Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annas Azzahra
"Vaksin HPV merupakan pencegahan primer terhadap kanker servik. Biaya vaksinasi HPV yang mahal menjadi tantangan tersendiri untuk perempuan dewasa awal yang belum bekerja. Selain itu, kurangnya kesadaran dapat menjadi faktor penghambat perempuan dalam memutuskan vaksinasi HPV. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat kesadaran dengan keputusan vaksinasi HPV. Responden berjumlah 126 perempuan pekerja usia 18-25 tahun, belum aktif secara seksual, dan berdomisili di Kota Depok. Intrumen yang digunakan adalah Knowledge and awareness about human papillomavirus vaccination questionnaire dan Willingness to Receive Human Papillomavirus Vaccination Questionnaire yang diterjemahkan, analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil temuan analisi ditemukan pvalue 0,001 atau <0,05, OR 2.396, 95%CI 1.26-1.43. Melalui hasil temuan ini dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat kesadaran maka semakin tinggi keterlibatan diri dalam pengambilan keputusan vaksinasi HPV pada perempuan pekerja. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan vaksinasi HPV.

The HPV vaccine is the primary prevention against cervical cancer. The high cost of HPV vaccination is a challenge for young, unemployed women. In addition, lack of awareness can be a limiting factor for women in deciding to vaccinate against HPV. This cross sectional study aims to examine the relationship between level of awareness and the decision to vaccinate HPV. Respondents were 126 female workers aged 18-25 years, not yet sexually active, and domiciled in Depok City. The instruments used were Knowledge and awareness about human papillomavirus vaccination questionnaire and Willingness to Receive Human Papillomavirus Vaccination Questionnaire which were translated, data analysis using Chi square test. The results of the analysis found p-value 0.001 or <0.05, OR 2.396, 95%CI 1.26-1.43. Through these findings, it can be concluded that the higher the level of awareness, the higher the involvement in decision-making for HPV vaccination in female workers. Future research is expected to be able to analyze the factors that can influence the decision of the HPV vaccine."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Aisyah Putri
"Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling banyak diderita dengan insidensi 9,3% dan penyebab kematian terbanyak ketiga dengan mortalitas 8,8%. Penyebab utama terjadinya kanker serviks adalah infeksi HPV risiko tinggi. Pencegahan infeksi HPV dapat dilakukan melalui vaksinasi HPV. Dengan demikian, vaksinasi HPV berperan penting dalam pencegahan kanker serviks. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan terkait vaksinasi HPV yang menyebabkan tidak seluruh populasi dapat mengaksesnya. Di Indonesia, cakupan vaksinasi HPV untuk wanita berusia lebih dari sama dengan 15 tahun pada tahun 2022 hanya mencapai 6%. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas cakupan vaksinasi HPV pada pasien pasien di poli kebidanan dan kandungan RSCM. Metode Penelitian ini dilakukan menggunakan desain observasional dengan metode crosssectional. Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 sampel. Data diperoleh melalui kuisioner dan rekam medis responden. Data yang diperoleh akan diolah menggunakan aplikasi SPSS 27.0. Hasil Terdapat 8 dari 127 subjek penelitian yang telah mendapatkan vaksinasi HPV (6,3%). Sebanyak 50% dari subjek yang telah mendapatkan vaksinasi baru menerima 1 dosis vaksin. Dari 127 subjek penelitian, terdapat 18 pasien kanker serviks. Cakupan vaksinasi HPV pada pasien kanker serviks adalah 5,6%. Kesimpulan Untuk mencapai kekebalan kelompok, cakupan vaksinasi HPV pada penelitian ini masih sangat rendah. Meski demikian, cakupan vaksinasi HPV pada pasien di Poli Kebidanan dan Kandungan RSCM ini tidak berbeda jauh dengan cakupan vaksinasi Indonesia pada tahun 2022 menurut WHO.

Introduction According to the Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, cervical cancer is the second most common cancer with an incidence of 9.3% and the third leading cause of death with a mortality rate of 8.8%. The main cause of cervical cancer is high-risk HPV infection. Prevention of HPV infection can be done through HPV vaccination. Therefore, HPV vaccination plays an important role in the prevention of cervical cancer. However, there are several barriers related to HPV vaccination that prevent some populations from accessing it. In Indonesia, the HPV vaccination coverage for women aged 15 and older in 2022 only reached 6%. Therefore, this study will discuss the coverage of HPV vaccination among patients in departments of obstetrics and gynecology RSCM. Method This study was conducted using an observational design with a cross-sectional method. The minimum required sample size is 98 samples. Data will be obtained through questionnaires and respondent’s medical records. The data obtained will be processed using SPSS 27.0. Results There were 8 out of 127 subjects who had received HPV vaccination (6.3%). Half of the subjects who had been vaccinated only received 1 dose of the vaccine. Out of the 127 research subjects, there were 18 cervical cancer patients. The HPV vaccination coverage in cervical cancer patients was 5.6%. Conclusion To achieve herd immunity, the HPV vaccination coverage in this study is still very low. However, the HPV vaccination coverage in patients at the Department of Obstetrics and Gynecology RSCM is similar to Indonesia's vaccination coverage in 2022 according to the WHO."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Dwi Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dalam mempredikasi intensi memeroleh vaksin HPV dan menggali penjelasan lebih dalam terkait jawaban partisipan terkait intensi memeroleh vaksin HPV dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, non-experimental dan mixed-methods. Partisipan dalam penelitian yang mengisi kuesioner secara online dan memenuhi kriteria penelitian yaitu sebanyak 173 partisipan dan 6 partisipan diantaranya mengikuti wawancara mendalam untuk data kualitatif. Pengambilan data kuantitatif menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Chiang dkk. (2016), Marlow dkk. (2013, dan Catalano dkk. (2017), selanjutnya data kualitatif didapatkan melalui wawancara semi-terstruktur. Data kuantitatif diolah dengan analisa statistik multiple regression dan data kualitatif diolah menggunakan pendekatan fenomenologis. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control secara signifikan (R2 = 0,221, p<0,05) memprediksi intensi memeroleh vaksin HPV. Perceived behavioral control ditemukan sebagai prediktor yang signifikan (β=0,32, p<0,05). Terdapat faktor lain, seperti kebutuhan untuk melindungi pasangan, riwayat penyakit dalam keluarga, faktor biaya dan urgensi yang dapat mempengaruhi intensi memeroleh vaksin HPV. Dari hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan dan pihak terkait dapat lebih aktif mensosialisasikan informasi terkait HPV dan vaksin HPV terutama menyasar pada aspek personal, serta mempertimbangkan biaya pemerolehan vaksin HPV agar lebih terjangkau.

