pembedahan abdomen atas berkaitan disfungsi diafragma. Disfungsi diafragma merupakan penyebab PPC (postoperative pulmonary complication). Terapi oksigen konvensional (TOK) merupakan terapi standar pada pasien pasca pembedahan abdomen atas. Terapi HFNC (high-flow nasal cannula) memiliki berbagai mekanisme yang berbeda dengan TOK dan dipikirkan dapat membantu fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. Studi ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan HFNC terhadap TOK dalam mempertahankan fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. Studi ini dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari November 2018 – September 2019. Tujuh puluh satu pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok: kelompok TOK dan HFNC. Enam puluh enam pasien mendapat intervensi setelah ekstubasi di ICU (intensive care unit). Seluruh subjek dilakukan pencatatan nilai DTF (diaphragm thickening fraction) menggunakan ultrasonografi, ΔTIV (perubahan tidal impedance variance), ΔEELI-G dan ΔEELI-ROI (perubahan end expiratory lung impedance global dan region of interest) menggunakan EIT (electrical impedance tomography), PaO2 dan PaCO2 (tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida arteri) secara berkala pada dua seri. Efek samping dan keluhan yang muncul dicatat dan ditatalaksana. Total 66 subjek disertakan dalam bivariat menggunakan t-test dan mann whitney, sedangkan analisis tren menggunakan general linear model atau generalized estimating equation. Durasi ventilasi mekanik di ICU, persentase prediksi mortalitas dan skor P-POSSUM antara kedua kelompok berbeda signifikan (p=0,003; 0,001; dan 0,019, secara berurutan). Tidak ada perbedaan tren yang ditemukan antarkelompok pada seri pertama parameter DTF, ΔTIV, ΔEELI-G, ΔEELI-ROI dan PaCO2 (p=0,951; 0,100; 0,935; 0,446; dan 0,705, secara berurutan) maupun pada seri kedua (p=0,556; 0,091; 0,429; 0,423; dan 0,687, secara berurutan). Tren PaO2 pada seri pertama dan kedua berbeda sangat signifikan (p<0,001) karena protokol pengaturan fraksi oksigen yang lebih tinggi pada kelompok TOK. Penggunaan HFNC tidak lebih baik daripada TOK dalam membantu mempertahankan fungsi diafragma pascapembedahan abdomen atas. ...... Upper abdominal surgery is related to diaphragmatic dysfunction. Diaphragmatic dysfunction is the main factors causing postoperative pulmonary complication (PPC). Conventional oxygen therapy (TOK) in the form of nasal cannula, is a standard therapy in post upper abdominal surgery patients. High-flow nasal cannula (HFNC) therapy has a variety of mechanisms that differ from TOK and is thought to be able to maintain diaphragm function in post upper abdominal surgery patients. This study aims to compare the ability of HFNC vs TOK in maintaining diaphragm function for post upper abdominal surgery patients. This study was conducted at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from November 2018 - September 2019. Seventy-one patients were randomly divided into two groups: TOK and HFNC groups. Sixty-six patients received intervention after extubation in the intensive care unit (ICU). This given data were all collected periodically in 2 series; diaphragm thickening fraction (DTF) values using ultrasonography, changes in tidal impedance variance (ΔTIV), changes in global end expiratory lung impedance and region of interest (ΔEELI-G and ΔEELI-ROI) using electrical impedance tomography, arterial oxygen and carbon dioxide partial pressure (PaO2 and PaCO2). Side effects and complaints that arise were collected and managed. A total of 66 subjects were included in the bivariate using t-test and mann whitney test, while trends were analyzed by general linear models or generalized estimating equations. The baseline characteristics of mechanical ventilation duration in the ICU, the predicted mortality rate and P-POSSUM score between the two groups were significantly different (p = 0.003; 0.001; and 0.019, respectively). No trend differences were found between groups in the first series of DTF, ΔTIV, ΔEELI-G, ΔEELI-ROI and PaCO2 parameters (p = 0.951; 0.100; 0.935; 0.446; and 0.705, respectively) and in the second series (p = 0.556, 0.091, 0.429, 0.423 and 0.687, respectively). The PaO2 trends in the first and second series differed very significantly (p<0.001) due to the higher oxygen fraction regulation protocol in the COT group. The use of HFNC is no better than COT in maintaining diaphragm function for post upper abdominal surgery patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Distyayu Sukarja