The purpose of this study was aimed to find the correlation between knowledge, attitude, subjective norm, and perceived behavioural control in predicting intention to receive HPV vaccine and explore the evidences concerning intention to receive HPV vaccine and the factors influencing them. The methods that were used in this study consist of cross-sectional, non-experimental, and mixed-methods approaches. A total of 173 qualified participants took part in this study by answering online questionnaire and six participants were selected for an interview to obtain qualitative data. The technique of collecting quantitative data were using the measuring instrument developed by Chiang et al. (2016), Marlow et al. (2013), and Catalano et al. (2017), then the qualitative data were obtained through semi-structured interview. Quantitative data processed by using multiple regression analysis and qualitative data were prepared using phenomenologist approach. The result of multiple regression analysis showed that knowledge, attitude, subjective norm, and perceived behavioural control significantly able to predict people’s intention to receive HPV vaccine (R2 = 0.221, p < 0.05). Perceived behavioural control was found as a significant predictor (β = 0.32, p < 0,05). There were also other factors, for instance, the need to protect the spouse, family health record, expenditure factor, and urgency, which able to affect the intention to receive HPV vaccine. From the result of this study, the health personnel and those who related were expected to be more active in socialising the information related to the HPV and the HPV vaccine especially to personal aspect, and also to consider the cost to receive the vaccine to be more affordable for the unfortunates."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Citra Kirana
"Infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan salah satu penyakit menular seksual yang paling umum terjadi dan dapat menimbulkan berbagai beban kepada individu yang telah aktif secara seksual. Vaksin HPV yang sudah terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV masih memiliki tingkat penggunaan yang rendah di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pengetahuan, sikap, dan norma subyektif terhadap intensi memeroleh vaksin HPV. Intensi seringkali diteliti sebagai salah satu hal yang dapat mewakili tingkah laku di masa mendatang. Partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki Indonesia berusia 18 hingga 26 tahun (N=380, M=21,34, SD=1,99). Partisipan menyelesaikan survei daring yang disusun menggunakan alat ukur yang sebelumnya digunakan oleh Catalano dkk. (2017), Chiang dkk. (2016), dan Marlow dkk. (2013). Hasil analisis multiple regression menemukan bahwa pengetahuan, sikap, dan norma subyektif dapat memengaruhi intensi secara signifikan (R2= 0,53, p>0,01). Norma subyektif ditemukan menjadi variabel prediktor yang paling kuat memengaruhi intensi β=0,54, p<0,01), yang kemudian diikuti oleh sikap β=0,32, p<0,01) dan pengetahuan (β=0,10, p<0,05). Partisipan ditemukan rata-rata memiliki pengetahuan yang rendah, sikap yang positif, norma subyektif yang positif, dan intensi yang sedang untuk memeroleh vaksin HPV dalam 12 bulan mendatang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi dan promosi kesehatan seksual terkait vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan target populasi nasional yang tidak hanya berdasarkan usia, namun juga menyasar orang tua, tokoh agama, dan orang-orang berpengaruh lainnya.

As one of the most common sexually transmitted disease, human papillomavirus (HPV) infection can cause various burdens to many sexually active individuals. Despite the effectiveness of HPV vaccine in mitigating the risk of HPV infection, its uptake rate in Indonesia is low. The objective of this study was to examine the effects of knowledge, attitude, and subjective norm on intention to obtain the HPV vaccine. Intention has been studied as a proxy of future behavior. Indonesian male and female aged 18 to 26 years old (N=380, M=21.34, SD=1.99) completed an online survey adapted from Catalano et al. (2017), Chiang et al. (2016), and Marlow et al. (2013). Using multiple regression analysis, knowledge, attitude, and subjective norm were found to be significant predictors of intention (R2= 0.53, p<0.01). Subjective norm was found to be the strongest predictor of intention (β=0.54, p<0.01), followed by attitudeβ=0.32, p<0.01) and knowledge (β=0.10, p<0.05). On average, the participants were found to have a low knowledge, positive attitude, positive subjective norm, and moderate intention to obtain HPV vaccine in the next 12 months. It was concluded that future intervention and promotion programs to increase HPV vaccination rate in Indonesia should consider targeting national population that not only based on age, but also include parents, religious leaders, and other influential people."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library