Abstrak :
Latar belakang: Dukungan respiratori pada neonatus saat lahir dan stabilisasi bertujuan mencegah terjadinya hipoksia. Hingga saat ini, pemantauan status oksigenasi masih menggunakan saturasi oksigen perifer (SpO2). Akan tetapi, SpO2 dan tekanan parsial oksigen (PaO2) tidak berhubungan secara linier sehingga apabila terjadi peningkatan PaO2 >80 mmHg, maka SpO2 akan mengalami plateau >95%. Oxygen reserve index (ORI) merupakan parameter baru yang dapat menilai simpanan oksigen di jaringan. Pengaplikasian ORI diharapkan dapat melengkapi kelemahan SpO2 untuk mencegah hiperoksia. Namun, penelitian mengenai ORI pada neonatus masih sangat terbatas. Metode: Rancangan penelitan ini menggunakan analitik korelatif dengan desain penelitian potong lintang. Kriteria inklusi adalah neonatus mendapatkan dukungan respiratori dengan pemantuan SpO2 secara kontinu pada monitor >95% dan direncanakan pemeriksaan gas darah arteri. Nilai ORI diambil selama 30 menit. Setiap perubahan nilai ORI dan SpO2 dicatat dan dihitung untuk mendapatkan rerata nilai. Data diolah berdasarkan uji korelasi. Hasil: Dari 205 neonatus yang lahir/dirujuk ke Unit Neonatologi RSUPN Cipto Mangukusumo diperoleh 23 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Diperoleh total 70 pengukuran dari 23 subyek. Insidens hiperoksia ditemukan pada 40 pengukuran (57%). Kekuatan korelasi antara ORI dan PaO2 diperoleh r = 0,687 dengan p <0,001. Analisis multivariat memerlihatkan apabila ORI digunakan bersama SpO2 menunjukkan hasil koefisiens determinasi yang cukup rendah (R2 adjusted = 28,4%). Nilai cut-off ORI 0,21 dapat memprediksi PaO2 >80 mmHg dengan dengan sensitivitas 82,5% dan spesifisitas 76,6%. Simpulan: Terdapat korelasi yang bermakna antara ORI dan PaO2. Pengaplikasian ORI secara klinis dapat memprediksi PaO2 pada neonatus dalam rentang hiperoksia yang tidak dapat ditunjukkan SpO2. ORI tidak dapat menggantikan SpO2. ......Background: Respiratory support in the delivery room and NICU is an effort to prevent hypoxia at birth and during stabilization. Until recently, peripheral oxygen saturation (SpO2) is used to monitor oxygenation status non-invasively. However, the relationship between SpO2 and arterial partial pressure of oxygen (PaO2) is not linear but sigmoidal. If the level of PaO2 >80 mmHg, SpO2 reaches a plateau at the range >98-100%. Oxygen reserve index (ORI) could assess oxygen reserve at the tissue level which is undetected using pulse oximetry. ORI application may complete SpO2 weakness in detecting hyperoxia. Nevertheless, studies about ORI in neonate is still limited. Method: In this cross-sectional correlational study, we included neonates receiving oxygen therapy whose SpO2 monitor continuously showed >95%. Arterial blood gas analysis was done according to the attending’s order. The ORI value was taken for 30 minutes. Any change in the ORI and SpO2 value was recorded and calculated to get an average value. Data were analyzed based on a correlation test. Result: From 205 inborn and outborn at Neonatal Unit Cipto Mangunkusumo Hospital, 23 subjects met the inclusion criteria. There were 70 measurements of ORI, SpO2 and PaO2 in 23 subjects. Hyperoxia was observed in 40 measurements (57%). The correlation between ORI and PaO2 was r = 0,687 (p <0,0001). Multivariate analysis showed ORI together with SpO2 has a low coefficient of determination of R2 adjusted = 28,4%. The cut-off ORI value to predict PaO2 >80 mmHg when SpO2 >95% was 0,21 with a sensitivity of 82,5% and specificity of 76,6%. Conclusion: ORI and PaO2 are significantly strongly correlated in neonates. ORI is able to predict hyperoxia that goes undetected by SpO2. However, ORI cannot replace the role of SpO2.
Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Hanifatur Ruslana
Abstrak :
Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini. Puncak pandemi yang terjadi di Indonesia menjadi tantangan baru dalam tatalaksana pasien COVID-19 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan segala keterbatasannya. Modifikasi dilakukan sebagai upaya stabilisasi pasien dengan memperhatikan prinsip penangan oksigenasi pasien COVID-19, yaitu dengan strategi eskalasi dan memaksimalkan penggunaan terapi oksigen non invasif. Studi kasus ini menggambarkan upaya stabilisasi pasien, perempuan berusia 55 tahvun dengan Probable COVID-19 derajat berat yang datang ke IGD dengan saturasi 53% menggunakan simple mask. Berdasarkan hasil pemeriksaan, masalah keperawatan yang diangkat adalah gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang diberikan adalah pemberian terapi oksigen dan pengaturan posisi. Modifikasi dilakukan dengan memberikan terapi oksigen Non-Rebreathing Mask (NRM) dan nasal kanul disertai dengan proning position secara bersamaan. Setelah dilakukan terapi tersebut didapatkan status oksigenasi pasien lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan terapi. ......The COVID-19 pandemic is a major chalenge facing the world today. The peak of pandemic that occurred in Indonesia was a new chalenge in the management of COVID- 19 patients in emergency unit with al its limitations. The modification was carried out as an effort to stabilize the patient by paying attention to the oxygenation principes of COVID-19 patients, namely by escalation strategies and maximizing the use of non- invasive oxygen therapy. This case study describes an effort to stabilize the patient, a 55- year-old female with severe COVID-19 who came to the ED with a saturation of 53% using a simple mask. Based on the examination result, the nursing problem which raised was gas exchange disorders. The intervention which given was providing oxygen therapy and positioning. Modifications were carried out by giving Non-Rebreathing Mask (NRM) and nasal cannula accompanied by a proning position simultaneously. After the therapy, the patient's oxygenation status was better than before receiving the therapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Mulya Santausa
Abstrak :
Penelitian mengenai produksi suara dalam bidang ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi masih jarang hingga saat ini. Waktu fonasi maksimal (WFM) merupakan salah satu parameter untuk menilai ketahanan fonasi. Studi pendahuluan ini ditujukan untuk mengetahui korelasi nilai prediksi ambilan oksigen maksimal (VO2 maksimal) yang didapatkan dari uji jalan enam menit dengan WFM pada populasi dewasa sehat sedenter bukan penyanyi. Penelitian ini merupakan studi potong-lintang dengan teknik pengambilan sampel secara konsekutif. Kriteria inklusi di antaranya subjek berusia 18-50 tahun, sedenter dan bukan penyanyi. Subjek dengan riwayat merokok, memiliki gejala pernafasan dalam dua minggu terakhir, riwayat penyakit jantung, paru, muskuloskeletal dan gangguan keseimbangan dieksklusi dari studi ini. Pengukuran WFM dan uji jalan enam menit dilakukan oleh dua asesor berbeda dan tidak diketahui satu sama lain. Seluruh subjek pada studi ini (n=50) merupakan penduduk ras Mongoloid. Rerata WFM lebih tinggi pada subjek laki-laki (n=18) (27.4+7.4 s vs 20.6+5.1 s, p<0.001). Dari analisis bivariat, didapatkan korelasi antara WFM dan nilai prediksi VO2 maksimal (r=0.588, p<0.001) dan frekuensi suara (r=-0.360, p=0.010), namun setelah analisis multivariat, nilai prediksi VO2 maksimal merupakan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan WFM (p=0.004). Terdapat korelasi sedang antara nilai prediksi ambilan oksigen maksimal dari uji jalan enam menit dengan waktu fonasi maksimal pada dewasa sehat sedenter bukan penyanyi. ......Studies regarding voice production in the field of physical medicine and rehabilitation are still sparse to date. Maximum phonation time (MPT) is a parameter to measure phonation endurance. This preliminary study was aimed to determine the correlation of predicted maximal oxygen uptake (VO2 max) obtained from six-minute walk test (6MWT) with MPT in healthy adult population of sedentary non-singers. This is a cross-sectional study with consecutive sampling. The inclusion criteria are subjects aged 18-50 years, sedentary and non-singers. Subjects with a history of smoking, having respiratory symptoms in the last two weeks, heart, lung, musculoskeletal and balance problems were excluded from this study. The measurements of MPT and 6MWT were carried out by two different assessors blinded to each other. The subjects in this study (n=50) were all Mongoloids. The mean MPT was higher in male subjects (n=18) (27.4+7.4 s vs 20.6+5.1 s, p<0.001). From bivariate analysis, there was a correlation between MPT and predicted VO2 max (r=0.588, p<0.001), as well as vocal frequency (r=-0.360, p=0.010). However, after multivariate analysis, predicted VO2 max was the only factor associated with MPT (p=0.004). There is a moderate correlation between predicted VO2 max obtained from 6MWT and MPT in healthy adult population of sedentary non-singers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>